Beredar sebuah video di Youtube yang membagikan sebuah klaim pada judul jika KPK akhirnya menggeledah kantor Presiden Jokowi dan menemukan bukti jika dana dari Tapera ternyata digunakan untuk pembangunan IKN.

Di Awal video narator menyampaikan mengenai dua triliun dana Tapera tidak jelas penggunaannya, dilanjutkan dengan pernyataan jika dana Tapera yang sudah masuk tersebut disebut-sebut bisa digunakan untuk pembangunan IKN.

Selanjutnya video tersebut menampilkan cuplikan video dari beberapa tokoh politik yang mengomentari tentang pemberlakuan potongan Tapera.

Kemudian di tengah video narator berlanjut membahas ulang sebuah artikel berita dari Tribun yang berjudul, “Dana Tapera Rp567,4 Miliar Belum Dikembalikan kepada 124.960 Peserta, Mengalir ke Mana?”.

Dalam artikel tersebut isinya membahas mengenai laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengungkapkan jika dana Tapera senilai lebih dari Rp567,4 miliar belum dikembalikan kepada 124.960 peserta yang sudah tidak aktif lagi kepesertaannya dikarenakan berbagai hal, di antaranya sudah pensiun atau bahkan ada yang meninggal dunia.

Hingga akhir video tidak ditemukan informasi fakta yang dapat membuktikan kebenaran klaim pada judul mengenai KPK yang bekerja sama dengan Kejagung menggeledah kantor Presiden Jokowi.

Faktanya isi video hanya berisi tentang komentar para politikus terhadap potongan Tapera, serta membahas mengenai laporan dari BPK tentang dana Tapera senilai lebih dari Rp567,4 miliar belum dikembalikan kepada 124.960 peserta yang sudah tidak aktif lagi kepesertaannya .

Beredar unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa air rebusan daun jeruk purut bisa menghilangkan sakit gigi seumur hidup. Dalam unggahan tersebut dijelaskan tahapan untuk membuat rebusan daun jeruk. Mulai dari menyiapkan lima sampai tujuh lembar daun jeruk purut dan merebusnya. Air rebusan tersebut yang digunakan untuk berkumur-kumur saat gigi terasa sakit.

Faktanya, klaim yang beredar tersebut adalah tidak benar. Dilansir dari liputan6.com, seorang dokter gigi bernama drg. Anggia Ratri Renjana menjelaskan bahwa metode yang dijelaskan dalam unggahan video tersebut tidak benar karena berkumur dengan rebusan daun jeruk dan garam hanya dapat meredakan rasa nyeri ketika sakit gigi saja bukan menyembuhkan secara menyeluruh.

Melansir dari artikel Kompas, dr. Inggid Tania MSI, seorang Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, ia memberikan tanggapan bahwa jeruk memang memiliki kandungan atsiri yang dapat meringankan nyeri sakit gigi, namun tetap saja tidak dapat digunakan sebagai solusi utama untuk obat sakit gigi.

Berdasarkan dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim air rebusan daun jeruk purut bisa menghilangkan sakit gigi seumur hidup adalah tidak benar.

Klaim air rebusan daun jeruk purut bisa menghilangkan sakit gigi seumur hidup adalah tidak benar. Daun jeruk memang memiliki kandungan atsiri yang dapat meringankan nyeri sakit gigi, namun tetap saja tidak dapat digunakan sebagai solusi utama untuk obat sakit gigi.

Disadur dari artikel Kompas.com.

Beredar sebuah klaim di sosial media X/Twitter yang menyebarkan informasi jika Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, telah menutup kasus pembunuhan Vina atau yang kini sedang dikenal dengan Vina Cirebon.

Namun, dilansir dari Kompas Presiden Joko Widodo sendiri telah mengarahkan Kapolri, Listyo Sigit, untuk terus mengusut kasus Vina. “Tanyakan ke Kapolri. Saya sudah menyampaikan agar kasus itu betul-betul dikawal dan transparan, terbuka semuanya,” ucap Presiden Jokowi pada Kamis (30/5/2024).

Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Erdi A Chaniago mengatakan, kasus tengah ditangani Polda Jawa Barat (Jabar).

Faktanya belum ada pernyataan dari pihak kepolisian jika kasus pembunuhan Vina telah dihentikan, Kapolri sendiri sudah mendapatkan mandat langsung dari Presiden Jokowi untuk terus mengusut tuntas kasus ini.

Artikel disadur dari Liputan6.

Beredar unggahan di Facebook yang mengklaim jika tanda lingkaran berwarna merah pada tabung gas berubah menjadi hitam, berarti LPG itu sudah tidak aman digunakan dan akan meledak dalam waktu dekat.

Dilansir dari Liputan6, Unit Manager Communication Relations & CSR MOR III Pertamina Eko Kristiawan mengatakan, informasi lingkaran merah di bagian atas tabung Elpiji merupakan indikator ledakan tidak benar. Lingkaran merah pada tabung LPG tersebut menandakan isi tabung merupakan bahan yang mudah terbakar, bukan mencerminkan perubahan warna yang menandakan akan meledak.

Adapun, indikator kebocoran tabung LPG adalah bau zat ethyl mercaptan (bau khas zat pembau LPG) yang menyengat. Penggolongan warna merah sebagai indikator bahan berbahaya mudah terbakar sesuai dengan ketentuan American National Standards Institute (ANSI) atau National Fire Protection Association (NFPA).

Dengan demikian, lingkaran merah di tabung LPG jadi hitam tanda kondisi bahaya adalah salah. Faktanya, lingkaran merah pada tabung LPG tersebut menandakan isi tabung merupakan bahan yang mudah terbakar, bukan mencerminkan perubahan warna yang menandakan akan meledak.

Klaim mengenai lingkaran merah di tabung LPG jadi hitam tanda kondisi bahaya adalah salah. Faktanya, lingkaran merah pada tabung LPG tersebut menandakan isi tabung merupakan bahan yang mudah terbakar, bukan mencerminkan perubahan warna yang menandakan akan meledak.