• (GFD-2024-22959) [SALAH] Video “Misa Umat Katolik Bersama Bapak Paus Fransiskus di GBK”

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    “Misa Umat Katolik Bersama Bapak Paus Fransiskus Di GBK”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah video yang diklaim merupakan momen pada saat perayaan misa umat Kristen Katolik bersama Paus Fransiskus di GBK. Seperti yang diketahui dari Tempo.co, misa akbar yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik dan dihadiri oleh lebih dari 86.000 umat Katolik tersebut dilaksanakan di GBK pada 5 September 2024.

    Setelah ditelusuri oleh Pemeriksa Fakta Mafindo di turnbackhoax.id yang juga disadur dari AFP, diketahui bahwa video tersebut merupakan momen saat perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK.

    Dilansir dari AntarNews, perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK diadakan oleh Gereja Tiberias Indonesia (GTI). Kemudian, diketahui dari detak.co, GTI sendiri merupakan salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia.

    Sehingga dapat dipastikan bahwa perayaan natal dalam video tersebut juga tidak ada kaitannya dengan umat Kristen Katolik seperti yang disebutkan dalam video.

    Dengan demikian, video misa umat Katolik bersama Paus Fransiskus di GBK adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya video tersebut merupakan momen saat perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK yang diadakan oleh Gereja Tiberias Indonesia (GTI). GTI sendiri merupakan salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia, sehingga dapat dipastikan pelaksanaan dalam video tersebut bukan ibadah dari umat Kristen Katolik.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22958) [SALAH] Biopsi Tumor Menyebabkan Kanker Tumbuh Cepat

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    Kanker adalah tanda-tanda kita memiliki begitu banyak racun dalam tubuh yang bisa membunuh kita, Jadi tubuh membangun sebuah gelembung yang disebut tumor. Tumor mengumpulkan semua racun dalam satu tempat agar tidak mengganggu kerusakan. Akan sangat berbahaya kalau seseorang menusukan jarum (biopsi), racun menyebar ke sistem tubuh. Akibatnya tiba-tiba Anda memiliki kanker yang tumbuh sangat cepat, kanker yang sangat agresif yang tidak Anda miliki sebelumnya.

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Tempo.
    Beredar unggahan di media sosial Facebook mengklaim bahwa biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat. Alasannya, kanker bukan penyakit dan justru menjaga agar manusia tetap hidup.

    Dilansir dari Tempo, dosen dan peneliti genetik kanker dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD, tidak benar jika disebut kanker bukan penyakit. Sebaliknya, kanker adalah penyakit akibat akumulasi mutasi genetik. Kombinasi mutasi berbagai gen yang berbeda juga bisa menghasilkan kanker dengan tingkat keganasan berbeda.

    Ahmad juga menjelaskan bahwa klaim biopsi menyebabkan kanker tumbuh agresif, juga keliru. Derajat keganasan tumor atau kanker dipengaruhi oleh mutasi gen tertentu. Sehingga jika tumor tersebut memang agresif, maka tetap akan berkembang, baik ditusuk atau tidak. Biopsi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan, sel, atau cairan tubuh pasien untuk diperiksa menggunakan mikroskop.

    Ahmad menjelaskan, dengan perkembangan teknik biopsi, para dokter kini bisa membedakan tipe kanker yang dimiliki pasien. Tanpa biopsi, tentu dokter sulit merencanakan terapi. Dokter juga bisa mendeteksi mutasi gen tertentu, apakah jenis kanker tersebut lebih mudah diobati (sensitif) atau sulit diobati (resisten) ketika diberikan obat terapi target. Tentu saja informasi pilihan obat yang tepat (precision medicine) mustahil dilakukan tanpa biopsi.

    Melalui penelusuran tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat adalah tidak benar.

    Kesimpulan

    Klaim biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat adalah tidak benar. Biopsi bisa menghasilkan pengetahuan tentang jenis kanker, agresivitas kanker dan pilihan obatnya.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22957) [KLARIFIKASI] Foto Ledakan Panel Surya Tidak Terkait Peristiwa di Lebanon

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto yang diklaim menunjukkan panel surya milik anggota Hezbollah, kelompok perlawanan di Lebanon, meledak dan terbakar.

    Konten tersebut beredar menyusul serangkaian ledakan perangkat komunikasi terjadi di Lebanon pada 17-19 September 2024.

    Ledakan terutama menyasar pager (penyeranta) dan walkie-talkie milik anggota Hezbollah, kelompok perlawanan yang berkonflik dengan Israel.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto panel surya tersebut dibagikan dengan konteks keliru.

    Foto yang diklaim menunjukkan panel surya milik anggota Hezbollah meledak dan terbakar dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini, pada 18 September 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Panel surya milik Hizbullah juga meledak hari ini di Lebanon

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dicermati, foto ledakan panel surya yang beredar di Facebook terdiri dari dua foto yang digabungkan menjadi satu.

    Penelusuran menggunakan reverse image search dan kata kunci terkait menemukan foto panel surya terbakar di laman Facebook Fire Safety Research Insitute. 

    Laman tersebut mengunggah foto itu pada 25 Agustus 2017 dan mencantumkan lokasi pengambilan gambar di Delaware County Emergency Services Training Center.

    Sementara itu, hasil reverse image search untuk foto rumah terbakar mengarah ke artikel pemeriksaan fakta yang dipublikasikan Arabia Sky News pada 20 September 2024.

    Berdasarkan hasil penelusuran Arabia Sky News, foto tersebut dimuat dalam pemberitaan Vernon Morning Star yang dipublikasikan pada 7 Desember 2020.

    Pemberitaan itu menyebutkan, sebuah rumah di Westshore Estates, Vernon, Kanada, hancur total akibat kebakaran yang terjadi pada 6 November 2020 malam.

    Dilansir L'Orient Today, setelah serangkaian ledakan penyeranta dan walkie-talkie, Kantor Berita Lebanon melaporkan ledakan panel surya di beberapa daerah di Beirut dan selatan, termasuk Nabatieh. Namun, laporan-laporan ini masih belum dikonfirmasi.

    Philippe Khoury, CEO Me-green, penyedia solusi energi terbarukan, dan Pierre Khoury, Presiden Pusat Konservasi Energi Lebanon (LCEC), mengatakan bahwa mereka tidak menerima laporan tentang meledaknya sistem energi surya.

    Sementara itu, Georges Abboud, CEO dan Co-Owner perusahaan energi terbarukan Earth Technologies mengatakan, banyak klien yang menelepon perusahaan setelah serangkaian ledakan penyeranta di Beirut untuk menanyakan tentang keamanan produk.

    Menurut Abboud, litium fosfat yang digunakan dalam panel surya memang dapat menyebabkan kebakaran, tetapi tidak meledak.

    Ia meyakini bahwa yang terjadi di Nabatieh kemungkinan adalah ledakan penyeranta di dekat panel surya, yang menimbulkan kebakaran. 

    Selan itu, Abboud juga tidak mendengar atau mendapatkan laporan soal ledakan atau peretasan panel surya di daerah lain..

    "Panel surya tidak bisa meledak kecuali ada bahan peledak di dalamnya," kata Abboud.

    Abboud juga mengatakan bahwa sangat tidak mungkin sistem-sistem tersebut diretas, karena peretasan perlu dikerjakan pada setiap sistem secara terpisah.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto yang diklaim menunjukkan panel surya milik anggota Hezbollah meledak dan terbakar perlu diluruskan.

    Foto ledakan panel surya tersebut dibagikan dengan konteks keliru. Setelah dicermati, foto tersebut terdari dua foto yang digabungkan menjadi satu.

    Kedua foto telah beredar di internet sebelum serangkaian ledakan penyeranta di Lebanon pada September 2024. Selain itu, laporan ledakan panel surya di Lebanon belum terkonfirmasi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22956) [KLARIFIKASI] Pernyataan "Fitnah adalah Alat Orang Kalah Debat" Bukan dari Socrates

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar kutipan pernyataan yang diatribusikan kepada filsuf Yunani, Socrates. Pernyataan itu memuat pandangan Socrates soal debat dan fitnah.

    Kutipan yang dibagikan berbunyi sebagai berikut: "Ketika kalah dalam debat, fitnah menjadi alat bagi pecundang".

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Socrates tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

    Kutipan pernyataan soal debat dan fitnah yang disebut berasal dari Socrates dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut kutipan pernyataan yang dibagikan:

    Ketika kalah dalam debat, fitnah menjadi alat bagi pecundang.

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir Britannica, meski dikenal sebagai filsuf berpengaruh, Socrates tidak menulis apa pun. Pemikirannya dicatat oleh murid-muridnya, terutama Plato dan Xenophon.

    Catatan tentang Socrates juga ditulis oleh murid Plato, Aristoteles, yang memperoleh pengetahuan tentang Socrates melalui gurunya.

    Dilansir PolitiFact, asisten profesor filsafat dan klasik di Penn State University, Christopher Moore mengatakan, Plato dan Xenophon menulis tentang Socrates dan fitnah, tetapi tidak dalam konteks perdebatan yang kalah.

    Socrates percaya, mereka yang memfitnahnya membenci filsafat dan kebenaran. Namun, ia tidak menyebut mereka sebagai pecundang.

    Tidak ada bukti Socrates mengatakan sesuatu seperti kutipan yang beredar di Facebook, atau variasi dari kutipan tersebut.

    Dilansir Biography, Socrates tidak memberikan ceramah tentang pengetahuan. Ia juga tidak menuliskan pikirannya dalam bentuk apa pun. 

    Socrates menjuluki dirinya sebagai orang bodoh karena tidak punya ide. Namun pada saat bersamaan, ia juga mengaku sebagai orang bijak karena mengakui ketidaktahuannya sendiri.

    Socrates hidup di Athena, Yunani, pada 470-399 SM. Ia kerap berkeliling Athena untuk mengajukan pertanyaan dengan metode dialektika yang disebut Metode Socrates.

    Metode itu memaksa lawan bicaranya untuk memikirkan masalah hingga sampai pada kesimpulan yang logis. Terkadang jawaban dari masalah tersebut sangat jelas, tetapi lawan bicara Socrates keliru menjawab dan membuat mereka terlihat bodoh.

    Selama masa hidup Socrates, Athena mengalami kemunduran setelah kalah dari Sparta dalam Perang Peloponnesia. Warga Athena pun memasuki periode ketidakstabilan.

    Banyak dari mereka mencoba mempertahankan identitas dengan berpegang teguh pada kejayaan masa lalu, gagasan tentang kekayaan, dan terpaku pada keindahan fisik. Socrates menyerang nilai-nilai ini dengan penekanannya yang kuat pada pentingnya pikiran.

    Meski banyak orang Athena yang mengagumi kritik Socrates terhadap nilai-nilai konvensional Yunani masa itu, sebagian lainnya menjadi marah dan merasa bahwa Socrates mengancam cara hidup dan masa depan mereka yang tidak menentu.

    Pada 399 SM, Socrates dituduh merusak generasi muda Athena dan menyebarkan bidah. Ia pun dijatuhi hukuman mati dengan menenggak campuran racun hemlock.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Socrates tidak pernah terbukti mengatakan "ketika kalah dalam debat, fitnah menjadi alat bagi pecundang".

    Socrates percaya, mereka yang memfitnahnya membenci filsafat dan kebenaran. Namun, ia tidak menyebut mereka sebagai pecundang.

    Rujukan