• (GFD-2024-20571) [HOAKS] Bukti Rekaman CCTV Linda Terlibat Kasus Pembunuhan Vina

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/06/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar kabar seorang perempuan bernama Linda ditangkap terkait kasus pembunuhan Vina Dewi Arsita di Cirebon, Jawa Barat, pada 2016.

    Linda disebut-sebut sebagai teman Vina dan terbukti terlibat berdasarkan rekaman kamera pengawas atau CCTV.

    Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, kabar itu hoaks.

    Narasi soal bukti rekaman CCTV yang menunjukkan Linda terlibat kasus pembunuhan Vina dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan gambar seorang perempuan memakai baju tahanan sedang dikawal oleh polisi. Gambar tersebut diberi keterangan demikian:

    GEGER!! MOTIF CINTA SEGITIGA, BERUJUNG KEMATIAN VINA. BUKTI REKAMAN CCTV TERSEBAR. LINDA TERBUKTI IKUT BUNUH VINA, POLRI LANGSUNG BEKAP MALAM INI.

    Unggahan itu juga disertai tautan yang diklaim sebagai bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan Linda terlibat pembunuhan Vina. 

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar seorang perempuan memakai baju tahanan dan dikawal polisi. Hasilnya, gambar tersebut identik dengan foto di laman Rmol.id ini.

    Berdasarkan artikel itu, sosok perempuan dalam foto adalah Ghisca Debora Aritonang, tersangka penipuan tiket konser Coldplay di Jakarta yang ditangkap Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Pusat, pada 2023. 

    Sedangkan, tautan yang disertakan dalam unggahan tidak menampilkan bukti rekaman CCTV, melainkan justru mengarah ke laman platform e-commerce.

    Kompas.com  tidak menemukan informasi valid soal penangkapan Linda karena terlibat pembunuhan Vina.

    Dilansir Kompas TV, pada Senin (27/5/2024), Linda diperiksa di Mapolresta Cirebon sebagai saksi.

    Setelah lima jam diperiksa, Linda mengaku tidak mengenal 8 terpidana dan Pegi Setiawan, tersangka pembunuhan Vina yang ditangkap terakhir.

    Linda menyebutkan, pada hari Vina dibunuh, dirinya tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP).

    Ia juga mengaku tak terlalu dekat dengan Vina. Selain itu, sejak enam bulan sebelum peristiwa pembunuhan, ia tidak lagi berkomunikasi dengan Vina.

    Kesimpulan

    Narasi soal bukti rekaman CCTV yang menunjukkan Linda terlibat kasus pembunuhan Vina adalah hoaks.

    Gambar perempuan yang disebarkan di media sosial bukan Linda, melainkan Ghisca Debora Aritonang, tersangka penipuan tiket konser Coldplay di Jakarta.

    Selain itu, tautan yang disertakan dalam unggahan tidak menampilkan bukti rekaman CCTV, namun mengarah ke laman e-commerce.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20570) [HOAKS] Artikel FBI Prediksi Sosiopat Berdasarkan Perilaku Pemain Gim

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/06/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI disebut dapat memprediksi karakter sosiopat berdasarkan perilaku pemain gim video, seperti Fallout dan The Elder Scroll V: Skyrim.

    Sosiopat merujuk pada karakter seseorang yang cenderung agresif, kasar, dan antisosial.

    Menurut narasi di media sosial, FBI mengidentifikasi potensi sosiopat dari cara pemain berinteraksi dengan karakter yang tidak bisa dimainkan atau non-playable character (NPC).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Narasi soal FBI memprediksi karakter sosiopat berdasarkan perilaku pemain gim video dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Rabu (12/6/2024).

    Akun tersebut membagikan tangkapan layar artikel NBC News berjudul: Recent leak shows FBI uses player data to predict future sociopaths based on how players treat NPCs in games like fallout and skyrim.

    (Bocoran terbaru menunjukkan FBI menggunakan data pemain untuk memprediksi calon sosiopat berdasarkan cara pemain memperlakukan NPC dalam game seperti fallout dan skyrim).

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri artikel terkait FBI di situs NBC News. Namun, NBC News tidak pernah menayangkan artikel dengan judul tersebut.

    Artikel mengenai FBI dapat memprediksi karakter sosiopat berdasarkan perilaku pemain gim juga tidak ditemukan di pemberitaan media kredibel lainnya.

    Selanjutnya, Kompas.com menelusuri jejak digital tangkapan layar artikel itu dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.

    Gambar serupa ditemukan di situs Know Your Meme yang diunggah pada 1 Desember 2022.

    Menurut deskripsi yang dicantumkan, gambar itu adalah meme yang bersumber dari forum daring Reddit.

    Kesimpulan

    Tangkapan layar artikel yang menyebut FBI dapat memprediksi karakter sosiopat berdasarkan perilaku pemain gim video adalah hoaks.

    NBC News tidak pernah menayangkan artikel tersebut. Selain itu, tangkapan layar artikel tersebut bersumber dari meme.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20569) Manipulasi Foto Bernada Satire soal Produk Mayones "Gayo"

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/06/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah gambar menampilkan produk mayones dalam kemasan botol berwarna pelangi berlabel "Gayo".

    Tampak tangan seseorang memegang sebotol mayones berwarna pelangi di depan rak swalayan. Pada botol itu tertera merek dan logo Kraft sebagai produsen.

    Tertulis label "Real Gayo" disertai dengan tagline "Smooth & Sassy" dan "Add Pride to your next BLT".

    Gambar produk mayones "Gayo" diunggah oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Lantas, apakah gambar tersebut asli?

    Ketika diamati, label pada produk mayones memiliki watermark Doctor Photograph di bagian bawah.

    Dikutip dari Associated Press, foto produk "Gayo" pertama kali diunggah oleh akun Instagram @doctorphotograp pada 2 Juni 2022.

    Gambar tersebut kemungkinan besar diolah dengan Photoshop karena tertera tagar tersebut pada unggahan @doctorphotograp.

    Akun tersebut memang sering mengunggah gambar-gambar satire dari produk terkenal.

    Ia menyunting gambar dari produk Kraft Heinz, perusahaan pemilik merek Kraft.

    Kraft Heinz mengonfirmasi bahwa produk dalam gambar tersebut tidak nyata.

    Gambar produk mayones "Gayo" beredar saat Pride Month atau perayaan keberagaman orientasi seksual yang digelar di sejumlah negara setiap Juni.

    Gambar tersebut beredar tanpa konteks yang lengkap dan keliru dianggap sebagai produk nyata, padahal konten manipulatif bernada satire.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-20568) Cek Fakta: Klarifikasi Kemenkeu soal Ibu Melahirkan Kena Pajak

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/06/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang ibu melahirkan bakal dikenakan pajak beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 4 Juni 2024.
    Akun Facebook tersebut mengunggah narasi bahwa ibu yang melahirkan bakal dikenakan pajak oleh pemerintah.
    "Ibu melahirkan juga bakal kena pajak....
    Ayo suuuuum Ndang sat set bikin ank...ayo bantu pejabat kita biar perut membusung dan meledak ...biar pejabat bisa menyenangkan keluarga nya....
    MENYALA INDONESIA Q 🔥🔥🔥🔥🔥," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 5 komentar dari warganet.
    Benarkah pemerintah bakal mengenakan pajak pada ibu yang melahirkan? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang ibu melahirkan bakal dikenakan pajak. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "ibu melahirkan kena pajak" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang memuat pernyataan dari DItjen Pajak Kementeria Keuangan menanggapi kabar tersebut.
    Satu di antaranya artikel berjudul "Benarkah Biaya Melahirkan Kena Pajak? Ini Faktanya" yang dimuat finance.detik.com pada 9 Juni 2024.
    Jakarta - Biaya melahirkan disebut semakin mahal karena pemerintah akan mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) 12%. Pembahasan itu ramai menjadi perbincangan di media sosial.Bagaimana faktanya?
    Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Dwi Astuti mengatakan biaya proses melahirkan tidak kena pajak. Keputusan itu telah termuat dalam Pasal 10 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2022 tentang pembebasan PPN.
    "Disebutkan bahwa jasa pelayanan kesehatan medis termasuk ke dalam Jasa Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas penyerahannya di dalam daerah pabean atau pemanfaatannya dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dibebaskan dari pengenaan PPN," kata Ewie dalam keterangan tertulis, Minggu (9/6/2024).
    Ewie menyebut proses melahirkan masuk dalam kategori jasa bersifat strategis yang dibebaskan dari PPN. Total ada 13 jasa yang dikategorikan bersifat strategis, salah satunya jasa pelayanan kesehatan medis.
    Dalam proses persalinan atau melahirkan, sang ibu biasanya akan menggunakan layanan kesehatan di antaranya jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, fasilitas kebidanan, layanan dokter umum, dokter spesialis, maupun dukun bayi.
    Semua layanan kesehatan ibu hamil tersebut masuk klasifikasi jasa kesehatan medis, dengan kategori strategis yang dijamin bebas PPN oleh Negara. Dengan begitu, tidak ada kenaikan biaya melahirkan akibat PPN.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang ibu melahirkan bakal dikenakan pajak ternyata tidak benar. Ditjen Pajak Kemenkeu memastikan biaya proses melahirkan tidak kena pajak. Keputusan itu telah termuat dalam Pasal 10 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2022 tentang pembebasan PPN.

    Rujukan