• (GFD-2025-28047) [HOAKS] Program Umrah Gratis dari Kemenag pada Juli 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) disebut mengadakan program umrah gratis untuk 50 perserta pada Juli 2025.

    Masyarakat yang berminat dapat mengisi data pribadi melalui tautan yang disertakan dan menunggu hasil seleksi.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Informasi program umrah gratis Kemenag dibagikan oleh akun Facebook ini pada 11 Juli 2025. Berikut narasi yang dibagikan:

    GRATIS! Umrah Resmi dari Kemenag 2025Anda punya mimpi ke Tanah Suci? Kini waktunya jadi nyata!

    Kementerian Agama membuka pendaftaran Umrah Gratis 2025 untuk masyarakat Indonesia.

    Hanya isi data Anda & tunggu hasil seleksi resmi.Aman, terpercaya, dan tidak dipungut biaya.

    Daftar sekarang di: kemenag[dot]umrahgratis[dot]my[dot]id

    Screenshot Hoaks, program umrah gratis Juli 2025 mengatasnamakan Kemenag

    Hasil Cek Fakta

    Kemenag telah membantah bahwa mereka mengadakan program umrah gratis melalui pengumuman di Instagram resmi pada 8 Maret 2025.

    "Kemenag RI tidak pernah mengadakan program umroh gratis. Jangan percaya jika ada pihak yang mengatasnamakan Kemenag dengan tawaran serupa!" demikian imbauan Kemenag.

    Masyarakat diimbau mengecek informasi resmi di akun media sosial resmi Kemenag dan situs resmi yang dapat diakses di kemenag.go.id.

    Hoaks serupa sebelumnya pernah beredar pada Maret 2025. Narasi yang beredar mengeklaim bahwa umrah gratis itu atas undangan dari Kerajaan Arab Saudi.

    Ada pula hoaks program haji gratis untuk 100 peserta yang beredar pada Februari 2025. Informasi itu juga telah dibantah oleh Kemenag.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi program umrah gratis yang beredar di Facebook dan mengatasnamakan Kemenag adalah hoaks.

    Kemenag telah membantah bahwa mereka mengadakan program umrah gratis melalui pengumuman di Instagram resmi pada 8 Maret 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28046) [KLARIFIKASI] Mantan Presiden Singapura Halimah Yacob Keturunan Melayu-India, Bukan Padang

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Presiden ke-8 Singapura Halimah Yacob diklaim berasal dari Indonesia. Narasi ini muncul dalam sejumlah unggahan di media sosial.

    Presiden perempuan pertama Singapura itu diklaim berasal dari Padang, Sumatera Utara. Akan tetapi, narasi itu merupakan informasi keliru dan perlu diluruskan informasinya.

    Informasi yang menyebut mantan Presiden Singapura Halimah Yacob adalah orang Padang disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (18/7/2025):

    Wanita asal Padang, Indonesia menjadi presiden Singapura. Dan presiden pertama wanita di Singapura keren sekali ibu nya..

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (18/7/2025), yang menyebut mantan Presiden Singapura Halimah Yacob adalah orang Padang.

    Hasil Cek Fakta

    Halimah Yacob lahir di Queen Street, Singapura, pada 23 Agustus 1954. Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.

    Ayahnya seorang muslim keturunan India dan bekerja sebagai penjaga keamanan.

    Sementara ibunya, Maimun Abdullah, merupakan perempuan keturunan Melayu yang pernah bekerja di kedai makanan.

    Tidak ada bukti atau laporan valid yang menunjukkan bahwa Halimah adalah orang Padang, Indonesia.

    Namun, berdasarkan pewartaan Kompas.com, ibu Halimah pernah berjualan nasi padang.

    Pekerjaan tersebut dijalani ibu Halimah demi menghidupi kelima anaknya. Ibu Halimah melakukannya karena sang suami meninggal dunia ketika usia Halimah masih delapan tahun.

    Kala itu mereka masih tinggal di rumah susun. Sehingga, ibunya berjualan nasi padang dengan sebuah gerobak kecil.

    Halimah sering membantu ibunya berdagang. Dia mencuci peralatan makan, merapikan meja, serta melayani pelanggan.

    Adapun Halimah menempuh pendidikan di Jurusan Hukum, University of Singapura.

    Dia lantas bergabung dengan Kongres Serikat Perdagangan Nasional (NTUC) sebagai staf legal, selama lebih dari 30 tahun, hingga akhirnya ditunjuk menjadi Wakil Sekretaris Jenderal.

    Pada 2001, Halimah memulai karier politiknya setelah mendapat dorongan dari Perdana Menteri Singapura saat itu, Goh Chok Tong.

    Kesimpulan

    Narasi yang menyebut mantan Presiden Singapura Halimah Yacob adalah orang Padang merupakan informasi keliru.

    Halimah pernah membantu ibunya berjualan nasi padang dengan gerobak. Namun, tidak ada bukti bahwa Halimah merupakan keturunan Padang.

    Ayahnya seorang muslim keturunan India dan ibunya keturunan Melayu. Sementara, Halimah lahir di Singapura.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28045) Cek Fakta: Tidak Benar Video Mantan Presiden Jokowi Ancam Ulama dan Umat Islam

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/07/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video mantan Presiden Jokowi berpidato seolah-olah mengancam umat Islam. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 11 Mei 2025.
    Dalam postingannya terdapat video mantan presiden Jokowi berdurasi 1 menit 20 detik dengan potongan pidato sebagai berikut:
    "Kalau masih ada yang main-main yang gigit saya sendiri. Akan saya gigit sendiri lewat cara saya," ujar Jokowi.
    Lalu pada potongan video yang lain terdapat potongan pidato Jokowi sebagai berikut:
    "Kepada seluruh kapolda, kapolres, polsek semuanya kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka, hantam mereka, kalau UU memperbolehkan dor mereka," ujarnya.
    Potongan video tersebut disertai judul "Penyiksa Ulama dan umat Islam. Presiden yang hobby ngancam rakyat"
    Lalu benarkah postingan video mantan Presiden Jokowi berpidato seolah-olah mengancam umat Islam?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Potongan video pertama identik dengan video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden pada 13 November 2019.
    Video tersebut berjudul "Arahan Presiden RI pada Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Daerah, Bogor, 13 Nov 2019"
    Namun dalam video tersebut mantan Presiden Jokowi sama sekali tidak menyinggung ancaman pada umat Islam.
    Dalam video tersebut Jokowi meminta aparat penegak hukum tidak dengan sengaja untuk memeras atau membawa memproses hukum para kepala daerah maupun pelaku bisnis.
    Sementara pada postingan video kedua identik dengan video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden pada 27 Juni 2016.
    Video itu berjudul "Presiden Jokowi: Kejar Pengedar Narkoba! Tangkap! atau Bahkan di Dor Saja!"
    Dalam video tersebut Jokowi berpidato bukan untuk mengancam umat Islam tetapi untuk para pengedar narkoba.

    Kesimpulan


    Postingan video mantan Presiden Jokowi berpidato seolah-olah mengancam umat Islam adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28044) [SALAH] Video “Tentara Israel Dukung Kemerdekaan Papua”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/07/2025

    Berita

    Akun Facebook “Apinus Jangkup” pada Selasa (15/7/2025) membagikan video [arsip] disertai narasi:
    “PAPUA MERDEKA FREEDOM PAPUA, FREEDOM PAPUA, FREEDOM PAPUA”
    Unggahan disertai takarir:
    “FWP ISRAEL DUKUNG !”
    Per Rabu (23/7/2025), konten tersebut telah mendapat lebih dari 29 ribu tanda suka dan 1.900 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menganalisis audio konten dengan perangkat deteksi AI, detect.resemble.ai. Diketahui, audio konten itu merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
    TurnBackHoax mencermati adanya petunjuk berupa tulisan “Veo” dalam unggahan tersebut. Veo merupakan perangkat kecerdasan buatan yang dikembangkan Google. Keberadaan katan “Veo” menunjukkan konten itu adalah hasil rekayasa kecerdasan buatan.
    TurnBackHoax lalu memasukkan kata kunci “Tentara Israel dukung kemerdekaan Papua” ke mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan unggahan resmi atau rekaman asli mengenai dukungan tentara Israel atas kemerdekaan Papua.

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “tentara Israel dukung kemerdekaan Papua” adalah konten palsu (fabricated content).
    (Ditulis oleh ‘Ainayya)

    Rujukan