(GFD-2024-16772) Cek Fakta: Tidak Benar Kitabisa Buka Penggalangan Dana Bantu Ganti Rugi Pengemudi yang Tabrak Porsche
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 20/03/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Kitabisa menggalang dana untuk membantu ganti rugi pengemudi yang menabrak mobil Porsche di Jakarta Utara. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 18 Maret 2024.
Dalam postingan tersebut terdapat cuplikan layar dengan narasi sebagai berikut:
"Kitabisa.org
1x kebaikanmu = Bantu Driver Xpander Untuk Ganti Rugi
Donasi tersedia: Rp 9.000.000.000
Semakin banyak donasi yang tersedia, semakin besar bantuan yang bisa disalurkan oleh gerakan ini.
Cerita Penggalangan Dana: 16 Maret 2024"
Akun tersebut menambahkan narasi "Kau ingin aku menghabiskan uang yg susah payah ku kumpulkan untuk org yg lebih kaya dariku!? tidak, terimakasih"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Kitabisa menggalang dana untuk membantu ganti rugi pengemudi yang menabrak mobil Porsche di Jakarta Utara?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bantahan dari pihak Kitabisa. Bantahan ini diunggah melalui akun Twitter @kitabisacom yang sudah bercentang biru atau terverifikasi.
"Ini HOAX ya guys
Kitabisa tidak memfasilitasi galang dana yang melanggar aturan yang berlaku. Lagian, Kitabisa akan screening dulu semua galang dana yang masuk sebelum tayang.
Aku jelasin ya tahapan screening galang dana di Kitabisa:
1. Verifikasi Akun
Semua orang yang mengajukan galang dana di Kitabisa harus melewati verifikasi identitas yang berstandarkan e-KYC.
2. Verifikasi cerita galang dana (medis)
Untuk galang dana medis, penggalang dana harus melampirkan dokumen medis dari rs/faskes. Saat ini, Kitabisa sudah bekerjasama dengan lebih dari 100 rumah sakit di Indonesia dan puluhan yayasan untuk memudahkan proses verifikasi.
3. Verifikasi cerita galang dana (non-medis)
Untuk galang dana non-medis, Kitabisa meminta dokumen pendukung sesuai dengan kategori dan tujuan penggalangan dana dan memastikan keasliannya. Galang dana ini akan di-review oleh tim Kitabisa dalam waktu max 7 hari kerja sebelum akhirnya tayang ke publik.
Gak semua galang dana yang diajukan bisa lolos di Kitabisa. Kalo kalian liat ada galang dana yang mencurigakan, langsung lapor aja ya guys biar langsung ditindaklanjuti sama tim Kitabisa"
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim Kitabisa menggalang dana untuk membantu ganti rugi pengemudi yang menabrak mobil Porsche di Jakarta Utara adalah tidak benar.
Rujukan
(GFD-2024-16771) [SALAH] Terjadi Pembakaran Polsek di Aceh Pidie Akibat Sabotase Suara Rakyat dan Penggelembungan Suara Paslon 02
Sumber: facebook.comTanggal publish: 20/03/2024
Berita
Terjadi pembakaran Polsek di Aceh Pidie akibat sabotase suara rakyat DPD RI:& PENGELEMBUNGAN SUARA PASLON 02, Masyarakat kecewa dengan KPU daerah Aceh… semoga jd perhatian KPU pusat…
Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=438375418657883&id=100074562844424&mibextid=oFDknk (https://archive.md/OtxUR arsip)
Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=438375418657883&id=100074562844424&mibextid=oFDknk (https://archive.md/OtxUR arsip)
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun facebook dengan nama Meli Wati pada 19 Maret membagikan sebuah video yang menampilkan cuplikan kebakaran rumah. Video tersebut dibagikan dengan klaim pembakaran polsek di Pidie Aceh karena adanya sabotase dan penggelembungan suara 02.
Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan sejumlah fakta sebagai berikut:
Pertama, lokasi kebakaran tersebut bukan terjadi di Kecamatan Pidie, melainkan di Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Dua lokasi yang berjarak sekitar 74 Kilometer atau dapat ditempuh selama 110 menit.
Kedua, bangunan yang terbakar bukan merupakan Polsek Pidie melainkan bangunan asrama Polisi di Seulimeum yang merupakan bangunan semi permanen dari kayu.
Ketiga, penyebab kebakaran bukan karena sabotase dan penggelembungan suara sebagaimana klaim pada narasi, melainkan rambatan api yang datang dari salah satu rumah di sekitar asrama tersebut.
Dengan demikian, klaim pada narasi yang menyebutkan adanya kebakaran Polsek di Aceh Pidie akibat penggelembungan suara dan sabotase pada Pemilu 2024, tidak benar.
Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan sejumlah fakta sebagai berikut:
Pertama, lokasi kebakaran tersebut bukan terjadi di Kecamatan Pidie, melainkan di Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Dua lokasi yang berjarak sekitar 74 Kilometer atau dapat ditempuh selama 110 menit.
Kedua, bangunan yang terbakar bukan merupakan Polsek Pidie melainkan bangunan asrama Polisi di Seulimeum yang merupakan bangunan semi permanen dari kayu.
Ketiga, penyebab kebakaran bukan karena sabotase dan penggelembungan suara sebagaimana klaim pada narasi, melainkan rambatan api yang datang dari salah satu rumah di sekitar asrama tersebut.
Dengan demikian, klaim pada narasi yang menyebutkan adanya kebakaran Polsek di Aceh Pidie akibat penggelembungan suara dan sabotase pada Pemilu 2024, tidak benar.
Kesimpulan
Faktanya, lokasi kebakaran bukan Polsek di Kecamatan Pidie, melainkan Asrama Polisi di Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Selain itu penyebab kebakaran bukan karena sabotase suara rakyat sebagaimana klaim narasi, melainkan dari rambatan api yang membakar rumah a/n Aiptu Hendra Syahputra.
Rujukan
(GFD-2024-16770) CEK FAKTA: Benarkah Makan Siang Gratis Tidak Memperlebar Defisit Anggaran?
Sumber: kompas.comTanggal publish: 19/03/2024
Berita
KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah pandangan bahwa program makan siang gratis akan memperlebar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Program andalan pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, itu dinilai bakal menambah utang negara karena peningkatan anggaran belanja tidak diikuti kenaikan pendapatan negara.
Menurut Airlangga, pemerintah telah memperhitungkan rencana defisit dalam Rancangan APBN 2025, yakni sekitar 2,48-2,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Bujet defisit (APBN 2025) hampir sama dengan tahun ini, 2,48 sampai 2,8 persen," kata Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu, pada Senin (26/2/2024), seperti dikutip Kompas.com.
Lantas, benarkah program yang diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp 400 triliun setahun itu tidak akan memperlebar defisit anggaran?
Pengelolaan APBN di Indonesia menganut prinsip kebijakan fiskal defisit (ekspansif). Artinya, penerimaan kas negara, baik dari setoran pajak maupun non-pajak, tidak pernah cukup untuk menutupi seluruh kebutuhan belanja pemerintah.
Kekurangan itu ditutup lewat utang atau pembiayaan, yang bersumber dari penerbitan obligasi atau surat utang negara, pinjaman, dan hibah. Pada awal tahun anggaran, pemerintah dan DPR menetapkan batas besaran defisit serta utang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, besaran defisit hanya boleh maksimal 3 persen dari PDB dan utang maksimal 60 persen dari PDB.
Sebagai contoh, pada APBN 2024, batas defisit sebesar 2,29 persen dari PDB. Dengan demikian, ruang defisit yang ditoleransi ”hanya” Rp 522,8 triliun.
Adapun pemerintah menetapkan defisit APBN 2025 berada dalam rentang 2,45 persen sampai 2,8 persen dari PDB.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, defisit anggaran dapat mencapai 3 hingga 3,2 persen jika program makan siang gratis diterapkan tanpa realokasi anggaran.
"Anggaran program makan siang gratis tanpa disertai realokasi anggaran yang signifikan mengambil dari pos-pos belanja lainnya maka dikhawatirkan defisit anggaran bisa 3-3,2 persen terhadap PDB," kata Bhima, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/2/2024).
Bhima mengingatkan agar program tersebut tidak menjadi penghambat dan menyebabkan defisit fiskal melebar.
Sebab, peningkatan defisit anggaran sebesar 2,8 persen berdampak pada kenaikan kebutuhan penerbitan utang baru yang cukup signifikan.
"Selain itu, akan membuat ABPN di pandang kurang kredibel kalau tahun pertamanya sudah hampir 3 persen," kata Bhima.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan, anggaran negara akan tetap akan mengalami pembengkakan dengan adanya program makan siang gratis.
"Karena penerimaan pajak dan pengurangan belanja pemerintah belum tentu menutup keseluruhan kebutuhan anggaran program makan siang," kata dia.
Hasran berpendapat, untuk membiayai anggaran makan siang gratis, kemungkinan pemerintah akan melakukan dua hal. Pertama, menaikkan penerimaan pajak negara.
Sumber utama penerimaan pajak adalah PPh dan PPN. Berkaca pada 2022, peningkatan PPN sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar Rp 100 triliun.
Hal yang sama berlaku jika pemerintah menaikan rate PPN dari 11 persen menjadi 12 persen pada 2025, sehingga penerimaan pajak akan mencapai sekitar Rp 100 triliun.
Peningkatan ini belum cukup menutup pengeluaran untuk makan siang gratis sekitar Rp 400 triliun per tahun.
Menaikkan penerimaan pajak juga dapat dilakukan dengan meningkatkan penerimaan PPh, namun mengharuskan pertumbuhan positif di sektor-sektor manufaktur dan jasa.
"Karena pertumbuhan Ini akan sulit dipastikan oleh pemerintah, penerimaan PPh juga kemungkinan besar tidak akan mampu menutup anggaran makan siang gratis," ujar Hasran.
Langkah kedua, yakni realokasi APBN dari beberapa pos pengeluaran pemerintah. Artinya, alokasi APBN beberapa instansi pemerintah akan dikurangi.
"Pemangkasan belanja pemerintah mungkin terjadi tapi tidak dalam jumlah besar karena pendekatan seperti ini hanya dilakukan ketika indonesia sedang berada dalam masa kontraksi ekonomi, bukan saat ekonomi stabil," terang Hasran.
Dengan demikian, apabila pemerintah tetap melaksanakan program makan siang gratis dengan biaya Rp 400 triliun per tahun, maka APBN akan mengalami pembengkakan defisit anggaran.
***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Program andalan pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, itu dinilai bakal menambah utang negara karena peningkatan anggaran belanja tidak diikuti kenaikan pendapatan negara.
Menurut Airlangga, pemerintah telah memperhitungkan rencana defisit dalam Rancangan APBN 2025, yakni sekitar 2,48-2,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Bujet defisit (APBN 2025) hampir sama dengan tahun ini, 2,48 sampai 2,8 persen," kata Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu, pada Senin (26/2/2024), seperti dikutip Kompas.com.
Lantas, benarkah program yang diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp 400 triliun setahun itu tidak akan memperlebar defisit anggaran?
Pengelolaan APBN di Indonesia menganut prinsip kebijakan fiskal defisit (ekspansif). Artinya, penerimaan kas negara, baik dari setoran pajak maupun non-pajak, tidak pernah cukup untuk menutupi seluruh kebutuhan belanja pemerintah.
Kekurangan itu ditutup lewat utang atau pembiayaan, yang bersumber dari penerbitan obligasi atau surat utang negara, pinjaman, dan hibah. Pada awal tahun anggaran, pemerintah dan DPR menetapkan batas besaran defisit serta utang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, besaran defisit hanya boleh maksimal 3 persen dari PDB dan utang maksimal 60 persen dari PDB.
Sebagai contoh, pada APBN 2024, batas defisit sebesar 2,29 persen dari PDB. Dengan demikian, ruang defisit yang ditoleransi ”hanya” Rp 522,8 triliun.
Adapun pemerintah menetapkan defisit APBN 2025 berada dalam rentang 2,45 persen sampai 2,8 persen dari PDB.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, defisit anggaran dapat mencapai 3 hingga 3,2 persen jika program makan siang gratis diterapkan tanpa realokasi anggaran.
"Anggaran program makan siang gratis tanpa disertai realokasi anggaran yang signifikan mengambil dari pos-pos belanja lainnya maka dikhawatirkan defisit anggaran bisa 3-3,2 persen terhadap PDB," kata Bhima, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/2/2024).
Bhima mengingatkan agar program tersebut tidak menjadi penghambat dan menyebabkan defisit fiskal melebar.
Sebab, peningkatan defisit anggaran sebesar 2,8 persen berdampak pada kenaikan kebutuhan penerbitan utang baru yang cukup signifikan.
"Selain itu, akan membuat ABPN di pandang kurang kredibel kalau tahun pertamanya sudah hampir 3 persen," kata Bhima.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan, anggaran negara akan tetap akan mengalami pembengkakan dengan adanya program makan siang gratis.
"Karena penerimaan pajak dan pengurangan belanja pemerintah belum tentu menutup keseluruhan kebutuhan anggaran program makan siang," kata dia.
Hasran berpendapat, untuk membiayai anggaran makan siang gratis, kemungkinan pemerintah akan melakukan dua hal. Pertama, menaikkan penerimaan pajak negara.
Sumber utama penerimaan pajak adalah PPh dan PPN. Berkaca pada 2022, peningkatan PPN sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar Rp 100 triliun.
Hal yang sama berlaku jika pemerintah menaikan rate PPN dari 11 persen menjadi 12 persen pada 2025, sehingga penerimaan pajak akan mencapai sekitar Rp 100 triliun.
Peningkatan ini belum cukup menutup pengeluaran untuk makan siang gratis sekitar Rp 400 triliun per tahun.
Menaikkan penerimaan pajak juga dapat dilakukan dengan meningkatkan penerimaan PPh, namun mengharuskan pertumbuhan positif di sektor-sektor manufaktur dan jasa.
"Karena pertumbuhan Ini akan sulit dipastikan oleh pemerintah, penerimaan PPh juga kemungkinan besar tidak akan mampu menutup anggaran makan siang gratis," ujar Hasran.
Langkah kedua, yakni realokasi APBN dari beberapa pos pengeluaran pemerintah. Artinya, alokasi APBN beberapa instansi pemerintah akan dikurangi.
"Pemangkasan belanja pemerintah mungkin terjadi tapi tidak dalam jumlah besar karena pendekatan seperti ini hanya dilakukan ketika indonesia sedang berada dalam masa kontraksi ekonomi, bukan saat ekonomi stabil," terang Hasran.
Dengan demikian, apabila pemerintah tetap melaksanakan program makan siang gratis dengan biaya Rp 400 triliun per tahun, maka APBN akan mengalami pembengkakan defisit anggaran.
***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://www.kompas.com/tag/airlangga-hartarto
- https://www.kompas.com/tag/program-makan-siang-gratis
- https://www.kompas.com/tag/defisit-anggaran
- https://money.kompas.com/read/2024/02/27/070500726/makan-siang-gratis-bikin-utang-pemerintah-bertambah-menko-airlangga-bujet
- https://www.kompas.com/tag/defisit-anggaran
- https://www.kompas.com/tag/defisit-anggaran
- https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2024/02/20/makan-siang-gratis-dan-jebakan-ilusi-fiskal
- https://www.antaranews.com/berita/3982893/pemerintah-tetapkan-defisit-apbn-2025-berkisar-antara-245-28-persen
- https://money.kompas.com/read/2024/02/27/144948726/makan-siang-gratis-masuk-rapbn-2025-defisit-anggaran-berpotensi-melebar
- https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/46a5372a-ddbc-4b8e-be87-6ea95d2f72a5/BUKU-II-Nota-Keuangan-RAPBN-TA-2024.pdf?ext=.pdf
- https://www.kompas.com/tag/cek-fakta
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-16769) [KLARIFIKASI] Video Massa Bakar Mobil Polisi di Palmerah Terjadi 2019, Bukan 2024
Sumber: kompas.comTanggal publish: 19/03/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video yang menampilkan sejumlah orang membakar mobil polisi dan disertai narasi bahwa peristiwa itu terjadi pada Maret 2024.
Narasi dalam unggahan itu menyatakan, pembakaran mobil polisi terjadi di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat.
Namun setelah ditelusuri video tersebut merupakan peristiwa pada 2019. Video disebar dengan konteks keliru yang berpotensi menyesatkan.
Video yang menampilkan sejumlah orang membakar mobil polisi di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video pada awal Maret 2024 dengan keterangan teks sebagai berikut:
Sejumlah mobil polisi dibakar massa, ratusan peluru karet milik polisi di jarah massa
Selain itu, unggahan juga disertai tulisan yang menyinggung isu agama dengan narasi kebencian yang tidak bisa ditampilkan di sini.
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video soal sejumlah mobil polisi dibakar massa di di Jalan Brigjen Katamso,Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.
Narasi dalam unggahan itu menyatakan, pembakaran mobil polisi terjadi di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat.
Namun setelah ditelusuri video tersebut merupakan peristiwa pada 2019. Video disebar dengan konteks keliru yang berpotensi menyesatkan.
Video yang menampilkan sejumlah orang membakar mobil polisi di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video pada awal Maret 2024 dengan keterangan teks sebagai berikut:
Sejumlah mobil polisi dibakar massa, ratusan peluru karet milik polisi di jarah massa
Selain itu, unggahan juga disertai tulisan yang menyinggung isu agama dengan narasi kebencian yang tidak bisa ditampilkan di sini.
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video soal sejumlah mobil polisi dibakar massa di di Jalan Brigjen Katamso,Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut identik dengan yang ada di kanal YouTube Berita Satu ini.
Video telah diunggah pada 2019. Dalam keterangannya, video tersebut adalah momen ketika massa membakar dan merusak mobil polisi yang sedang terpakir di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah pada 22 Mei 2019.
Massa juga menjarah peluru karet dan peluru tajam yang didapat dari salah satu kendaraan yang dirusak.
Diberitakan Kompas.id, usai kejadian, polisi menangkap beberapa pelaku pembakaran dan perusakan mobil polisi.
Salah satunya adalah Supriatna Jaelani alias Vianz Jinkz. Ia diketahui melakukan penjarahan berbagai benda, termasuk senjata api, dari mobil Brigade Mobil dalam kerusuhan 22 Mei 2019.
Kapolres Metro Jakarta Barat saat itu, Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, perusuh telah mempersiapkan diri dengan senjata untuk menyerang polisi. Perusuh juga mengincar properti milik polisi.
"Mereka (perusuh) memang mempunyai niat untuk melawan polisi dengan sasaran yang sudah jelas. Sasaran itu adalah polisi dan properti milik kepolisian serta asrama. Hal ini dibuktikan dengan barang bukti berupa benda tajam, bom molotov, dan anak panah yang ternyata mengandung racun maupun korosif," kata Hengki.
Pembakaran mobil polisi itu tidak ada kaitannya dengan isu agama, ataupun pengaruh komunisme dan Partai Komunis Indonesia seperti yang disampaikan dalam unggahan.
Kerusuhan itu terjadi setelah massa yang melakukan aksi demonstrasi menolak hasil Pemilu 2019 bentrok dengan aparat keamanan.
Aksi demonstrasi semula berjalan damai pada 21 Mei 2019 saat berlangsung sejak pukul 10.00. Kerusuhan itu terjadi pada malam hari, setelah massa yang berunjuk rasa secara perlahan membubarkan diri.
Menurut polisi, ada sekelompok orang di luar massa aksi yang bergerak ke depan Gedung Badan Pengawas Pemilu. Mereka disebut melakukan provokasi terhadap aparat keamanan.
Polisi kemudian melakukan tindakan balasan sehingga terjadi bentrokan. Akibatnya, bentrokan terus meluas dari Jalan MH Thamrin hingga terjadi pembakaran mobil polisi di Palmerah.
Video telah diunggah pada 2019. Dalam keterangannya, video tersebut adalah momen ketika massa membakar dan merusak mobil polisi yang sedang terpakir di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah pada 22 Mei 2019.
Massa juga menjarah peluru karet dan peluru tajam yang didapat dari salah satu kendaraan yang dirusak.
Diberitakan Kompas.id, usai kejadian, polisi menangkap beberapa pelaku pembakaran dan perusakan mobil polisi.
Salah satunya adalah Supriatna Jaelani alias Vianz Jinkz. Ia diketahui melakukan penjarahan berbagai benda, termasuk senjata api, dari mobil Brigade Mobil dalam kerusuhan 22 Mei 2019.
Kapolres Metro Jakarta Barat saat itu, Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, perusuh telah mempersiapkan diri dengan senjata untuk menyerang polisi. Perusuh juga mengincar properti milik polisi.
"Mereka (perusuh) memang mempunyai niat untuk melawan polisi dengan sasaran yang sudah jelas. Sasaran itu adalah polisi dan properti milik kepolisian serta asrama. Hal ini dibuktikan dengan barang bukti berupa benda tajam, bom molotov, dan anak panah yang ternyata mengandung racun maupun korosif," kata Hengki.
Pembakaran mobil polisi itu tidak ada kaitannya dengan isu agama, ataupun pengaruh komunisme dan Partai Komunis Indonesia seperti yang disampaikan dalam unggahan.
Kerusuhan itu terjadi setelah massa yang melakukan aksi demonstrasi menolak hasil Pemilu 2019 bentrok dengan aparat keamanan.
Aksi demonstrasi semula berjalan damai pada 21 Mei 2019 saat berlangsung sejak pukul 10.00. Kerusuhan itu terjadi pada malam hari, setelah massa yang berunjuk rasa secara perlahan membubarkan diri.
Menurut polisi, ada sekelompok orang di luar massa aksi yang bergerak ke depan Gedung Badan Pengawas Pemilu. Mereka disebut melakukan provokasi terhadap aparat keamanan.
Polisi kemudian melakukan tindakan balasan sehingga terjadi bentrokan. Akibatnya, bentrokan terus meluas dari Jalan MH Thamrin hingga terjadi pembakaran mobil polisi di Palmerah.
Kesimpulan
Video yang menampilkan sejumlah orang membakar mobil polisi di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat terjadi pada 2019, bukan 2024.
Para pelaku menjarah peluru karet dan peluru tajam yang didapat dari salah satu kendaraan yang dirusak.
Para pelaku menjarah peluru karet dan peluru tajam yang didapat dari salah satu kendaraan yang dirusak.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=1403240156959358
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1133250857860896&id=100035279762135&mibextid=oFDknk
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=367029072885724&id=100087359021024&mibextid=oFDknk
- https://www.youtube.com/watch?v=ueIiDH7MY2c
- https://www.kompas.id/baca/utama/2019/06/12/polisi-tangkap-penjarah-mobil-brimob
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200522051704-20-505747/22-mei-setahun-yang-lalu-jakarta-membara-di-masa-pemilu
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 2538/6110