(GFD-2019-3116) [KALRIFIKASI] Polisi Pastikan Tak Ada Korban Meninggal dalam Aksi Mahasiswa di Solo
Sumber: www.whatsapp.comTanggal publish: 25/09/2019
Berita
Kapolresta Solo, AKBP Andy Rifai memastikan tidak ada mahasiswa yang meninggal dalam kericuhan yang terjadi di depan gedung DPRD Solo, Selasa (24/9/2019) siang. Meski begitu, Andy tidak menampik bahwa ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.
Hasil Cek Fakta
Polresta Surakarta memastikan bahwa foto mahasiswa meninggal dalam kericuhan unjuk rasa yang beredar di media sosial (medsos) adalah hoaks.
Hal tersebut disampaikan Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai ketika dihubungi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019) malam.
Meski begitu, Andy tidak menampik bahwa ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.
“Tidak ada korban yang meninggal. Kabar meninggal yang menyebar itu hoaks atau palsu,” katanya saat dihubungi Suara.com, Selasa (24/9/2019) malam.
Sementara itu, ditanya terkait jumlah mahasiswa yang terluka, Kapolresta menyampaikan bahwa hanya ada seorang mahasiswa yang terluka. Mahasiswa tersebut mengalami sesak napas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Tadi ada satu mahasiswa yang sesak napas, dan dilarikan ke rumah sakit. Tapi sekarang sudah membaik dan diperbolehkan pulang,” tandasnya.
Andy menambahkan, saat ini polisi akan mencari pihak yang sengaja menyebarkan kabar tersebut. Pasalnya, kabar ini dinilai telah membuat kondisi jadi tidak baik.
“Jelas kami akan mengejar pelaku yang menyebarkan kabar ini,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Solo berakhir ricuh. Mahasiswa sempat memprovokasi petugas keamanan dengan melakukan pelemparan botol air mineral ke arah petugas.
Aksi itu lantas membuat petugas menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Mahasiswa pun kemudian lari tunggang langgang meninggalkan lokasi dalam suasana ricuh.
Hal tersebut disampaikan Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai ketika dihubungi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019) malam.
Meski begitu, Andy tidak menampik bahwa ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.
“Tidak ada korban yang meninggal. Kabar meninggal yang menyebar itu hoaks atau palsu,” katanya saat dihubungi Suara.com, Selasa (24/9/2019) malam.
Sementara itu, ditanya terkait jumlah mahasiswa yang terluka, Kapolresta menyampaikan bahwa hanya ada seorang mahasiswa yang terluka. Mahasiswa tersebut mengalami sesak napas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Tadi ada satu mahasiswa yang sesak napas, dan dilarikan ke rumah sakit. Tapi sekarang sudah membaik dan diperbolehkan pulang,” tandasnya.
Andy menambahkan, saat ini polisi akan mencari pihak yang sengaja menyebarkan kabar tersebut. Pasalnya, kabar ini dinilai telah membuat kondisi jadi tidak baik.
“Jelas kami akan mengejar pelaku yang menyebarkan kabar ini,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Solo berakhir ricuh. Mahasiswa sempat memprovokasi petugas keamanan dengan melakukan pelemparan botol air mineral ke arah petugas.
Aksi itu lantas membuat petugas menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Mahasiswa pun kemudian lari tunggang langgang meninggalkan lokasi dalam suasana ricuh.
Rujukan
(GFD-2019-3115) [SALAH] “Zainal mahasiswa yg demo di dpn Gedung DPR”
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 24/09/2019
Berita
Yang berada di foto pertama bukan Zainal tetapi Ikhsan, keponakan dari almarhum Zainal Abidin yang meninggal karena diduga berkelahi dengan Polisi setelah ditilang. Untuk foto kedua, dokumentasi peristiwa demo pada tahun 2014 di Kalbar.
NARASI
“Innaa lillaahi Wa innaa ilayhi.rooji’uun.
Adik mahasiswa (Zainal )yg demo di dpn Gedung DPR
smlm telah meninggal dunia akibat di pukulin ole polisi.
Smoga Husnul khothimah adik…????????.
Knpa polisi tdk bs mengayomi rakyat nya
Dia bkn.musuhmu.. Dia adlh seorg mahasiswa yg sdg meminta keadilan ..”
NARASI
“Innaa lillaahi Wa innaa ilayhi.rooji’uun.
Adik mahasiswa (Zainal )yg demo di dpn Gedung DPR
smlm telah meninggal dunia akibat di pukulin ole polisi.
Smoga Husnul khothimah adik…????????.
Knpa polisi tdk bs mengayomi rakyat nya
Dia bkn.musuhmu.. Dia adlh seorg mahasiswa yg sdg meminta keadilan ..”
Hasil Cek Fakta
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan foto Ikhsan, keponakan dari almarhum Zainal Abidin yang meninggal karena diduga berkelahi dengan Polisi setelah ditilang.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, selain salah menyebut Ikhsan sebagai Zainal menambahkan narasi/klaim yang menghubung-hubungkan dengan peristiwa demo.
(2) Salah satu sumber foto pertama, TRIBUNNEWS(dot)COM: “Terkuak, Tewasnya Pemuda Desa di Lombok Timur Usai Berkelahi Polisi di Lapangan Apel Polres”
Deskripsi foto: “Ikhsan didampingi kuasa Hukum dalam agenda memberikan Kesaksian terhadap kasus meninggalnya Zaenal yang diduga oleh oknum Polisi Polres Lombok Timur.”
Selengkapnya di http://bit.ly/2m9gtH3 / http://bit.ly/2mc9mh6 (arsip cadangan).
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan foto Ikhsan, keponakan dari almarhum Zainal Abidin yang meninggal karena diduga berkelahi dengan Polisi setelah ditilang.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, selain salah menyebut Ikhsan sebagai Zainal menambahkan narasi/klaim yang menghubung-hubungkan dengan peristiwa demo.
(2) Salah satu sumber foto pertama, TRIBUNNEWS(dot)COM: “Terkuak, Tewasnya Pemuda Desa di Lombok Timur Usai Berkelahi Polisi di Lapangan Apel Polres”
Deskripsi foto: “Ikhsan didampingi kuasa Hukum dalam agenda memberikan Kesaksian terhadap kasus meninggalnya Zaenal yang diduga oleh oknum Polisi Polres Lombok Timur.”
Selengkapnya di http://bit.ly/2m9gtH3 / http://bit.ly/2mc9mh6 (arsip cadangan).
Rujukan
(GFD-2019-3114) [BERITA] Mahasiswa UnSri meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai tiga apartemen Unsri
Sumber: facebook.comTanggal publish: 24/09/2019
Berita
"Mahasiswa palembang meninggal akibat demo"
Sempat beredar isu tentang meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Sriwijaya yang dikait-kaitkan dengan aksi demo yang terjadi kemarin.
Postingan dari akun Mikhail Raffasya (fb.com/Raffasya.2019) misalnya, dibagikan oleh beberapa akun lain yang mengaitkan wafatnya mahasiswa tersebut dengan aksi demo (Tangkapan layar terlampir)
Sempat beredar isu tentang meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Sriwijaya yang dikait-kaitkan dengan aksi demo yang terjadi kemarin.
Postingan dari akun Mikhail Raffasya (fb.com/Raffasya.2019) misalnya, dibagikan oleh beberapa akun lain yang mengaitkan wafatnya mahasiswa tersebut dengan aksi demo (Tangkapan layar terlampir)
Hasil Cek Fakta
Irfan Maulana Amrullah salah satu mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) asal Provinsi Jambi, jatuh dari lantai 3 Apartemen Putra Mahasiswa Unsri di Kompleks Apartemen Kampus Unsri Indralaya, Sabtu (14/9/19) siang.
Dikutip dari laman sripoku.com, Irfan awalnya hendak mengambil pakaian yang sedang dijemur di jendela Apartemen tersebut. Untuk mengambil pakaian itu, ia menginjak canopy yang menjadi injakan di lantai 3 tersebut. Namun penyangga canopy tersebut rupanya sudah rapuh.
Seketika itu Mahasiswa Semester 1 Fakultas MIPA Unsri Jurusan Kelautan itu pun terjatuh hingga ke tanah. Mahasiswa yang melihat peristiwa tersebut segera melarikannya ke rumah sakit.
Irfan mengalami kritis, karena kepalanya jatuh menghantam tanah terlebih dahulu.
Irfan yang merupakan siswa SMA Titian Teras angkatan 2016 tersebut terjatuh dari lantai tiga apartemen Unsri tersebut meninggal sekitar pukul 19.00 WIB setelah berjuang dari keadaan koma.
“Meninggal jam 19.00 WIB tadi. Almarhum kini sedang dikafani dan disalatkan sanak saudara dan kawannya dari Himaja dan mahasiswa Unsri,” kata Nuraidil, orangtua siswa Titian Teras yang datang ke RS melalui pesan WA.
Jenazah dimandikan dan disalatkan di rumah sakit, dan dikabarkan akan dibawa dengan ambulans ke rumah duka di Sungai Duren, Jambi.
Terkait aksi demo pada tanggal 24 September 2019 di Palembang, Polisi dan BEM Universitas Sriwijaya (Unsri) sudah menyatakan bahwa tidak ada korban meninggal dunia dalam aksi demo tersebut.
Dikutip dari laman sripoku.com, Irfan awalnya hendak mengambil pakaian yang sedang dijemur di jendela Apartemen tersebut. Untuk mengambil pakaian itu, ia menginjak canopy yang menjadi injakan di lantai 3 tersebut. Namun penyangga canopy tersebut rupanya sudah rapuh.
Seketika itu Mahasiswa Semester 1 Fakultas MIPA Unsri Jurusan Kelautan itu pun terjatuh hingga ke tanah. Mahasiswa yang melihat peristiwa tersebut segera melarikannya ke rumah sakit.
Irfan mengalami kritis, karena kepalanya jatuh menghantam tanah terlebih dahulu.
Irfan yang merupakan siswa SMA Titian Teras angkatan 2016 tersebut terjatuh dari lantai tiga apartemen Unsri tersebut meninggal sekitar pukul 19.00 WIB setelah berjuang dari keadaan koma.
“Meninggal jam 19.00 WIB tadi. Almarhum kini sedang dikafani dan disalatkan sanak saudara dan kawannya dari Himaja dan mahasiswa Unsri,” kata Nuraidil, orangtua siswa Titian Teras yang datang ke RS melalui pesan WA.
Jenazah dimandikan dan disalatkan di rumah sakit, dan dikabarkan akan dibawa dengan ambulans ke rumah duka di Sungai Duren, Jambi.
Terkait aksi demo pada tanggal 24 September 2019 di Palembang, Polisi dan BEM Universitas Sriwijaya (Unsri) sudah menyatakan bahwa tidak ada korban meninggal dunia dalam aksi demo tersebut.
Rujukan
- https://www.oganilirterkini.com/2019/09/irfan-mahasiswa-unsri-terjatuh-dari.html
- https://jambi.tribunnews.com/2019/09/23/breaking-newsmahasiswa-unsri-asal-jambi-yang-jatuh-dari-lantai-3-apartemen-kampus-meninggal-di-rs
- https://www.instagram.com/p/B2wjvq0jnLF/
- https://turnbackhoax.id/2019/09/25/salah-mahasiswa-unsri-palembang-meninggal-dunia-dalam-aksi-hari-ini/
(GFD-2019-3113) [KLARIFIKASI] Video pemukulan di balik tirai
Sumber: facebook.comTanggal publish: 24/09/2019
Berita
Akun Opick Saba (fb.com/opicsaba) mengunggah sebuah video ke grup KEDAULATAN RAKYAT RELAWAN PRABOWO SUBIANTO & SANDI OPOSISI (fb.com/groups/RRMIA99/) dengan narasi sebagai berikut :
“Gmna tanggapan kalean tentang video ini..
Mohon usut tuntas
Mahasiwa itu adalah pejuang dan lidah rakyat”
“Gmna tanggapan kalean tentang video ini..
Mohon usut tuntas
Mahasiwa itu adalah pejuang dan lidah rakyat”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan fakta bahwa kejadian di video tersebut tidak terjadi di Indonesia, melainkan di Thailand.
Situs pattayaone.news memberitakan bahwa yang dipukuli di dalam video tersebut adalah seseorang yang menolak untuk berhenti di sebuah pos pemeriksaan sebelumnya dan menabrak salah satu sukarelawan polisi yang menjaga barikade, dan melukai dia dengan serius.
Seorang pejabat pada hari Rabu mengkonfirmasi dua pembantu polisi memukul korban kecelakaan sepeda motor di dalam sebuah rumah sakit di provinsi Chonburi awal bulan ini.
Para petugas “ditegur” atas serangan itu, yang ditangkap dalam rekaman CCTV yang menjadi viral kemarin, menurut administrator lokal Pakasit Sueksongkram.
“Saya menegur mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus berpikir sebelum melakukan sesuatu, karena mereka adalah petugas keamanan,” kata Pakasit, tanpa menyebut nama kedua pria itu.
Situs pattayaone.news memberitakan bahwa yang dipukuli di dalam video tersebut adalah seseorang yang menolak untuk berhenti di sebuah pos pemeriksaan sebelumnya dan menabrak salah satu sukarelawan polisi yang menjaga barikade, dan melukai dia dengan serius.
Seorang pejabat pada hari Rabu mengkonfirmasi dua pembantu polisi memukul korban kecelakaan sepeda motor di dalam sebuah rumah sakit di provinsi Chonburi awal bulan ini.
Para petugas “ditegur” atas serangan itu, yang ditangkap dalam rekaman CCTV yang menjadi viral kemarin, menurut administrator lokal Pakasit Sueksongkram.
“Saya menegur mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus berpikir sebelum melakukan sesuatu, karena mereka adalah petugas keamanan,” kata Pakasit, tanpa menyebut nama kedua pria itu.
Rujukan
Halaman: 6009/6304