Narasi:
"Mengobati gigitan cobra dengan bawang merah"
"*Mengatasi gigitan ular berbisa berdasarkan Pengalaman pribadi Mas Daiman*
Berhubung di Jakarta sedang buming Ular cobra , maka saya akan berbagi penangkalan apabila tergigit Ular atau binatang apa saja yg mempunyai bisa . Caranya : apabila tergigit ular berbisa anda secepatnya lari kerumah yg terdekat , minta bawang merah , gak usah di kupas langsung dikunyah sampai lembut , terus balurkankan pada bagian yg tergigit . Insya Allah sembuh seketika . Ini penangkal oleh2 dari orang Dayak Kaltim."
(GFD-2019-3427) Viral Pesan Atasi Gigitan Ular Berbisa Pakai Bawang, Pakar: Salah
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 18/12/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
TEMPO.CO, Jakarta - Pesan mengenai pengalaman pribadi seseorang mengatasi gigitan ular berbisa beredar di aplikasi pesan WhatsApp. Dalam pesan berjudul “Mengatasi gigitan ular berbisa berdasarkan Pengalaman pribadi Mas Daiman” itu disebutkan bahwa untuk mengatasi gigitan ular berbisa cukup dengan bawang merah.
Menurut pakar gigitan ular berbisa Tri Maharani, isi pesan tersebut tidak benar. “Salah,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 17 Desember 2019.
Tri juga memberikan poster yang menjelaskan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan ketika digigit ular.
Pesan tersebut menanggapi ramainya penemuan ular kobra di beberapa wilayah di Indonesia. “Saya akan berbagi penangkalan apabila tergigit ular atau binatang apa saja yg mempunyai bisa. Caranya: apabila tergigit ular berbisa anda secepatnya lari ke rumah yang terdekat, minta bawang merah, gak usah di kupas langsung dikunyah sampai lembut, terus tempelkan pada bagian yang tergigit,” demikian isi pesan itu.Setelah melakukan itu, dalam pesan disebutkan, akan sembuh seketika. Dan disebutkan juga langkah tersebut merupakan penangkal dari orang Dayak Kalimantan Timur yang pernah terbukti.
Dalam poster yang diberkan Tri dijelaskan bahwa hal yang dilakukan ketika terkena gigitan ular adalah harus tenang dan beristirahatlah, setelah itu harus memasang bidai untuk mengurangi pergerakan bagian yang digigit ular. Dan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas atau rumah sakit.
Sementara ketika tergigit ular berbisa jangan lakukan beberapa hal, yakni: jangan bawa ke dukun, jangan dihisap atau disedot, jangan ditoreh atau dikeluarkan darahnya, jangan dipijat, jangan diikat dan jangan menggunakan obat herbal.
“Jika ada penderita gigitan ular di tangan baik itu di ujung jari, di bagian lengan, atau di bagian lengan atas, kita harus melakukan sebuah pertolongan, karena menurut penelitian pada tahun 1979 gigitan ular bersifat limfogi yang membuat orang yang digigit ular itu untuk tidak bergerak atau imobilisasi,” tutur Tri.
Tri menjelaskan bahwa untuk membuat bagian yang digigit ular berbisa tidak bergerak, bisa menggunakan kayu, bambu atau kardus, atau sesuatu bersifat rigit untuk membuat tangan dari penderita tidak bergerak.
“Pertama kita bisa gunakan mitela atau kain ataupun tali yang kuat untuk membuat ikatan bukan dilokasi gigitan tapi di atas imobilisasi yaitu kayu, bambu atau apapun yang bersifat rigit,” kata dia
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu menjelaskan bahwa imobilisasi bisa dilakukan secepat-cepatnya ketika orang digigit ular itu sampai kira-kira 24-48 jam, jika tidak ada tanda-tanda menuju ke arah sistemik dengan pembengkakan yang meningkat, pendarahan spontan atau gejala atau tanda sistemik lainnya.
Untuk melihat gejala pembengkakan, kata Tri, perlu dilakukan rapid proximal progression test, yaitu dengan menggunakan plester untuk melihat perkembangan secara progresif. Jika pembengkakannya kira-kira ada di pergelangan tangan maka ditandai dengan menempelkan plester di atas pergelangan tangan, dan tuliskan jamnya dan tanggal.
“Dua jam kemudian kita lihat pembengkakannya apakah ada penambahan pembengkakan atau tidak. Jika ada pernambahan pembengkakan, tempel plester berikutnya lalu ditulis kembali waktunya. Dua jam kemudian kita lakukan observasi dan kita lihat apakah ada pertambahan pembengkakan,” tutur Tri.
Setelah itu diukur berapa centimeter pembengkakannya. Jika pembengkakan bertambah dua kali lipat, maka pasien sudah menuju ke arah sistemik. Dan harus melakukan evaluasi terhadap pemeriksaan tanda dan gejala serta pemeriksaan fisiknya juga disertai pemeriksaan laboratoiumnya, apakah terjadi abnormalitas dari pendarahan.
“Langkah tersebut merupakan penangan awal dari pasien gigitan ular berbisa. Dan banyak sekali masyarakat Indonesia yang tidak memahaminya,” tutur Tri.
Menurut pakar gigitan ular berbisa Tri Maharani, isi pesan tersebut tidak benar. “Salah,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 17 Desember 2019.
Tri juga memberikan poster yang menjelaskan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan ketika digigit ular.
Pesan tersebut menanggapi ramainya penemuan ular kobra di beberapa wilayah di Indonesia. “Saya akan berbagi penangkalan apabila tergigit ular atau binatang apa saja yg mempunyai bisa. Caranya: apabila tergigit ular berbisa anda secepatnya lari ke rumah yang terdekat, minta bawang merah, gak usah di kupas langsung dikunyah sampai lembut, terus tempelkan pada bagian yang tergigit,” demikian isi pesan itu.Setelah melakukan itu, dalam pesan disebutkan, akan sembuh seketika. Dan disebutkan juga langkah tersebut merupakan penangkal dari orang Dayak Kalimantan Timur yang pernah terbukti.
Dalam poster yang diberkan Tri dijelaskan bahwa hal yang dilakukan ketika terkena gigitan ular adalah harus tenang dan beristirahatlah, setelah itu harus memasang bidai untuk mengurangi pergerakan bagian yang digigit ular. Dan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas atau rumah sakit.
Sementara ketika tergigit ular berbisa jangan lakukan beberapa hal, yakni: jangan bawa ke dukun, jangan dihisap atau disedot, jangan ditoreh atau dikeluarkan darahnya, jangan dipijat, jangan diikat dan jangan menggunakan obat herbal.
“Jika ada penderita gigitan ular di tangan baik itu di ujung jari, di bagian lengan, atau di bagian lengan atas, kita harus melakukan sebuah pertolongan, karena menurut penelitian pada tahun 1979 gigitan ular bersifat limfogi yang membuat orang yang digigit ular itu untuk tidak bergerak atau imobilisasi,” tutur Tri.
Tri menjelaskan bahwa untuk membuat bagian yang digigit ular berbisa tidak bergerak, bisa menggunakan kayu, bambu atau kardus, atau sesuatu bersifat rigit untuk membuat tangan dari penderita tidak bergerak.
“Pertama kita bisa gunakan mitela atau kain ataupun tali yang kuat untuk membuat ikatan bukan dilokasi gigitan tapi di atas imobilisasi yaitu kayu, bambu atau apapun yang bersifat rigit,” kata dia
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu menjelaskan bahwa imobilisasi bisa dilakukan secepat-cepatnya ketika orang digigit ular itu sampai kira-kira 24-48 jam, jika tidak ada tanda-tanda menuju ke arah sistemik dengan pembengkakan yang meningkat, pendarahan spontan atau gejala atau tanda sistemik lainnya.
Untuk melihat gejala pembengkakan, kata Tri, perlu dilakukan rapid proximal progression test, yaitu dengan menggunakan plester untuk melihat perkembangan secara progresif. Jika pembengkakannya kira-kira ada di pergelangan tangan maka ditandai dengan menempelkan plester di atas pergelangan tangan, dan tuliskan jamnya dan tanggal.
“Dua jam kemudian kita lihat pembengkakannya apakah ada penambahan pembengkakan atau tidak. Jika ada pernambahan pembengkakan, tempel plester berikutnya lalu ditulis kembali waktunya. Dua jam kemudian kita lakukan observasi dan kita lihat apakah ada pertambahan pembengkakan,” tutur Tri.
Setelah itu diukur berapa centimeter pembengkakannya. Jika pembengkakan bertambah dua kali lipat, maka pasien sudah menuju ke arah sistemik. Dan harus melakukan evaluasi terhadap pemeriksaan tanda dan gejala serta pemeriksaan fisiknya juga disertai pemeriksaan laboratoiumnya, apakah terjadi abnormalitas dari pendarahan.
“Langkah tersebut merupakan penangan awal dari pasien gigitan ular berbisa. Dan banyak sekali masyarakat Indonesia yang tidak memahaminya,” tutur Tri.
Rujukan
(GFD-2019-3424) [SALAH] Cacing Berkembang di Mata Karena Mengucek Setelah Memegang Kucing/Anjing
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/12/2019
Berita
Pelintiran daur ulang tahun 2018. Disebabkan oleh cacing parasit Loa loa, bukan karena narasi/klaim yang ditulis oleh SUMBER.
NARASI
“Hati2x bagi yg suka kucing & anjing. Inilah cacing yg hidup dimata, jangan mengucek-ucek mata setelah memegang kucing atau anjing krn kotoran bulu kucing atau anjing bisa meyebabkan cacing berkembang biak dimata. Jangan lupa,cuci tangan setelah memegang kucing atau anjing. Watch this video out!!! #sharing #careofyoureyes #pets”.
NARASI
“Hati2x bagi yg suka kucing & anjing. Inilah cacing yg hidup dimata, jangan mengucek-ucek mata setelah memegang kucing atau anjing krn kotoran bulu kucing atau anjing bisa meyebabkan cacing berkembang biak dimata. Jangan lupa,cuci tangan setelah memegang kucing atau anjing. Watch this video out!!! #sharing #careofyoureyes #pets”.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan video “Operasi pengangkatan cacing sepanjang 20 cm di mata manusia, pertama kali direkam di video”.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan premis yang salah.
(2) http://bit.ly/2M1T9Fh / http://archive.md/B3hkN (arsip cadangan) indiavideo: “Operasi pengangkatan cacing sepanjang 20 cm di mata manusia, pertama kali direkam di video
Kesehatan & Perawatan
268 Video
Ini adalah operasi pengangkatan cacing Loa Loa sepanjang 20 cm dari mata manusia.
Cacing ini awalnya terlihat di Afrika Barat. Man adalah tuan rumah perantara. Vektornya adalah lalat bakau atau lalat rusa. Lalat menyebabkan luka terkoyak pada kulit untuk mengalirkan darah dan dalam proses mentransfer organisme. Cacing yang sedang berkembang dapat bermigrasi ke mata, paru-paru, jantung, dan di bawah kulit di mana ia dapat muncul sebagai nodul subkutan yang disebut ‘pembengkakan calabar’.
Gejala-gejalanya biasanya adalah sakit mata, pembengkakan kelopak mata, nyeri atau pembengkakan yang bermigrasi, floaters, uveitis, dll. Hampir semua pasien telah mengangkat eosinofil dalam darah.
Migrasi mikrofilaria mengarah ke mikrofilariasis yang dapat diidentifikasi dengan tes darah atau secara tidak langsung dengan peningkatan jumlah eosinofil.
Pengobatan mikrofilariasis adalah dengan tablet DEC 3 kali sehari selama 15 hari. Cacing hidup dapat dibersihkan melalui operasi pengangkatan.”
Google Translate Chrome extension, tautan ke video di YouTube: http://bit.ly/35vpY54.
======
REFERENSI
(1) CDC: “Loiasis, disebut cacing mata Afrika oleh kebanyakan orang, disebabkan oleh cacing parasit Loa loa. Ini ditularkan ke manusia melalui gigitan lalat rusa (juga dikenal sebagai lalat mangga atau lalat bakau) dari genus Chrysops. Lalat yang menularkan parasit berkembang biak di hutan hujan tertentu di Afrika Barat dan Tengah.”
Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2RXULn0 / http://archive.md/PBStO (arsip cadangan).
–
“Loiasis
[Loa loa]
Agen Kausal
Loa loa , nematoda filarid biasa disebut sebagai cacing mata Afrika.
Lingkaran kehidupan
(gambar)
Vektor untuk filariasis Loa loa adalah lalat dari dua spesies dari genus Chrysops , C. silacea dan C. dimidiata . Selama makan darah, lalat yang terinfeksi (genus Chrysops , lalat menggigit siang) memperkenalkan larva filaria tahap ketiga ke kulit inang manusia, di mana mereka menembus ke dalam luka gigitan Angka 1″
Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2tmB1zb / http://archive.md/TtNse (arsip cadangan).
(2) “ferdirivahamzah” (twitter.com/ferdiriva), Ophthalmologist/dokter mata. Sub-spesialis Vitreoretina. LASIK. JEC Eye Hospitals Menteng/Kedoya/ Tj.Priok. Writer. Father of twins. JEC ☎️ 02129221000:
“Dapat video viral ini? Itu informasinya salah banget. Ini mata yang terkena loa-loa, cacing yang bisa masuk ke selaput mata/ konjungtiva.”
“Penyakit ini bukan karena anjing, kucing atau kelinci, tapi digigit lalat penghisap darah ini (deer fly). Masuk ke dalam kulit dan setelah dewasa, cacingnya main-main ke selaput mata.”
“Memang wajib cuci tangan setelah bermain-main dengan hewan peliharaan dan hindari kucek-kucek mata. Bukan karena takut cacing masuk ke mata, tapi ya karena tangan kotor, matanya bisa infeksi.”
“Bagi yang penasaran sama videonya”
http://bit.ly/2S7cc4y / http://archive.md/Vgopg (arsip cadangan).
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan video “Operasi pengangkatan cacing sepanjang 20 cm di mata manusia, pertama kali direkam di video”.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan premis yang salah.
(2) http://bit.ly/2M1T9Fh / http://archive.md/B3hkN (arsip cadangan) indiavideo: “Operasi pengangkatan cacing sepanjang 20 cm di mata manusia, pertama kali direkam di video
Kesehatan & Perawatan
268 Video
Ini adalah operasi pengangkatan cacing Loa Loa sepanjang 20 cm dari mata manusia.
Cacing ini awalnya terlihat di Afrika Barat. Man adalah tuan rumah perantara. Vektornya adalah lalat bakau atau lalat rusa. Lalat menyebabkan luka terkoyak pada kulit untuk mengalirkan darah dan dalam proses mentransfer organisme. Cacing yang sedang berkembang dapat bermigrasi ke mata, paru-paru, jantung, dan di bawah kulit di mana ia dapat muncul sebagai nodul subkutan yang disebut ‘pembengkakan calabar’.
Gejala-gejalanya biasanya adalah sakit mata, pembengkakan kelopak mata, nyeri atau pembengkakan yang bermigrasi, floaters, uveitis, dll. Hampir semua pasien telah mengangkat eosinofil dalam darah.
Migrasi mikrofilaria mengarah ke mikrofilariasis yang dapat diidentifikasi dengan tes darah atau secara tidak langsung dengan peningkatan jumlah eosinofil.
Pengobatan mikrofilariasis adalah dengan tablet DEC 3 kali sehari selama 15 hari. Cacing hidup dapat dibersihkan melalui operasi pengangkatan.”
Google Translate Chrome extension, tautan ke video di YouTube: http://bit.ly/35vpY54.
======
REFERENSI
(1) CDC: “Loiasis, disebut cacing mata Afrika oleh kebanyakan orang, disebabkan oleh cacing parasit Loa loa. Ini ditularkan ke manusia melalui gigitan lalat rusa (juga dikenal sebagai lalat mangga atau lalat bakau) dari genus Chrysops. Lalat yang menularkan parasit berkembang biak di hutan hujan tertentu di Afrika Barat dan Tengah.”
Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2RXULn0 / http://archive.md/PBStO (arsip cadangan).
–
“Loiasis
[Loa loa]
Agen Kausal
Loa loa , nematoda filarid biasa disebut sebagai cacing mata Afrika.
Lingkaran kehidupan
(gambar)
Vektor untuk filariasis Loa loa adalah lalat dari dua spesies dari genus Chrysops , C. silacea dan C. dimidiata . Selama makan darah, lalat yang terinfeksi (genus Chrysops , lalat menggigit siang) memperkenalkan larva filaria tahap ketiga ke kulit inang manusia, di mana mereka menembus ke dalam luka gigitan Angka 1″
Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2tmB1zb / http://archive.md/TtNse (arsip cadangan).
(2) “ferdirivahamzah” (twitter.com/ferdiriva), Ophthalmologist/dokter mata. Sub-spesialis Vitreoretina. LASIK. JEC Eye Hospitals Menteng/Kedoya/ Tj.Priok. Writer. Father of twins. JEC ☎️ 02129221000:
“Dapat video viral ini? Itu informasinya salah banget. Ini mata yang terkena loa-loa, cacing yang bisa masuk ke selaput mata/ konjungtiva.”
“Penyakit ini bukan karena anjing, kucing atau kelinci, tapi digigit lalat penghisap darah ini (deer fly). Masuk ke dalam kulit dan setelah dewasa, cacingnya main-main ke selaput mata.”
“Memang wajib cuci tangan setelah bermain-main dengan hewan peliharaan dan hindari kucek-kucek mata. Bukan karena takut cacing masuk ke mata, tapi ya karena tangan kotor, matanya bisa infeksi.”
“Bagi yang penasaran sama videonya”
http://bit.ly/2S7cc4y / http://archive.md/Vgopg (arsip cadangan).
Rujukan
(GFD-2019-3423) [SALAH] “Inilah perubahan besar yg telah dilakukan Anies”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/12/2019
Berita
Foto kedua adalah foto Sungai Citarum yang secara administratif masuk ke wilayah Jawa Barat, tidak ada kaitannya dengan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI.
NARASI
“Inilah perubahan besar yg telah dilakukan Anies.
@triwul82
@LuwitaEmilly878
@AlakUmamilo
@bang_ajoen
@budiyono97
@AJudakusumah
@Panatagara1
@Kecebon06563249
@namrejreznap
@JohnIrwan4
@mycrestin
@FajrVhisnu11
@durysna
@Lundaye1
@ugisugiharto
@adjibaya
@hendri92189000
@Doni_Geer”.
NARASI
“Inilah perubahan besar yg telah dilakukan Anies.
@triwul82
@LuwitaEmilly878
@AlakUmamilo
@bang_ajoen
@budiyono97
@AJudakusumah
@Panatagara1
@Kecebon06563249
@namrejreznap
@JohnIrwan4
@mycrestin
@FajrVhisnu11
@durysna
@Lundaye1
@ugisugiharto
@adjibaya
@hendri92189000
@Doni_Geer”.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan foto Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, ketika memantau tumpukan sampah di muara Sungai Cikapundung, Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 25 Maret 2016.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan premis yang salah.
(2) http://bit.ly/2Z2mFQw / http://archive.md/wip/Or7QU (arsip cadangan), salah satu sumber foto.
Deskripsi: “Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan memantau sampah yang kembali menumpuk di muara Sungai Cikapundung, Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 25 Maret 2016. Setelah bersih dikeruk sehari sebelumnya, sampah kembali menumpuk di pagi hari. TEMPO/Prima Mulia”
(3) BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM: “Sungai Citarum mengalir dari hulu yang berada di daerah Gunung Wayang, di sebelah Selatan Kota Bandung, menuju ke Utara dan bermuara di Laut Jawa. Dengan panjang sekitar 297 km. Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat.”
Selengkapnya di http://bit.ly/2M1RG1A / http://archive.md/wip/ntpmv (arsip cadangan).
======
REFERENSI
(1) Google Earth: “Citarum River
River in West Java
The Citarum River is the longest and largest river in West Java, Indonesia.[1] It is the third longest river in Java, after Bengawan Solo and Brantas. It has an important …”
Selengkapnya di http://bit.ly/2YVejKb.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan:
* detikNews: “Before-After Hulu Citarum yang ‘Diserbu’ Prajurit Maung Siliwangi”
Selengkapnya di http://bit.ly/2YUT5Mu / http://archive.md/hXneG (arsip cadangan).
–
* Mongabay: “Citarum Harum, Langkah Optimis Pemerintah Pulihkan Kejayaan Sungai Citarum (Bagian 3)”
Selengkapnya di http://bit.ly/2S1eGl4 / http://archive.md/0FkUS (arsip cadangan).
(3) http://archive.md/lKllF, arsip cadangan SUMBER.
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
* SUMBER membagikan foto Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, ketika memantau tumpukan sampah di muara Sungai Cikapundung, Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 25 Maret 2016.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan premis yang salah.
(2) http://bit.ly/2Z2mFQw / http://archive.md/wip/Or7QU (arsip cadangan), salah satu sumber foto.
Deskripsi: “Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan memantau sampah yang kembali menumpuk di muara Sungai Cikapundung, Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 25 Maret 2016. Setelah bersih dikeruk sehari sebelumnya, sampah kembali menumpuk di pagi hari. TEMPO/Prima Mulia”
(3) BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM: “Sungai Citarum mengalir dari hulu yang berada di daerah Gunung Wayang, di sebelah Selatan Kota Bandung, menuju ke Utara dan bermuara di Laut Jawa. Dengan panjang sekitar 297 km. Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat.”
Selengkapnya di http://bit.ly/2M1RG1A / http://archive.md/wip/ntpmv (arsip cadangan).
======
REFERENSI
(1) Google Earth: “Citarum River
River in West Java
The Citarum River is the longest and largest river in West Java, Indonesia.[1] It is the third longest river in Java, after Bengawan Solo and Brantas. It has an important …”
Selengkapnya di http://bit.ly/2YVejKb.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan:
* detikNews: “Before-After Hulu Citarum yang ‘Diserbu’ Prajurit Maung Siliwangi”
Selengkapnya di http://bit.ly/2YUT5Mu / http://archive.md/hXneG (arsip cadangan).
–
* Mongabay: “Citarum Harum, Langkah Optimis Pemerintah Pulihkan Kejayaan Sungai Citarum (Bagian 3)”
Selengkapnya di http://bit.ly/2S1eGl4 / http://archive.md/0FkUS (arsip cadangan).
(3) http://archive.md/lKllF, arsip cadangan SUMBER.
Rujukan
(GFD-2019-3422) [SALAH] Video Garam Dapur Yang Mengandung Serpihan Kaca
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/12/2019
Berita
Beredar kembali sebuah video yang diklaim bahwa garam merk tertentu mengandung serpihan kaca. setelah ditelusuri, kabar tentang adanya serpihan kaca dalam produk kemasan ini sudah dibantah oleh BPOM sejak 2017 lalu. Masyarakat perlu memahami soal garam dapur. Garam mengandung yodium dan terdiri dari senyawa kimia Natrium Klorida (NaCl). Dalam proses pembuatan garam terjadi kristalisasi garam yang akan menghasilkan Kristal NaCl berbentuk kubus. Bentuk kubus yang dihasilkan dari Kristal NaCl akan dihaluskan. Kristal garam akan pecah menyerupai bentuk pecahan kaca.
[NARASI]:
garam yg mengandung serpihan kaca
Garam kaca
Garam mengandung kaca
Kaca dalam garam
Garam ada pecahan kaca
[NARASI]:
garam yg mengandung serpihan kaca
Garam kaca
Garam mengandung kaca
Kaca dalam garam
Garam ada pecahan kaca
Hasil Cek Fakta
[PENJELASAN]:
Belum lama ini, beredar kembali sebuah video yang menunjukkan bahwa adanya garam yang mengandung serpihan kaca. Dalam video berdurasi 2 menit 15 detik itu, tampak dua orang tengah memberikan informasi tentang garam yang mengandung serpihan kaca.
Seorang di dalam video tersebut menyaring garam dengan menggunakan saringan. Garam tersebut kemudian dicelupkan ke dalam air. Mereka kemudian mengambil garam yang sudah basah tersebut, kemudian mereka mengklaim menemukan serpihan kaca di dalam garam tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran, kabar atau video terkait garam yang mengandung serpihan kaca ini sudah beredar sejak 2017 lalu. pihak BPOM pun telah membantah bahwa informasi tersebut tidak benar adanya.
DIlansir dari liputan6.com, Masyarakat perlu memahami soal garam dapur. Garam mengandung yodium dan terdiri dari senyawa kimia Natrium Klorida (NaCl).Dalam proses pembuatan garam terjadi kristalisasi garam yang akan menghasilkan Kristal NaCl berbentuk kubus.
Bentuk kubus yang dihasilkan dari Kristal NaCl akan dihaluskan. Kristal garam akan pecah menyerupai bentuk pecahan kaca.
Terkait isu video tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah merek garam dapur yang dikonsumsi, khususnya yang diisukan mengandung pecahan kaca. Hasil temuan, garam larut sempurna dalam air dan tidak ditemukan mengandung pecahan kaca. Klarifikasi ini dikeluarkan BPOM pada 18 Agustus 2017.
Bahkan, pada 2017 silam sebuah perusahaan yang memproduksi garam mengambil langkah hukum terkait isu tersebut. Perusahaan itu melaporkan tiga akun media sosial ke polisi, karena telah menyebarkan informasi bohong.
Belum lama ini, beredar kembali sebuah video yang menunjukkan bahwa adanya garam yang mengandung serpihan kaca. Dalam video berdurasi 2 menit 15 detik itu, tampak dua orang tengah memberikan informasi tentang garam yang mengandung serpihan kaca.
Seorang di dalam video tersebut menyaring garam dengan menggunakan saringan. Garam tersebut kemudian dicelupkan ke dalam air. Mereka kemudian mengambil garam yang sudah basah tersebut, kemudian mereka mengklaim menemukan serpihan kaca di dalam garam tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran, kabar atau video terkait garam yang mengandung serpihan kaca ini sudah beredar sejak 2017 lalu. pihak BPOM pun telah membantah bahwa informasi tersebut tidak benar adanya.
DIlansir dari liputan6.com, Masyarakat perlu memahami soal garam dapur. Garam mengandung yodium dan terdiri dari senyawa kimia Natrium Klorida (NaCl).Dalam proses pembuatan garam terjadi kristalisasi garam yang akan menghasilkan Kristal NaCl berbentuk kubus.
Bentuk kubus yang dihasilkan dari Kristal NaCl akan dihaluskan. Kristal garam akan pecah menyerupai bentuk pecahan kaca.
Terkait isu video tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah merek garam dapur yang dikonsumsi, khususnya yang diisukan mengandung pecahan kaca. Hasil temuan, garam larut sempurna dalam air dan tidak ditemukan mengandung pecahan kaca. Klarifikasi ini dikeluarkan BPOM pada 18 Agustus 2017.
Bahkan, pada 2017 silam sebuah perusahaan yang memproduksi garam mengambil langkah hukum terkait isu tersebut. Perusahaan itu melaporkan tiga akun media sosial ke polisi, karena telah menyebarkan informasi bohong.
Rujukan
Halaman: 5950/6293