KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim, calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengacungkan salam dua jari untuk mendukung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut keliru dan merupakan lelucon yang dibuat pendukung capres.
Narasi yang mengeklaim Anies Baswedan mengacungkan salam dua jari untuk mendukung Prabowo muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun TikTok ini.
Akun tersebut membagikan gambar Anies yang sedang mengacungkan dua jari. Gambar tersebut diberi keterangan demikian:
Ternyata pak anis diam2 memilih No 2 @prabowo
Tidk apap2 pak Anies Jujur itu lebih baik, dari pada dipendam ya kan
Akun TikTok Tangkapan layar TikTok narasi yang menyebut Anies Baswedan mengacungkan dua jari mendukung Prabowo
(GFD-2024-15883) [KLARIFIKASI] Foto Anies Acungkan Dua Jari Bukan Dukungan kepada Prabowo
Sumber: kompas.comTanggal publish: 07/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Kompas.com, gambar yang menampilkan Anies mengacungkan salam dua jari identik dengan yang ada di laman Warta Kota ini.
Dalam keterangannya gambar tersebut adalah momen ketika Anies mengajak pengunjung "Konser Ngabuburit Salam 2 Jari" untuk memilih capres-cawapres nomor urut 2 di Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla.
Anies saat itu merupakan juru kampanye pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Sehingga, dapat dipastikan gambar tersebut tidak terkait dengan narasi Anies mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Adapun Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru menetapkan nomor urut pasangan capres-cawapres pada 14 November 2023.
Berdasarkan pengundian, KPU menetapkan:
Nomor urut 1: Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar
Nomor Urut 2: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Nomor urut 3: Ganjar Pranowo dan Mahfud MD
Dalam keterangannya gambar tersebut adalah momen ketika Anies mengajak pengunjung "Konser Ngabuburit Salam 2 Jari" untuk memilih capres-cawapres nomor urut 2 di Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla.
Anies saat itu merupakan juru kampanye pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Sehingga, dapat dipastikan gambar tersebut tidak terkait dengan narasi Anies mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Adapun Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru menetapkan nomor urut pasangan capres-cawapres pada 14 November 2023.
Berdasarkan pengundian, KPU menetapkan:
Nomor urut 1: Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar
Nomor Urut 2: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Nomor urut 3: Ganjar Pranowo dan Mahfud MD
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim Anies Baswedan mengacungkan salam dua jari untuk mendukung Prabowo kelru dan merupakan lelucon.
Gambar tersebut merupakan momen ketika Anies Anies mengajak untuk memilih capres-cawapres nomor urut 2 di Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla. Anies merupakan juru kampanye pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Gambar tersebut merupakan momen ketika Anies Anies mengajak untuk memilih capres-cawapres nomor urut 2 di Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla. Anies merupakan juru kampanye pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Rujukan
(GFD-2024-15882) [HOAKS] Microsoft Menonaktifkan Komputer yang Sebar Konten Antimainstream
Sumber: kompas.comTanggal publish: 07/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar kabar bahwa raksasa teknologi Microsoft berencana menonaktifkan komputer pengguna yang membagikan konten di luar arus utama atau antimainstream.
Penonaktifan tersebut diklaim sebagai upaya mencegah misinformasi Pemilu 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal Micosoft berencana menonaktifkan komputer yang sebar konten antimainstream ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (4/2/2023):
Microsoft telah mengumumkan rencana untuk menonaktifkan komputer orang-orang yang berbagi konten 'non-mainstream' secara online, dalam upaya memerangi apa yang disebut "misinformasi" menjelang Pemilu 2024.
Saat wawancara dengan Lester Holt dari NBC, CEO microsoft Satya Nadella di tanya tentang bagaimana Al dapat membantu atau membahayakan pemilu di masa depan.
Nadella menyatakan "ini bukan pemilu pertama di mana kita menghadapi kampanye disinformasi atau propaganda yang dilakukan oleh musuh dan campur tangan pemilu.
Kami melakukan semua pekerjaan di industri teknologi seputar watermarking,mendeteksi kepalsuan dan ID konten. Sejujurnya,akan ada lebih banyak teknologi untuk dapat mengidentifikasi seputar masalah disinformasi dan misinformasi."
Bagaimana kalau membatalkan pemilu? #BillGates
Narasi yang beredar bersumber dari artikel di situs The People Voice, Sabtu (3/2/2024).
Media Bias Fact Check mengidentifikasi The People Voice sebagai situs yang memiliki bias dan kredibilitas rendah.
Situs web berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat tersebut rutin menerbitkan artikel soal konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC.
Sumber informasi dari artikel di situs tersebut dipertanyakan, tidak dapat dipercaya, dan bias ekstrem sayap kanan.
Artikel tersebut mengutip wawancara CEO Microsoft Satya Nadella bersama pembawa berita NBC News Lester Holt yang berdiskusi tentang kecerdasan buatan atau AI pada 31 Januari 2024.
Nadella mengatakan, Microsoft memberikan watermark dan mendeteksi konten deepfake sebagai upaya mengurangi misinformasi dan disinformasi.
Tidak menutup kemungkinan AI juga digunakan untuk menyebar disinformasi dan propaganda selama pemilu.
Maka, Microsoft berupaya memberi konteks pada pengguna dengan memberi watermark dan pendeteksian konten deepfake.
Dalam wawancara, Nadella sama sekali tidak menyebutkan soal rencana penonaktifan komputer pengguna yang menyebar konten di luar arus utama.
Wawancara lengkap Nadella dan Holt dapat dilihat di kanal YouTube NBC News.
Penonaktifan tersebut diklaim sebagai upaya mencegah misinformasi Pemilu 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal Micosoft berencana menonaktifkan komputer yang sebar konten antimainstream ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (4/2/2023):
Microsoft telah mengumumkan rencana untuk menonaktifkan komputer orang-orang yang berbagi konten 'non-mainstream' secara online, dalam upaya memerangi apa yang disebut "misinformasi" menjelang Pemilu 2024.
Saat wawancara dengan Lester Holt dari NBC, CEO microsoft Satya Nadella di tanya tentang bagaimana Al dapat membantu atau membahayakan pemilu di masa depan.
Nadella menyatakan "ini bukan pemilu pertama di mana kita menghadapi kampanye disinformasi atau propaganda yang dilakukan oleh musuh dan campur tangan pemilu.
Kami melakukan semua pekerjaan di industri teknologi seputar watermarking,mendeteksi kepalsuan dan ID konten. Sejujurnya,akan ada lebih banyak teknologi untuk dapat mengidentifikasi seputar masalah disinformasi dan misinformasi."
Bagaimana kalau membatalkan pemilu? #BillGates
Narasi yang beredar bersumber dari artikel di situs The People Voice, Sabtu (3/2/2024).
Media Bias Fact Check mengidentifikasi The People Voice sebagai situs yang memiliki bias dan kredibilitas rendah.
Situs web berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat tersebut rutin menerbitkan artikel soal konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC.
Sumber informasi dari artikel di situs tersebut dipertanyakan, tidak dapat dipercaya, dan bias ekstrem sayap kanan.
Artikel tersebut mengutip wawancara CEO Microsoft Satya Nadella bersama pembawa berita NBC News Lester Holt yang berdiskusi tentang kecerdasan buatan atau AI pada 31 Januari 2024.
Nadella mengatakan, Microsoft memberikan watermark dan mendeteksi konten deepfake sebagai upaya mengurangi misinformasi dan disinformasi.
Tidak menutup kemungkinan AI juga digunakan untuk menyebar disinformasi dan propaganda selama pemilu.
Maka, Microsoft berupaya memberi konteks pada pengguna dengan memberi watermark dan pendeteksian konten deepfake.
Dalam wawancara, Nadella sama sekali tidak menyebutkan soal rencana penonaktifan komputer pengguna yang menyebar konten di luar arus utama.
Wawancara lengkap Nadella dan Holt dapat dilihat di kanal YouTube NBC News.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Narasi soal Microsoft berencana menonaktifkan komputer yang sebar konten antimainstream merupakan hoaks.
Informasi tersebut bersumber dari situs bias sayap kanan.
Wawancara CEO Microsoft Satya Nadella di NBC News sama sekali tidak membahas soal penonaktifan komputer.
Informasi tersebut bersumber dari situs bias sayap kanan.
Wawancara CEO Microsoft Satya Nadella di NBC News sama sekali tidak membahas soal penonaktifan komputer.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122115040502189218&set=a.122110393004189218
- https://www.facebook.com/linda.heagstedt/posts/pfbid02omeFAsPirygkaE7hh8qSXs5dPXc6cpef8ZT56vTKbHUJWnySUbwu15iG8w6x67hfl
- https://www.facebook.com/groups/485817822282215/posts/1464361331094521/
- https://archive.ph/cyWAl
- https://mediabiasfactcheck.com/news-punch/
- https://www.youtube.com/watch?v=740yVfgd1oY
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15881) Keliru, Pengungsi Rohingya Direkrut Datang ke Aceh untuk Coblos Anies Baswedan
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 07/02/2024
Berita
Sebuah video diunggah di YouTube dan beredar di WhatsApp berisi klaim bahwa kedatangan pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Aceh adalah untuk mencoblos capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Video itu memperlihatkan ratusan orang berkumpul di sebuah lapangan dan sejumlah perahu berisi penumpang melaju di laut. Tidak ada narasi suara dalam video, tetapi terdapat tulisan yang menyatakan video memperlihatkan pengungsi Rohingya yang datang untuk mencoblos Anies dalam Pilpres 2024.
Namun, benarkah pengungsi Rohingya datang ke Aceh karena direkrut untuk mencoblos di Pilpres 2024?
Hasil Cek Fakta
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh, Azharul Husna, mengatakan bahwa narasi yang mengatakan pengungsi Rohingya datang ke Aceh karena direkrut untuk mencoblos di Pemilu 2024 adalah keliru.
Dia menjelaskan dua fakta yang bertentangan dengan narasi yang beredar di YouTube tersebut. Pertama, sesungguhnya alasan kepergian pengungsi Rohingya dari tempat asalnya adalah perang dan situasi represif yang mereka alami.
“Kedua, untuk dapat memilih (dalam pemilu), peserta harus masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT),” kata Husna pada Tempo melalui pesan, Selasa, 6 Februari 2024.
Pihaknya telah mengkonfirmasi kemungkinan pengungsi Rohingya masuk DPT Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2024, pada Kordiv Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi, Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh, Safwani.
Mustahil pengungsi Rohingya mencoblos dalam pemilu di Indonesia karena tidak memenuhi persyaratan, berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) No.7 Tahun 2022. Sebab mereka yang memiliki hak suara pada pemilu di Indonesia adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, dan sudah kawin atau sudah pernah kawin.
“Sementara pengungsi Rohingya stateless (karena tidak diakui Myanmar sebagai warga negara), dan tidak memegang kewarganegaraan apapun termasuk Indonesia,” kata Husna lagi.
Sebelumnya, beredar pula narasi yang mengatakan bahwa pengungsi Rohingya datang ke Indonesia untuk menambah suara atau pemilih salah satu capres dalam Pilpres 2024. Namun, berdasarkan penelusuran Tempo, narasi tersebut keliru.
Faktanya, dari berbagai sumber terkonfirmasi, orang etnis Rohingya keluar dari kamp pengungsi Cox Bazar, Bangladesh, tempat mereka tinggal sebelumnya, untuk menghindari bahaya yang semakin mengancam di sana.
Setelah terusir dari Myanmar tahun 2017 lalu oleh serangan militer, mereka mengungsi ke kamp Cox Bazar, namun semakin hari semakin terancam penculikan dan pemerasan. Mereka berusaha menyelamatkan diri ke beberapa negara lain, di antaranya Malaysia, Indonesia, dan India.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan pengungsi Rohingya datang ke Indonesia untuk mencoblos capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam Pilpres 2024, adalahkeliru.
Mereka tidak masuk DPT KPU dan tidak memenuhi syarat untuk ikut memilih dalam pemilu di Indonesia, berdasarkan aturan PKPU No.7 Tahun 2022. Selain itu, alasan mereka pergi ke luar negeri adalah untuk menghindari ancaman keselamatan yang semakin meningkat di tempat tinggal asalnya.
Rujukan
(GFD-2024-15880) Belum Ada Bukti, Klaim bahwa Imam Masjid Nabawi dan Al Aqsa Nyatakan Dukungan ke Kandidat Pilpres 2024
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 07/02/2024
Berita
Sejumlah gambar dan video beredar di WhatsApp dan akun Facebook ini, ini, ini dan ini berisi klaim bahwa imam Masjid Nabawi, di Kota Madinah, Arab Saudi, dan Masjid Al Aqsa, di Kota Yerusalem, Palestina, telah menyatakan keberpihakan dalam Pilpres 2024 di Indonesia.
Video memperlihatkan seorang pria dengan pakaian berwarna kombinasi merah dan putih yang mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Ia juga menyatakan bahwa imam-imam lainnya, termasuk dari Masjid Nabawi dan Al Aqsa, memiliki sikap yang sama.
Namun, benarkah imam Masjid Nabawi dan Al Aqsa menyatakan keberpihakan dalam Pilpres 2024 di Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan konten yang beredar memiliki kesamaan dengan video yang diunggah saluran YouTube Jagat ‘Arsy TV pada 12 Agustus 2023. Video itu adalah bagian dari acara Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, di Pesantren Dunia Jagat ‘Arsy, Nusaloka BSD, Tangerang Selatan.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dikenal sebagai pendiri Thoriqoh Qodiriyah. Ia merupakan wali besar yang lahir di Jailan pada 1 Ramadhan tahun 1077 M dan wafat di Baghdad pada 1166 M.
Dalam acara itu, pimpinan Thoriqoh Naqsabandiyah Ponpes Suryalaya, Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul alias Abah Aos, yang menyatakan dukungannya kepada Anies dalam Pilpres 2024.
Pemberian dukungan dilakukan secara simbolik dengan menyerahkan dompet dan map warna kuning oleh Abah Aos kepada Anies yang hadir dalam acara tersebut. Dalam acara ini, tidak ada pernyataan dari imam Masjid Nabawi dan Al-Aqsa mendukung Anies.
Abah Aos juga yang menyebut bahwa imam Masjid Nabawi dan Al-Aqsa dan imam-imam lain. Namun belum ada bukti mengenai klaim tersebut.
Pada 8 Juni 2017, Anies yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta memang mendapatkan hadiah dari Imam Besar Masjidil Haram dan Pimpinan Pengurus Dua Masjid Suci, Syaikh Abdurrahman as Sudais.
Hadiah itu berupa kitab suci Al-quran dan selembar surat. Dalam surat itu, Sang Imam berpesan agar Anies selalu bertakwa terhadap Allah SWT dan berpegang teguh pada kitab suci Al-quran. Surat tidak menyampaikan arah dukungan Sang Imam dalam Pilpres 2024 di Indonesia.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa imam Masjid Nabawi dan Al-aqsa menyatakan dukungannya pada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 di Indonesia adalah klaim yangbelum ada bukti.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=1126297378397719
- https://www.facebook.com/reel/716062403839653
- https://www.facebook.com/reel/911745700304736
- https://www.facebook.com/reel/342402478695524
- https://www.youtube.com/watch?v=WEHj1rKPTp8
- https://metro.tempo.co/read/882627/anies-dapat-hadiah-dari-imam-besar-masjidil-haram-ini-isinya
Halaman: 2831/6183