Tidak bersamaan dengan unjuk rasa mahasiswa, Sri Bintang Pamungkas berada di Gedung DPR pada 11 September 2019 sementara mahasiswa pada 24 September 2019.
NARASI
“Ayo teman-teman mahasiswa usir para penumpang gelap ini dari barisan kalian!”.
(GFD-2019-3120) [SALAH] “mahasiswa usir para penumpang gelap ini”
Sumber: www.twitter.comTanggal publish: 25/09/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan video Sri Bintang Pamungkas ketika berada di Gedung DPR pada 11 September 2019.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, Sri Bintang Pamungkas berada di Gedung DPD tidak bersamaan dengan mahasiswa yang berada di Gedung DPR pada 24 September 2019.
(2) Salah satu video yang terkait, http://bit.ly/2lqXEyR YouTube: “SRI BINTANG // Penjelasan Tentang Target Front Revolusi Indonesia & Memaknai Tanggal 11 / 09 / 2019
5,013 views • Premiered Sep 11, 2019
REBORN TV
318K subscribers
Sri Bintang Pamungkas
Penjelasan Tentang Target Front Revolusi Indonesia & Memaknai Tanggal 11 September 2019″.
(3) http://bit.ly/2mw5uY7, liputan demo mahasiswa pada 24 September 2019 oleh media.
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan video Sri Bintang Pamungkas ketika berada di Gedung DPR pada 11 September 2019.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, Sri Bintang Pamungkas berada di Gedung DPD tidak bersamaan dengan mahasiswa yang berada di Gedung DPR pada 24 September 2019.
(2) Salah satu video yang terkait, http://bit.ly/2lqXEyR YouTube: “SRI BINTANG // Penjelasan Tentang Target Front Revolusi Indonesia & Memaknai Tanggal 11 / 09 / 2019
5,013 views • Premiered Sep 11, 2019
REBORN TV
318K subscribers
Sri Bintang Pamungkas
Penjelasan Tentang Target Front Revolusi Indonesia & Memaknai Tanggal 11 September 2019″.
(3) http://bit.ly/2mw5uY7, liputan demo mahasiswa pada 24 September 2019 oleh media.
Rujukan
(GFD-2019-3119) [SALAH] “Pembunuhan demonstran perintah tito”
Sumber: www.facebook.comTanggal publish: 25/09/2019
Berita
Tidak ada kaitannya dengan demonstran, SUMBER membagikan video tahun 2017 yang konteks sebenarnya adalah tembak ditempat ke gembong narkoba yang melawan saat ditangkap.
NARASI
“Pembunuhan demonstran itu ternyata ada restu atau perintah dari si tito. simak videonya.”
NARASI
“Pembunuhan demonstran itu ternyata ada restu atau perintah dari si tito. simak videonya.”
Hasil Cek Fakta
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
SUMBER membagikan video konferensi pers yang diadakan pada 17 Januari 2017.
SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, tembak ditempat ke gembong narkoba dipelintir menjadi ke demonstran.
(2) Salah satu berita yang terkait, http://bit.ly/2lffeGf YouTube: “Kapolri: Bandar Narkoba Pasti Berakhir di Kamar Jenazah
16,441 views • Published on Jan 18, 2017
KOMPASTV
2.83M subscribers
Kepolisian di ibu kota dan daerah merespon cepat perintah dan pesan tegas Kapolri kepada gembong narkoba di Tanah Air. Hasilnya, tiga bandar besar narkoba tertembak dalam dua hari. Pengungkapan dari ruang jenazah pun merata dilakukan polisi.
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
SUMBER membagikan video konferensi pers yang diadakan pada 17 Januari 2017.
SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis pelintiran, tembak ditempat ke gembong narkoba dipelintir menjadi ke demonstran.
(2) Salah satu berita yang terkait, http://bit.ly/2lffeGf YouTube: “Kapolri: Bandar Narkoba Pasti Berakhir di Kamar Jenazah
16,441 views • Published on Jan 18, 2017
KOMPASTV
2.83M subscribers
Kepolisian di ibu kota dan daerah merespon cepat perintah dan pesan tegas Kapolri kepada gembong narkoba di Tanah Air. Hasilnya, tiga bandar besar narkoba tertembak dalam dua hari. Pengungkapan dari ruang jenazah pun merata dilakukan polisi.
Rujukan
(GFD-2019-3118) [SALAH] Mahasiswa UINSU meninggal dunia saat melaksanakan demo di kota medan
Sumber: www.facebook.comTanggal publish: 25/09/2019
Berita
Kapolrestabes Medan menegaskan tidak ada pendemo yang meninggal dunia. Polda Sumatera Utara mengatakan akan melakukan penyelidikan terhadap dugaan petugas polisi yang melakukan pengeroyokan terhadap mahasiswa seperti yang terekam di video yang viral.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
=============================================
Beredar isu yang menyatakan adanya mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang meninggal saat melaksanakan aksi demo di kota Medan, Selasa 24 Agustus 2019. Isu ini disertai penyebaran video yang menampilkan seorang mahasiswa beralmamater warna hijau yang dikeroyok sejumlah aparat kepolisian saat digelandang masuk ke dalam sebuah gedung. Di video itu terlihat mahasiswa berjas almamater warna hijau dipukul menggunakan pentungan, bogem mentah, dan tendangan oleh sejumlah petugas yang menggunakan seragam kepolisian.
Salah satu sumber : https://perma.cc/FNH5-R7GE (Arsip) – Akun Mouein Harahap (fb.com/muin.harahap.1) – Sudah dibagikan 8 kali saat tangkapan layar diambil.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
=============================================
Beredar isu yang menyatakan adanya mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang meninggal saat melaksanakan aksi demo di kota Medan, Selasa 24 Agustus 2019. Isu ini disertai penyebaran video yang menampilkan seorang mahasiswa beralmamater warna hijau yang dikeroyok sejumlah aparat kepolisian saat digelandang masuk ke dalam sebuah gedung. Di video itu terlihat mahasiswa berjas almamater warna hijau dipukul menggunakan pentungan, bogem mentah, dan tendangan oleh sejumlah petugas yang menggunakan seragam kepolisian.
Salah satu sumber : https://perma.cc/FNH5-R7GE (Arsip) – Akun Mouein Harahap (fb.com/muin.harahap.1) – Sudah dibagikan 8 kali saat tangkapan layar diambil.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan peringatan agar tidak menyebarkan hoax supaya informasi tidak simpang siur di masyarakat.
“Perlu saya ingatkan jangan ada hoax. Tidak ada yang meninggal dunia. Tidak ada. Semuanya dalam keadaan baik,” kata Dadang di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (24/9/2019).
Akun instagram @uinsu juga menyatakan isu ini hoaks.
Polisi berhasil mengendalikan situasi di kawasan DPRD Sumut pascaricuh. Mahasiswa sebelumnya melempari batu ke gedung DPRD lalu dipukul mundur.
Mahasiswa kembali menyerang di luar kawasan gedung DPRD. Sejumlah orang ditangkap.
Polda Sumatera Utara mengatakan akan melakukan penyelidikan terhadap dugaan petugas polisi yang melakukan pengeroyokan terhadap mahasiswa pengunjuk rasa tolak RKUHP dan sejumlah RUU kontroversial lain di Medan.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirzan Atmaja mengaku akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah peristiwa yang terekam dalam video itu benar terjadi atau tidak.
“Kita sedang selidiki, dan kita setiap melaksanakan tugas ada SOP,” ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/9).
Penyelidikan itu disebut bakal dilakukan karena pengeroyokan terhadap mahasiswa tidak sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) pengamanan yang berlaku.
Tatan mengatakan jika video itu terbukti benar terjadi, pihaknya akan memberikan sanksi kepada petugas yang melakukan pengeroyokan.
“Lidik, proses yang tidak sesuai SOP,” tuturnya.
Tatan belum dapat menyebutkan berapa banyak mahasiswa yang diamankan dalam ricuh tersebut.
“Lagi didata,” tuturnya.
Sebelumnya, aksi mahasiswa menolak RKUHP dan RUU kontroversial lainnya di Medan, berujung ricuh. Mahasiswa melempari aparat keamanan yang berjaga di depan Gedung DPRD Sumut dengan batu. Mereka juga menjebol pagar gedung DPRD. Mereka meminta agar pemerintah dan DPR membatalkan pengesahan RKUHP dan menolak pengesahan UU KPK.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan peringatan agar tidak menyebarkan hoax supaya informasi tidak simpang siur di masyarakat.
“Perlu saya ingatkan jangan ada hoax. Tidak ada yang meninggal dunia. Tidak ada. Semuanya dalam keadaan baik,” kata Dadang di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (24/9/2019).
Akun instagram @uinsu juga menyatakan isu ini hoaks.
Polisi berhasil mengendalikan situasi di kawasan DPRD Sumut pascaricuh. Mahasiswa sebelumnya melempari batu ke gedung DPRD lalu dipukul mundur.
Mahasiswa kembali menyerang di luar kawasan gedung DPRD. Sejumlah orang ditangkap.
Polda Sumatera Utara mengatakan akan melakukan penyelidikan terhadap dugaan petugas polisi yang melakukan pengeroyokan terhadap mahasiswa pengunjuk rasa tolak RKUHP dan sejumlah RUU kontroversial lain di Medan.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirzan Atmaja mengaku akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah peristiwa yang terekam dalam video itu benar terjadi atau tidak.
“Kita sedang selidiki, dan kita setiap melaksanakan tugas ada SOP,” ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/9).
Penyelidikan itu disebut bakal dilakukan karena pengeroyokan terhadap mahasiswa tidak sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) pengamanan yang berlaku.
Tatan mengatakan jika video itu terbukti benar terjadi, pihaknya akan memberikan sanksi kepada petugas yang melakukan pengeroyokan.
“Lidik, proses yang tidak sesuai SOP,” tuturnya.
Tatan belum dapat menyebutkan berapa banyak mahasiswa yang diamankan dalam ricuh tersebut.
“Lagi didata,” tuturnya.
Sebelumnya, aksi mahasiswa menolak RKUHP dan RUU kontroversial lainnya di Medan, berujung ricuh. Mahasiswa melempari aparat keamanan yang berjaga di depan Gedung DPRD Sumut dengan batu. Mereka juga menjebol pagar gedung DPRD. Mereka meminta agar pemerintah dan DPR membatalkan pengesahan RKUHP dan menolak pengesahan UU KPK.
Rujukan
(GFD-2019-3117) [KLARIFIKASI] BEM Unindra Bantah Menerima Dana untuk Mengikuti Aksi Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 25/09/2019
Berita
Ketua Umum BEM Unindra, Mukhlas membantah kabar dari beberapa situs yang mengatakan aksi mahasiswa dari kampusnya yang menolak Revisi UU KPK di depan Gedung DPR adalah dibayar. “Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Ketua BEM Unindra, Mukhlas, Selasa (24/9).
“Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.
NARASI:
1. “Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Ketua BEM Unindra, Mukhlas, Selasa (24/9).
2. “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.
“Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.
NARASI:
1. “Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Ketua BEM Unindra, Mukhlas, Selasa (24/9).
2. “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.
Hasil Cek Fakta
Aksi demonstrasi mahasiswa dihampiri kabar tak sedap. Kali ini Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) disebut dibayar dalam melakukan aksi menolak Revisi UU KPK di depan Gedung DPR.
Beberapa situs yang mengabarkan ini diantaranya, redaksikota.com dengan tajuk “Demo Tolak Revisi UU KPK, Mahasiswa UNINDRA Mengaku Dibayar” dan tribunrakyat.com dengan judul “Terbongkar! Ikut Aksi Tolak Revisi UU KPK, Mahasiswa UNINDRA Dapat Kucuran Dana.”
Pada judul artikel dari kedua website tersebut, tidak disebutkan secara terperinci siapa narasumber yang memberikan pernyataan itu. Dijelaskan dalam artikel tersebut, hanya inisial nama yakni AHM.
Menanggapi kabar itu, Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unindra, Mukhlas menyatakan kabar tersebut tidak benar.
“Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Mukhlas, Selasa (24/9).
Ia pun menegaskan, pemberitaan terkait kucuran dana tersebut merupakan berita bohong atau hoaks. “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.
Diketahui seruan aksi tuntaskan reformasi gencar disuarakan pihak BEM sejak Senin (23/9/2019). Sekitar 1.500 mahasiswa Unindra sudah mengikuti aksi unjuk rasa tersebut dengan menggunakan 18 bus atau metro mini.
Kemudian, pada hari ini, Selasa (24/9/2019), Mukhlas menjelaskan jumlah massa semakin bertambah meskipun nama baik kampus mereka sedang tercoreng akibat pemberitaan miring.
Mukhlas juga mengatakan bahwa kemarin, ia membaca sejumlah media massa yang menjelaskan bahwa massa dari Unindra adalah massa bayaran.
Ribuan massa ini dijelaskannya diberitakan mendapatkan sejumlah uang untuk turun aksi.
Padahal menurut Mukhlas untuk persediaan logistik dan transportasi adalah dana personal dari masing-masing mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa.
Beberapa situs yang mengabarkan ini diantaranya, redaksikota.com dengan tajuk “Demo Tolak Revisi UU KPK, Mahasiswa UNINDRA Mengaku Dibayar” dan tribunrakyat.com dengan judul “Terbongkar! Ikut Aksi Tolak Revisi UU KPK, Mahasiswa UNINDRA Dapat Kucuran Dana.”
Pada judul artikel dari kedua website tersebut, tidak disebutkan secara terperinci siapa narasumber yang memberikan pernyataan itu. Dijelaskan dalam artikel tersebut, hanya inisial nama yakni AHM.
Menanggapi kabar itu, Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unindra, Mukhlas menyatakan kabar tersebut tidak benar.
“Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani,” ujar Mukhlas, Selasa (24/9).
Ia pun menegaskan, pemberitaan terkait kucuran dana tersebut merupakan berita bohong atau hoaks. “Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut,” tegas Mukhlas.
Diketahui seruan aksi tuntaskan reformasi gencar disuarakan pihak BEM sejak Senin (23/9/2019). Sekitar 1.500 mahasiswa Unindra sudah mengikuti aksi unjuk rasa tersebut dengan menggunakan 18 bus atau metro mini.
Kemudian, pada hari ini, Selasa (24/9/2019), Mukhlas menjelaskan jumlah massa semakin bertambah meskipun nama baik kampus mereka sedang tercoreng akibat pemberitaan miring.
Mukhlas juga mengatakan bahwa kemarin, ia membaca sejumlah media massa yang menjelaskan bahwa massa dari Unindra adalah massa bayaran.
Ribuan massa ini dijelaskannya diberitakan mendapatkan sejumlah uang untuk turun aksi.
Padahal menurut Mukhlas untuk persediaan logistik dan transportasi adalah dana personal dari masing-masing mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa.
Rujukan
Halaman: 6008/6304