• (GFD-2019-3387) [SALAH] “JOKOWI: … “Itu Saya Lagi Demam Jadi Wajar Saja Kalau Ngk Fokus””

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Tangkapan layar hasil suntingan, judul asli artikel adalah “Polisi: Beberapa Kasus Rizieq Shihab Masih on Progress”.

    SUMBER


    http://bit.ly/36a0SIT, akun “Ayu Agustina Nst” (facebook.com/ayuagustina.tina.7), sudah dibagikan 2,294 kali per tangkapan layar dibuat.

    ======

    NARASI

    * “Ya allah… ada y presiden kyk gini..” (di post).

    * “JOKOWI: Waktu Saya Bilang Penganguran Digaji Dan Mobil Esemka di Produksi “Itu Saya Lagi Demam Jadi Wajar Saja Kalau Ngk Fokus”” (di dalam gambar hasil suntingan).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi

    Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.

    * SUMBER membagikan tangkapan layar hasil suntingan.

    * SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis yang salah.



    (2) Artikel sumber tangkapan layar, iNews.id: “Polisi: Beberapa Kasus Rizieq Shihab Masih on Progress”

    (foto)
    Irfan Ma’ruf · Selasa, 16 Juli 2019 – 17:38 WIB

    JAKARTA, iNews.id – Polri membantah kasus Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dihentikan penyidikannya (SP3). Hanya ada dua kasus yang dihentikan, masih ada kasus lain yang masih berproses. …”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2PkL4fH / http://archive.md/H08uY (arsip cadangan).

    ======

    REFERENSI


    * http://archive.md/s0qWn, arsip cadangan SUMBER.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3386) [SALAH] Prof. Taruna Ikrar : “Ahok termasuk pemimpin di Indonesia yang perlu diobservasi otaknya.”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Hoaks lama beredar kembali. Pada tahun 2016, Prof Taruna, menyatakan bahwa keterangan terkait dengan Ahok memiliki tujuh faktor negatif tidak benar adanya.

    Akun IndiGo SinghAyu (http://fb.com/100037327542352) mengunggah tangkapan layar dari artikel yang dimuat di situs suaranasional.com yang berjudul “Dokter Asal Amerika Ini Nilai Ahok dan Pendukungnya Alami Masalah di Otak”

    “Prof. Taruna Ikrar, guru besar Neurobiologi – Universitas California – Amerika Serikat, calon penerima nobel, setelah mengamati perilaku dan retorika Ahok selama menjabat Gubernur Jakarta, menyatakan, dari sudut pandang neurosains, Ahok termasuk pemimpin di Indonesia yang perlu diobservasi otaknya.”

    Narasi selengkapnya di : http://archive.md/RhEq9 (Arsip)

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Klaim ini sebenranya adalah hoaks lama yang sudah dibantah oleh Prof Dr Taruna Ikrar pada tahun 2016.

    Terkait sejumlah situs online yang menyertakan namanya, Prof Taruna, menyatakan bahwa keterangan terkait dengan Ahok memiliki tujuh faktor negatif tidak benar adanya.

    Berikut bantahan Prof Dr Taruna Ikrar Kepala Riset Otak di University of California, melalui pesan elektronik yang diterima redaksi wartakesehatan.com, Senin (1/8/16).

    “Terkait sejumlah situs online yang menyertakan nama saya dalam berita/artikelnya terkait sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan pendukungnya mengalami masalah otak, bersama ini saya menyampaikan klarifikasi bahwa saya tidak pernah menyatakan/menulis hal seperti itu.”

    “Tulisan/Berita tersebut telah menyampaikan informasi yang tidak benar dan berpotensi untuk menyesatkan opini publik serta mengandung fitnah (Rasisme and Diskriminatif) yang mencemarkan nama baik saya.”

    “Saya berharap agar masyarakat tidak terpancing dan bijak menanggapi serta menyikapi setiap informasi yang disampaikan lewat sumber berita online atau media sosial.”

    Sebagai klarifikasi, bahwa tulisan tersebut, “BUKAN PERNYATAAN SAYA”
    Terimakasih atas perhatiannya
    Wassalam,
    Prof Dr Taruna Ikrar

    Rujukan

  • (GFD-2019-3385) [SALAH] “Lagi, korban kecanduan game online jadi gila”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Video suntingan. Pembuat video tersebut telah menyatakan bahwa dia membuat video tersebut dengan fitur filter instagram. Dia juga menyatakan bahwa matanya masih normal dan dia bukanlah Iwan yang disebut di video tersebut.

    Beredar video yang diklaim sebagai “korban kecanduan game online” di media sosial Facebook, Twitter, Youtube dan Instagram. Video tersebut juga beredar melalui aplikasi percakapan Whatsapp.

    Beberapa sumber:
    1. Facebook : http://bit.ly/38dDLir (Pencarian publik)
    2. Twitter : https://perma.cc/5AP5-Z6GB (Arsip)
    3. Instagram : https://perma.cc/VJ22-46L9 (Arsip)
    4. Youtube : https://perma.cc/QNB6-EPET (Arsip)

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, faktanya video yang diunggah oleh beberapa sumber tersebut adalah video yang sudah mengalami proses penyuntingan.

    Pembuat video tersebut telah mengklarifikasi bahwa dia membuat video tersebut dengan fitur filter instagram. Dia juga menyatakan bahwa matanya masih normal dan dia bukanlah Iwan yang disebut di video tersebut.

    Video pernyataan dari pembuat video bisa ditonton di


    Video berita MNC TV yang mengawali video tersebut adalah video yang diunggah oleh kanal Official iNews pada 23 Juli 2019 dengan judul “Pemuda di Bekasi Kecanduan Game Online Hingga Gangguan Jiwa – LIS 23/07” begitu juga suara narator yang membawakan narasi berita di video itu.

    Namun, pada video yang diunggah oleh sumber klaim, video liputan tentang Iwan Setiawan diganti dengan video yang dibuat dengan menggunakan fitur filter di Instagram oleh pemilik akun instagram Raven Anandio (instagram.com/ravenanandio).

    Terkait dengan nama Iwan Setiawan yang disebut-sebut di video berita MNC TV dan video dari sumber klaim, perawat Iwan Setiawan atau yang dikenal sebagai Wawan dari PSM Gerak Cepat Bersama, Sri Pujiawati, mengatakan Wawan memang mengalami skizofrenia, tetapi bukan karena kecanduan game.

    “Dia kena skizofrenia karena kedua orang tuanya meninggal. Dia jadi punya tingkat kecemasan yang tinggi, makanya tangannya seperti itu. Dia nggak kecanduan game,” kata Sri, Jumat (19/7/2019).

    Sri menyebut mendampingi Wawan sejak 2016. Sepengetahuannya, gangguan jiwa yang dialami Wawan bukan karena main game.

    “Sebenarnya Iwan (Wawan) bukan sakit karena game online. Saya dampingi Iwan dari 2016,” imbuh Sri.

    Ia menambahkan, Wawan diamankan dari Tasikmalaya belasan tahun lalu. Wawan juga sempat beberapa kali dibawa ke RS Cisarua.

    “Kalau IS tangannya begitu karena rasa cemas yang tinggi, permasalahan yang enggak pernah dikeluarkan. Jari tangannya enggak mau diam bukan berarti karena enggak bisa main handphone,” timpal Ketua LSM Gerak Cepat Bersama, Farian dalam sambungan telepon yang sama.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3384) [SALAH] Aplikasi DANA Adalah Buatan China Dan Memiliki Nama Asli Alipay

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Melalui media sosial Facebook, sebuah akun bernama @BisnisDigitalPayment membagikan unggahan yang menyebut bahwa aplikasi berbasis dompet digital (e-wallet) DANA adalah buatan China yang mempunyai nama asli Alipay. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa aplikasi dompet digital DANA merupakan besutan anak muda dalam negeri.

    NARASI:

    RENUNGKAN !!! ????Alipay buatan China di banggakan di Indonesia.
    ????PayPal buatan Amerika di agungkan di Indonesia.
    ????Worldpay buatan Inggris di junjung tinggi di Indonesia.
    ????#PayTren buatan Indonesia yang di akui Oleh Pemerintah Republik Indonesia, Ternyata Bagi Bangsa dan Masyaraktnya Sendiri Masih Kebanyakan Gak Paham Tentang Visi dan Misi Besarnya. Kita Bangsa Indonesia Sedang dijajah Ekonomi Bos… Hari ini Alipay anak perusahaan Alibaba China disahkan menjadi alat bayar non tunai di Indonesia. Mereka tidak menggunakan nama “alipay” di sini tapi menggunakan nama “DANA” supaya tidak dicurigai rakyat. Serta menggandeng Emtek Group.
    Dengan disahkan Alipay maka buyarkan kedaulatan keuangan di Republik Indonesia karena Alipay adalah eMoney asing pertama yang disetujui pemerintah. Sebelumnya ada eMoney (Bank Mandiri) ) Flazz (Bank BCA) Tapcash (Bank BNI) Tcash Telkomsel Paytrend (Ustadz Yusuf Mansyur). Semua milik dalam negeri

    Karena pemerintah sudah sedemikian open maka kita tak bisa berharap pada regulasi. Kita yang harus memilih menggunakan cashless money yang mana. Utamakanlah yg dikeluarkan bank BUMN dan yg syariah.

    Mari kita bayangkan bahwa jika menggunaka cashless money DANA (qq Alipay) maka kita harus mendepositkan nilai tertentu (misalnya 100 ribu) ke bank mereka dan uang itu akan mengendap di sana sebelum dipakai oleh kita.

    Nantinya DANA (qq Alipay) pasti akan bekerjasama dengan toko2 tertentu dimana kalau belanja di toko tsb dengan kartu DANA maka akan ada diskon khusus 40% misalnya. Jadi tujuan jangka panjangnya bisa bersifat strategis karena masyrakat diarahkan hanya belanja menggunakan kartu DANA ke toko2 yang berafiliasi dengan mereka. Akhirnya arus uang dan arus retail bisa dikendalikan oleh mereka.
    Karena itu ke depan sangat penting kita memilih kartu non tunai (cashless) yang tepat dan bukan memperkaya bangsa lain.

    PASTIKAN PAKAI 100% HASIL KARYA ANAK BANGSA… BERJAMA’AH KITA KEMBALIKAN ASET-ASET INDONESIA YANG DI KUASAI OLEH ASING… ???????????????? Salam Sukses Berjama’ah ????????????

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah akun Facebook @BisnisDigitalPayment membagikan narasi yang menyatakan bahwa Alipay yakni anak perusahaan dari Alibaba Group yakni besutan pebisnis China, Jack Ma telah disahkan di Indonesia dengan menggunakan nama DANA. Dalam narasi yang disebarkan, akun Facebook @BisnisDigitalPayment menyebutkan bahwa penggantian nama tersebut bertujuan untuk membuat masyarakat di Indonesia tidak curiga.

    Selain itu, dalam unggahannya disebutkan bahwa masyarakat di Indonesia harus waspada terhadap kehadiran DANA yang notabenenya dianggap mengancam kedaulatan ekonomi dalam negeri. Hal itu dikarenakan segala transaksi keuangan yang masuk dalam layanan dompet digital tersebut berpeluang dimanfaatkan oleh China untuk mengembalikan arus uang dan retail di Tanah Air.

    Menanggapi adanya informasi yang tidak sesuai dengan fakta, pihak terkait pun yakni DANA akhirnya angkat bicara. Melansir dari antaranews.com, Communication Officer DANA, Chrisma Albandjar pun angkat bicara. Pihaknya pun membantah informasi tersebut dengan menyatakan bahwa DANA bukanlah e-money asing atau uang elektronik asing.

    “Dana adalah PT Elang Sejahtera yang merupakan usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK). EMTEK memiliki kerja sama dengan Ant Financial, pemilik Alipay,” jelas Chrisma.

    Lanjut Chrisma, ia menjelaskan bahwa kerja sama yang dibangun antara EMTEK dan Ant Financial yang tergabung dalam DANA mendapat dukungan teknologi dari Ant Financial yang notabene telah diakui dari system keamanan dan kehandalannya di dunia transaksi digital.

    “Dengan kerja sama antara Emtek dan Ant Financial, DANA mendapatkan dukungan teknologi dari Ant Financial. Teknologi Alipay sudah diakui keamanan dan kehandalannya di dunia traksaksi digital,” pungkas Chrisma.

    Chrisma juga menegaskan mengenai narasi yang menyebut DANA turut menyalurkan uang dari Indonesia ke luar negeri. Hal itu diperkuat dengan segala transaksi yang dilakukan di DANA dikelola oleh bank di Indonesia. DANA juga dikembangkan oleh perusahaan rintisan (starup) yang berbadan hokum Indonesia yang dikembangkan oleh programmer muda Indonesia. investor utama dari DANA adalah PT Elang Sejahtera Mandiri dengan porsi kepemilikan 99 persen.

    DANA juga telah mendapat izin dari Bank Indonesia dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh BI sebagai Lembaga teknologi finansial di Indonesia. DANA juga hanya bekerja sama dengan bank-bank nasional diantaranya Bank Mandiri, BCA, BRI, CIMB NIAGA, BNI, Panin Bank, Bank Permata, BTN dan Bank Sinar Mas.

    Rujukan