• (GFD-2024-21326) Keliru, Klaim tentang Rohingya Menguasai 20 Persen Tanah di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2024

    Berita



    Sebuah akun Threads [ arsip ] membagikan sebuah tautan dari Snack Video tentang etnis Rohingya. Dalam keterangan video dituliskan bahwa 20% tanah Indonesia sudah berhasil dimiliki dan 10? tanah adat telah diselamatkan oleh pihak berwenang.

    Keterangan dalam video ini menuliskan “Ketegangan terjadi antara negara Bangladesh dan Myanmar semakin memanas bahkan sejak 29 januari kemarin bentrokan terjadi tentara myanmar dengan kelompok bersenjata Rohingnya Arakan di bagian negara Arkein”.



    Benarkah Rohingya menguasai 20% tanah di Indonesia? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim ini dengan menelusuri sumber asli video. Juga analisis klaim ini dengan menggunakan sumber terbuka dan pernyataan otoritas terkait migrasi khususnya isu Rohingya.

    Unggahan ini menyertakan link dari Snack Video yang berisi video yang memperlihatkan kapal penjaga pantai Bangladesh. Berdasarkan penelusuran Tempo, gambar ini identik dengan tayangan SOMOY TV sebuah stasiun televisi di Bangladesh, yang diunggah di YouTube pada 31 Januari 2024.



    Pada tayangan ini SOMOY TV melaporkan tentang pasukan penjaga pantai Bangladesh yang meningkatkan pengawasan di sepanjang perbatasan untuk mencegah pengungsi Rohingya. Patroli ditingkatkan seiring terjadinya kerusuhan di Myanmar. 

    Dilansir News Bangla 24, penjaga pantai meningkatkan patroli di wilayah Teknaf yang merupakan perbatasan Bangladesh dan Myanmar. Letnan Komandan Khandaker Munif Taki, Media Officer Markas Besar Penjaga Pantai Bangladesh mengatakan “peluru yang ditembakkan oleh tentara Myanmar jatuh di wilayah Bangladesh. Satu orang tewas dalam penembakan itu.”



    Dilansir laman Utusan Tetap Republik Uni Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, tiga tahun setelah kudeta militer 1 Februari 2021, militer Myanmar terus melakukan serangan terhadap wilayah yang dikuasai Aliansi Persaudaraan. Aliansi ini melakukan perlawanan militer terhadap junta militer.

    Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), hingga 26 Januari 2024, militer telah membunuh 4.474 orang secara kejam dan menangkap 25.931 orang. Ada 19.993 orang masih ditahan dan 162 orang telah dijatuhi hukuman mati. Sampai saat ini, junta militer terus menerus menjatuhkan bom dan penembakan artileri ke wilayah Bago, Sagaing, dan Rakhine yang merupakan tempat tinggal etnis Rohingya



    Dilansir BBC, kekerasan yang terjadi pada 5 September 2017 menyebabkan lebih dari 35.000 pengungsi Rohingya yang menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh dalam 24 jam terakhir. Hingga 5 September 2017, sudah lebih dari 123.000 warga Rohingya telah meninggalkan lokasi kekerasan di Rakhine, Myanmar, sejak 25 Agustus. Namun kedatangan pengungsi ini ditolak oleh otoritas Bangladesh.

    Kekerasan memuncak setelah pada Jumat, 25 Agustus 2017, gerilyawan Rohingya yang bersenjatakan pisau dan bom buatan menyerang lebih dari 30 pos polisi di Rakhine utara kata pemerintah. 

    Serangan ini jadi alasan pemerintah Myanmar melakukan serangan brutal ke wilayah yang dikuasai etnis Rohingnya. Sejak saat itu sampai sekarang, etnis Rohingya terus berusaha keluar dari Myanmar, termasuk ke Indonesia.

    Pengungsi Rohingya di Indonesia

    Berdasarkan arsip Cek Fakta Tempo, klaim penguasaan tanah dan pemberian pulau untuk pengungsi Rohingya telah lama beredar. Klaim ini pun telah dibantah oleh UNHCR Indonesia. 

    Juru bicara UNHCR Indonesia Mitra Salima, membantah telah meminta Pemerintah Indonesia menyediakan pulau bagi pengungsi Rohingya. “UNHCR tidak pernah menuntut Pemerintah Indonesia menyediakan pulau tersendiri untuk pengungsi Rohingya,” kata Mitra kepada Tempo, 27 Desember 2023.  

    Menurut Mitra, dalam hal penampungan pengungsi diputuskan oleh otoritas di negara tersebut. Di Indonesia, penentuan tempat pengungsian telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri. “Jadi sebenarnya sudah ada dasar hukumnya,” kata dia.

    Setelah tempat pengungsian ditentukan, UNHCR kemudian akan bekerja sama dengan otoritas dan para mitra di lapangan untuk mencukupi kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan, minuman, air bersih, pelayanan medis dan sebagainya.

    Mitra juga menjelaskan, pengungsi Rohingya atau pengungsi manapun lainnya di dunia, melarikan diri dari konflik. Mereka mencari keselamatan ke negara lain yang mampu mereka capai dengan upaya mereka sendiri, bukan diarahkan oleh pihak lain. 

    “Di Bangladesh ada hampir 1 juta pengungsi Rohingya. Sisanya ada di Malaysia sekitar 105 ribu orang dan India lebih dari 22 ribu pengungsi Jadi tiga negara itu jumlah pengungsi Rohingya jauh lebih banyak dari Indonesia,” kata Mitra kepada Tempo, 27 Desember 2023. 

    Sebagian besar pengungsi Rohingya, kata Mitra, mencari keselamatan ke Bangladesh karena negara itu paling dekat dengan Myanmar. 

    Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjadi tujuan pengungsi Rohingya. Menurut data UNCHR, lebih dari 1 juta penduduk etnis Rohingya saat ini sebagian besar (967.842 jiwa) berada di Bangladesh. Sisanya berada di Malaysia, India, dan Thailand. 

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan klaim Rohingya menguasai 20 persen tanah di Indonesia adalah keliru.

    Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjadi tujuan pengungsi Rohingya. Menurut data UNCHR, lebih dari 1 juta penduduk etnis Rohingya saat ini sebagian besar (967.842 jiwa) berada di Bangladesh. Sisanya berada di Malaysia, India, dan Thailand. 

    Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri wajib mencukupi kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan, minuman, air bersih, pelayanan medis dan sebagainya.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21325) Keliru, Video Berisi Klaim Program Nyamuk Wolbachia adalah Agenda Bill Gates

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2024

    Berita



    Sebuah akun Instagram [ arsip ] membagikan video berisi tentang program nyamuk Wolbachia yang diklaim adalah agenda Bill Gates. Dalam unggahan itu disebut pihak berwenang tidak pernah belajar dari kegagalan negara lain, tapi justru patuh dan memuluskan agenda si dokter komputer Bill Gates.

    Sejak diunggah pada Minggu 14 Juli 2024, video reels tersebut telah ditonton 3,140 kali oleh pengguna Instagram disukai 145 kali dan mendapat 17 komentar?



    Namun, benarkah program nyamuk Wolbachia agenda Bill Gates?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk memverifikasi kebenaran klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri sejarah penemuan dan pengembangan program nyamuk Wolbachia hingga realisasinya di beberapa negara di dunia, serta mengecek potongan video yang diunggah.

    Penelusuran Tempo menemukan, program nyamuk Wolbachia bukan agenda Bill Gates, seperti yang diklaim pengunggah konten. Pembicaraan dalam video memang terkait penolakan program nyamuk Wolbachia, terutama dari Ketua Adat Sunda, Ari Mulia Subagja saat diskusi bertema pro dan kontra nyamuk ber-Wolbachia, Sabtu 9 Desember 2023.

    Akan tetapi, hingga artikel ini diturunkan, tidak ada pernyataan yang menyebutkan bahwa program nyamuk Wolbachia adalah agenda Bill Gates. 

    Bill and Melinda Gates Foundation memang pernah menawarkan untuk mendanai program tersebut pada tahun 2004, seperti dijelaskan dalam situs World Mosquito Program. Tahun 1924 dua ilmuwan Amerika bernama Marshall Hertig dan S. Burt Wolbach, menemukan bakteri pada nyamuk rumah biasa, Culex pipiens. Setelah penelitian lebih lanjut, Hertig kemudian menamai bakteri tersebut Wolbachia pipientis pada tahun 1936.

    Pendiri World Mosquito Program (WMP), Professor Scott O'Neill, mulai meneliti Wolbachia tahun 1980-an di Universitas Queensland di Australia, dan mengenai demam berdarah tahun 1991.

    Hingga pada dekade 2000-an, terdapat hibah dana yang besar untuk mendirikan proyek penelitian yang pada akhirnya akan berkembang menjadi World Mosquito Program. Bill and Melinda Gates Foundation kemudian mendanai pekerjaan melalui Program Tantangan Besar dalam Kesehatan Global pada 2004.

    Pada 2006, Vietnam menjadi salah satu negara pertama di luar Australia yang bermitra dengan program ini, di bawah pengawasan Institut Nasional Higiene dan Epidemiologi Vietnam. Sampai akhirnya ke beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia dan Brasil menjadi dua negara berikutnya yang bergabung pada 2012.

    Tahun 2020, World Mosquito Program bersama Yayasan Tahija dan Universitas Gadjah Mada, mengumumkan hasil pertama uji coba terkontrol secara acak (cluster) dari metode Wolbachia, yang menunjukkan penurunan sebesar 77 persen di sejumlah desa di Yogyakarta, dibandingkan dengan daerah yang tidak diobati. Meskipun sempat terjadi pro dan kontra.

    Peneliti Pusat kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada sekaligus anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D, mengatakan penolakan tersebut lumrah, sebab saat pelepasan telur nyamuk Wolbachia di beberapa lokasi di Yogyakarta sebelumnya, juga sempat menuai penolakan.

    “Namun, setelah sosialisasi dan mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten dan kota akhirnya program tersebut bisa terlaksana,” kata Riris dikutip dari situs resmi Ugm.ac.id, 17 November 2023.

    Penelitian teknologi Wolbachia sudah dilakukan di Yogyakarta selama 12 tahun lalu. Dimulai dari tahapan penelitian fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022). Di dunia, studi pertama Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) dilakukan di Yogyakarta dengan desain Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT).

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim program nyamuk Wolbachia adalah agenda Bill Gates, keliru.

    Tidak ada pernyataan bahwa program tersebut agenda dari Bill Gates. Hanya saja, Bill and Melinda Gates Foundation mendanai pekerjaan melalui Program Tantangan Besar dalam Kesehatan Global pada 2004.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21324) Keliru, Video Berisi Klaim Demonstrasi di Jakarta Lengserkan Jokowi yang Tidak Diliput Media

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2024

    Berita



    Sebuah akun X membagikan video dengan klaim bahwa itu adalah demo besar di Jakarta untuk melengserkan Jokowi. Video itu menunjukkan orang-orang berlari dan menerobos penjagaan ketat aparat keamanan di bawah flyover. Video yang sama juga disebarkan ke channel YouTube.

    Pengunggah konten memberikan keterangan narasi berikut ini: Demo yang meluluhlantakkan Jakarta lengserkan Jokowi. Kenapa seluruh media nasional dibungkam. Bila rakyat dikhianati maka hukum rakyat yang akan berjalan. Tumbangkan Jokowi.



    Sejak dibagikan pada 23 Juli 2024, video pendek ini sudah mendapat 343 komentar, seribuan retweet, disukai 2 ribuan pengguna X, disimpan 45 kali dan 60,9 ribuan kali ditayangkan. Namun, benarkah demo besar turunkan Jokowi?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, video yang diunggah di media sosial X dan YouTube tersebut bukan demonstrasi di Jakarta untuk melengserkan Jokowi, melainkan demonstrasi mahasiswa di kawasan Shahbag, Dhaka, Bangladesh.

    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menjadi gambar menggunakan InVID We Verify - Keyframe, lalu menelusurinya dengan Google Lens dan Yandex. Verifikasi gambar juga dilakukan, termasuk lokasi dan nama jalan.

    Gambar dan peristiwanya telah diterbitkan di media elektronik, termasuk di New York Time berjudul "Tens of Thousands of Students Protest Job Quotas in Bangladesh’s Streets", yang tayang 11 Juli 2024. Kemudian di situs resmi Al Jazeera berjudul "Who are the protesters demanding an end to job quotas in Bangladesh?" yang dipublikasikan 18 Juli 2024.

    Puluhan ribu massa saat akan menerobos barikade Polisi di kawasan Shahbag Square, Dhaka, Bangladesh pada 11 Juli 2024 (Monirul Alam/EPA-EFE)

    Kawasan Shahbag Squere, Dkaha, Bangladesh pada Oktober 2024.

    Dalam berita itu dijelaskan, puluhan ribu mahasiswa menuntut agar kuota untuk pekerjaan pegawai negeri dihapuskan dan pekerjaan-pekerjaan itu diberikan kepada kandidat berdasarkan prestasi. Aksi tersebut telah dilakukan selama tiga pekan atau sejak 1 Juli 2024 di seluruh negeri, termasuk di kawasan Shahbag, Dhaka, Bangladesh.

    Mahasiswa di hampir semua perguruan tinggi besar turut ambil bagian, menuntut sistem berbasis prestasi untuk pekerjaan pegawai negeri sipil yang bergaji tinggi dan sangat diminati. "Ini adalah situasi hidup atau mati bagi kami. Kuota adalah sistem yang diskriminatif. Sistem ini harus direformasi,” kata koordinator protes Nahidul Islam kepada AFP, selama pawai di Universitas Dhaka.

    Para kritikus mengatakan sistem ini menguntungkan anak-anak kelompok pro-pemerintah, yang mendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina. Ayahnya, Sheikh Mujibur Rahman, adalah pemimpin pendiri Bangladesh.

    Hasina (76), memenangkan pemilihan umum keempat berturut-turut pada bulan Januari, dalam pemungutan suara tanpa partai oposisi sejati, dengan boikot yang meluas dan tindakan keras besar-besaran terhadap lawan-lawan politiknya.

    Para kritikus menuduh pengadilan Bangladesh hanya menyetujui keputusan yang dibuat oleh pemerintahnya. Sistem ini awalnya dihapuskan setelah berminggu-minggu protes mahasiswa pada tahun 2018. Namun pada bulan Juni, Pengadilan Tinggi Dhaka membatalkannya, dengan mengatakan pembatalan tersebut tidak sah.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim demonstrasi di Jakarta lengserkan Jokowi adalah keliru.

    Demonstrasi itu bukan tentang lengserkan Jokowi yang diklaim di Jakarta, melainkan di Dhaka, Bangladesh. Saat puluhan ribu mahasiswa berunjuk rasa menuntut agar kuota untuk pekerjaan pegawai negeri dihapuskan dan pekerjaan-pekerjaan itu diberikan kepada kandidat berdasarkan prestasi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21323) [PENIPUAN] Video “Taswin Zakaria membagikan metode praktis menghasilkan kekayaan triliyunan di pasar saham”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/07/2024

    Berita

    Akun Facebook T KFe ou Choco (fb.com/100067521159541) pada 16 Juli 2024 mengunggah video yang menampilkan Presiden mantan Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Taswin Zakaria yang bicara sebagai berikut:

    “Saya adalah Taswin Zakaria, saya telah berkecimpung saya telah berkecimpung di pasar saham selama 35 tahun. Tahun ini saya beruntung diundang untuk ikut serta dalam kontes keuntungan pasar saham global yang diselengarakan pada bulan Juli. Sebagai perwakilan Indonesia, saya membutuhkan lebih banyak suara. Sebagai apresiasi kepada pendukung saya akan membagikan metode praktis saya dalam menghasilkan kekayaan triliyunan di pasar saham dalam grup resmi saya, serta saham-saham jangka pendek yang memiliki potensi untuk melonjak 100% dalam waktu dekat. Di tengah pasar yang penuh dinamika, apakah saham anda memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan? Apakah ada potensi kenaikan yang signifikan? Segera klik tautan ini, kirimkan nama saham anda, anda akan mendapatkan saran yang paling profesional”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video berdurasi 58 detik yang menampilkan mantan Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Taswin Zakaria yang menawarkan metode praktis dalam menghasilkan kekayaan triliyunan merupakan konten yang dimanipulasi.

    Faktanya, video tersebut merupakan hasil buatan Artificial Intelligence (AI). Di video aslinya yang diunggah di kanal Youtube CNBC Indonesia pada 28 Januari 2021, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk saat itu, Taswin Zakaria menjelaskan tentang klasifikasi baru modal perbankan.

    Penelusuran terhadap video yang diunggah sumber klaim ini dimulai dengan melakukan pencarian menggunakan fitur pencarian di Youtube berdasarkan logo CNBC Indonesia yang tercantum video tersebut dan nama Taswin Zakaria. Hasil penelusuran menemukan sebuah video dengan judul “OJK Ubah Klasifikasi Modal Inti, Ini Dampaknya Bagi Perbankan” yang diunggah di kanal Youtube CNBC Indonesia pada 28 Januari 2024. Pada video berdurasi 5 menit 54 detik ini, diberi keterangan:

    “Menilik rencana OJK untuk mengubah aturan pengelompokan bank dari berbasis BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) menjadi Bank berdasarkan Modal Inti (KMBI). Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia, Taswin Zakaria berpandangan bahwa perubahan regulasi ini mungkin tidak akan banyak berbeda mengingat klasifikasi bank masih didasarkan atas modal inti meskipun akan ada perbedaan rentang besaran modal inti. lalu seperti apa perbankan melihat dampak yang mungkin ditimbulkan dari perubahan klasifikasi modal bank?

    Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII)), Taswin Zakaria dan Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Daniel Budirahayu dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Kamis, 28/01/2021)”

    Selain itu, untuk memverifikasi keaslian konten audio dalam video tersebut, dilakukan analisis menggunakan dua situs pendeteksi konten AI:

    – ElevenLabs: Hasil deteksi menunjukkan kemungkinan 98% bahwa audio dibuat menggunakan ElevenLabs.
    – AI Voice Detector: Hasil deteksi menunjukkan kemungkinan 92,67% bahwa audio dibuat oleh AI.

    Kesimpulan

    Video tersebut merupakan hasil buatan Artificial Intelligence (AI). Di video aslinya yang diunggah di kanal Youtube CNBC Indonesia pada 28 Januari 2021, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk saat itu, Taswin Zakaria menjelaskan tentang klasifikasi baru modal perbankan.

    Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan