• (GFD-2025-27169) [SALAH] Pesan Berantai Buah Daun Kelor dan Soda untuk Obat Sakit Sendi

    Sumber: X/Twitter
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    Pada Jumat (23/5/2025) beredar pesan berantai (broadcast) di WhatsApp (arsip cadangan) yang membagikan sebuah video dengan narasi:

    "Inilah gebrak'an baru dunia kedokteran dengan herbal asli Indonesia, semoga bermanfaat 👍🙏🙏"

    di sebarannya.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta MAFINDO (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim menggunakan perkakas (tool) InVID WeVerify yang memfragmentasi video ke dalam bentuk gambar/foto untuk mencari bingkai utama (Keyframe), yang kemudian digunakan untuk melakukan pencarian gambar (image search).

    Karena hasil pencarian gambar menggunakan Google Lens tidak menemukan kecocokan, menghubungi Produser Lapangan CNN Indonesia Clarissa Aradhia melalui surel (email) didapatkan informasi bahwa video di segmen/bagian yang menampilkan Clarissa berasal dari video liputan korban kecelakaan Tol Ciawi pada bulan Februari lalu yang salah satunya ditayangkan di kanal YouTube CNN Indonesia.

    Untuk segmen Siti Fadilah Supari, gambar/foto di Keyframe #24 memberikan petunjuk yang setelah ditelusuri cocok dengan video “Jangan Berdagang Dengan Rakyat” yang diunggah pada Sabtu (18/1/2025) di kanal YouTube Siti Fadilah Supari Channel.

    Kesimpulan

    Unggahan tersebut masuk ke kategori konten yang dimanipulasi (manipulated content), faktanya video yang disebarkan adalah hasil manipulasi menggunakan Kecerdasan Buatan (AI: Artificial Intelligence) atau Deepfake.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27168) [HOAKS] Daftar 19 Minuman Kemasan Penyebab Kanker Otak

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar pesan berantai mengatasnamakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan memuat daftar minuman kemasan yang disebut berbahaya.

    Sebanyak 19 merek minuman dalam daftar tersebut diklaim sebagai penyebab pengerasan otak atau kanker otak.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Pesan berantai daftar minuman kemasan penyebab kanker otak mengatasnamakan IDI dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Minggu (25/5/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Tolong disebar luas kan dari RS FATMAWATI, RS RSCM,RS SILOAM & seluruhan jajaran Rumah Sakit dimana dia berada bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menginformasikan bahwa saat ini sedang ada wabah Pengerasan Otak (Kanker Otak), Diabetes dan Pengerasan Sumsum Tulang Belakang (Mematikan sumsum tulang belakang).

    Untuk itu, hindarilah minuman sbb:

    1. Extra Joss,2. M-150,3. Kopi Susu Gelas (Granita),4. Kiranti,5. Krating Daeng,

    6. Hemaviton,7. Neo Hemaviton,8. Marimas,9. Segar Sari shachet,10. Frutillo,

    11. Pop Ice,12. Segar Dingin Vit. C,13. Okky Jelly Drink,14. Inaco,15. Gatorade,

    16. Nabati,17. Adem Sari,18. Naturade Gold,19. Aqua Splash Fruit.

    Karena ke-19 minuman tsb mengandung ASPARTAME (lebih keras dr biang gula) racun yg menyebabkan diabetes, v otak, dan mematikan sumsum tulang.agar diperhatikan

    Nara sumber :Dr. H. Ismuhadi, MPH

    Screenshot Hoaks, daftar 19 minuman kemasan penyebab pengerasan otak

    Hasil Cek Fakta

    Informasi keliru mengenai daftar minuman penyebab pengerasan otak mengatasnamakan IDI telah beredar sejak 2010.

    IDI telah membantah narasi tersebut dan meminta masyarakat tidak mudah percaya pada berita yang belum terbukti kebenarannya.

    "Kami meminta kepada seluruh masyarakat untuk waspada dan tidak mudah percaya dengan berita yang beredar yang belum terbukti kebenarannya dan untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran berita tersebut bisa melalui IDI setempat atau melalui dinas kesehatan setempat," kata Ketua Umum IDI Prijo Sidipratomo, diberitakan Kompas.com, 6 April 2010.

    Untuk diketahui, pernyataan resmi Pengurus Besar IDI disampaikan menggunakan kop surat resmi organisasi serta ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal.

    Selain itu, nama Dr Ismuhadi MPH yang dicantumkan dalam informasi tersebut tidak ada kaitannya dengan IDI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pesan berantai daftar minuman kemasan penyebab kanker otak mengatasnamakan IDI adalah hoaks.

    Narasi tersebut telah beredar sejak 2010. IDI telah membantah narasi tersebut dan meminta masyarakat tidak mudah percaya pada berita yang belum terbukti kebenarannya.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27167) [HOAKS] Link untuk Rekrutmen Program Literasi Nasional 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan atau link yang diklaim sebagai pendaftaran sosialisator Program Literasi Nasional 2025.

    Ketika diklik, laman dari tautan itu meminta pengguna mengisi nama dan nomor Telegram aktif.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks karena mengindikasikan phishing.

    Informasi mengenai rekrutmen Program Literasi Nasional 2025 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (24/5/2025):

    Open Rekrutmen Nasional Sosialisator Program Literasi Nasional 2025Sesuai Domisili/Daerah kalian

    silahkan isi data melalui link di di bawahhttps://rekrutmenliterasinasional2025.piillly.com/

    Pendaftaran Gratis Tidak Dipungut Biaya!!!

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (24/5/2025), memuat link rekrutmen Program Literasi Nasional 2025.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan tersebut menggunakan URL Scan. Tools tersebut dapat menelusuri sumber domain dari sebuah tautan.

    Hasilnya, tautan itu tidak mengarah ke situs web resmi Program Literasi Nasional.

    Informasi dan pendaftaran Program Literasi Nasional dilakukan melalui alamat situs web www.penggerakliterasi.id.

    Sementara, akun Facebook dan Instagram resmi program tersebut dapat dilihat di sini dan di sini.

    Pendaftaran sebagai sosialisator Program Literasi Nasional telah selesai dilaksanakan pada 12 sampai 27 Desember 2024.

    Saat ini, proses rekrutmennya telah memasuki tahap uji penerjunan dan pelatihan kandidat SPL Nasional terpilih yang akan berakhir pada 27 Juni 2025.

    Kemudian, seluruh proses seleksi baru selesai pada Agustus 2025 mendatang dengan melantik sosialisator terpilih.

    Kesimpulan

    Link rekrutmen Program Literasi Nasional 2025 yang beredar di media sosial merupakan hoaks.

    Tautan yang disebarkan memiliki indikasi phishing karena tidak mengarah ke situs web resmi Program Literasi Nasional.

    Pendaftaran Program Literasi Nasional telah selesai dilaksanakan pada Desember 2024. Saat ini, sedang memasuki proses pelatihan kandidat.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27166) [PENIPUAN] Ada Aplikasi Bluetooth Pendeteksi Penerima Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” pada Jumat (16/5/2025) membagikan klaim [arsip] berupa informasi tentang adanya aplikasi berbasis bluetooth yang dapat mendeteksi penerima vaksin Covid-19.
    Berikut narasi lengkapnya:
    “Silakan klik ini, yang mau aplikasi cek BLE orang yang divaksin dengan lebih akurat yang tertulisnya "vaccinated" : https://bluetooth-smart-discover[dot]id[dot]uptodown.com/.../down... https://com-microchip-bluetoothsmartdiscover[dot]id[dot]aptoide[dot]c... Download dan install di HP anda, aplikasi bisa diaktifkan mode offline pesawat tanpa perlu sinyal HP atau wifi aktif hanya perlu aktifkan bluetooth nya, Silakan bagi yang sudah divaksin covid atau orang yang anda kenal sudah divaksin covid cek dengan aplikasi BLE smartdiscover,”

    Hingga Selasa (28/5/2025) unggahan telah disukai 65 pengguna dan menuai 17 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Periksa Fakta tirto.id.

    Klaim “orang yang telah divaksin Covid-19 bisa dideteksi dengan aplikasi berbasis bluetooth” sudah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth. Vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

    Klaim juga telah disebut sebagai mitos oleh Public Health Communications Collaborative (PHCC). Dalam laman resminya , PHCC menegaskan vaksin Covid-19 tidak mengandung mikrocip, termasuk hal-hal yang memungkinkan perangkat terhubung ke bluetooth.

    Sebagai informasi, PHCC dibentuk pada Agustus 2020 oleh CDC Foundation, de Beaumont Foundation, dan Trust for America’s Health, untuk menyediakan komunikasi yang tak bias tentang pandemi Covid-19.

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) kemudian memasukkan file aplikasi tersebut ke alat pendeteksi malware atau virus dari IC4.id. Hasilnya didapati file aplikasi tersebut terdeteksi memiliki virus yang berpotensi mencuri data pribadi.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “ada aplikasi berbasis bluetooth untuk mendeteksi penerima vaksin Covid-19” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan