• (GFD-2019-3093) [SALAH] Foto Presiden Joko Widodo di Perumahan penduduk di Riau dekat hutan yang dibakar

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/09/2019

    Berita

    Akun Adhimas Totok (fb.com/adhimas.totok) mengunggah sebuah foto dengan narasi sebagai berikut :

    “Di kala kota-kotamu dibungkus asap-asap kelam.. bapak-bapakmu, Gubernur dan Walikotamu ‘hengkang’ pergi ke luar negeri,
    Ehh.. Bapak ini siapa?
    (Lokasi:)
    Perumahan penduduk di Riau dekat hutan yang dibakar.”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, ditemukan fakta bahwa foto Presiden Joko Widodo yang tampak mengenakan kemeja putih lengan panjang dan kain sarung cokelat tersebut adalah foto editan atau suntingan.

    Foto asli dari Presiden Jokowi tersebut adalah saat Presiden Jokowi sedang menyambut tahun baru di Raja Ampat, Papua pada 1 Januari 2016.

    Foto tersebut diambil oleh Agus Suparto, fotografer kepresidenan.

    Seperti dalam foto yang diunggah di akun Twitter resmi sang Presiden, @jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tampak duduk bersila di ujung dermaga kayu. Latar foto memperlihatkan cahaya keemasan saat matahari mulai menampakkan kehadirannya.

    Untuk diketahui, waktu di Papua lebih dulu 2 jam dari waktu Indonesia barat (WIB).

    “Fajar perdana 2016 di dermaga Waiwo, Raja Ampat, tempat terbaik di dunia untuk snorkeling,” tulis Jokowi di bawah foto yang diunggah akun-akun media sosial terverifikasi miliknya, Jumat (1/1/2016).

    Rujukan

  • (GFD-2019-3092) [SALAH] Tiongkok Minta Dua Pulau untuk Bayar Utang RI

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/09/2019

    Berita

    Beredar gambar yang diunggah oleh akun Leena Septia (fb.com/lee.na.315) dengan narasi sebagai berikut :

    “Awalnya minta pulau lama lama minta semua negeri ini. Jokoun penjahat demokrasi. Dia hanya mementingkan perutnya dan golongannya. Boneka bangke.. Mana kebijakan dia yg pro rakyat. Tidak ada!!! memanjakan pejabat.mulai dari gaji mega yg luar biasa, mahfud yg menggiurkan, malah menaikkan gaji pegawai bpjs yg nyata telah mengkorupsi dana bpjs, mengganti mobil mewah mentri. Bagian rakyat hanya… Nanggung utang negara, kenaikan listrik, naiknya bpjs, bbm, pajak. Dimana hatimu saat 700 mayat anggota kpps menjadi tumbal, saat papua bergejolak. Saat rkyt hidup dlm kesusahan krna kebijakanmu… Engkau malah sibuk memindahkan ibukota yg tdk penting. Pemindahan ibukota bukan kepentingan rkyt tp kepentingan siasatmu. UU revisi KPK ulahmu untk melemahkan sistem KPK. Pemimpin yang tidak diridhoi.. Semoga Allah yg akan membalas smua perbuatan mu baik yg nampak atau yg tidak nampak”

    Sementara narasi dalam gambar : “Tiongkok Minta Dua Pulau untuk Bayar Utang RI? Ngawur tuh”

    Tampak dalam gambar adalah Presiden Jokowi dan Presiden Cina Xi Jinping yang sedang bersalaman.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, judul berita dalam gambar tangkapan layar yang diunggah akun Leena Septia sama dengan judul sebuah berita di JPNN.com yang diunggah pada 14 Agustus 2018.

    Berita itu mengulas sebuah kabar hoaks yang beredar di Facebook terkait permintaan Cina terhadap Pulau Sumatra dan Pulau Jawa sebagai ganti pembayaran utang Indonesia.

    Dalam berita itu tertulis bahwa informasi palsu tersebut disebarkan oleh blog pendulang iklan daring, NKRI News Trending. Dalam blog itu, berita palsu tersebut dilengkapi foto Jokowi yang sedang berjabat tangan dengan Xi Jinping.

    Saat ini, blog NKRI News Trending tidak bisa diakses lagi. Mesin pencari menampilkan keterangan bahwa blog tersebut telah dihapus. Alamatnya pun tidak tersedia untuk blog baru.

    Tempo juga menelusuri foto Jokowi yang sedang berjabat tangan dengan Xi Jinping yang ada dalam unggahan akun Leena Septia. Foto itu pernah digunakan sejumlah media arus utama di Indonesia, salah satunya situs Beritasatu.com.

    Foto itu dimuat oleh laman Beritasatu.com pada 15 Mei 2017 dalam berita yang berjudul “Jokowi Bahas Kerja Sama Investasi di Tiongkok”. Dalam keterangan foto tertulis, “Presiden RI, Joko Widodo (kiri) disambut Presiden Tiongkok, XI Jinping saat tiba di Great Hall, Beijing, Tiongkok, 14 Mei 2017. (Foto: AFP/Kenzaburo Fukuhara)”.

    Adapun beritanya berisi informasi tentang Presiden Jokowi yang baru saja membahas sejumlah kerja sama ekonomi dengan pelaku bisnis asal Cina, yakni pimpinan perusahaan Shanghai Electric Co Ltd, dan Direktur Eksekutif International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde di sela-sela kunjungan kerjanya ke Cina untuk menghadiri KTT Belt and Road Forum.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3091) [BERITA] Klarifikasi Terkait Isu Perubahan Nama Terminal di Bandara Soekarno-Hatta

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/09/2019

    Berita

    Beredar isu yang menyebutkan bahwa nama-nama terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah berganti nama. Pada isu yang beredar, disebutkan kini nama terminal di bandara tersebut menjadi Terminal Pegi-Pegi dan Terminal Traveloka.

    Hasil Cek Fakta

    Atas isu tersebut, pihak Angkasapura II berikan klarifikasi. Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Agus Haryadi menegaskan tidak ada pergantian atau penambahan nama pada Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) maupun Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 di bandara tersebut.

    “Kami tegaskan tidak ada pergantian dan penambahan nama. Nama bandara tetap Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan nama terminal tetap Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3. Seluruh kegiatan operasional juga dilakukan oleh Angkasa Pura II,” tegas Agus.

    Adapun, menurut Agus, kerja sama co-branding dengan Pegipegi di Terminal 1 dan Traveloka di Terminal 2 hanya sebatas pemanfaatan ruang komersial di kedua terminal tersebut. Co-branding bertujuan untuk meningkatkan brand equity seluruh pihak yang bekerja sama.

    “Kerja sama ini hanya pada aspek komersial di terminal, sementara keseluruhan operasional terminal sepenuhnya masih di bawah Angkasa Pura II,” jelasnya.

    Melalui kerja sama ini, Agus mengatakan, Pegipegi dan Traveloka dapat memanfaatkan ruang komersial di terminal untuk memperkenalkan produknya dengan tentu saja terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Angkasa Pura II.

    “Pegipegi dan Traveloka dapat memanfaatkan 80 persen dari ruang komersial yang ada di terminal. Kerja sama ini juga tidak berdampak pada berubahnya nama terminal, hanya saja Pegipegi dan Traveloka memiliki hak penamaan di belakang nama terminal untuk dicantumkan misalnya di signage,” ujar Agus.

    Agus Haryadi mengatakan model kerja sama co-branding seperti ini sudah lazim diterapkan di sektor pelayanan publik terutama di luar negeri. Di dalam negeri pun sudah ada kerja sama serupa. “Ya memang kalau di Indonesia belum banyak, dan ini masih tergolong baru, tapi setidaknya sudah ada beberapa tempat di Jakarta,” kata dia.

    Senada dengan bantahan dari pihak AP II tersebut, pihak Traveloka pun ikut angkat bicara. Public Relations Director, Traveloka Group, Sufintri Rahayu, menegaskan bahwa pihaknya tidak ada rencana mengganti nama Terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

    “Kami tegaskan kembali bahwa, tidak ada rencana dalam kerja sama co-branding ini untuk melakukan pergantian nama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menjadi nama apapun,” katanya.

    Sufintri menegaskan Traveloka selalu berpegang teguh kepada nilai-nilai dan filosofi bangsa. Terlebih, menurutnya Bandara Soekarno-Hatta merupakan warisan budaya yang seharusnya melekat kepada nama bandara tersebut Bandar Udara tersebut.

    “Lingkup kerja sama co-branding ini berfokus pada peningkatan pelayanan dan pengalaman para pengguna jasa di bandara Soekarno-Hatta,” tuturnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3090) [KLARIFIKASI] Siswa kejang-kejang saat bermain game online di dalam kelasnya

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 16/09/2019

    Berita

    Akun instagram @keluhkesahojol.id menunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut :

    “Sebuah video memperlihatkan seorang siswa terlihat kejang-kejang saat bermain game online di dalam kelasnya, kejadian di salah satu SMA di Luwu Timur Sulawesi Selatan.12-September-2019
    #stopkecanduangameonline“

    Hasil Cek Fakta

    Diketahui siswa dalam video itu berinsial PH (17), kelas 11 SMA Negeri 1 Luwu Timur. Menurut orangtua PH, Palalloi bahwa peristiwa yang terjadi pada Selasa (10/09/2019) lalu sekitar pukul 11.30 Wita itu karena anaknya belum sarapan saat ke sekolah.

    “Ia sakit yang disebabkan tidak sarapan. Memang ia jarang sarapan pagi kalau ke sekolah,, makanya dia sering sakit-sakit,” katanya saat dikonfirmasi.

    Menurutnya, saat peristiwa itu terjadi, anaknya sempat dibawa ke puskesmas dan dirawat selama 3 jam. Setelah itu, ia kembali ke rumah untuk bermain dengan tetangga.

    “Jadi setelah dirawat di puskesmas 3 jam, esoknya sudah kembali ke sekolah. Kesibukan anak tersebut kalau pulang sekolah hanya di rumah atau bermain dengan tetangganya,” ucapnya.

    Selain diterpa isu kejang karena main game online, beredar informasi atau isu bahwa anaknya mengonsumsi obat terlarang.

    “Anak saya bukan karena minum obat seperti isu yang beredar, bukan pula karena pengaruh main game, tetapi memang karena sakit sampai pingsan akibat tidak sarapan pagi,” ujarnya.

    Kepala sekolah SMA di Luwu Timur, bernama Muh. Saleh menjelaskan, pada saat kejadian, Selasa (10/9), FH dan rekan-rekannya memang diperbolehkan membawa ponsel android ke kelas karena berhubungan dengan salah satu mata pelajaran sekolah.

    “Siswa itu kelas 11, sekarang ada di ruangan saya. Dia punya riwayat penyakit epilepsi. Kebetulan saat bermain game di sekolah penyakitnya kambuh,” ucap Saleh mengklarifikasi video viral tersebut, Jumat (13/9/2019).

    “Selesai mata pelajaran itu, kan siang, istirahat dan salat zuhur. Tapi siswa ini main game di kelas sampai kambuhlah itu penyakitnya. Baru ada temannya yang videokan, saya juga masih cari itu siswa yang merekam,” sebut Saleh.

    Saleh juga membantah informasi beredar yang menyebutkan kalau siswanya tersebut meninggal karena kecanduan bermain game. “Itu juga ada yang bilang meninggal, hoaks itu. Anak itu sudah sehat setelah dibawa ke puskesmas. Jadi salah itu yang bilang meninggal,” kata Saleh.

    “Malah sebenarnya penyakit anak ini jarang sekali terjadi, ini hanya kebetulan kejadian di sekolah. Sekarang anak itu sudah masuk sekolah lagi seperti biasa,” sebut dia.

    Rujukan