• (GFD-2024-20631) Menyesatkan, Starbucks Ganti Brand Demi Hindari Boikot Produk Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita



    Sebuah foto diunggah akun pengguna media sosial Meta, Thread, dengan narasi Starbucks mengganti nama jenama (brand) menjadi Vista Coffee karena tidak tahan dengan boikot produk Israel.

    Dalam keterangan unggahan, si pengunggah menuliskan: Starbucks melakukan penggantian nama brand menjadi Vista Coffe? Kog bisa? apakah karena boycott yg dilakukan sekelompok massa pro Palestina?Sebagian orang berpendapat bahwa penggantian brand tsb, karena imbas boycot?



    Diunggah pada 19 Juni 2024, unggahan Thread itu disukai 273 orang, mendapat 59 komentar, dan diteruskan sebanyak 29 kali oleh warganet.

    Benarkah Starbucks mengganti nama jenama menjadi Vista Coffee karena imbas aksi boikot produk Israel sejak perang Israel-Palestina pecah?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memeriksa foto yang digunakan dalam unggahan Thread tersebut. Foto yang menjadi ilustrasi unggahan itu identik dengan foto yang diunggah oleh akun Instagram Khas Muslim, berikut tulisan “Waduh! Tidak tahan dengan boikot, Starbucks ganti nama jadi Vista Coffee”. Disebutkan bahwa lokasinya di Starbucks, Bandara Dublin, Irlandia.

    Faktanya, pihak bandara menjelaskan bahwa Vista Coffee hanyalah merek sementara, sebelum brand lokal baru akan menempati gerai tersebut secara permanen pada Maret 2024. Melalui situs web resmi Bandara Dublin, pergantian nama itu dilakukan karena kontrak Starbucks telah habis pada Desember 2023 lalu.

    "Operator baru (yang menggunakan produk Starbucks) akan menjalankan kafe tersebut sebagai Vista, memastikan pelanggan mendapatkan layanan terbaiknya," bunyi cuitan akun tersebut, dikutip dari Detik.com, Rabu, 10 Januari 2024.

    Pihak bandara menambahkan, perubahan tersebut merupakan bagian dari perombakan besar-besaran pada gerai makanan dan minuman (food and beverage/F&B) di T1 dan T2 dalam beberapa bulan mendatang.

    Akibat tren perlambatan bisnis makanan-minuman

    Bukan kali ini saja Starbucks menghadapi kritik maupun sentimen publik. Selain aksi boikot produk Israel sejak perang Israel-Palestina, selama dua dekade terakhir, masyarakat pernah mengkritik brand gerai kopi ini karena mendukung pernikahan sesama jenis dan upaya serikat pekerja yang dilakukan oleh karyawannya. Meskipun demikian, perusahaan ini tetap berkembang.

    Namun beberapa analis mengaitkan perlambatan penjualan di Starbucks sebagai gejala penurunan sentimen yang lebih luas di antara konsumen Amerika Serikat. Dilansir Financial Times, pemulihan ekonomi yang terhenti di Cina berdampak pada perusahaan lantaran Cina merupakan pasar terbesar keduanya. Di sana, Starbucks  memiliki sekitar 6.500 gerai. Ada pula analisis yang menilai perlambatan pendapatan ini berkaitan dengan peluncuran menu musim dingin yang baru, yang mungkin mengecewakan para pelanggan. "Kemampuan kami untuk mengaitkan [perlambatan] ini dengan potensi boikot sangat, sangat menantang, meskipun perusahaan mengakui dampaknya," ujar Matthew Goodman, analis senior di firma riset data M Science.

    Sementara menurut laporan Bloomberg per Desember 2023, Starbucks kehilangan hampir $12 miliar dalam nilai pasar saham Nasdaq selama dua minggu sebelumnya. Sahamnya turun 1,6% pada hari Senin, menurun selama 11 sesi berturut-turut dalam penurunan terpanjang sejak debut publik Starbucks pada tahun 1992. Secara keseluruhan, kemerosotan ini menghapus 9,4% dari nilai pasar Starbucks, sebuah penurunan sebesar hampir $12 miliar.  

    Dalam laporan Bloomberg juga menyebutkan bahwa berita Starbucks itu menunjukkan tren "perlambatan" di seluruh industri makanan ringan dan kopi. Merujuk perusahaan riset berbasis data, M Science, tren penjualan di industri makanan ringan dan kopi melambat dari minggu ke minggu selama periode tujuh hari hingga 19 November di tengah boikot dan pemogokan buruh pada Red Cup Day, 16 November 2023 di 200 lokasi di Amerika Serikat.

    Kesimpulan



    Unggahan dengan narasi Starbucks mengganti nama jenama menjadi Vista Coffee akibat imbas aksi boikot produk Israel adalah menyesatkan.

    Faktanya, Vista Coffee hanyalah merek sementara, sebelum brand lokal baru akan menempati gerai tersebut secara permanen pada Maret 2024. Pergantian nama itu dilakukan karena kontrak Starbucks telah habis pada Desember 2023 lalu.

    Namun secara umum, boikot produk Israel bukan penyebab utama penurunan pendapatan Starbucks. Sejumlah analisis menyebut perlambatan penjualan di Starbucks sebagai gejala penurunan sentimen yang lebih luas di antara konsumen Amerika Serikat, termasuk ekonomi di Cina sebagai pasar terbesar kedua Starbucks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20630) Menyesatkan, Konten Berisi Klaim Tidak Ada Perubahan Iklim

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di Facebook yang memperlihatkan pendiri saluran TV tentang cuaca, suhu udara, dan bencana alam, Weather Channel, John Coleman, yang mengatakan perubahan iklim hoaks belaka.

    Video itu memperlihatkan Coleman tampil dalam wawancara CNN, yang mengatakan bahwa perubahan iklim hanya konsensus sejumlah ilmuwan. Menurutnya perubahan iklim bukan fakta, sementara sains atau ilmu pengetahuan harus bersandar pada fakta.

    Dalam siaran itu, ia juga menyatakan kekecewaannya terhadap Weather Channel yang dahulu didirikannya, yang telah berbeda pendapat dengan dirinya. Saluran TV itu mengakui adanya pemanasan global. “TIDAK ada Pemanasan Global yang signifikan saat ini, belum pernah terjadi di masa lalu, dan TIDAK ada alasan untuk mengharapkan hal ini terjadi di masa depan.”



    Namun, benarkah klaim-klaim yang diungkapkan Coleman itu?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo melakukan verifikasi gambar atas video tersebut menggunakan mesin pencari. Ditemukan video tersebut identik dengan sebuah berita video daring, sebagai berikut:

    Video yang beredar sesungguhnya memperlihatkan Coleman saat diwawancarai presenter CNN TV, Brian Stelter, yang tayang awal November 2014. Transkrip wawancara tersebut juga menjelaskan bahwa Coleman menyatakan tidak percaya adanya perubahan iklim.



    Stelter sang presenter pun meluruskan situasi dalam wawancara tersebut dalam tulisannya di CNN. Dia mengatakan bahwa meskipun Coleman adalah pendiri Weather Channel, dia tidak mewakili saluran TV tersebut saat wawancara itu berlangsung.

    Coleman merupakan salah satu pendiri Weather Channel tahun 1982. Namun satu tahun kemudian dia keluar dari saluran TV tersebut. Artinya saat wawancara itu berlangsung, Coleman sudah 31 tahun berpisah dengan Weather Channel.

    Stelter dalam tulisannya juga menjelaskan bahwa terdapat laporan sebanyak 30 ribu karya ilmiah telah membahas perubahan iklim, yang menggambarkan banyaknya ilmuwan yang memberikan perhatian pada pada isu ini.

    Bukti Terjadi Pemanasan Global

    Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ) mengatakan terjadinya perubahan iklim telah diakui para ilmuwan dalam Panel Perubahan Iklim Antarpemerintah (IPCC) yang didirikan tahun 1988.

    Namun sesungguhnya adanya perubahan iklim tidak hanya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang, melainkan juga dibuktikan dengan sejumlah data. Bukti-bukti itu meliputi suhu rata-rata permukaan bumi meningkat dan laut semakin menghangat.

    Lapisan es di kedua kutub bumi menyusut, demikian juga gletser. Pengamatan di belahan bumi utara juga menunjukkan sisa es musim dingin berkurang dan lebih cepat mencair.

    Selain itu, permukaan laut juga semakin tinggi, bersamaan dengan permukaan es Kutub Arktik yang semakin turun. Frekuensi kejadian alam ekstrim juga meningkat, demikian juga pengasaman air laut karena banyak menyerap karbondioksida yang dihasilkan manusia.

    BBC lebih gamblang memperlihatkan data dan grafik peningkatan suhu rata-rata global per tahun, di mana tahun 2023 memiliki suhu tertinggi di antara tahun-tahun sebelumnya. Demikian juga level karbondioksida.

    Penggunaan bahan bakar fosil memberikan dampak besar terhadap pemanasan bumi tersebut. Suhu rata-rata permukaan bumi secara global terus mendekati 1,5 derajat celcius, padahal bila sampai pada angka itu, kondisi alam akan semakin rusak dan mengancam kelangsungan makhluk hidup.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim John Coleman yang menyatakan pemanasan global hanya hoaks dan bukan fakta adalah menyesatkan.

    Terjadinya pemanasan global telah diketahui menggunakan bukti-bukti berupa data dan fakta kondisi bumi. Terjadinya pemanasan global bukan kesepakatan sejumlah ilmuwan belaka, melainkan telah terbukti dengan data dan fakta yang terkumpul selama ini.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20629) Keliru, Video yang Diklaim Kompas TV Tayangkan Investigasi Situs Judi Slot Online A200M

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita



    Sebuah video dengan klaim bahwa Kompas TV menayangkan investigasi tentang situs judi slot online A200M disebarkan oleh sejumlah akun di Facebook. Video itu terdiri dari beberapa video yang digabung dengan pembuka seorang presenter Kompas TV.

    Isi video itu seolah-olah Kompas TV mengungkap seorang admin situs judi online (judol) A200M dalam wajah bertopeng. Pria dalam topeng itu mengatakan bahwa lewat A200M kemenangan dan kekalahan bisa diatur. 



    Video berdurasi 1 menit 55 detik itu, telah ditonton 3,8 juta dan dikomentari 3,8 ribu kali. Benarkah Kompas TV menayangkan investigasi tentang judi A200M?

    Hasil Cek Fakta



    Mula-mula Tim Cek Fakta Tempo menelusuri presenter pria Kompas TV yang tampil dengan masker di wajah. Teks yang tertera tersebut bertuliskan: Situs Judol Bisa Atur Kemenangan? Investigasi Tim Kompas TV. 

    Kemudian presenter tersebut mengatakan: “Anda menyaksikan berita hangat hari ini. Pemirsa, meski maraknya judi online di kalangan masyarakat, tak membuat kami berhenti untuk menginvestigasi salah satu admin judol yang bernama Andi. Di sana dia mengatakan bahwa situs yang dikelolanya bernama A200M bisa diatur kemenangan sedemikian rupa. Apakah benar? Mari kita saksikan investigasi ini.

    Hasil penelusuran Tempo menunjukkan suara dan teks yang menampilkan presenter Kompas TV tersebut hasil rekayasa. Faktanya, presenter Kompas TV saat itu menayangkan berita video tentang antrean pemudik di Pelabuhan Gilimanuk. Masker yang digunakan oleh presenter juga menunjukkan bahwa saat itu masih saat pandemi Covid-19.

    Video tayangan aslinya ditayangkan di kanal Youtube Kompas TV pada 30 April 2022 berjudul “H-2 Lebaran, Antrean Panjang Kendaraan Pemudik Terlihat di Pelabuhan Gilimanuk”. Anda dapat melihat kesamaan kedua gambar berikut:



    Hasil pencarian di laman dan kanal Kompas TV juga tidak menemukan adanya tayangan investigasi tentang situs judi online A200M. 

    Daftar pemberitaan Kompas TV terkait judi online dapat dicek di link ini

    Kesimpulan



    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan bahwa konten video dengan klaim Kompas TV tayangkan edisi investigasi tentang situs judi online A200M adalah keliru.

    Konten tersebut adalah hasil rekayasa yang menggabungkan video buatan yang mempromosikan situs judi online dengan video presenter Kompas TV yang audio dan teks judulnya telah diubah.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20628) [PENIPUAN] Ivan Gunawan Berbagi Uang Melalui BRI, BNI, dan BCA

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita

    BRI 50JT

    BNI 60JT

    BCA 50JT

    PILIH SESUAI NO REKENING ANDA

    Hasil Cek Fakta

    Ditemukan sebuah akun Facebook yang mengatasnamakan salah satu artis Indonesia, Ivan Gunawan, dengan nama akun ???? ??????? ????, mengunggah sebuah konten tentang giveaway uang puluhan juta rupiah untuk nasabah BRI, BNI, dan BCA.

    Akan tetapi, akun Facebook ini bukan merupakan kepunyaan dari Ivan Gunawan. Akun Facebook asli milik Ivan Gunawan adalah facebook.com/FashionGuruIvanGunawan, akun ini sudah memiliki verifikasi dari Facebook yang menandakan jika akun ini adalah yang asli.

    Dalam akun yang asli, Ivan Gunawan tidak pernah membuat konten giveaway seperti yang ada di akun Facebook tiruan tersebut.

    Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan jika akun tiruan yang mengatasnamakan Ivan Gunawan tersebut merupakan salah satu modus penipuan online.

    Kesimpulan

    Tidak benar bahwa Ivan Gunawan membuka giveaway uang puluhan juta untuk nasabah di bank BRI, BNI, dan BCA. Akun Facebook ini merupakan akun tiruan yang dapat diwaspadai sebagai bentuk penipuan online.

    Rujukan