• (GFD-2021-6546) [SALAH] Lowongan Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/03/2021

    Berita

    Beredar di Facebook akun bernama lowongan kerja bojonegoro memposting gambar yang berisi informasi bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro membuka lowongan kerja. Lowongan kerja tersebut meliputi tenaga non kesehatan dan tenaga kesehatan.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri melansir dari kanalbojonegoro Kepala Dinas Kesehatan Ani Pudji Ningrum menjelaskan informasi tersebut tidak benar.

    “Terkait informasi yang menyebutkan Dinas Kesehatan membuka rekrutmen tenaga kesehatan itu tidak benar alias hoax,” ucapnya melansir dari kanalbojonegoro.

    Dinas Kesehatan juga mengimbau agar warga masyarakat Bojonegoro jika mendapat informasi hendaknya disaring dan dicari kebenarannya apakah itu benar atau tidak.

    Dengan demikian informasi tentang lowongan kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro tidak benar. Hal tersebut sudah dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Ani Pudji Ningrum sehingga masuk dalam kategori konten palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6545) [SALAH] Akun Facebook Anggota DPRD Jember “Alfian Andri Wijaya” Tawarkan Lelang Mobil

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/03/2021

    Berita

    Nama anggota Komisi B DPRD Jember, Alfian Andri Wijaya dicatut oknum tak bertanggungjawab di media sosial. Akun tersebut menyamar dan melakukan penipuan kepada beberapa orang dengan meminjam sejumlah uang.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah dilakukan penelusuran dan meminta keterangan langsung dari Anggota Dewan Alfian Andri Wijaya, beliau menyatakan bahwa akun tersebut adalah hoaks. Dirinya mengaku bahwa penipuan kepada teman-temanya ini telah berlangsung beberapa kali semenjak akun Facebook asli miliknya dibajak pada 2019 lalu.

    “Awal menanyakan kabar, mengajak ngobrol, dan dengan berbagai alasan ingin meminjam uang kepada calon korbannya. Karena saya anggota dewan dan dikenal oleh calon korbannya, akhirnya dipinjamkan uang itu. Padahal saya tidak tahu adanya percakapan itu,” kata pria legislator dari Partai Gerindra ini.

    Setelah setahun berlalu, akun Facebook milik Alfian ini pun kembali digunakan pelaku untuk menjual mobil-mobil lelang dengan harga sangat murah. Kebetulan, ayah dari anggota dewan ini adalah pemilik showroom jual beli mobil bekas.

    “Memang bapak saya, Almarhum Pak Haji Sulis jual beli mobil bekas. Nah, penipu ini melakukan penipuan lagi, tapi dengan membuat akun baru, atas nama saya,” sambungnya.

    Bahkan penipuan itu, katanya, memakan 3 korban dalam kurun waktu 2 tahun belakangan.

    “Sejak 2020 sampai 2021, ada yang tertipu sampai mentransfer uang Rp10 juta, Rp3,3 juta, dan yang terbaru korban tetangga saya sendiri kena Rp7,5 juta,” katanya.

    Alfian pun meminta bantuan Polres Jember untuk melacak penipu tersebut. Selanjutnya Alfian meminta masyarakar untuk tidak gampang percaya terkait hal-hal yang dipandang meragukan.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa akun Facebook atas nama Aflian Andri Wijawa merupakan hoaks kategori fabricated content atau konten palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6544) [SALAH] “Gaya Berfoto Simbol Salib”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/03/2021

    Berita

    Beredar sebuah postingan gambar pada akun facebook "Rq Cahaya Darussalam" yang menyebutkan Finger heart gesture sebagai bentuk simbol Salib.

    Simbol cinta apakah tanda salib
    Simbol salib sarang heo

    Hasil Cek Fakta

    Pelintiran daur ulang, TIDAK berkaitan dengan Salib. “Finger heart gesture” adalah tren yang dimulai dari Korea Selatan, cara yang lebih praktis untuk menirukan lambang cinta daripada menggunakan dua tangan dan seluruh jari. Klaim kedua, bahwa pose jari V adalah simbol penyembah setan, juga SALAH. Arti dari simbol V adalah “Victory” (Kemenangan).

    Rujukan

  • (GFD-2021-6543) [SALAH] Pemilik Rekening BRI yang Telah Divaksin Dapat Bantuan Rp 1,5 Juta

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 18/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapat informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah, informasi tersebut diunggah akun Facebook Chaidir Wahyudi, pada 17 Maret 2021.

    Berikut informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin dapat bantuan langsung Rp 1,5 juta dari pemerintah:

    "Alhamdulillah

    Beruntunglah Bagi Masyarakat Yg Sudah DI VAKSIN dan Mempunyai No Rekening & Kartu ATM BRI ,

    Sesuai dengan Kepres No. 13/Kepres/RI/XII/2020, bahwa semua WNI yang sudah divaksin dan mempunyai No Rekening & Kartu ATM BRI , akan menerima bantuan langsung tunai sebesar Rp. 1.500.000,- per bulan per Kartu Keluarga (KK) hingga pandemi covid 19 dinyatakan tuntas.

    SYARAT2:

    1. Foto Copy KK

    2. Foto Copy Buku Tabungan

    3. Foto Copy KTP Kepala Keluarga

    4. Masing-masing rangkap 2Dana sudah dapat dicairkan langsung mulai 09 maret 2021 s/d 17 Mei 2021, dengan membawa syarat tersebut ke Bank BRI Terdekat .

    Hal ini merupakan komitmen terbaru dari Menteri Keuangan RI & Menteri Kesehatan RI, diperkuat pidato Presiden RI di depan semua Kepala Daerah Indonesia.

    Selain itu, beliau juga mempertegas akan memperbarui APBN 2021 untuk direvisi "Bantuan Langsung Tunai"

    .Alhamdulillah, ternyata benar, rezeki itu datangnya tak diduga-duga.

    Mari kita semua senantiasa bersyukur,...

    _____________

    Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tulisan di atas dapat digolongkan dalam :

    A. Cerpen

    B. Cerita rakyat

    C. Cerita khayal

    D. Kesambet

    E. Kesurupan

    Pilih jawaban yang kamu anggap benar......😇😆🤭"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah, dengan menghubungi pihak BRI.

    Corporate Secretary Bank BRI, Aestika Oryza Gunarto menyatakan, informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah tidak benar.

    "Atas beredarnya informasi tersebut, dapat kami pastikan bahwa hal tersebut tidak benar," kata Aestika, saat berbincang dengan Liputan6.com.

    Aestika pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan adanya informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah.

    "Sehubungan dengan hal tersebut, kami mangimbau nasabah BRI agar lebih berhati-hati terhadap berbagai informasi dengan sumber yang tidak dapat dipertanggung jawabkan," tuturnya.

    Penelusuran dilanjutkan dengan menghubungi pihak Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Tim Komunikasi Publik Lalu Hamdani mengatakan, informasi tentang masyarakat yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah tidak benar.

    "Tidak benar untuk informasi tersebut. Tidak ada program tersebut," kata Lalu saat berbincang dengan Liputan6.com.

    Jika membaca informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah hingga akhir, terdapat kalimat yang menunjukkan informasi tersebut berupa parodi satir.

    Parodi satir juga termasuk dalam kategori hoaks, dalam artikel "Fake news. It’s complicated" yang dimuat situs firstdraftnews.org ada tujuh jenis disinfromasi dan misinformasi, salah satunya adalah satire atau parodi.

    Artike situs firstdraftnews.org menyebutkan, konten jenis ini biasanya tidak memiliki potensi atau kandungan niat jahat, namun bisa mengecoh. Satir merupakan konten yang dibuat untuk menyindir pada pihak tertentu. Kemasan konten berunsur parodi, ironi, bahkan sarkasme.

    Secara keumuman, satir dibuat sebagai bentuk kritik terhadap personal maupun kelompok dalam menanggapi isu yang tengah terjadi. Sebenarnya, satir tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah tidak benar.

    Informasi tersebut telah dibantah pihak BRI dan KPCPEN, meski parodi informasi tersebut masuk kategori hoaks karena dapat menyesatkan.

    Rujukan