KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai pengakuan kiper tim sepak bola Portugal, Diogo Costa, setelah berhasil menepis tiga tendangan penalti Slovenia.
Dalam unggahan di media sosial, Costa mengakui keberhasilannya menahan tendangan penalti pemain Slovenia karena arahan Ronaldo.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Portugal dan Slovenia bertemu di babak 16 besar Piala Euro atau Euro 2024 di Frankfurt Arena, Jerman, pada Senin (1/7/2024).
Kedua tim bermain imbang hingga babak perpanjangan waktu selesai. Laga dilanjutkan dengan adu penalti, dan Costa sukses menepis tendangan tiga pemain Slovenia.
Portugal memenangkan pertandingan setelah Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes, dan Bernardo Silva, sukses mencetak gol.
Narasi soal pengakuan Diogo Costa mengenai instruksi dari Ronaldo saat adu penalti dibagikan oleh akun Threads ini, pada Rabu (3/7/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Orang-orang berpikir bahwa saya menyelamatkan penalti-penalti tersebut, namun sejujurnya, itu semua karena Cristiano Ronaldo.
Sebelum adu penalti, Cristiano Ronaldo memberikan sebuah kertas yang bertuliskan instruksi kepada saya. Saya hanya mengikuti instruksi tersebut dan menukik ke arah yang tepat. Selebihnya adalah sejarah.
(GFD-2024-20995) [KLARIFIKASI] Kiper Portugal Tak Sebut soal Arahan Ronaldo Sebelum Adu Penalti
Sumber:Tanggal publish: 05/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pernyataan Costa soal Ronaldo memberikan kertas berisi instruksi untuk menepis tendangan pemain Slovenia.
Dalam wawancara setelah pertandingan yang dipublikasikan kanal YouTube CGTN Sports Scene, Selasa (2/7/2024), Costa mengatakan, keberhasilannya pada babak adu penalti berkat penguasaan teknik, serta kerja keras dan latihan.
Ia menambahkan, kemenangan itu diraih karena Portugal bermain bukan hanya sebagai sebuah tim, tetapi juga sebagai keluarga.
Pada laga kontra Slovenia, Portugal berpeluang menang lebih cepat apabila Ronaldo sukses mengeksekusi penalti saat perpanjangan waktu.
Akan tetapi, tendangan Ronaldo dari titik putih ditepis oleh kiper Slovenia, Jan Oblak, sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.
"Seperti yang dikatakan Pepe (bek Portugal) pada konferensi pers, kami adalah sebuah keluarga. Seperti halnya Cristiano (Ronaldo) yang gagal mengeksekusi penalti, seperti halnya saya yang pernah melakukan kesalahan," ujar Costa.
"Seperti yang semua orang tahu, yang terpenting adalah apa yang akan kami lakukan selanjutnya. Seperti yang dikatakan Pepe, kami adalah sebuah keluarga dan kami di sini untuk tetap bersatu," tutur dia.
Dilansir The Business Standard, Selasa (2/7/2024), Costa mengungkapkan, dirinya merasa sangat bangga dapat membantu Portugal lolos ke babak perempat final Euro 2024.
Costa menilai, pertandingan melawan Slovenia adalah laga terbaik dalam hidupnya. Ia mengaku hanya mengikuti naluri saat berhadapan dengan penendang penalti Slovenia.
"Saya hanya mengikuti naluri saya, tentu saja kami menganalisis para penembak, tetapi para pemain bisa berubah pikiran dan mengubah cara mereka menembak," kata Costa.
"Saya harus mengikuti naluri saya, itulah yang saya rasakan. Saya sangat, sangat senang, dan saya sangat bangga karena bisa membantu tim," tuturnya.
Dalam wawancara setelah pertandingan yang dipublikasikan kanal YouTube CGTN Sports Scene, Selasa (2/7/2024), Costa mengatakan, keberhasilannya pada babak adu penalti berkat penguasaan teknik, serta kerja keras dan latihan.
Ia menambahkan, kemenangan itu diraih karena Portugal bermain bukan hanya sebagai sebuah tim, tetapi juga sebagai keluarga.
Pada laga kontra Slovenia, Portugal berpeluang menang lebih cepat apabila Ronaldo sukses mengeksekusi penalti saat perpanjangan waktu.
Akan tetapi, tendangan Ronaldo dari titik putih ditepis oleh kiper Slovenia, Jan Oblak, sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.
"Seperti yang dikatakan Pepe (bek Portugal) pada konferensi pers, kami adalah sebuah keluarga. Seperti halnya Cristiano (Ronaldo) yang gagal mengeksekusi penalti, seperti halnya saya yang pernah melakukan kesalahan," ujar Costa.
"Seperti yang semua orang tahu, yang terpenting adalah apa yang akan kami lakukan selanjutnya. Seperti yang dikatakan Pepe, kami adalah sebuah keluarga dan kami di sini untuk tetap bersatu," tutur dia.
Dilansir The Business Standard, Selasa (2/7/2024), Costa mengungkapkan, dirinya merasa sangat bangga dapat membantu Portugal lolos ke babak perempat final Euro 2024.
Costa menilai, pertandingan melawan Slovenia adalah laga terbaik dalam hidupnya. Ia mengaku hanya mengikuti naluri saat berhadapan dengan penendang penalti Slovenia.
"Saya hanya mengikuti naluri saya, tentu saja kami menganalisis para penembak, tetapi para pemain bisa berubah pikiran dan mengubah cara mereka menembak," kata Costa.
"Saya harus mengikuti naluri saya, itulah yang saya rasakan. Saya sangat, sangat senang, dan saya sangat bangga karena bisa membantu tim," tuturnya.
Kesimpulan
Narasi soal pengakuan kiper Portugal soal instruksi dari Ronaldo yang membuatnya berhasil menepis tiga tendangan penalti Slovenia tidak terbukti.
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pernyataan Costa soal Ronaldo memberikan kertas berisi instruksi untuk menepis tendangan penalti Slovenia.
Dalam berbagai pemberitaan seusai pertandingan, Costa mengaku mengandalkan naluri dan penguasaan teknik yang didukung kerja keras serta latihan.
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pernyataan Costa soal Ronaldo memberikan kertas berisi instruksi untuk menepis tendangan penalti Slovenia.
Dalam berbagai pemberitaan seusai pertandingan, Costa mengaku mengandalkan naluri dan penguasaan teknik yang didukung kerja keras serta latihan.
Rujukan
- https://www.threads.net/@effioky_utopian_/post/C86kyhYItL8/?xmt=AQGzwS-cpC93h7HEQA6caatvue-iy0Wndc9kDmyrm_Bd3g
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=PKZjYC209rQ
- https://www.tbsnews.net/sports/game-my-life-says-portugal-euros-penalty-hero-costa-889781
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20994) Cek Fakta: Tidak Benar Video Garam Beryodium Mengandung Serbuk Kaca
Sumber:Tanggal publish: 08/07/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 25 Juni 2024.
Unggahan klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca menampilkan seorang yang menunjukan sebuhan benda berbentuk butiran kristal dari dalam bungkusan transparan bermotif biru.
Dalam video tersebut terdapat suara percakapan dua orang.
Berikut transkrip percakapannya:
Orang 1: Ini saya penasaran juga nih
Orang 2: Mau masak tapi ragu nih takut pake garem, pengen ngebuktiin aja garem betul apa nggaknya sih garam ada serbuk kacanya daripada kita makan beling.
Orang 1: Ini beli deket rumah sengaja.
Orang 2: Ini garamnya cap garam masak beryodium Juara Emas, kita lihat dulu hasilnya betul apa nggak sih selama ini tentang info yang beredar tentang garem ada serbuk kacanya, dari pada penasaran buktiin sendiri deh.
Alhasil jreng... jreeeng, ternyata bener.
Orang 1: Ini nggak larut di air
Orang 2: Dipegang pun sakit ya ditangan.Coba ketok, ternyata benar-benar kaca, imbaua bagi ibu-ibu terutama ibu rumah tangga yang masak daripada kita makan beling dites dulu deh. Ini bener-bener kaca.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"WARNING SANGAT BERBAHAYA DAN MEMATIKAN.HATI2 UNTUK IBU2 RUNAH TANGGA YANG BIASA KONSIMSI GARAM BERYODIUM. TERNYATA MENGANDUNG SERBUK KACA .
MK PIHAK TERKAIT KHUSUSNYA👉 BPOM AGAR SESUAI TUPOKSINYA JALAN TUGAS TUK LINDUNGI KWALITAS MAKANAN DAN KESEHATAN RAKYAT INDONESIA..
SEGERA TARIK KMBALIPEREDARAN GARAM YANG BRYIDIUM...
SEHINGGA PRODAK GARAM MANA YG LAYAK DIKONSUMSI. BGTUPUN PIHAK KEPOLISIAN AGAR SEGERA BRTRINDAK TUK MEMYELIIDIKI DAN MENANGKAP PELAKU PMBUAT GARAM YG MENGANDUNG PECAHAN KACA
.HATI2 DGN MKSUD2 KHUSUS TUK MERUSAKAN KESEHATAN RAJYAT INDONESIA TRUMATA ZIONIS DAN KOMUNIS. .INI SEJEDAR JAGA WASOADA PREFENTIV SEBELUM FATAL BY MR.P45 QAMRI.01_09"
Benarkah klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Ada Pecahan Kaca dalam Garam Dapur? BPOM: Itu Tidak Benar" yang dimuat situs Liputan6.com.
Artikel Liputan6.com mengulas tentang video viral yang ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Sabtu (19/8/2017), soal salah satu produk garam dapur membuat konsumen panik. Hal ini karena meluapnya rasa takut terhadap garam yang diduga mengandung pecahan kaca.
Dalam video tersebut, seorang ibu menjelaskan garam cap dua anak yang diduga bercampur kaca. Ada pula video lain yang menjelaskan setelah proses penyaringan, ditemukan kandungan kaca di garam bermerek Kerapan Sapi.
Dalam artikel Liputan6.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah merek garam dapur yang dikonsumsi, khususnya yang diisukan mengandung pecahan kaca.
Hasil temuan, garam larut sempurna dalam air dan tidak ditemukan mengandung pecahan kaca. Klarifikasi ini dikeluarkan BPOM pada 18 Agustus 2017.
Bahkan, pada 2017 silam sebuah perusahaan yang memproduksi garam mengambil langkah hukum terkait isu tersebut. Perusahaan itu melaporkan tiga akun media sosial ke polisi, karena telah menyebarkan informasi bohong.
Informasi ini dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel "Produsen Garam Laporkan 5 Pemilik Akun yang Viralkan Garam Campur Kaca".
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, perusahaan garam yang menjadi korban pemberitaan bohong, garam campur kaca, di media sosial melaporkan penyebarnya ke polisi.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Sabtu (19/8/2017), inilah salah satu video yang beredar di media sosial dimana seorang ibu menjelaskan garam cap dua anak yang bercampur kaca. Ada pula video lain yang menjelaskan garam bermerk karapan sapi setelah disaring ditemukan kandungan kaca.
Terkait video tersebut, tim kuasa hukum PT Sumatera Co Langgeng Makmur, Surabaya yang memproduksi garam karapan sapi dan sarcil akhirnya melaporkan lima pemilik akun. Salah satunya atas nama Farhan Samlan yang berdomisili di Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Mapolda Jawa Timur.
Sebelumnya BPOM Surabaya menyatakan telah melakukan uji laboratorium terkait adanya merek beberapa garam kemasan yang disebutkan di media sosial mengandung pecahan kaca. Hasilnya, tidak ada garam yang mengandung kaca.
Sementara itu, polisi mengimbau agar masyarakat tidak resah dengan adanya isu garam bercampur kaca, dan meminta masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial dengan tidak ikut menyebarkan berita hoaks.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca tidak benar.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah merek garam dapur yang dikonsumsi, khususnya yang diisukan mengandung pecahan kaca. Hasil temuan, garam larut sempurna dalam air dan tidak ditemukan mengandung pecahan kaca.
(GFD-2024-20993) Benar, Video Peristiwa Kekerasan Polisi di India
Sumber:Tanggal publish: 08/07/2024
Berita
Sebuah video beredar di WhatsApp dan akun Facebook ini, ini, serta ini, dengan klaim peristiwa kekerasan polisi India yang sedang menendang beberapa penganut agama Islam yang sedang salat. Salah satu akun memberikan narasi bahwa Mahkamah Agung India membiarkan kekejaman terjadi terhadap orang-orang Islam di sana.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan perlakuan otoritas India terhadap muslim di sana?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa peristiwa itu memang benar terjadi di India. Kepolisian New Delhi menyesalkan peristiwa tersebut serta memberikan sanksi skors dan penangguhan jabatan terhadap pelakunya.
Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan Yandex, sehingga berhasil menemukan informasi selengkapnya terkait video yang beredar tersebut.
Berikut hasil penelusurannya:
Video yang beredar memperlihatkan pria berpakaian cokelat menendang sejumlah pria yang sedang shalat. Sejumlah media di India telah memberitakan video tersebut, yang direkam di sebuah jalan di area Inderloka, Kota New Delhi, India, 8 Maret 2024.
The Hindu memberitakan bahwa peristiwa itu terjadi dalam pelaksanaan salat jumat di Masjid Makki Jama. Beberapa warga yang ikut melaksanakan salat jumat menyatakan masjid terlalu penuh, sehingga sebagian jemaat mengikuti peribadatan di jalan.
Polisi tersebut bernama Manoj Kumar Tomar itu berusaha mengusir jemaat yang mengikuti peribadatan di jalan. Pemberitaan memuat alasan polisi melakukannya karena hal itu dianggap bisa menyebabkan kemacetan di kawasan tersebut.
Namun, kemudian dia melakukannya menggunakan kekerasan. Setelah peristiwa itu, polisi tersebut ditangguhkan dari jabatannya sebagai wakil inspektur. Kepolisian Delhi juga menyelenggarakan investigasi atas kasus tersebut.
Versi lain dari kepolisian seperti dikutip oleh The Print menyatakan, saat itu masjid tidak penuh. Sehingga mereka hendak menyuruh orang-orang yang beribadah di jalan untuk masuk ke dalam masjid.
Meskipun ada perbedaan informasi terkait kondisi masjid, namun beberapa media India sama-sama menyatakan bahwa pelaku kekerasan itu hanya satu orang yang bertindak secara spontan karena tersulut emosi.
Selain itu, Kepolisian New Delhi menyesalkan peristiwa tersebut serta memberikan sanksi skors dan penangguhan jabatan terhadap pelakunya.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan kekerasan polisi India menendang umat muslim yang sedang beribadah adalah klaim yang benar.
Namun, setelah peristiwa tersebut, polisi itu disanksi skors dan jabatannya ditangguhkan, serta digelar investigasi atas kasus tersebut. Hal itu menunjukkan Kepolisian New Delhi tidak membenarkan tindakan salah satu personilnya tersebut.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/461188093339259
- https://www.facebook.com/reel/506557428390605
- https://www.facebook.com/100010033840963/videos/1258908441753471
- https://www.thehindu.com/news/cities/Delhi/delhi-police-cop-suspended-for-kicking-namazis-in-inderlok-area-tense/article67928854.ece
- https://theprint.in/india/delhi-police-suspends-sub-inspector-for-kicking-people-offering-namaz-in-delhis-inderlok-area/1993753/
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-20992) Keliru, Video Tutorial Deteksi Risiko Stroke dengan Gerakan Jari Tangan
Sumber:Tanggal publish: 08/07/2024
Berita
Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook [ Arsip ] yang diklaim cara mendeteksi risiko stroke dengan cara menggerakkan jari tangan pada posisi tertentu.
Video itu memperlihatkan seseorang menggerakkan jari telunjuk tangan kanan ke atas jari tengah dan ditahan. Tetap di tangan yang sama, dia mempertemukan ibu jari dan jari manis di atas telapak tangan, sementara jari kelingking bebas bergerak. Jari kelingking yang bebas bergerak diklaim bahwa orang tersebut semakin kecil resikonya untuk terkena stroke.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video yang beredar memperlihatkan cara mendeteksi risiko stroke pada seseorang?
Hasil Cek Fakta
Menurut dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya, Bambang Kusnardi, dikutip dari Kompas.com, tidak ada hubungan antara menggerakkan jari sebagaimana ditunjukkan dalam video dengan risiko stroke pada seseorang. Maka tutorial yang ditunjukkan dalam video itu tidak tepat.
Dia menjelaskan ada dua macam cara menilai risiko stroke pada seseorang yakni risiko yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan. Penilaian risiko yang bisa dikendalikan meliputi faktor hipertensi, diabetes melitus, dyslipidemia, asam urat, gaya hidup dan lain-lain.
Sementara tingkat risiko stroke terhadap seseorang yang tak bisa dikendalikan bisa diketahui dari usia, jenis kelamin dan ras. Misalnya orang berusia di atas 55 tahun, berjenis kelamin pria, dan ras Afrika Amerika, memiliki risiko stroke lebih tinggi daripada yang lain.
Dilansir Detik.com, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, dr Ricky Gusanto Kurniawan, SpS, FINS, juga mengatakan tutorial menilai mengetahui risiko stroke dalam video yang beredar tersebut keliru.
"Untuk (mengetahui risiko) stroke itu hoaks. Tapi kalau mau periksa saraf atau kekuatan (tangan), mungkin bisa," kata Ricky, di Jakarta Timur, Jumat, 28 September 2022.
Ia juga menyarankan agar masyarakat melakukan deteksi risiko stroke pada diri masing-masing menggunakan langkah-langkah yang dianjurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Berikut langkah-langkahnya:
American Stroke Association juga menyediakan formulir asesmen risiko stroke pada diri seseorang. Formulir itu bisa diunduh dari website mereka, yang meliputi faktor tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, dan lain-lain.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan tutorial memeriksa risiko stroke pada seseorang menggunakan gerakan jari, merupakan klaim keliru.
Pakar mengatakan menggerakkan jari tangan tidak ada hubungannya dengan penilaian risiko stroke. Terdapat sejumlah cara yang secara medis bisa digunakan untuk menilai risiko stroke terhadap seseorang.
Rujukan
- https://www.facebook.com/diobunga/videos/452105060777548
- https://megalodon.jp/2024-0707-1202-43/
- https://www.facebook.com:443/diobunga/videos/452105060777548
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6375061/terungkap-fakta-di-balik-viral-cek-stroke-lewat-jari-ini-penjelasan-dokter
- https://www.stroke.org/en/about-stroke/stroke-risk-factors/stroke-risk-assessment
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 1493/6115