• (GFD-2024-19658) Cek Fakta: Prabowo Sebut Angka Kematian Ibu saat Melahirkan Masuk Daftar 10 Tertinggi di Dunia

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Jakarta: Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam 10 negara tertinggi dengan kematian ibu saat melahirkan.  

    Hal itu disampaikannya dalam Debat Capres bertema Teknologi Informasi, Peningkatan Pelayanan Publik, Hoaks, Intoleransi, Pendidikan, Kesehatan (Post-COVID Society), dan Ketenagakerjaan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu, 4 Februari 2024.  

    "Kita harus kurangi secara drastis angka kematian ibu yang kita termasuk 10 negara tertinggi angka kematian ibu pada saat melahirkan," kata Prabowo di lokasi.

    Lantas, apakah klaim tersebut benar? Berikut cek faktanya.

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran cek fakta tim Medcom.id , klaim Prabowo bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 negara tertinggi terkait angka kematian ibu saat melahirkan, adalah sebagian benar.

    Data yang dirilis pada 2020, Indonesia masuk dalam daftar negara dengan angka kematian ibu saat melahirkan. Di Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-5 di bawah Myanmar, Papua Nugini, Timor Leste dan tertinggi, Kamboja.  

    Namun secara global Indonesia tidak masuk dalam sepuluh besar. Indonesia berada di urutan ke-52. Sementara yang tertinggi, yakni Sudan Selatan.

    Kesimpulan

    Klaim Prabowo bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 negara tertinggi terkait angka kematian ibu saat melahirkan, adalah sebagian benar  

    Penilaian ini diberikan saat berbagai sumber tepercaya menginformasi klaim atau informasi yang valid.  

    Rujukan

  • (GFD-2024-19657) [HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto ikan raksasa di Danau Hogganfield, Glasgow, Inggris yang diklaim dipotret pada 1930.

    Dalam foto, tampak orang-orang berkumpul di sekeliling ikan raksasa yang dijuluki Hoggie itu.

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam foto tidak benar atau hoaks.

    Foto ikan raksasa di Danau Hogganfield disebarkan oleh akun Threads ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu pengguna Threads, pada Jumat (3/5/2024):

    Foto terkenal yang diambil pada hari ini pada tahun 1930 dari “Hoggie”, monster legendaris Hogganfield Loch yang akhirnya diambil setelah bertahun-tahun masyarakat meragukan keberadaannya.

    Foto serupa juga ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan Twitter ini.

     

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan informasi, laporan, berita, atau foto lain yang mendukung penemuan ikan raksasa di Danau Hogganfield.

    Sementara, hasil reverse image search di TinEye menunjukkan, foto itu baru beredar pada 2023.

    Selain itu, terdapat beberapa kejanggalan dari foto yang beredar, terutama pada penampakan orang-orang dalam foto.

    Apabila dicermati, wajah orang-orang dalam foto tampak buram, tidak simetris, bahkan memiliki bentuk yang aneh.

    Ini merupakan ciri dari foto rekayasa yang dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Untuk membuktikannya, Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan tools pendeteksi gambar AI yang dikembangkan Hive Moderation.

    Hasilnya, gambar tersebut diidentifikasi 99,9 persen merupakan rekayasa atau buatan AI.

    Kesimpulan

    Foto ikan raksasa di Danau Hogganfield, Glasgow, Inggris, pada 1930 merupakan manipulasi. Hive Moderation mengidentifikasi foto tersebut 99,9 persen merupakan rekayasa AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19656) CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan, perubahan iklim menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD).

    "Perubahan iklim tak hanya membebani pelayanan kesehatan, karena membuat kasus semakin naik dan naik, tetapi kami juga menimbang bahwa perubahan iklim akan membebani sistem kesehatan. Sebagai contoh, kekeringan," kata Imran, dalam Arbovirus Summit di Bali, pada 22 April 2024.

    Pernyataan Imran didokumentasikan di kanal YouTube Kemenkes RI pada jam ke-5 menit ke-58.

    Imran menggambarkan, ketika desa diterpa kekeringan, maka masyarakat pindah ke kota. Kemudian, kota akan semakin padat dan dapat membuat kasus semakin naik.

    Lantas, benarkah pernyataan tersebut?

    Salah satu perubahan iklim terkait DBD adalah meningkatnya suhu global.

    Berdasarkan informasi di jurnal kesehatan The Lancet, meningkatnya suhu global antara tahun 1950 sampai 2018 turut meningkatkan kesesuaian iklim untuk penularan virus dengue oleh vektor nyamuk Aedes aegypti.

    Peneliti kesehatan publik Universitas Airlangga, Ilham Akhsanu Ridlo menyampaikan, ketika suhu terus meningkat, lebih banyak daerah akan menjadi tempat yang layak huni bagi nyamuk.

    Sehingga, peningkatan suhu juga memperluas jangkauan geografis penularan demam berdarah.

    Sementara, perubahan iklim berupa peningkatan curah hujan, kejadian banjir, dan perubahan pola musim juga dapat meningkatkan populasi nyamuk dan penularan demam berdarah.

    Hal ini terbukti dalam studi yang dilakukan di Argentina. Studi menunjukkan korelasi yang jelas antara tren positif dalam suhu dan keberadaan serta peningkatan kasus DBD.

    Studi tersebut memaparkan jumlah hari dan bulan dengan suhu optimal untuk penularan demam berdarah yang meningkat dari waktu ke waktu.

    Sementara di Indonesia, studi ekologi spasial di Sumatera dan Kalimantan pada 2006-2016 menunjukkan, kejadian DBD sangat bersifat musiman dan terkait dengan faktor iklim dan deforestasi.

    "Penelitian ini lebih jauh memerlukan telaah lanjut untuk menggabungkan indikator iklim ke dalam surveilans berbasis risiko mungkin diperlukan untuk demam berdarah di Indonesia," kata Ilham.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa pemanasan global dengan suhu rata-rata lebih tinggi, curah hujan, dan periode kekeringan yang lebih lama dapat memicu jumlah infeksi demam berdarah di seluruh dunia.

    Selain faktor iklim, faktor pendorong lain seperti urbanisasi, peningkatan pergerakan orang dan barang, serta tekanan terhadap air dan sanitasi juga berkontribusi terhadap penyebaran demam berdarah.

    Namun, perubahan iklim dianggap sebagai faktor utama yang mendorong peningkatan dramatis kasus demam berdarah secara global dalam beberapa dekade terakhir.

    Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa perubahan iklim, melalui dampaknya terhadap suhu, curah hujan, dan faktor lingkungan lainnya, merupakan pendorong utama di balik meningkatnya insiden dan penyebaran geografis DBD.

    Penelitian lain terkait isu ini diterbitkan pada 2022, mengenai studi retrospektif perubahan iklim yang memengaruhi DBD.

    Studi lain pada 2023 membahas soal bagaimana perubahan iklim berpengaruh terhadap DBD.

    Sehingga dapat disimpulkan, bahwa perubahan iklim mengakibatkan meningkatnya penyebaran dan kasus DBD.

    Namun, perpindahan masyarakat ke kota bukan penyebab utama, ada faktor lain seperti meningkatnya suhu dan curah hujan yang memengaruhi kembang biak nyamuk.

    ***

    Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-19655) Cek Fakta: Tidak Benar Video Wawancara Cristiano Ronaldo Komentar Soal Penampilan Marselino Ferdinan

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/05/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video Cristiano Ronaldo mengomentari gaya bermain pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 Mei 2024.
    Dalam postingannya terdapat rekaman video Ronaldo diwawancara dengan terjemahan sebagai berikut:
    "Sehebat apapun anda, anda harus bisa bermain secara tim. Anda tidak bisa hanya ingin mencetak gol sendiri karena jika anda hanya membuang peluang"
    Akun itu menambahkan narasi "Cristiano Ronaldo Sebut Marselino Sok pemain bintang dan katakan hal ini"
    Lalu benarkah postingan video Cristiano Ronaldo mengomentari gaya bermain pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan Google Lens. Hasilnya ada video yang identik dengan postingan.
    Video itu diunggah akun website sepak bola Goal.com di Facebook pada 31 Desember 2023. Video itu diberi judul "Cristiano Ronaldo reflects on his impressive 2023."
    Kesamaan terdapat pada jaket yang dikenakan Ronaldo dan latar di belakang sang pemain diwawancara. Dalam video berdurasi 1 menit 7 detik itu Ronaldo menjelaskan bagaimana performanya sepanjang tahun 2023 bukan berbicara soal Marselino Ferdinan.
    Selain itu tidak ada informasi valid terkait komentar Ronaldo pada penampilan Marselino.

    Kesimpulan


    Postingan video Cristiano Ronaldo mengomentari gaya bermain pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan adalah hoaks.

    Rujukan