• (GFD-2024-20321) Keliru, Video Praktik Penyebaran Racun Melalui Awan Buatan atau Chemtrail

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/06/2024

    Berita



    Video berdurasi 34 detik dengan klaim praktik penyebaran racun melalui awan buatan, beredar di media sosial Instagram [ arsip ]. Video yang dibagikan sejak 7 Mei 2024 itu memperlihatkan sebuah cerobong yang mengeluarkan asap putih dengan narasi “Tidak selalu menggunakan pesawat, nyebar toxic dari darat saat ini awan pun bisa diproduksi”.



    Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah 5 kali dikomentari dan 389 kali disukai. Lantas benarkah praktik penyebaran racun dilakukan melalui awan buatan?

    Hasil Cek Fakta



    Informasi terkait praktik penyebaran racun melalui awan sebenarnya merupakan informasi lawas yang pernah ramai beredar pada Februari 2023. Sebelumnya, sejumlah kendaraan berjenis truk berada di area terbuka dan luas mengeluarkan asap putih diklaim merupakan praktek penyebaran racun lewat awan buatan juga beredar di Facebook. Belakangan informasi tersebut kemudian ditemukan sebagai informasi yang keliru

    Cek Fakta Tempo bahkan mendapatkan narasi yang sama pada Mei 2024. Hanya saja narasi yang dibangun dengan klaim sebuah mesin pembuat awan ciptaan NASA dianggap merupakan mesin besar untuk menciptakan asap buatan yang mengandung racun. Informasi tersebut lalu didapati merupakan sebagai informasi yang menyesatkan. 

    Cek Fakta Kompas.com pada 28 Februari 2023 bahkan mendapat narasi yang sama dengan klaim penyebaran racun dilakukan melalui awan buatan dari teknologi rekayasa cuaca. Informasi ini pun dinyatakan sebagai informasi yang keliru.

    Reuters, media yang berbasis di London, Inggris pernah pula mendapati cerita dengan klaim yang sama pada September 2023. Saat itu ada cerita penyebaran racun dengan menggunakan asap pesawat di awan juga ramai beredar. Informasi tersebut juga ditemukan palsu.

    Awal Mula Cerita Penyebaran Racun melalui Awan Buatan

    Dikutip dari BBC, cerita tentang penyemprotan awan dengan bahan kimia dari penerbangan sesungguhnya merupakan cerita yang sudah pernah muncul dan beredar pada tahun 1990-an. Cerita ini awalnya diarahkan untuk orang-orang yang percaya bahwa semprotan yang mengandung logam beracun, barium, digunakan untuk mengurangi populasi. Gagasan tersebut berkembang seiring berjalannya waktu, yang berarti saat ini ada beberapa rangkaian teori chemtrail.

    Para ahli kemudian memasukan cerita tersebut dalam bagian dari teori konspirasi "Chemtrail" yaitu sebuah teori konspirasi yang membangun narasi bahwasanya pemerintah telah mengendalikan cuaca dalam skala besar dan diam-diam meracuni manusia dengan menyemprotkan bahan kimia melalui awan buatan.  

    Chemtrail sendiri, dikutip dari Scientific American, situs berita bidang sains, kesehatan, teknologi, lingkungan yang berbasis di Amerika Serikat merupakan kependekan dari jalur kimia yang oleh sebagian orang disebut sebagai jalur putih asap tertinggal saat pesawat melintas. Asap putih yang tertinggal lalu diyakini mengandung bahan kimia yang digunakan pemerintah untuk berbagai tujuan jahat mulai dari  modifikasi cuaca, pengendalian populasi manusia melalui sterilisasi, bahkan pengendalian pikiran . Cerita Chemtrail lalu menjadi cerita yang menyebar diseluruh dunia tidak hanya fenomena yang terjadi di Amerika Serikat.

    Dilansir dari New Scientist Magazine, sebuah situs berita publikasi Sains dan Teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, cerita menyebarkan racun melalui awan merupakan cerita yang tidak memiliki bukti. Sedikitnya 77 ilmuwan telah melaporkan bahwa tidak bukti ilmiah yang mengatakan atmosfer tersebar bahan kimia berbahaya. 

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo klaim praktek penyebaran racun dilakukan melalui awan buatan adalah keliru. Informasi tersebut sebenarnya merupakan informasi lawas yang pernah ramai beredar sejak Februari 2023. Beberapa media cek fakta bahkan telah menyatakan informasi itu sebagai informasi yang keliru. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-20320) Keliru, Klaim bahwa Disease X Bocoran Pandemi Berikutnya yang Disiapkan oleh WHO

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/06/2024

    Berita



    Sebuah akun Instagram [ arsip ] mengunggah cuplikan video dengan narasi Disease X adalah bocoran pandemi berikutnya.

    Berikut cuplikan pernyataan dalam video tersebut “...tapi Bu, sekitar di akhir tahun kemarin itu saya baca dari CNBC, nanti saya akan share ya, itu linknya ke temen-temen sekalian, itu WHO itu sudah mewarning tuh, katanya ada si penyakit X ini. Saya beberapa kali ngebahas ini di TikTok dan itu selalu di takdown. Saya juga bingung kenapa?  



    Video berdurasi empat menit tersebut diunggah pada 10 Mei 2024, dan sampai saat ini disukai 122 pengguna Instagram. Benarkah Disease X adalah pandemi berikutnya yang disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dengan menggunakan sumber terbuka yang kredibel. Juga menelusuri sumber asli video.

    Sumber Video



    Berdasarkan penelusuran Tempo, potongan video tersebut diambil dari kanal YouTube RRNewlitics yang diunggah pada 29 Februari 2024. Video ini berisi wawancara dengan Dr.dr.Siti Fadilah Supari,Sp.JP(K), mantan menteri kesehatan periode 2004-2009.  

    Dalam video ini Siti Fadilah Supari, ia bercerita tentang pandemi Covid-19 dan juga kasus flu burung. 

    Tentang Disease X

    Dilansir Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Amesh Adalja, MD, peneliti  Johns Hopkins Center for Health Security, Penyakit X adalah konsep pelabelan sementara (placeholder) yang mengacu pada patogen pandemi yang belum dikarakterisasi atau belum diketahui. 

    Tujuan pelabelan sementara ini untuk mendorong pemikiran proaktif tentang patogen yang dapat menyebabkan pandemi. Ini merupakan cara untuk mendorong pemikiran masyarakat agar tidak terpaku pada daftar patogen pandemi sebelumnya seperti influenza.

    Konsep penyakit X ini sudah ada sejak tahun 2018. Dilansir laman World Economic Forum, pada tahun 2018, WHO merilis rincian daftar penyakit yang mungkin menyebabkan epidemi di masa depan, termasuk virus Ebola dan Marburg, demam Lassa, demam Rift Valley, Zika - dan “Penyakit X”.

    Marie-Paule Kieny, mantan asisten direktur jenderal WHO untuk penelitian dan pengembangan mengatakan pada tahun 2018, WHO mempersiapkan peta jalan penelitian dan pengembangan jenis obat dan diagnostik yang diperlukan untuk memerangi penyakit tertentu. 

    Kieny juga menambahkan “penyakit X menurut WHO, “mewakili pengetahuan bahwa epidemi internasional yang serius dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada manusia”.

    Dilansir The Telegraph, pada awal februari 2018, WHO dan ilmuwan menyampaikan tentang patogen baru yang mematikan  yang disebut Penyakit X. Disebutkan bahwa penyakit X bukanlah patogen yang baru teridentifikasi, melainkan apa sebagai “yang belum diketahui”. Ini adalah penyakit yang dipicu oleh mutasi biologis, atau mungkin kecelakaan atau serangan teror, yang mengejutkan dunia dan menyebar dengan cepat.

    John-Arne Rottingen, kepala eksekutif Dewan Riset Norwegia dan penasihat ilmiah untuk komite WHO mengatakan  “Mungkin terlihat aneh untuk menambahkan huruf ‘X’ tetapi intinya adalah untuk memastikan bahwa kita mempersiapkan dan merencanakan secara fleksibel dalam hal vaksin dan tes diagnostik”.

    Dengan memasukkannya penyakit X ke dalam daftar, WHO mengakui bahwa penyakit menular dan epidemi yang ditimbulkannya pada dasarnya tidak dapat diprediksi. Seperti flu Spanyol yang menewaskan 50 juta hingga 100 juta orang antara tahun 1918 dan 1920. 

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang menyebut Disease X adalah bocoran pandemi berikutnya yang disiapkan oleh WHO adalah keliru.

    Penyakit X bukanlah patogen yang baru teridentifikasi, melainkan apa sebagai “yang belum diketahui”. Atau pelabelan sementara (placeholder) patogen pandemi yang belum dikarakterisasi atau belum diketahui agar ada tindakan proaktif untuk mencegah.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20319) Berita terpopuler akhir pekan, Persib Bandung juara Liga 1 hingga dana Tapera tidak untuk belanja APBN

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/06/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX)- Sejumlah berita unggulan akhir pekan yang menarik untuk disimak, Persib Bandung juarai Liga 1 hingga Pemerintah sebut dana Tapera tidak digunakan untuk belanja APBN. Berikut berita-berita tersebut:

    1. Persib Bandung juarai Liga 1

    Persib Bandung menyudahi penantian 10 tahun untuk menjuarai Liga 1 Indonesia setelah menekuk Madura United dengan skor 3-1 pada leg kedua final Championship Series di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, Jumat.

    Ini merupakan gelar pertama Persib Bandung pada era Liga 1 Indonesia setelah terakhir kali merengkuh juara pada era Liga Super Indonesia 2014. Baca selengkapnya disini

    2. Trump dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan terkait uang tutup mulut

    Donald Trump, Kamis (30/5), dinyatakan bersalah atas seluruh 34 dakwaan terkait dengan persidangan uang tutup mulut yang dilakukan oleh juri di New York menjadikannya mantan presiden AS pertama yang dihukum atas tuduhan tindak pidana kejahatan.

    Mereka menyatakan Trump bersalah karena menutupi pembayaran uang tutup mulut sebesar US$130 ribu (Rp2,1 miliar) kepada bintang film dewasa Stormy Daniels agar ceritanya tidak dipublikasikan selama pemilihan presiden tahun 2016 dan memasukkannya sebagai pengeluaran bisnis. Baca selengkapnya disini

    3. Fenomena langka enam planet berjajar muncul pada 3-4 Juni 2024

    Sebuah fenomena astronomi unik dan langka berupa planet berjajar atau planetary alignment bakal mewarnai langit menjelang matahari terbit pada 3-4 Juni 2024 sekitar pukul 05.15 WIB.

    Peneliti Pusat Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan ada enam planet berjajar sepanjang ekliptika, yaitu Jupiter, Merkurius, Uranus, Mars, Neptunus, dan Saturnus. Baca selengkapnya disini

    4. MUI Sulsel tolak keberadaan W Super Club dekat Masjid 99 Kubah

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan mengeluarkan pernyataan sikap menolak kehadiran tempat hiburan W Super Club, apalagi keberadaannya berdekatan dengan masjid Asmaul Husna 99 Kubah.

    Ketua MUI Sulsel KH. Prof. Najamuddin mengatakan sejak diresmikan tempat hiburan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu oleh pemilik Hotman Paris Hutapea langsung menuai pro dan kontra. Baca selengkapnya disini

    5. Pemerintah sebut dana Tapera tidak digunakan untuk belanja APBN

    Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Saiful Islam menyebutkan dana tabungan perumahan rakyat (Tapera) tidak akan digunakan untuk belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Saiful memastikan dana Tapera dikelola di instrumen investasi oleh manajer investasi profesional dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara reguler. Baca selengkapnya disiniPewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-20318) Cek Fakta: Hoaks Jusuf Hamka Bagikan Uang Rp 65 Juta Hanya dengan Daftar di WhatsApp

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/06/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar lagi postingan Jusuf Hamka membagikan uang Rp 65 juta dengan mendaftar melalui Whatsapp. Postingan itu beredar sejak akhir pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 31 Mei 2024.
    Dalam postingannya terdapat foto Jusuf Hamka bersama Luhut Binsar Pandjaitan dengan narasi:
    "Jika Vt ini masuk beranda kalian sebelum bulan Juni cepat tekan tanda abah Tf 65jt sekarang!!"
    Lalu benarkah postingan Jusuf Hamka membagikan uang Rp 65 juta dengan mendaftar melalui Whatsapp?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com beberapa kali menemukan akun palsu Jusuf Hamka di Facebook dengan klaim serupa. Padahal Jusuf Hamka sudah menjelaskan tidak punya akun media sosial selain @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
    Ia juga menjelaskan tidak punya akun resmi di Facebook. Postingan pada 31 Maret 2023 itu juga disertai narasi:
    "HATI2 PENIPUAN. Banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan dengan menggunakan nama saya.
    Untuk itu saya tegaskan kembali melalui video di atas ini. Mohon tidak mudah percaya kepada akun-akun lain, kecuali Instagram dan Tiktok seperti video di atas ini.
    Bila ada yang minta-minta nomor rekening atau uang administrasi, mohon jangan dilayani karena itu pasti penipuan.
    Think smart, do smart, and be smart."
    Selain itu postingan yang beredar viral di Facebook mengarahkan masyarakat pada link tertentu. Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
    Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.

    Kesimpulan


    Postingan Jusuf Hamka membagikan uang Rp 65 juta dengan mendaftar melalui Whatsapp adalah hoaks.

    Rujukan