KOMPAS.com - Beredar pesan berantai soal nominal tunjangan hari raya (THR) ojek online (ojol) yang mengatasnamakan Gojek Indonesia.
Besaran THR yang dijanjikan yakni Rp 1,2 juta untuk mitra sampingan dan Rp 1,8 juta untuk mitra penuh waktu.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Pesan berantai soal nominal THR yang akan diterima mitra Gojek ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang disebarkan salah satu akun pada Rabu (20/3/2024):
Gojek Tokopedia telah menyepakati peraturan pemerintah (PP) no. 14 tahun 2024 tentang Tunjangan Hari Raya (THR).
Bahwa untuk Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2024 akan dibayarkan kepada seluruh mitra yang aktif dalam 9 bulan terakhir, selambatnya tanggal 02 April 2024
Besaran THR mitra akan disesuaikan dengan ketentuan gojek terbaru, sebagai berikut:1. Mitra sampingan sebesar Rp. 1.200.000,.2. Mitra full time sebesar Rp 1.800.000,.
Demikian yang kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.Selalu patuhi rambu-rambu lalu lintas dan tetap SEMANGAT.
Salam,Gojek Indonesia
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Rabu (20/3/2024), berisi pesan berantai soal nominal THR yang akan diterima mitra Gojek.
(GFD-2024-17402) [KLARIFIKASI] Pesan Berantai Berisi Nominal THR Bukan dari Perusahaan Ojek Online
Sumber:Tanggal publish: 27/03/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk untuk menanyakan kebenaran pesan yang beredar.
Pesan tersebut dipastikan bukan bersumber dari pihak Gojek Indonesia.
Pesan tersebut beredar setelah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menerbitkan Surat Edaran (SE) Menaker Nomor M/2/HK.04/III/2024 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2024 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (PHI-JSK) Kemenaker Indah Anggoro Putri mengimbau perusahaan memberikan THR kepada mitra ojol.
"Ojek online termasuk yang kami imbau untuk dibayarkan. Walaupun hubungan kerjanya adalah kemitraan tapi masuk dalam kategori pekerja waktu tertentu PKWT. Jadi ikut dalam coverage SE THR ini," kata Indah dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.
Di sisi lain, SVP Corporate Affairs Gojek Rubi W Purnomo menghormati imbauan Kemnaker dan menghormati peraturan dan regulasi yang berlaku.
Rubi mengatakan, mitra Gojek tidak termasuk dalam PKWT atau PKWTT.
"Hubungan perusahaan aplikator dan pengemudi adalah hubungan kemitraan, bukan termasuk dalam bentuk hubungan kerja seperti perjanjian kerja dengan waktu tertentu (PKWT), perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT), dan hubungan kerja lainnya," kata Rubi dikutip dari Harian Kompas.
Soal hubungan kerja berbasis kemitraan tersebut, Gojek mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua, serta Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.
Gojek tidak memberikan THR kepada mitra pengemudinya.
Kendati demikian, sebagai pengganti THR, Gojek mengadakan Program Swadaya Mudik atau potongan harga untuk barang persiapan Lebaran, Bazar Swadaya yang menyediakan sembako murah, serta Mega Kopdar atau halalbihalal dengan hadiah menarik bagi mitra pengemudi.
Program swadaya pengganti THR ini telah dilakukan sejak 2016, sebagai insentif selama Ramadhan berlangsung.
Pesan tersebut dipastikan bukan bersumber dari pihak Gojek Indonesia.
Pesan tersebut beredar setelah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menerbitkan Surat Edaran (SE) Menaker Nomor M/2/HK.04/III/2024 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2024 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (PHI-JSK) Kemenaker Indah Anggoro Putri mengimbau perusahaan memberikan THR kepada mitra ojol.
"Ojek online termasuk yang kami imbau untuk dibayarkan. Walaupun hubungan kerjanya adalah kemitraan tapi masuk dalam kategori pekerja waktu tertentu PKWT. Jadi ikut dalam coverage SE THR ini," kata Indah dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.
Di sisi lain, SVP Corporate Affairs Gojek Rubi W Purnomo menghormati imbauan Kemnaker dan menghormati peraturan dan regulasi yang berlaku.
Rubi mengatakan, mitra Gojek tidak termasuk dalam PKWT atau PKWTT.
"Hubungan perusahaan aplikator dan pengemudi adalah hubungan kemitraan, bukan termasuk dalam bentuk hubungan kerja seperti perjanjian kerja dengan waktu tertentu (PKWT), perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT), dan hubungan kerja lainnya," kata Rubi dikutip dari Harian Kompas.
Soal hubungan kerja berbasis kemitraan tersebut, Gojek mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua, serta Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.
Gojek tidak memberikan THR kepada mitra pengemudinya.
Kendati demikian, sebagai pengganti THR, Gojek mengadakan Program Swadaya Mudik atau potongan harga untuk barang persiapan Lebaran, Bazar Swadaya yang menyediakan sembako murah, serta Mega Kopdar atau halalbihalal dengan hadiah menarik bagi mitra pengemudi.
Program swadaya pengganti THR ini telah dilakukan sejak 2016, sebagai insentif selama Ramadhan berlangsung.
Kesimpulan
Pesan berantai berisi nominal THR ojol bukan bersumber dari Gojek Indonesia.
Mitra Gojek tidak termasuk dalam PKWT atau PKWTT, sehingga perusahaan tidak memiliki kewajiban memberikan THR sesuai SE Kemnaker.
Sebagai pengganti THR, Gojek menawarkan program swadaya mudik, bazar, dan kegiatan halalbihalal selama Ramadhan.
Mitra Gojek tidak termasuk dalam PKWT atau PKWTT, sehingga perusahaan tidak memiliki kewajiban memberikan THR sesuai SE Kemnaker.
Sebagai pengganti THR, Gojek menawarkan program swadaya mudik, bazar, dan kegiatan halalbihalal selama Ramadhan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=7938301746234501&set=gm.1782182468945442&idorvanity=624556758041358
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=912743883669367&set=gm.1632127177526603&idorvanity=1533504527388869
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=787213923582838&set=gm.1420433065314006&idorvanity=258983628125628
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122121331544224702&set=gm.1151120769247338&idorvanity=515228276169927
- https://jdih.kemnaker.go.id/katalog-2470-Surat%20Edaran%20Menteri.html
- https://money.kompas.com/read/2024/03/18/204000026/kemenaker-sebut-ojol-dan-kurir-berhak-dapat-thr
- https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2024/03/20/polemik-thr-ojek-daring-gojek-sebut-sudah-memiliki-program-swadaya
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-17401) [KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Video Pembuatan Kol Palsu
Sumber:Tanggal publish: 26/03/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video dengan narasi soal cara pembuatan sayur kol atau kubis palsu. Narator video mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam membeli.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan narasi keliru.
Video dengan narasi cara pembuatan kol palsu dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Dalam video tersebut, narator mengatakan demikian:
Wah ternyata seperti ini ya guys cara pembuatan kol palsu guys, hati-hati ya guys jangan asal beli.
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut bahwa terdapat sayur kol palsu
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan narasi keliru.
Video dengan narasi cara pembuatan kol palsu dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Dalam video tersebut, narator mengatakan demikian:
Wah ternyata seperti ini ya guys cara pembuatan kol palsu guys, hati-hati ya guys jangan asal beli.
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut bahwa terdapat sayur kol palsu
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video identik di kanal YouTube Macdeetube ini berjudul "Making japanese food samples".
Video tersebut menampilkan proses pembuatan beberapa replika makanan yang terbuat dari plastik, lilin, dan bahan lainnya di Jepang.
Kota Gujo di Provinsi Gifu, Jepang, dikenal dengan teknologi pembuatan replika makanan yang sangat realistis.
Replika makanan tersebut digunakan untuk menunjukkan menu di sebuah restoran dan bukan untuk dikonsumsi.
Dikutip dari Kotaku.com, sejumlah restoran di Jepang telah menggunakan repilka makanan untuk menunjukkan menu yang disediakan.
Para pemilik restoran banyak yang bekerja sama dengan perajin replika makanan. Hal itu dilakukan untuk memastikan replika dapat mewakili makanan yang asli.
Video tersebut menampilkan proses pembuatan beberapa replika makanan yang terbuat dari plastik, lilin, dan bahan lainnya di Jepang.
Kota Gujo di Provinsi Gifu, Jepang, dikenal dengan teknologi pembuatan replika makanan yang sangat realistis.
Replika makanan tersebut digunakan untuk menunjukkan menu di sebuah restoran dan bukan untuk dikonsumsi.
Dikutip dari Kotaku.com, sejumlah restoran di Jepang telah menggunakan repilka makanan untuk menunjukkan menu yang disediakan.
Para pemilik restoran banyak yang bekerja sama dengan perajin replika makanan. Hal itu dilakukan untuk memastikan replika dapat mewakili makanan yang asli.
Kesimpulan
Narasi mengenai cara pembuatan sayur kol palsu tidak sesuai dengan konteks video yang disebarkan.
Video tersebut memperlihatkan proses pembuatan replika makanan di Jepang yang terbuat dari plastik, lilin, dan bahan lainnya.
Replika makanan tersebut digunakan untuk menunjukkan menu yang ada di sebuah restoran.
Video tersebut memperlihatkan proses pembuatan replika makanan di Jepang yang terbuat dari plastik, lilin, dan bahan lainnya.
Replika makanan tersebut digunakan untuk menunjukkan menu yang ada di sebuah restoran.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1056666815399049
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=334710566264456&id=100091765445527&mibextid=oFDknk
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=122150743334036499&id=61551094972018&mibextid=oFDknk
- https://www.youtube.com/watch?v=PPQrNkOgttQ&t=288s
- https://kotaku.com/the-hypnotic-world-of-fake-japanese-food-1642005913
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-17400) Cek Fakta: Tidak Benar Jembatan di Baltimore Ambruk karena Ledakan Dinamit
Sumber:Tanggal publish: 30/03/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat ambruk karena ledakan dinamit beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 27 Maret 2024.
Akun Facebook tersebut mengunggah gambar detik-detik ambruknya jembatan tersebut. Dalam gambar terdapat letupan api di beberapa titik jembatan. Gambar tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa runtuhnya jembatan disebabkan ledakan dinamit.
"Bridge in Baltimore allegedly hit by a cargo hacked by cyber attack.
It might be a 9/11 like inside job. Video show something like dynamite explosions on bridge.
Check out the video clip (attached) at 9, 11, and 13 second marks.
Pure evil!!!
Don’t loose sight on election fraud, child sex trafficking, and other problems," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 9 kali dibagikan dan mendapat 9 respons dari warganet.
Benarkah Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat ambruk karena ledakan dinamit? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat ambruk karena ledakan dinamit. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "jembatan di baltimore ambruk" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai penyebab jembatan di Baltimore, Amerika Serikat ambruk. Satu di antaranya artikel berjudul "Kapal Kargo Dali Alami Mati Listrik Sebelum Tabrak Jembatan Ikonik di Baltimore AS, 6 Orang Diyakini Tewas" yang dimuat situs Liputan6.com pada 27 Maret 2024.
Liputan6.com, Washington, DC - Ketika awak kapal Dali, kapal kargo berukuran 289 meter, menyadari apa yang terjadi pada Selasa (26/3/2024), semuanya sudah terlambat. Kapal – pada awal perjalanan 27 hari dari pelabuhan Baltimore ke Sri Lanka – mengalami mati listrik setelah meninggalkan pelabuhan dan meluncur menuju Jembatan Francis Scott Key yang menjadi ikon kota yang terletak di Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat, tersebut.
Saat itu tengah malam dan awak kapal semakin gelap gulita ketika lampu kapal tiba-tiba padam. Kapal itu mati: tidak ada alat elektronik dan - yang terpenting - tidak ada tenaga mesin. Mereka terkatung-katung, namun tak berdaya menghentikan apa yang terjadi.
Beberapa alarm berbunyi ketika kru melakukan tes yang gagal dalam upaya putus asa untuk memperbaiki masalah dan mendapatkan kembali kekuatan.
Pilot lokal yang berada di atas kapal dengan panik memberi perintah, menyuruh awak kapal untuk mengarahkan kemudi dengan keras ke kiri dan membuang jangkar agar tidak melayang ke kanan.
Meskipun generator darurat diyakini telah berfungsi, kapal tersebut tidak pernah dapat menggunakan kembali mesinnya.
Pilot tidak punya pilihan. Sesaat sebelum pukul 01.30 pada Selasa, mereka mengeluarkan seruan mayday yang memperingatkan pihak berwenang bahwa tabrakan akan segera terjadi.
"Ada sebuah kapal mendekat dan kehilangan kemudinya," kata seorang pejabat Otoritas Transportasi Maryland sebagaimana yang terekam dalam lalu lintas radio, seperti dilansir BBC, Rabu (27/3). "Sampai hal itu terkendali, kita harus menghentikan semua lalu lintas."
Gubernur Maryland Wes Moore kemudian memuji para kru sebagai "pahlawan" dan mengatakan respons cepat mereka "menyelamatkan nyawa" karena pihak berwenang mampu menghentikan arus lalu lintas kendaraan ke jembatan dalam waktu dua menit antara panggilan dan tabrakan.
Namun hal ini tidak menghentikan apa yang terjadi ketika Dali menabrak tiang beton di jembatan sepanjang 2,4 km, yang dengan cepat runtuh, sepotong demi sepotong, ke dalam perairan Sungai Patapsco yang gelap dan dingin.
Enam orang – semuanya diyakini pekerja di jembatan – diperkirakan tewas karena suhu air dan waktu yang telah berlalu. Penjaga Pantai AS mengatakan pada Selasa malam bahwa mereka telah menyimpulkan orang-orang telah tewas dan bermaksud untuk menghentikan upaya pencarian dan penyelamatan besar-besaran, yang dipersulit oleh cuaca dingin dan mendung.
Kesimpulan
Kabar tentang Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat ambruk karena ledakan dinamit ternyata tidak benar. Faktanya, jembatan tersebut runtuh lantaran ditabrak kapal kargo berukuran 289 meter. Sebelum menabrak jembatan, kapal tersebut mengalami mati listrik.
(GFD-2024-17399) Cek Fakta: Tidak Benar Kartun The Simpsons Memprediksi Runtuhnya Jembatan di Baltimore
Sumber:Tanggal publish: 30/03/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang kartun The Simpsons memprediksi runtuhnya jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 29 Maret 2024.
Akun Facebook tersebut mengunggah gambar berisi salah satu karakter di kartun The Simpsons yakni Homer Simpsons yang tengah melihat sebuah kapal menabrak jembatan.
Gambar itu kemudian dikaitkan dengan peristiwa jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat yang runtuh setelah ditabrak sebuah kapal kargo.
"The Simpsons never disappoint with their eeriely accurate predictions," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 29 kali dibagikan dan mendapat 12 respons dari warganet.
Sebelumnya, sebagian dari Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, AS runtuh setelah sebuah kapal kargo bertabrakan dengannya pada Selasa 26 Maret 2024 pagi, menyebabkan banyak kendaraan jatuh ke air.
Sekitar pukul 01.30, sebuah kapal menabrak jembatan, terbakar lalu tenggelam. Sebuah video yang diposting di X terlihat menunjukkan sebagian besar jembatan sepanjang 2,6 km itu ambruk karena sejumlah kendaraan jatuh ke air di bawahnya.
"Semua jalur ditutup kedua arah karena kejadian di Jembatan Kunci I-695. Lalu lintas dialihkan," tulis Otoritas Transportasi Maryland di X seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (26/3/2024).
Benarkah dalam gambar tersebut kartun The Simpsons memprediksi runtuhnya jembatan di Baltimore, Amerika Serikat? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kartun The Simpsons memprediksi runtuhnya jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "bridge in baltimore the simpsons" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Viral Image Does Not Show ‘The Simpsons’ Predicting Baltimore Bridge Collapse" yang dimuat situs thequint.com pada 28 Maret 2024.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa tidak ada episode The Simpsons yang menayangkan soal peristiwa jembatan di Baltimore runtuh karena ditabrak kapal.
The Quint kemudian melakukan pencarian gambar terbalik pada foto tersebut. Hasil pencarian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam desain karakter Homer Simpsons, pria yang terlihat dalam foto viral tersebut.
Terlihat bahwa pola zig-zag yang menunjukkan rambut Homer dalam gambar tersebut jauh lebih sempit daripada desain sebenarnya. Selain itu, desain telinga karakternya juga berbeda. The Quint menyimpulkan bahwa gambar tersebut merupakan hasil rekayasa digital.
Masih menurut artikel tersebut, kartun The Simpsons sering dikaitkan dengan peristiwa di dunia nyata. Misalnya, gambar The Simpsons kemudian diedit dan dikaitkan dengan beberapa peristiwa.
Contohnya peristiwa ledakan kapal selam Titan di OceanGate, runtuhnya Bank Silicon Valley, dan unjuk rasa pengemudi truk pada tahun 2022 di Kanada, yang memprotes negara yang mewajibkan vaksin COVID-19.
Kesimpulan
Kabar tentang kartun The Simpsons memprediksi runtuhnya jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat ternyata tidak benar. Faktanya, gambar kartun The Simpsons yang dikaitkan dengan peristiwa tersebut merupakan hasil rekayasa digital.
Rujukan
Halaman: 2536/6266