KOMPAS.com - Foto restoran siap saji McDonald's terbengkalai beredar di media sosial Threads.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, foto tersebut merupakan hasil manipulasi.
Foto McDonald's terbengkalai ditemukan di akun Threads ini, ini, ini, dan ini.
Foto yang sama juga ditemukan di akun Facebook ini.
Berikut narasi yang ditulis pengguna Threads pada Selasa (30/4/2024), dalam terjemahan bahasa Indonesia:
McDonald's terbengkalai
akun Threads Tangkapan layar konten manipulasi di sebuah akun Threads, Selasa (30/4/2024), memuat foto bangunan restoran siap saji McDonald's terbengkalai.
(GFD-2024-19645) [HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai
Sumber:Tanggal publish: 06/05/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan pendeteksi foto dan video yang dikembangkan Hive Moderation.
Tools tersebut membantu mendeteksi persentase rekayasa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada gambar atau video.
Hasil pendeteksian menunjukkan, gambar McDonald's terbengkalai 99,9 persen merupakan gambar yang dibuat dengan AI.
Sejumlah platform menyediakan fitur pembuat gambar AI. Hanya dengan memasukkan kata kunci atau prompt, maka foto menyerupai jepretan asli akan dihasilkan.
Akun Instagram @chatgptricks pada 5 Februari 2024 menunjukkan prompt sederhana untuk membuat gambar restoran siap terkenal terbengkalai.
Ada foto rekayasa bangunan McDonald's, KFC, Starbucks, Five Guys, Popeye's, Chipotle, dan lain-lain.
Tools tersebut membantu mendeteksi persentase rekayasa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada gambar atau video.
Hasil pendeteksian menunjukkan, gambar McDonald's terbengkalai 99,9 persen merupakan gambar yang dibuat dengan AI.
Sejumlah platform menyediakan fitur pembuat gambar AI. Hanya dengan memasukkan kata kunci atau prompt, maka foto menyerupai jepretan asli akan dihasilkan.
Akun Instagram @chatgptricks pada 5 Februari 2024 menunjukkan prompt sederhana untuk membuat gambar restoran siap terkenal terbengkalai.
Ada foto rekayasa bangunan McDonald's, KFC, Starbucks, Five Guys, Popeye's, Chipotle, dan lain-lain.
Kesimpulan
Foto bangunan restoran siap saji McDonald's terbengkalai merupakan manipulasi.
Hive Moderation mengidentifikasi foto tersebut 99,9 persen merupakan hasil rekayasa AI.
Hive Moderation mengidentifikasi foto tersebut 99,9 persen merupakan hasil rekayasa AI.
Rujukan
- https://www.threads.net/@unitysage22/post/C6Z4sZ0MwIJ
- https://www.threads.net/@old__america/post/C6XHKNDI3WI
- https://www.threads.net/@attackofthetom/post/C6ce-Yspq_L
- https://www.threads.net/@urban_streetart/post/C6bZQ2XNja8
- https://www.facebook.com/photo?fbid=747732137346987&set=a.427610889359115
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.instagram.com/p/C2-PeyTA6hi/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-19644) [HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030
Sumber:Tanggal publish: 06/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kependudukan Dunia 1994 telah menyepakati pengurangan populasi menjadi 800 juta jiwa pada 2030.
Sebanyak 160 negara saat itu menyadari pertumbuhan penduduk sudah di luar kendali dan harus dihentikan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi soal pengurangan populasi menjadi 800 juta jiwa pada 2030 dibagikan oleh akun Facebook ini. Berikut narasi yang dibagikan:
Konspirasi Pengurangan Penduduk Bumi
Pada tahun 1994 di KTT Kependudukan Dunia yang di ikuti 160 Negara sepakat bahwa pertumbuhan Penduduk di luar kendali dan itu harus di hentikan karena sumber daya bumi ini dalam bahaya.
Sebuah kesepakatan di tanda tangani utk mengurangi populasi dan seluruh penduduk dunia disisakan hanya 800 juta orang sampai 2030.
Sebanyak 160 negara saat itu menyadari pertumbuhan penduduk sudah di luar kendali dan harus dihentikan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi soal pengurangan populasi menjadi 800 juta jiwa pada 2030 dibagikan oleh akun Facebook ini. Berikut narasi yang dibagikan:
Konspirasi Pengurangan Penduduk Bumi
Pada tahun 1994 di KTT Kependudukan Dunia yang di ikuti 160 Negara sepakat bahwa pertumbuhan Penduduk di luar kendali dan itu harus di hentikan karena sumber daya bumi ini dalam bahaya.
Sebuah kesepakatan di tanda tangani utk mengurangi populasi dan seluruh penduduk dunia disisakan hanya 800 juta orang sampai 2030.
Hasil Cek Fakta
Dilansir AAP Factcheck, Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) PBB tahun 1994 di Kairo dihadiri oleh 179 negara, bukan 160 negara.
Dana Kependudukan PBB mengatakan, konferensi tersebut menghasilkan Program Aksi yang diadopsi oleh semua negara peserta.
Program setebal 177 halaman ini tidak menyebutkan rencana untuk memangkas jumlah penduduk, namun lebih mengacu pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.
Bab tentang pertumbuhan penduduk menggambarkan tujuan akhir program sebagai "peningkatan kualitas hidup generasi sekarang dan generasi yang akan datang".
Laporan ini juga memperkirakan populasi global akan meningkat dari sekitar 5,6 miliar pada tahun 1994 menjadi 7,9 miliar-11,9 miliar pada 2050.
Caroline Kabiru, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kependudukan dan Kesehatan Afrika yang telah menerbitkan makalah tentang KTT PBB di Kairo tahun 1994, mengatakan, klaim mengenai rencana depopulasi adalah salah kaprah dan keliru.
"Saya tidak mengetahui adanya rencana dari PBB atau organisasi global lainnya untuk mengurangi populasi global bersih menjadi 800 juta," kata Kabiru.
"Program Aksi tidak menyebutkan target demografis apa pun. Faktanya, dokumen tersebut menyoroti pertumbuhan populasi yang diharapkan," ujarnya.
Sementara itu, Alex Ezeh, seorang profesor kesehatan global di Universitas Drexel, Philadelphia, mengatakan, klaim tersebut berlawanan dengan kesepakatan konferensi.
Konferesi tersebut menyepakati bahwa setiap orang memiliki hak untuk memutuskan kapan dan berapa banyak anak yang akan dimiliki.
"ICPD mengalihkan perhatian dari mengejar target demografi ke pemenuhan kebutuhan reproduksi individu dan pasangan. Klaim tersebut salah tanpa ada satu pun kebenaran, setidaknya sejauh menyangkut referensi ICPD," kata Ezeh.
Dana Kependudukan PBB mengatakan, konferensi tersebut menghasilkan Program Aksi yang diadopsi oleh semua negara peserta.
Program setebal 177 halaman ini tidak menyebutkan rencana untuk memangkas jumlah penduduk, namun lebih mengacu pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.
Bab tentang pertumbuhan penduduk menggambarkan tujuan akhir program sebagai "peningkatan kualitas hidup generasi sekarang dan generasi yang akan datang".
Laporan ini juga memperkirakan populasi global akan meningkat dari sekitar 5,6 miliar pada tahun 1994 menjadi 7,9 miliar-11,9 miliar pada 2050.
Caroline Kabiru, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kependudukan dan Kesehatan Afrika yang telah menerbitkan makalah tentang KTT PBB di Kairo tahun 1994, mengatakan, klaim mengenai rencana depopulasi adalah salah kaprah dan keliru.
"Saya tidak mengetahui adanya rencana dari PBB atau organisasi global lainnya untuk mengurangi populasi global bersih menjadi 800 juta," kata Kabiru.
"Program Aksi tidak menyebutkan target demografis apa pun. Faktanya, dokumen tersebut menyoroti pertumbuhan populasi yang diharapkan," ujarnya.
Sementara itu, Alex Ezeh, seorang profesor kesehatan global di Universitas Drexel, Philadelphia, mengatakan, klaim tersebut berlawanan dengan kesepakatan konferensi.
Konferesi tersebut menyepakati bahwa setiap orang memiliki hak untuk memutuskan kapan dan berapa banyak anak yang akan dimiliki.
"ICPD mengalihkan perhatian dari mengejar target demografi ke pemenuhan kebutuhan reproduksi individu dan pasangan. Klaim tersebut salah tanpa ada satu pun kebenaran, setidaknya sejauh menyangkut referensi ICPD," kata Ezeh.
Kesimpulan
Narasi soal pengurangan populasi menjadi 800 juta jiwa pada 2030 adalah hoaks.
Konferensi Kependudukan dan Pembangunan PBB di Kairo pada 1994 tidak menyebutkan rencana memangkas jumlah penduduk, namun pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.
Konferensi Kependudukan dan Pembangunan PBB di Kairo pada 1994 tidak menyebutkan rencana memangkas jumlah penduduk, namun pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.
Rujukan
(GFD-2024-19643) Cek Fakta: Hoaks Jusuf Hamka Bagikan Rp 35 Juta Hanya dengan Tebak Angka di Facebook
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan Jusuf Hamka membagikan uang Rp 35 juta hanya dengan menebak angka di Facebook. Postingan ini beredar sejak dua pekan lalu.
Salah satu akun bernama Yusuf Hamka Real Berbagii ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 25 April 2024.
Dalam postingannya terdapat foto Jusuf Hamka dengan narasi sebagai berikut:
"Kalian Yang Bisa tebak Nomor dengan Benar Bapak Kasih 35Jt.!!"
Akun itu juga menambahkan narasi
"Hubungi program Whatspp giveaway di bawah ini iya.."
Lalu benarkah postingan Jusuf Hamka membagikan uang Rp 35 juta hanya dengan menebak angka di Facebook?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com beberapa kali menemukan akun palsu Jusuf Hamka di Facebook dengan klaim serupa. Padahal Jusuf Hamka sudah menjelaskan tidak punya akun media sosial selain @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
Ia juga menjelaskan tidak punya akun resmi di Facebook. Postingan pada 31 Maret 2023 itu juga disertai narasi:
"HATI2 PENIPUAN. Banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan dengan menggunakan nama saya.
Untuk itu saya tegaskan kembali melalui video di atas ini. Mohon tidak mudah percaya kepada akun-akun lain, kecuali Instagram dan Tiktok seperti video di atas ini.
Bila ada yang minta-minta nomor rekening atau uang administrasi, mohon jangan dilayani karena itu pasti penipuan.
Think smart, do smart, and be smart."
Selain itu postingan yang beredar viral di Facebook mengarahkan masyarakat pada link tertentu. Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
Kesimpulan
Postingan Jusuf Hamka membagikan uang Rp 35 juta hanya dengan menebak angka di Facebook adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2024-19642) Keliru, Video FIFA dan AFC Gelar Pertandingan Ulang Indonesia-Uzbekistan Karena Kecurangan Wasit
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2024
Berita
Sebuah video beredar di Facebook oleh akun ini, ini, ini dan ini, yang disertai narasi bahwa Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memutuskan menggelar pertandingan ulang Indonesia vs Uzbekistan.
Sebelumnya, pertandingan semifinal Piala Asia U-23 2024 antara keduanya digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa Doha, Qatar, pada Senin, 24 April 2024. Namun, sejumlah pihak menuding wasit melakukan kecurangan.
Narasi yang beredar mengatakan kecurangan wasit tersebut menjadi alasan pertandingan keduanya akan diulang. Video dilengkapi alih bahasa ucapan pria dalam video, yakni terkait dugaan kecurangan yang dikeluhkan pendukung tim dan akan diinvestigasi.
“Alhamdulillah, hasil rapat FIFA dan AFC pagi ini menggembirakan. Bener kh diulang ini gaes,” bunyi tulisan narasi dalam video.
Namun, benarkah video itu tentang keputusan FIFA dan AFC untuk menggelar pertandingan sepak bola ulang antar Indonesia dengan Uzbekistan?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Bing. Ditemukan identitas pria dalam video, yang merupakan Presiden AFC, Salman bin Ibrahim Al Khalifa.
Namun, sesungguhnya suara ucapan berbahasa Arab dalam video itu tidak membahas pertandingan antara Indonesia dan Uzbekistan. Verifikasi suara dilakukan dengan transkripsi menggunakan aplikasi Transcribe, dan alih bahasa memanfaatkan Google Translate.
Berikut hasil verifikasi suara dalam video yang beredar:
Di Taif ada hubungan antara saya dan Anda, Fares, Pakistan, tank di klub resmi di FG, jika pusat dan pemimpin Pakistan, Mansour Ibrahim, sepertinya menjadi katup pengaman di Uzbekistan, dan sepertinya lagi bahwa Yaman Suwaidan menyiarkan Sania.
Perkataan dalam video yang beredar tidak menyebutkan Timnas Indonesia atau negara Indonesia. Namun video telah diolah sehingga seakan-akan berisi pernyataan Presiden AFC akan mengadakan pertandingan ulang kedua negara tersebut.
Dilansir Tempo, pertandingan semifinal antara Indonesia dan Uzbekistan telah dianggap sah, di mana Garuda kalah dari Serigala Putih dengan skor 0-2. Masing-masing timnas kemudian menjalani pertandingan selanjutnya.
Sesuai jadwal, Indonesia lalu memperebutkan juara tiga melawan Irak pada Kamis, 2 Mei 2024, yang dimenangkan Irak dengan skor 1-2. Sementara Uzbekistan menjalani laga final melawan Jepang, yang dimenangkan Tim Samurai Biru dengan skor 1-0.
AFC melalui website mereka, sesungguhnya telah menampilkan kekalahan Indonesia atas Uzbekistan di perempat final. Tidak ada keterangan pembatalan atas pertandingan tersebut, atau penyelenggaraan pertandingan ulang.
Kontroversi Keputusan Wasit
Sejumlah pihak menganggap keputusan wasit pertandingan tersebut, Shen Yinhao, kontroversial karena merugikan Timnas Indonesia. Yinhao pun mendapat banyak kritikan dari pengguna media sosial di Indonesia.
Namun, Instruktur wasit Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Fakhrizal Kahar, menganggap tak ada keputusan Yinhao yang keliru dalam pertandingan itu, sebagaimana diberitakan Antara, Selasa, 30 April 2024.
Pertama, gol Muhammad Ferarri yang dianulir wasit pada menit ke-61, menurutnya beralasan. Lantaran ada pelanggaran yang dilakukan rekan Ferrari, Ramadhan Sananta, yakni posisi offside sebelum bola masuk gawang.
"Mau gol atau tidak itu harus dicek. Penalti atau tidak harus dicek dan dipanggil wasit VAR ke layar. Jadi sebelum gol, Sananta memang sudah offside," kata Fakhrizal.
Selanjutnya terkait kartu merah yang diberikan kepada Kapten Timnas U-23 Indonesia, Rizky Ridho. Menurut Fakhrizal, hal itu juga masuk akal karena dia melakukan serious foul play atau gerakan yang membahayakan lawan.
Wasit Yinhao juga diprotes setelah menganulir keputusannya memberikan tendangan bebas pada Indonesia setelah terjadi pelanggaran pada Witan Sulaeman. Namun tampilan VAR membuktikan tak ada pelanggaran, sehingga hadiah tendangan bebas itu dibatalkan.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa video dan narasi beredar yang mengatakan FIFA dan AFC mengumumkan pertandingan ulang antara Indonesia dan Uzbekistan karena kecurangan wasit adalah keliru.
Video yang beredar telah direkayasa seolah-olah FIFA dan AFC mempermasalahkan keputusan wasit dalam laga semifinal Piala Asia U-23 2024 tersebut, padahal tidak. AFC telah mengumumkan di website mereka bahwa Indonesia kalah dari Uzbekistan dengan skor 0-2.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/317867931340676
- https://www.facebook.com/groups/2829970247084721/posts/7441712605910439/
- https://www.facebook.com/darman.anto.980/posts/pfbid0B9tJatJMZVv22L8pbM5nitDDkrsWPAuuzHTthSmPLS8a7sdLy3HbSwNhVrwwwxfyl
- https://www.facebook.com/watch/?v=1293224931641025
- https://bola.tempo.co/read/1862222/jadwal-final-dan-perebutan-posisi-ketiga-piala-asia-u-23-2024-jepang-vs-uzbekistan-indonesia-vs-irak
- https://www.the-afc.com/en/national/afc_u23_asian_cup/news/rio_focused_on_taking_indonesia_to_paris.html
- https://www.antaranews.com/berita/4082718/instruktur-wasit-pssi-keputusan-wasit-shen-yinhao-tidak-keliru
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 2293/6581