Akun Ferry Thehunter (fb.com/ferry.thehunter) mengunggah sebuah gambar ke grup Penyeimbang Media Hoax (fb.com/groups/142467989797691) dengan narasi sebagai berikut:
“Untuk antisipasi menularnya wabah corona…”
Dalam gambar, tampak Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di gambar tersebut juga terdapat narasi “Tutorial cara pemakaian masker yg benar”
Masker jokowi
(GFD-2020-4802) [SALAH] “Untuk antisipasi menularnya wabah corona, Tutorial cara pemakaian masker yg benar”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, potongan gambar yang menampilkan Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak ada hubungannya dengan wabah penyakit coronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai wabah COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
Cuplikan gambar itu diambil dari video liputan Tribun Timur yang berjudul “Presiden Jokowi dan Iriana Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang diunggah pada 21 Februari 2019. Dan tidak ada tulisan “Tutorial cara pemakaian masker yg benar” di video aslinya yang diunggah oleh akun Tribun Timur tersebut.
Video Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjenguk istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, yang tengah dirawat di Singapura dirilis oleh akun Youtube Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden hari ini Kamis (21/2/2019).
Video berdurasi dua menit lebih dua detik tersebut berjudul “Menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, Singapura 21 Februari 2019”.
Memperlihatkan momen saat Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi juga sang bungsu, Kaesang Pangarep, menyempatkan diri menjenguk Ani Yudhoyono yang kabarnya menderita sakit kanker darah.
Awalnya video memperlihatkan gedung National University Hospital Cancer Institute, Singapura. Kemudian menyorot kedatangan Jokowi, Iriana, dan Kaesang yang disambut oleh Hatta Rajasa dan anak pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di depan rumah sakit.
Hatta Rajasa lalu berjalan berdampingan dengan Jokowi. Sementara Iriana ditemani AHY diikuti rombongan di belakang keduanya. Lalu mereka berjalan di lorong masuk ke lift.
Sampai di ruang kamar Ani Yudhoyono, Jokowi dan iriana disambut oleh menantu SBY yang juga istri AHY, Annisa Pohan. Tampak dalam video Jokowi dan Iriana memberikan salam kepada Ani yang tidak diperlihatkan sosoknya.
Cuplikan gambar itu diambil dari video liputan Tribun Timur yang berjudul “Presiden Jokowi dan Iriana Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang diunggah pada 21 Februari 2019. Dan tidak ada tulisan “Tutorial cara pemakaian masker yg benar” di video aslinya yang diunggah oleh akun Tribun Timur tersebut.
Video Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjenguk istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, yang tengah dirawat di Singapura dirilis oleh akun Youtube Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden hari ini Kamis (21/2/2019).
Video berdurasi dua menit lebih dua detik tersebut berjudul “Menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, Singapura 21 Februari 2019”.
Memperlihatkan momen saat Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi juga sang bungsu, Kaesang Pangarep, menyempatkan diri menjenguk Ani Yudhoyono yang kabarnya menderita sakit kanker darah.
Awalnya video memperlihatkan gedung National University Hospital Cancer Institute, Singapura. Kemudian menyorot kedatangan Jokowi, Iriana, dan Kaesang yang disambut oleh Hatta Rajasa dan anak pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di depan rumah sakit.
Hatta Rajasa lalu berjalan berdampingan dengan Jokowi. Sementara Iriana ditemani AHY diikuti rombongan di belakang keduanya. Lalu mereka berjalan di lorong masuk ke lift.
Sampai di ruang kamar Ani Yudhoyono, Jokowi dan iriana disambut oleh menantu SBY yang juga istri AHY, Annisa Pohan. Tampak dalam video Jokowi dan Iriana memberikan salam kepada Ani yang tidak diperlihatkan sosoknya.
Kesimpulan
Tidak terkait dengan wabah virus corona atau yang dikenal sebagai wabah COVID-19. Gambar Presiden Joko Widodo itu diambil dari video liputan Tribun Timur yang berjudul “Presiden Jokowi dan Iriana Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang diunggah pada 21 Februari 2019. Tidak ada tulisan “Tutorial cara pemakaian masker yg benar” di video aslinya yang diunggah oleh akun Tribun Timur tersebut.
Rujukan
(GFD-2020-4801) [SALAH] Pesan Berantai WhatsApp Tiga Warga Yogyakarta Terjangkit Virus Corona
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 03/03/2020
Berita
Barusan pak bojo crita, kl td ketemuan sama dinas kesehatan, di yogya sdh ada 3 org yg terinfeksi virus covid 19, anak ugm, asli bali. Total di indonesia sampe siang td sdh ada 16 org.
Jd berhati2 nih besok naik kereta, dikeramean dan mesti pegang gagang2 pintu, konon katanya bs tertular dr logam ya… kudu siap2 sanitazer ato apa yg ampuh ya?
Jd berhati2 nih besok naik kereta, dikeramean dan mesti pegang gagang2 pintu, konon katanya bs tertular dr logam ya… kudu siap2 sanitazer ato apa yg ampuh ya?
Hasil Cek Fakta
Melalui pesan berantai Whatsapp, beredar sebuah narasi dengan klaim bahwa Dinas Kesehatan Yogyakarta menemukan tiga pasien terinfeksi virus corona. Dalam narasi tersebut, pembuat pesan menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati apabila hendak bepergian menggunakan kereta api.
Guna melusurkan informasi yang beredar luas di masyarakat, Dinas Kesehatan Yogyarta pun angkat bicara. Melansir dari suara.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DI Yogyakarta, Pembayun Setyaning Astutie menegaskan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
“Maaf itu hoaks. Mungkin penyebar hoaks ini meminta perhatian kepada orang namun caranya yang tidak pas,” jelas Pembayun.
Meski informasi tersebut adalah hoaks, Pembayun menghimbau masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan diri dan mencegah virus tersebut.
“Masyarakat harus tetap menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Yang utama adalah cuci tangan pakai sabun dan batuk yang beretika dengan menutup dengan kain atau sapu tangan,” jelasnya.
Guna melusurkan informasi yang beredar luas di masyarakat, Dinas Kesehatan Yogyarta pun angkat bicara. Melansir dari suara.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DI Yogyakarta, Pembayun Setyaning Astutie menegaskan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
“Maaf itu hoaks. Mungkin penyebar hoaks ini meminta perhatian kepada orang namun caranya yang tidak pas,” jelas Pembayun.
Meski informasi tersebut adalah hoaks, Pembayun menghimbau masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan diri dan mencegah virus tersebut.
“Masyarakat harus tetap menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Yang utama adalah cuci tangan pakai sabun dan batuk yang beretika dengan menutup dengan kain atau sapu tangan,” jelasnya.
Kesimpulan
Kembali beredar melalui pesan berantai Whatsapp, sebuah pesan dengan klaim narasi bahwa Dinas Kesehatan Yogyakarta menemukan tiga orang terinfeksi virus corona. Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Yogyakarta angkat bicara dan menyatakan bahwa pesan tersebut tidak benar alias hoaks.
Rujukan
(GFD-2020-4800) [SALAH] “Paus Fransiskus dan dua pembantunya dinyatakan positif mengidap Coronavirus”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/03/2020
Berita
Beredar isu yang mengklaim bahwa Paus Fransiskus dan dua pembantunya positif terjangkit virus korona (COVID-19). Mereka dikabarkan mendapat perawatan medis di dekat Santa Marta, hotel di Vatikan.
Isu ini pertama kali disebarkan oleh situs MCM News (mcmnt[dot]com) dengan judul “Vatican confirms Pope Francis and two aides test positive for Coronavirus” atau yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia: “Vatikan mengkonfirmasi Paus Francis dan dua pembantunya positif mengidap Coronavirus”
Isu ini pertama kali disebarkan oleh situs MCM News (mcmnt[dot]com) dengan judul “Vatican confirms Pope Francis and two aides test positive for Coronavirus” atau yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia: “Vatikan mengkonfirmasi Paus Francis dan dua pembantunya positif mengidap Coronavirus”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan fakta bahwa klaim “Vatikan mengkonfirmasi Paus Francis dan dua pembantunya positif mengidap Coronavirus” adalah klaim yang salah. Tidak ada satu pun informasi valid yang mengonfirmasi Paus terjangkit virus itu.
Pertama, MCM News adalah satu-satunya situs berita yang melaporkan Paus Fransiskus kena virus corona. Tidak ada kantor-kantor berita besar dan kredibel yang melaporkan demikian, termasuk Vaticannews.va yang memang khusus memberitakan informasi seputar Takhta Suci Vatikan. Pun sejauh ini tidak ada pernyataan Vatikan yang menyebut Paus positif virus corona.
Reuters, kantor berita Inggris, mengutip juru bicara Vatikan Matteo Bruni yang menyebut Paus hanya menderita sakit ringan. Bruni juga membantah berbagai spekulasi soal penyakit Paus, dia mengatakan “tidak ada bukti diagnosa apapun kecuali sakit ringan”.
Alasan kedua, MCM News diragukan keabsahannya sebagai situs berita terpercaya. Hal ini berdasarkan penelusuran Cindy Otis, yang 10 tahun menjadi analis militer di CIA, Amerika Serikat.
Penulis buku “True or False” ini melalui akun Twitternya mengatakan MCM News adalah situs tidak jelas alias abal-abal. Hal ini terlihat dari “About Us” di situs itu yang tidak menjelaskan siapa mereka dan susunan redaksinya. Padahal susunan redaksi adalah informasi yang wajib dicantumkan setiap kantor berita.
Akun sosial media MCM News, menurut Otis, tidak memiliki tautan berita yang tepat. Selain itu, MCM News juga hanya memiliki 30 berita di situs mereka, total. Penelusuran Otis juga menunjukkan domain MCM News didaftarkan pada 2016 di China. Informasi domain ini kemudian diubah pada 26 Februari lalu.
Berita MCM News tersebut telah dibagikan ribuan orang dan dikutip oleh berbagai media, yang kemudian meralatnya setelah tahu hoaks. Termasuk salah satunya adalah Tempo.co yang mencabut artikelnya dengan menulis ralat sebagai berikut:
“CATATAN KOREKSI: Artikel sebelumnya dicabut pada hari Minggu, tanggal 1 Maret 2020 jam 7.30 karena sumber tidak kredibel. Dengan demikian kesalahan telah diperbaiki. Redaksi mohon maaf.”
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Tahta Suci Vatikan mengklarifikasi kabar yang menyebut pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, terinfeksi atau mengidap virus korona (COVID-19). Menurut KBRI, tidak ada satu pun informasi valid yang mengonfirmasi Paus terjangkit virus itu.
“Dari pantauan kami sampai Sabtu (29/2/2020) malam, baik melalui berita resmi dari Vatikan, Italia, dan kontak pribadi dengan pejabat Vatikan, tidak satu pun menyatakan Paus Fransiskus terinfeksi virus corona,” kata Dubes RI untuk Vatikan, Agus Sriyono, dalam pesan singkatnya kepada iNews.id, Rabu (1/3/2020).
Dia menuturkan, Paus hanya mengidap sakit ringan. “Mereka (para pejabat Vatikan) menyatakan ‘The Pope has a mild indisposition’ (Paus hanya sakit ringan atau tidak enak badan). Kami terus memonitor perkembangan kesehatan Paus Fransiskus. Terima kasih,” ucapnya.
Pertama, MCM News adalah satu-satunya situs berita yang melaporkan Paus Fransiskus kena virus corona. Tidak ada kantor-kantor berita besar dan kredibel yang melaporkan demikian, termasuk Vaticannews.va yang memang khusus memberitakan informasi seputar Takhta Suci Vatikan. Pun sejauh ini tidak ada pernyataan Vatikan yang menyebut Paus positif virus corona.
Reuters, kantor berita Inggris, mengutip juru bicara Vatikan Matteo Bruni yang menyebut Paus hanya menderita sakit ringan. Bruni juga membantah berbagai spekulasi soal penyakit Paus, dia mengatakan “tidak ada bukti diagnosa apapun kecuali sakit ringan”.
Alasan kedua, MCM News diragukan keabsahannya sebagai situs berita terpercaya. Hal ini berdasarkan penelusuran Cindy Otis, yang 10 tahun menjadi analis militer di CIA, Amerika Serikat.
Penulis buku “True or False” ini melalui akun Twitternya mengatakan MCM News adalah situs tidak jelas alias abal-abal. Hal ini terlihat dari “About Us” di situs itu yang tidak menjelaskan siapa mereka dan susunan redaksinya. Padahal susunan redaksi adalah informasi yang wajib dicantumkan setiap kantor berita.
Akun sosial media MCM News, menurut Otis, tidak memiliki tautan berita yang tepat. Selain itu, MCM News juga hanya memiliki 30 berita di situs mereka, total. Penelusuran Otis juga menunjukkan domain MCM News didaftarkan pada 2016 di China. Informasi domain ini kemudian diubah pada 26 Februari lalu.
Berita MCM News tersebut telah dibagikan ribuan orang dan dikutip oleh berbagai media, yang kemudian meralatnya setelah tahu hoaks. Termasuk salah satunya adalah Tempo.co yang mencabut artikelnya dengan menulis ralat sebagai berikut:
“CATATAN KOREKSI: Artikel sebelumnya dicabut pada hari Minggu, tanggal 1 Maret 2020 jam 7.30 karena sumber tidak kredibel. Dengan demikian kesalahan telah diperbaiki. Redaksi mohon maaf.”
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Tahta Suci Vatikan mengklarifikasi kabar yang menyebut pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, terinfeksi atau mengidap virus korona (COVID-19). Menurut KBRI, tidak ada satu pun informasi valid yang mengonfirmasi Paus terjangkit virus itu.
“Dari pantauan kami sampai Sabtu (29/2/2020) malam, baik melalui berita resmi dari Vatikan, Italia, dan kontak pribadi dengan pejabat Vatikan, tidak satu pun menyatakan Paus Fransiskus terinfeksi virus corona,” kata Dubes RI untuk Vatikan, Agus Sriyono, dalam pesan singkatnya kepada iNews.id, Rabu (1/3/2020).
Dia menuturkan, Paus hanya mengidap sakit ringan. “Mereka (para pejabat Vatikan) menyatakan ‘The Pope has a mild indisposition’ (Paus hanya sakit ringan atau tidak enak badan). Kami terus memonitor perkembangan kesehatan Paus Fransiskus. Terima kasih,” ucapnya.
Kesimpulan
Tidak ada satu pun informasi valid yang mengonfirmasi Paus Fransiskus terjangkit virus corona. Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni menyebut Paus hanya menderita sakit ringan. Situs mcmnt[dot]com yang pertama kali memuat klaim itu juga diragukan keabsahannya sebagai situs berita terpercaya.
Rujukan
- https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-paus-fransiskus-tidak-positif-virus-corona-1swJ5lVhAFz
- https://twitter.com/CindyOtis_/status/1233771696462684161
- https://dunia.tempo.co/read/1313925/kasus-virus-corona-italia-lewati-1-000-29-meninggal/full&view=ok
- https://www.inews.id/news/internasional/kabar-paus-fransiskus-terinfeksi-korona-begini-penjelasan-kbri-vatikan
- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200301083325-134-479435/italia-terjangkit-wabah-paus-fransiskus-disebut-sakit-ringan
- https://news.detik.com/internasional/d-4920435/paus-fransiskus-dilaporkan-sakit-ringan-sejumlah-jadwal-dibatalkan
(GFD-2020-4799) [SALAH] “Info kemkes 6 kota zona kuning corona”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 29/02/2020
Berita
“Info kemkes 6 kota zona kuning corona: Medan, Batam, Jkt, Sby, Bali dan Manado.
Sediakan masker di rumah dan hand sanitizer. Usahakan jangan dl ke tempat umum dan travelling”.
Sediakan masker di rumah dan hand sanitizer. Usahakan jangan dl ke tempat umum dan travelling”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan pesan palsu, berdasarkan klarifikasi dari yang terkait TIDAK ADA himbauan dari Kemenkes.
kumparan: “pesan itu dibantah oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Anung Sugihantono.
“Kemenkes tidak pernah mengeluarkan zonasi kewaspadaan dan atau kedaruratan karena Covid-19,” kata Anung saat dihubungi, Jumat (28/2).
Anung juga memastikan pihaknya juga tidak mengeluarkan imbauan khusus terhadap enam kota seperti yang tertulis dalam pesan berantai tersebut. Pihaknya mengeluarkan imbauan yang sama untuk seluruh wilayah di Indonesia.
“Seluruh kota/kabupaten di Indonesia yang harus waspada,” ucap dia.”
Medanbisnisdaily.com: “Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dr Alwi Mujahit Hasibuan melalui Sekretaris Dinas dr Aris Yudhariansyah membantah keras bahwa informasi tersebut sama sekali tidak benar. Ia menyebutkan, Kemenkes maupun Dinas Kesehatan Sumut, sama sekali tidak ada mengeluarkan pernyataan jika 6 kota tersebut (termasuk Medan) sebagai zona kuning COVID-19.
“Dipastikan berita bohong,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (28/2/2020).
Sementara itu, anggota Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (PINERE) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, dr Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD, K-PTI, FINASIM, M.H.(Kes) juga mengatakan bahwa sampai saat ini Kemenkes RI tidak ada mengeluarkan peringatan terkait adanya zona kuning atau warna apapun di Indonesia terkait COVID-19.
Karenanya ia meminta kepada semua pihak agar membantu melawan hoax dan menyebarluaskan informasi yang benar. “Bersama kita bisa, lawan hoax, tetap siap siaga menghadapi COVID-19,” sebutnya.”
OKEZONE.COM: “Anung pun mengimbau agar masyarakat mengikuti pemberitahuan yang dilakukan oleh Kementerian kesehatan atau Dinas Kesehatan setempat. Terutama yang berkaitan dengan kejadian COVID- 19 ini.
Dia juga menegaskan, masyarakat harus pintar saat mendapatkan informasi apapun terkait COVID-19. Apabila ragu, Anda dapat konfirmasi ke hotline Kementerian Kesehatan atau otoritas kesehatan setempat.
“Jadilah orang pintar, mencerna pemberitaan. Selanjutnya hati-hati dalam membagi pemberitaan atau informasi yang belum jelas kebenarannya,” tuturnya.”
detikNews.com: “Alwi meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan pesan tersebut. Dia meminta masyarakat mengecek terlebih dulu kebenaran sebuah berita sebelum ikut menyebarkannya.
“Kalau ada berita, jangan panik, tidak buru-buru di-share sebelum dicek kebenarannya, cari info yang benar dari saluran yang tepat, check and recheck,” jelas Alwi.”
kumparan: “pesan itu dibantah oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Anung Sugihantono.
“Kemenkes tidak pernah mengeluarkan zonasi kewaspadaan dan atau kedaruratan karena Covid-19,” kata Anung saat dihubungi, Jumat (28/2).
Anung juga memastikan pihaknya juga tidak mengeluarkan imbauan khusus terhadap enam kota seperti yang tertulis dalam pesan berantai tersebut. Pihaknya mengeluarkan imbauan yang sama untuk seluruh wilayah di Indonesia.
“Seluruh kota/kabupaten di Indonesia yang harus waspada,” ucap dia.”
Medanbisnisdaily.com: “Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dr Alwi Mujahit Hasibuan melalui Sekretaris Dinas dr Aris Yudhariansyah membantah keras bahwa informasi tersebut sama sekali tidak benar. Ia menyebutkan, Kemenkes maupun Dinas Kesehatan Sumut, sama sekali tidak ada mengeluarkan pernyataan jika 6 kota tersebut (termasuk Medan) sebagai zona kuning COVID-19.
“Dipastikan berita bohong,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (28/2/2020).
Sementara itu, anggota Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (PINERE) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, dr Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD, K-PTI, FINASIM, M.H.(Kes) juga mengatakan bahwa sampai saat ini Kemenkes RI tidak ada mengeluarkan peringatan terkait adanya zona kuning atau warna apapun di Indonesia terkait COVID-19.
Karenanya ia meminta kepada semua pihak agar membantu melawan hoax dan menyebarluaskan informasi yang benar. “Bersama kita bisa, lawan hoax, tetap siap siaga menghadapi COVID-19,” sebutnya.”
OKEZONE.COM: “Anung pun mengimbau agar masyarakat mengikuti pemberitahuan yang dilakukan oleh Kementerian kesehatan atau Dinas Kesehatan setempat. Terutama yang berkaitan dengan kejadian COVID- 19 ini.
Dia juga menegaskan, masyarakat harus pintar saat mendapatkan informasi apapun terkait COVID-19. Apabila ragu, Anda dapat konfirmasi ke hotline Kementerian Kesehatan atau otoritas kesehatan setempat.
“Jadilah orang pintar, mencerna pemberitaan. Selanjutnya hati-hati dalam membagi pemberitaan atau informasi yang belum jelas kebenarannya,” tuturnya.”
detikNews.com: “Alwi meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan pesan tersebut. Dia meminta masyarakat mengecek terlebih dulu kebenaran sebuah berita sebelum ikut menyebarkannya.
“Kalau ada berita, jangan panik, tidak buru-buru di-share sebelum dicek kebenarannya, cari info yang benar dari saluran yang tepat, check and recheck,” jelas Alwi.”
Kesimpulan
Kemenkes TIDAK PERNAH mengeluarkan himbauan seperti yang diedarkan di pesan berantai WhatsApp, masyarakat dihimbau untuk pintar dan hati-hati dalam mencerna dan membagikan informasi.
Rujukan
Halaman: 6222/6862



