• (GFD-2019-3117) [KLARIFIKASI] BEM Unindra Bantah Menerima Dana untuk Mengikuti Aksi Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 25/09/2019

    Berita

    Ketua Umum BEM Unindra, Mukhlas membantah kabar dari beberapa situs yang mengatakan aksi mahasiswa dari kampusnya yang menolak Revisi UU KPK di depan Gedung DPR adalah dibayar. “Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Ketua BEM Unindra, Mukhlas, Selasa (24/9).

    “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.

    NARASI:

    1. “Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Ketua BEM Unindra, Mukhlas, Selasa (24/9).

    2. “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.

    Hasil Cek Fakta

    Aksi demonstrasi mahasiswa dihampiri kabar tak sedap. Kali ini Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) disebut dibayar dalam melakukan aksi menolak Revisi UU KPK di depan Gedung DPR.

    Beberapa situs yang mengabarkan ini diantaranya, redaksikota.com dengan tajuk “Demo Tolak Revisi UU KPK, Mahasiswa UNINDRA Mengaku Dibayar” dan tribunrakyat.com dengan judul “Terbongkar! Ikut Aksi Tolak Revisi UU KPK, Mahasiswa UNINDRA Dapat Kucuran Dana.”

    Pada judul artikel dari kedua website tersebut, tidak disebutkan secara terperinci siapa narasumber yang memberikan pernyataan itu. Dijelaskan dalam artikel tersebut, hanya inisial nama yakni AHM.

    Menanggapi kabar itu, Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unindra, Mukhlas menyatakan kabar tersebut tidak benar.

    “Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Mukhlas, Selasa (24/9).

    Ia pun menegaskan, pemberitaan terkait kucuran dana tersebut merupakan berita bohong atau hoaks. “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.

    Diketahui seruan aksi tuntaskan reformasi gencar disuarakan pihak BEM sejak Senin (23/9/2019). Sekitar 1.500 mahasiswa Unindra sudah mengikuti aksi unjuk rasa tersebut dengan menggunakan 18 bus atau metro mini.

    Kemudian, pada hari ini, Selasa (24/9/2019), Mukhlas menjelaskan jumlah massa semakin bertambah meskipun nama baik kampus mereka sedang tercoreng akibat pemberitaan miring.

    Mukhlas juga mengatakan bahwa kemarin, ia membaca sejumlah media massa yang menjelaskan bahwa massa dari Unindra adalah massa bayaran.

    Ribuan massa ini dijelaskannya diberitakan mendapatkan sejumlah uang untuk turun aksi.

    Padahal menurut Mukhlas untuk persediaan logistik dan transportasi adalah dana personal dari masing-masing mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3116) [KALRIFIKASI] Polisi Pastikan Tak Ada Korban Meninggal dalam Aksi Mahasiswa di Solo

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 25/09/2019

    Berita

    Kapolresta Solo, AKBP Andy Rifai memastikan tidak ada mahasiswa yang meninggal dalam kericuhan yang terjadi di depan gedung DPRD Solo, Selasa (24/9/2019) siang. Meski begitu, Andy tidak menampik bahwa ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.

    Hasil Cek Fakta

    Polresta Surakarta memastikan bahwa foto mahasiswa meninggal dalam kericuhan unjuk rasa yang beredar di media sosial (medsos) adalah hoaks.

    Hal tersebut disampaikan Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai ketika dihubungi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019) malam.

    Meski begitu, Andy tidak menampik bahwa ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.

    “Tidak ada korban yang meninggal. Kabar meninggal yang menyebar itu hoaks atau palsu,” katanya saat dihubungi Suara.com, Selasa (24/9/2019) malam.

    Sementara itu, ditanya terkait jumlah mahasiswa yang terluka, Kapolresta menyampaikan bahwa hanya ada seorang mahasiswa yang terluka. Mahasiswa tersebut mengalami sesak napas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

    “Tadi ada satu mahasiswa yang sesak napas, dan dilarikan ke rumah sakit. Tapi sekarang sudah membaik dan diperbolehkan pulang,” tandasnya.

    Andy menambahkan, saat ini polisi akan mencari pihak yang sengaja menyebarkan kabar tersebut. Pasalnya, kabar ini dinilai telah membuat kondisi jadi tidak baik.
    “Jelas kami akan mengejar pelaku yang menyebarkan kabar ini,” ucapnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Solo berakhir ricuh. Mahasiswa sempat memprovokasi petugas keamanan dengan melakukan pelemparan botol air mineral ke arah petugas.

    Aksi itu lantas membuat petugas menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Mahasiswa pun kemudian lari tunggang langgang meninggalkan lokasi dalam suasana ricuh.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3115) [SALAH] “Zainal mahasiswa yg demo di dpn Gedung DPR”

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 24/09/2019

    Berita

    Yang berada di foto pertama bukan Zainal tetapi Ikhsan, keponakan dari almarhum Zainal Abidin yang meninggal karena diduga berkelahi dengan Polisi setelah ditilang. Untuk foto kedua, dokumentasi peristiwa demo pada tahun 2014 di Kalbar.

    NARASI

    “Innaa lillaahi Wa innaa ilayhi.rooji’uun.
    Adik mahasiswa (Zainal )yg demo di dpn Gedung DPR
    smlm telah meninggal dunia akibat di pukulin ole polisi.
    Smoga Husnul khothimah adik…????????.

    Knpa polisi tdk bs mengayomi rakyat nya
    Dia bkn.musuhmu.. Dia adlh seorg mahasiswa yg sdg meminta keadilan ..”

    Hasil Cek Fakta

    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

    * SUMBER membagikan foto Ikhsan, keponakan dari almarhum Zainal Abidin yang meninggal karena diduga berkelahi dengan Polisi setelah ditilang.

    * SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, selain salah menyebut Ikhsan sebagai Zainal menambahkan narasi/klaim yang menghubung-hubungkan dengan peristiwa demo.

    (2) Salah satu sumber foto pertama, TRIBUNNEWS(dot)COM: “Terkuak, Tewasnya Pemuda Desa di Lombok Timur Usai Berkelahi Polisi di Lapangan Apel Polres”

    Deskripsi foto: “Ikhsan didampingi kuasa Hukum dalam agenda memberikan Kesaksian terhadap kasus meninggalnya Zaenal yang diduga oleh oknum Polisi Polres Lombok Timur.”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2m9gtH3 / http://bit.ly/2mc9mh6 (arsip cadangan).

    Rujukan

  • (GFD-2019-3114) [BERITA] Mahasiswa UnSri meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai tiga apartemen Unsri

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/09/2019

    Berita

    "Mahasiswa palembang meninggal akibat demo"

    Sempat beredar isu tentang meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Sriwijaya yang dikait-kaitkan dengan aksi demo yang terjadi kemarin.

    Postingan dari akun Mikhail Raffasya (fb.com/Raffasya.2019) misalnya, dibagikan oleh beberapa akun lain yang mengaitkan wafatnya mahasiswa tersebut dengan aksi demo (Tangkapan layar terlampir)

    Hasil Cek Fakta

    Irfan Maulana Amrullah salah satu mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) asal Provinsi Jambi, jatuh dari lantai 3 Apartemen Putra Mahasiswa Unsri di Kompleks Apartemen Kampus Unsri Indralaya, Sabtu (14/9/19) siang.

    Dikutip dari laman sripoku.com, Irfan awalnya hendak mengambil pakaian yang sedang dijemur di jendela Apartemen tersebut. Untuk mengambil pakaian itu, ia menginjak canopy yang menjadi injakan di lantai 3 tersebut. Namun penyangga canopy tersebut rupanya sudah rapuh.

    Seketika itu Mahasiswa Semester 1 Fakultas MIPA Unsri Jurusan Kelautan itu pun terjatuh hingga ke tanah. Mahasiswa yang melihat peristiwa tersebut segera melarikannya ke rumah sakit.

    Irfan mengalami kritis, karena kepalanya jatuh menghantam tanah terlebih dahulu.

    Irfan yang merupakan siswa SMA Titian Teras angkatan 2016 tersebut terjatuh dari lantai tiga apartemen Unsri tersebut meninggal sekitar pukul 19.00 WIB setelah berjuang dari keadaan koma.

    “Meninggal jam 19.00 WIB tadi. Almarhum kini sedang dikafani dan disalatkan sanak saudara dan kawannya dari Himaja dan mahasiswa Unsri,” kata Nuraidil, orangtua siswa Titian Teras yang datang ke RS melalui pesan WA.

    Jenazah dimandikan dan disalatkan di rumah sakit, dan dikabarkan akan dibawa dengan ambulans ke rumah duka di Sungai Duren, Jambi.

    Terkait aksi demo pada tanggal 24 September 2019 di Palembang, Polisi dan BEM Universitas Sriwijaya (Unsri) sudah menyatakan bahwa tidak ada korban meninggal dunia dalam aksi demo tersebut.

    Rujukan