• (GFD-2024-19951) [SALAH] Polusi Udara Tidak Berbahaya karena Hanya Hoaks Internasional untuk Bisnis di Bidang Udara

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 20/05/2024

    Berita

    “POLUSI UDARA ITU HOAX INTERNASIONAL. MENTEORIKAN BAHAYA POLUSI UDARA UNTUK BISNIS BISNIS DIBIDANG UDARA. SEMUA YANG DITEORIKAN DI SEKOLAH ADALAH DOKRIN DALAM RANGKA MERAWAT BISNIS BISNIS SIPERANCANG BUMI BOLA UNTUK RATUSAN TAHUN KEDEPAN. Sama saja dengan akal akalan membuat teori lapisan ozon bocor, teori badai matahari, teori satelit, teori pemanasan global yaitu utk berbisnis dan menipu umat manusia. Bahwa sebenarnya polusi udara itu tidak berbahaya. Mengapa tdk berbahaya, ? Karena alam ini sudah punya kemampuan utk menetralisir dirinya sesuai ketetapan Tuhan ( sunatullah). Udara kotor akan kembali bersih setiap malam hari. Saya ulangi ‘setiap udara kotor akan bersih kembali pada waktu malam hari’ … Mangkanya di pagi hari itu udara sejuk. Karena waktu malam hari terjadi proses turunnya gas berat seperti CO² dan debu debu termasuk benda yg berpenyakit kembali nempel di bumi. Dan bumi sebagai gronding memproses menetralisir semua itu. Air embun pagi itu kotor krn banyak kotoran yg nempel saat proses turunnya populasi di malam hari itu. Semua kotoran itu adalah zat berat, sisa sisa karbon CO² sendiri adalah gas berat yg tdk mungkin bisa naik melewati lapisan udara. Apalagi naek ke lapisan ozon.. itu bulsit sekali, pake menghayal lapisan ozon bocor segala. Karena langit itu bersih kuat dan kokoh.”

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Tempo.

    Beredar postingan di Facebook yang mengklaim bahwa polusi udara adalah hoaks internasional yang dibuat untuk keperluan bisnis. Disebutkan juga bahwa polusi udara tidak berbahaya karena alam dapat menetralkan udara pada malam hari, karena sisa karbon dioksida adalah gas berat yang kembali menempel ke bumi yang tersimpan di embun pada pagi hari sehingga tidak dapat diangkat ke udara.

    Dilansir dari Tempo.co, NASA menjelaskan bahwa aerosol adalah partikel di udara, yang bisa berbentuk percikan cairan, bersifat padat seperti debu, atau berupa gas seperti asap. Partikel ini dapat terlontar hingga 10 ribu meter ke atmosfer dan beredar di atmosfer hingga menutupi atau mengurangi sinar matahari yang datang ke bumi.

    University Corporation for Atmospheric Research menjelaskan bahwa aerosol adalah bagian dari polusi yang disebabkan oleh membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas. Dengan begitu, tidak benar bahwa polusi adalah benda berat yang tidak bisa melewati lapisan udara.

    Majalah Tempo edisi 27 Agustus 2023 menjelaskan bahwa penyakit pernapasan dari polusi ini menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Pada tahun 2023, Pemprov DKI Jakarta mencatat jumlah kasus infeksi pernapasan meningkat akibat polusi udara di DKI Jakarta yang memburuk.

    Keburukan tersebut diikuti juga dengan investigasi oleh Narasi TV yang menemukan warga Marunda, Jakarta yang berada di dekat bongkar-muat batu bara menyebabkan mereka mengalami batuk, sesak napas, sakit mata hingga gatal-gatal.

    Dengan demikian, polusi udara hanya hoaks internasional untuk keperluan bisnis adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya polusi udara dapat berbahaya bagi penyakit jantung, stroke, paru-paru, dan asma. Majalah Tempo penyakit pernapasan dari polusi ini menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19950) [SALAH] Gambar tangkapan layar artikel berjudul “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo Lantas kenapa harus dianugrahi kehormatan diberi naik pangkat jendral!! lucu.”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 20/05/2024

    Berita

    “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo
    Lantas kenapa harus dianugrahi kehormatan diberi naik pangkat jendral!! lucu.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook SangSank pada 29 Februari 2024 memposting sebuah gambar tangkapan layar artikel dengan judul “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo Lantas kenapa harus dianugrahi kehormatan diberi naik pangkat jendral!! lucu.”. Tersebut diunggah pada grup Facebook ANIES BASWEDAN JAWA BARAT. Postingan tersebut juga diberi caption sebagai berikut “Yg tdk terhormat dipecat malah diberikan ANUGRAH..dipertnyakan akal sehatnya??”.

    Setelah ditelusuri pada 18 Mei 2024 dengan menggunakan nama editor Rusna Djanur Buana dan memfilter pencarian di tanggal 27 Februari 2024 maka ditemukan artikel asli pada website Wartakota.tribunnews.com. Artikel yang asli berjudul “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo akan Mendapat Jenderal Kehormatan dari Jokowi”. Gambar pada artikel sama dengan postingan Facebook. Perbedaan terletak pada judul artikel, karena gambar postingan Facebook sudah melalui proses pengeditan.

    Dengan demikian gambar tangkapan layar artikel berjudul “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo Lantas kenapa harus dianugrahi kehormatan diberi naik pangkat jendral!! lucu.” merupakan hasil editan. Artikel yang asli di muat oleh Wartakota.tribunnews.com dengan judul asli “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo akan Mendapat Jenderal Kehormatan dari Jokowi”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Gambar tersebut merupakan hasil editan. Artikel yang asli di muat oleh Wartakota.tribunnews.com dengan judul asli “Pernah Diberhentikan Tidak Hormat, Prabowo akan Mendapat Jenderal Kehormatan dari Jokowi”.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19949) [SALAH] Gambar Bukti Jokowi Lulusan UGM

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 20/05/2024

    Berita

    “Alhamdulillah Uda ditemukan bukti autentik beliau benar lulusan UGM 👍👍👍”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Leo Andrian pada 15 Mei 2024 memposting gambar Jokowi berjabat tangan menggunakan toga. Pada bagian atas gambar terdapat narasi bahwa gambar tersebut merupakan bukti Jokowi merupakan lulusan dari UGM.

    Setelah ditelusuri pada 17 Mei 2024 ditemukan gambar yang asli pada website Universitas Andalas dalam artikel berjudul “Unand Hasilkan 462 Wisudawan Pascasarjana Pada Wisuda IV” 23 November 2018. Gambar tersebut ambil ketika program Pascasarjana Universitas Andalas menggelar wisuda pada Jumat, 23 November 2018. Jika dibandingkan gambar pada Facebook dan artikel tersebut dari segi bangunan sama. Selain itu terdapat juga perempuan mengenakan toga berjilbab biru. Perbedaan terdapat pada wajah wisudawan yang sedang berjabat tangan.

    Hoaks gambar wisuda Jokowi ini merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Berdasarkan artikel pada website turnbackhoax, hoaks serupa sudah muncul sejak Desember 2021, kemudian muncul lagi pada bulan Mei 2022 dan terakhir pada bulan September 2022.
    Dengan demikian gambar pada postingan Facebook merupakan hasil editan. Gambar yang asli merupakan acara wisuda Pascasarjana IV Universitas Andalas tahun 2018 dan seseorang yang berjabat tangan bukan gambar Jokowi, sehingga masuk dalam kategori parodi.

    Kesimpulan

    Gambar pada postingan Facebook merupakan hasil editan. Faktanya, ambar yang asli merupakan acara wisuda Pascasarjana IV Universitas Andalas tahun 2018 dan seseorang yang berjabat tangan bukan gambar Jokowi. Hoaks gambar Jokowi sedang diwisuda merupakan hoaks lama yang kembali beredar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19948) [SALAH] PM Jepang Dibunuh karena Tidak Mengikuti Perintah World Economic Forum (WEF)

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 20/05/2024

    Berita

    Diterjemahkan: PM Jepang yang terbunuh tidak mengikuti perintah (Forum Ekonomi Dunia),” kata postingan tanggal 10 Juli tersebut. “Tidak mewajibkan vaksin, mengirimkan kembali 1,6 juta dosis dan memberikan ivermectin kepada warga. Masuk akal sekarang?

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Kompas.

    Beredar unggahan di Facebook mengenai terbunuhnya Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, karena ia tidak mematuhi perintah dari Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) untuk memberikan 1,6 juta dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat Jepang.

    Diketahui jika pada 8 Juli 2022 yang lalu Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tewas setelah ditembak oleh seorang pria di Nara, Jepang. Abe ditembak ketika sedang berpidato dalam sebuah acara kampanye.

    Namun, berdasarkan dari hasil temuan Kompas menyebutkan jika Shinzo Abe dibunuh oleh seorang pria bernama Tetsuya Yamagami. Pembunuhan dilatarbelakangi oleh hubungan Shinzo Abe dengan kelompok agama tertentu. Kelompok agama ini membuat ibu Yamagami kehilangan ratusan juta Yen dan berdampak pada kondisi sosial ekonomi anaknya.

    Dengan demikian maka dapat disimpulkan jika kematian Abe tidak ada kaitannya dengan program vaksinasi Covid-19 di Jepang.

    Kesimpulan

    Pembunuhan PM Jepang, Shinzo Abe, tidak ada hubungannya dengan WEF. Faktanya ia dibunuh karena memiliki hubungan dengan kelompok agama tertentu yang mana hal ini menjadi alasan kenapa pelaku pembunuhan melakukan aksinya tersebut.

    Rujukan