“エジプトに雪…異常気象や…”
(Salju Di Mesir… Cuaca Tidak Normal…)
(GFD-2020-5944) [SALAH] Salju Di Mesir Cuaca Tidak Normal
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 30/12/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun twitter bernama @/Ran_Paratrooper mengunggah foto Piramida dan Sphinx dengan narasi klaim bahwa saat ini Mesir tengah turun salju pada 19 desember 2020. cuitan tersebut sudah di retweets lebih dari 11 ribu kali dan di likes sebanyak 90 ribu pengguna twitter lain.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari tempo.co, baik foto Piramida ataupun Sphinx tersebut tidak diambil di Mesir. kedua ikon terkenal tersebut hanyalah miniatur yang berada di Tobu World Square, Kota Nikko, Prefektur Tochigi, Jepang. Meskipun unggahan tersebut sudah diklarifikasi oleh yang bersangkutan bahwa lokasi sebenarnya berada di Tobu World Square, namun postingan tersebut sudah terlanjur viral di kalangan pengguna twitter.
Tempo kemudian membandingkan foto tersebut dengan foto Zona Mesir Tombu World Square di Google Maps. Hasilnya, ditemukan bahwa taman hiburan yang berisi 14 ribu miniatur itu memang menampilkan Piramida dan Sphinx sebagai salah satu obyeknya.
Namun, hal yang menunjukkan bahwa Piramida dan Sphinx tersebut tidak berada di Mesir adalah adanya miniatur Menara Eiffel di belakang Piramida itu. Di Google Maps, terlihat jelas bahwa miniatur Menara Eiffel di Tombu World Squre berada di belakang Zona Mesir.
Sekedar informasi, Taman ini terdiri dari enam zona yaitu Jepang, Jepang modern, Amerika, Eropa, Asia dan Mesir. Meskipun sulit untuk melakukan perjalanan keliling dunia, kamu dapat merasa seperti melakukan perjalanan keliling dunia dalam satu hari di sini.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari tempo.co, baik foto Piramida ataupun Sphinx tersebut tidak diambil di Mesir. kedua ikon terkenal tersebut hanyalah miniatur yang berada di Tobu World Square, Kota Nikko, Prefektur Tochigi, Jepang. Meskipun unggahan tersebut sudah diklarifikasi oleh yang bersangkutan bahwa lokasi sebenarnya berada di Tobu World Square, namun postingan tersebut sudah terlanjur viral di kalangan pengguna twitter.
Tempo kemudian membandingkan foto tersebut dengan foto Zona Mesir Tombu World Square di Google Maps. Hasilnya, ditemukan bahwa taman hiburan yang berisi 14 ribu miniatur itu memang menampilkan Piramida dan Sphinx sebagai salah satu obyeknya.
Namun, hal yang menunjukkan bahwa Piramida dan Sphinx tersebut tidak berada di Mesir adalah adanya miniatur Menara Eiffel di belakang Piramida itu. Di Google Maps, terlihat jelas bahwa miniatur Menara Eiffel di Tombu World Squre berada di belakang Zona Mesir.
Sekedar informasi, Taman ini terdiri dari enam zona yaitu Jepang, Jepang modern, Amerika, Eropa, Asia dan Mesir. Meskipun sulit untuk melakukan perjalanan keliling dunia, kamu dapat merasa seperti melakukan perjalanan keliling dunia dalam satu hari di sini.
Kesimpulan
Bukan di Mesir. foto Piramida dan Sphinx yang diselimuti salju tersebut berlokasi di taman hiburan Tobu World Square, Jepang, pada 17 Desember 2020. Saat foto itu diambil, salju memang turun di negara subtropis tersebut.
Rujukan
(GFD-2020-5943) [SALAH] Video Keadaan RS Covid Wisma Atlet
Sumber: twitter.comTanggal publish: 30/12/2020
Berita
“All….. Stay Safe and stay Healthy. Jangan kendor dgn 3Mnya. 👌
RS Covid Wisma Atlit semalam. Video dari pak Prof Ronnie. Serem. 😥”
RS Covid Wisma Atlit semalam. Video dari pak Prof Ronnie. Serem. 😥”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter ? ?Ameera ? ? (@Ameeranti) mengunggah video disertai dengan narasi yang menyebutkan bahwa video tersebut direkam di RS Wisma Atlet. Video unggahan yang berdurasi 0:33 detik itu telah ditonton sebanyak 12,6 rb kali serta mendapat respon sebanyak 51 retweet, 167 suka, dan 28 balasan.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan di Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia. Mengutip dari East Coast China Press, rumah sakit penampungan Kuantan itu dibagi menjadi dua area dengan bidai. Adapun pasien yang beristirahat di sana menggunakan tikar jerami plastic dan selimut sebagai tempat tidur.
Mengutip dari My Metro, pemilihan Stadion Indoor Kompleks Olahraga (Sukpa) Pahang sebagai Pusat Karantina dan Perawatan Covid-19 (PKRC) dilakukan karena memiliki fasilitas dasar yang memadai. Direktur Departemen Kesehatan Negara (JKN) Pahang, Datuk Dr Bahari Che Awang Ngah mengatakan, dalam waktu yang bersamaan, PKRC dapat mengobati kasus Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan dalam jumlah besar antara 50 hingga 200 orang. Selain itu, lokasinya juga dekat dengan Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan (HTAA) dan Sultan Ahmad Shah Medical Center, International Islamic University Malaysia (SASMEC) yang memiliki keahlian dan peralatan yang memadai untuk penanganan kasus kritis.
“Sukpa yang terletak di dekat jalan raya akan memudahkan pengangkutan kasus positif ini dari kecamatan lain,” ungkapnya.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter ? ?Ameera ? ? (@Ameeranti) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Context karena video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan di Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia. Mengutip dari East Coast China Press, rumah sakit penampungan Kuantan itu dibagi menjadi dua area dengan bidai. Adapun pasien yang beristirahat di sana menggunakan tikar jerami plastic dan selimut sebagai tempat tidur.
Mengutip dari My Metro, pemilihan Stadion Indoor Kompleks Olahraga (Sukpa) Pahang sebagai Pusat Karantina dan Perawatan Covid-19 (PKRC) dilakukan karena memiliki fasilitas dasar yang memadai. Direktur Departemen Kesehatan Negara (JKN) Pahang, Datuk Dr Bahari Che Awang Ngah mengatakan, dalam waktu yang bersamaan, PKRC dapat mengobati kasus Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan dalam jumlah besar antara 50 hingga 200 orang. Selain itu, lokasinya juga dekat dengan Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan (HTAA) dan Sultan Ahmad Shah Medical Center, International Islamic University Malaysia (SASMEC) yang memiliki keahlian dan peralatan yang memadai untuk penanganan kasus kritis.
“Sukpa yang terletak di dekat jalan raya akan memudahkan pengangkutan kasus positif ini dari kecamatan lain,” ungkapnya.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter ? ?Ameera ? ? (@Ameeranti) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Context karena video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Narasi yang salah. Faktanya, video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia.
Narasi yang salah. Faktanya, video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia.
Rujukan
- http://eastcoast.chinapress.com.my/20201216/%e5%85%b3%e4%b8%b9%e6%96%b9%e8%88%b1%e5%8c%bb%e9%99%a2-%e5%a4%96%e7%b1%8d%e7%a1%ae%e8%af%8a%e8%80%85-%e6%a3%89%e8%a2%ab%e4%b8%ba%e5%ba%8a-%e5%b0%b1%e5%9c%b0%e4%bc%91%e6%81%af/
- https://www.hmetro.com.my/mutakhir/2020/12/652151/sukpa-pilihan-tepat-sebagai-pkrc-metrotv
(GFD-2020-5942) [SALAH] Video Koruptor di China Jalani Hukuman Tembak Mati
Sumber: FacebookTanggal publish: 29/12/2020
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video koruptor ditembak mati di China. Video yang diklaim penembakan mati koruptor di China diunggah akun Facebook Djamal Bin Nur, pada 28 Desember 2020.
Klaim penembakan mati koruptor di China yang diunggah menampilkan delapan orang dengan tangan terikat dan dikawal sejumlah orang mengenakan penutup kepala, muka, baju hitam dengan tulisan "POLICE" di pundaknya.
Kemudian orang yang diikat tersebut dijejerkan satu per satu dengan posisi duduk ditempat yang sudah ditandai dengan lingkaran putih.
Setelah delapan orang tersebut duduk, delapan orang mengenakan penutup kepala, muka, baju hitam memegang senjata laras panjang dengan mengarahkan ke delapan orang yang duduk tersebut.
Setelah terdengar suara aba-aba, delapan orang bersenjata tersebut menembak bagian kepala, setelah terdengar suara letusan delapan orang yang duduk tersebut kemudian jatuh tersungkur.
Dalam video berdurasi 1.12 menit tersebut, terdapat tulisan "INDONESIA KAPAN? tembak MATI koruptor di CINA".
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Coba di Indonesia para koruptor di tembak mati..ada yg setuju ga"
Klaim penembakan mati koruptor di China yang diunggah menampilkan delapan orang dengan tangan terikat dan dikawal sejumlah orang mengenakan penutup kepala, muka, baju hitam dengan tulisan "POLICE" di pundaknya.
Kemudian orang yang diikat tersebut dijejerkan satu per satu dengan posisi duduk ditempat yang sudah ditandai dengan lingkaran putih.
Setelah delapan orang tersebut duduk, delapan orang mengenakan penutup kepala, muka, baju hitam memegang senjata laras panjang dengan mengarahkan ke delapan orang yang duduk tersebut.
Setelah terdengar suara aba-aba, delapan orang bersenjata tersebut menembak bagian kepala, setelah terdengar suara letusan delapan orang yang duduk tersebut kemudian jatuh tersungkur.
Dalam video berdurasi 1.12 menit tersebut, terdapat tulisan "INDONESIA KAPAN? tembak MATI koruptor di CINA".
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Coba di Indonesia para koruptor di tembak mati..ada yg setuju ga"
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China, dengan menggunakan Yandex.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "【閲覧注意】中国で犯罪者8人が銃殺刑に処される映像流出! 諦める女、笑う警官、響く銃声… 闇の処刑記録が壮絶" yang dimuat situs tocana.jp, pada 18 Juni 2020.
Artikel situs tocana.jp memuat foto yang identik dengan cuplikan klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China.
Artikel situs tocana.jp menyebutkan, foto tersebut merupakan cuplikan dari film dokumenter yang mengkisahkan wanita yang dijatuhi hukuman mati dan dihukum tembak karena membutuh suaminya, hasil rekaman diambil di China pada tahun 2005.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "【中国】犯罪者が銃殺刑に処される映像流出! 諦める女、笑う警官、響く銃声" yang dimuat situs ameblo.jp, pada 26 Juni 2020.
Artikel situs ameblo.jp, memuat foto yang identik dengan klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China.
Situs ameblo.jp menyebutkan, video tersebut diunggah di YouTube dan telah menjadi topik hangat. Video yang diambil di China pada tahun 2005 itu adalah sebuah film dokumenter yang mengikuti proses hukuman mati dengan ditembak seorang wanita yang membunuh suaminya.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "【閲覧注意】中国で犯罪者8人が銃殺刑に処される映像流出! 諦める女、笑う警官、響く銃声… 闇の処刑記録が壮絶" yang dimuat situs tocana.jp, pada 18 Juni 2020.
Artikel situs tocana.jp memuat foto yang identik dengan cuplikan klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China.
Artikel situs tocana.jp menyebutkan, foto tersebut merupakan cuplikan dari film dokumenter yang mengkisahkan wanita yang dijatuhi hukuman mati dan dihukum tembak karena membutuh suaminya, hasil rekaman diambil di China pada tahun 2005.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "【中国】犯罪者が銃殺刑に処される映像流出! 諦める女、笑う警官、響く銃声" yang dimuat situs ameblo.jp, pada 26 Juni 2020.
Artikel situs ameblo.jp, memuat foto yang identik dengan klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China.
Situs ameblo.jp menyebutkan, video tersebut diunggah di YouTube dan telah menjadi topik hangat. Video yang diambil di China pada tahun 2005 itu adalah sebuah film dokumenter yang mengikuti proses hukuman mati dengan ditembak seorang wanita yang membunuh suaminya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video hukuman penembakan mati koruptor di China tidak benar.
Video tersebut merupakan film dokumenter tentang proses hukuman tembak mati seorang wanita yang membunuh suaminya di China.
Video tersebut merupakan film dokumenter tentang proses hukuman tembak mati seorang wanita yang membunuh suaminya di China.
Rujukan
(GFD-2020-5941) [SALAH] Video Petugas Medis Pakai Jarum Palsu Saat Vaksinasi
Sumber: FacebookTanggal publish: 29/12/2020
Berita
Pada 20 Desember 2020, akun Facebook atas nama The Anonymous Chef mengunggah sebuah video yang memperlihatkan cuplikan berita dari situs berita BBC News. Di video itu terlihat petugas medis memegang jarum suntik untuk vaksinasi kepada seorang pria.
Perhatian The Anonymous Chef tertuju pada jarum suntik yang digunakan untuk vaksin. Jarum itu terlihat menghilang saat hendak disuntik ke tubuh pria.
Akun The Anonymous Chef pun menyebut petugas medis menggunakan jarum palsu. Begini narasi yang ada di akun Facebook tersebut:
"Sudah diketahui bahwa mereka menggunakan jarum suntik palsu untuk orang yang disuntik. Tapi, tolong jangan terlalu kelihatan di TV.
Mereka menunjukkannya, bahkan lebih dari sekali? Hampir seperti mereka ingin kau melihat ini... oh..."
Perhatian The Anonymous Chef tertuju pada jarum suntik yang digunakan untuk vaksin. Jarum itu terlihat menghilang saat hendak disuntik ke tubuh pria.
Akun The Anonymous Chef pun menyebut petugas medis menggunakan jarum palsu. Begini narasi yang ada di akun Facebook tersebut:
"Sudah diketahui bahwa mereka menggunakan jarum suntik palsu untuk orang yang disuntik. Tapi, tolong jangan terlalu kelihatan di TV.
Mereka menunjukkannya, bahkan lebih dari sekali? Hampir seperti mereka ingin kau melihat ini... oh..."
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menelusurinya menggunakan mesin pencari, Google dengan kata kunci: "BBC Covid vaccine needles". Hasil penelusuran mengarahkan ke situs BBC dalam artikel berjudul: "Covid vaccine: 'Disappearing' needles and other rumours debunked".
Pada artikel yang dipublikasikan pada 20 Desember 2020 itu, BBC memastikan kalau video yang viral itu merupakan salah satu produksi mereka. BBC juga menyebut video itu dibagikan oleh juru kampanye anti-vaksin dengan klaim jarum suntik palsu dengan jarum yang menghilang saat digunakan.
Dalam video itu, BBC menjelaskan, petugas medis tersebut menggunakan safety syringe. Jarum ini akan masuk ke perangkat secara otomatis setelah digunakan.
Masih dalam penjelasan BBC, safety syringe sudah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade. Alat ini berfungsi untuk melindungi staf medis dan pasien dari cedera hingga infeksi.
Hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs AP News dengan artikel berjudul: "BBC footage shows COVID-19 vaccination with retractable needle". Artikel ini mengambil penjelasan dari Direktur Kesehatan Global di Emergency Medicine di New York-Presbyterian/Columbia University Medical Center, Dr. Craig Spencer.
Spencer menjelaskan dalam artikel tersebut, petugas medis yang berada dalam pemberitaan BBC menggunakan alat suntik yang canggih. "Apa yang Anda lihat di video itu adalah jarum suntik yang bisa ditarik (retractable needles)," katanya.
Lebih lanjut, Spencer mengatakan, seseorang harus belajar tentang vaksinasi dari situs yang terpercaya. Dia meminta untuk tidak percaya dengan klaim menyesatkan yang bertebaran di media sosial.
"Yang terpenting, orang perlu belajar tentang vaksinasi dari sumber kesehatan terpercaya, seperti CDC, bukan Facebook bibi Anda atau tweet yang viral," ujar Spencer.
Pada artikel yang dipublikasikan pada 20 Desember 2020 itu, BBC memastikan kalau video yang viral itu merupakan salah satu produksi mereka. BBC juga menyebut video itu dibagikan oleh juru kampanye anti-vaksin dengan klaim jarum suntik palsu dengan jarum yang menghilang saat digunakan.
Dalam video itu, BBC menjelaskan, petugas medis tersebut menggunakan safety syringe. Jarum ini akan masuk ke perangkat secara otomatis setelah digunakan.
Masih dalam penjelasan BBC, safety syringe sudah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade. Alat ini berfungsi untuk melindungi staf medis dan pasien dari cedera hingga infeksi.
Hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs AP News dengan artikel berjudul: "BBC footage shows COVID-19 vaccination with retractable needle". Artikel ini mengambil penjelasan dari Direktur Kesehatan Global di Emergency Medicine di New York-Presbyterian/Columbia University Medical Center, Dr. Craig Spencer.
Spencer menjelaskan dalam artikel tersebut, petugas medis yang berada dalam pemberitaan BBC menggunakan alat suntik yang canggih. "Apa yang Anda lihat di video itu adalah jarum suntik yang bisa ditarik (retractable needles)," katanya.
Lebih lanjut, Spencer mengatakan, seseorang harus belajar tentang vaksinasi dari situs yang terpercaya. Dia meminta untuk tidak percaya dengan klaim menyesatkan yang bertebaran di media sosial.
"Yang terpenting, orang perlu belajar tentang vaksinasi dari sumber kesehatan terpercaya, seperti CDC, bukan Facebook bibi Anda atau tweet yang viral," ujar Spencer.
Kesimpulan
Klaim jarum palsu dalam pemberitaan video di situs BBC News adalah tidak benar. Faktanya, itu merupakan jarum suntik yang bisa ditarik (retractable needles).
Rujukan
Halaman: 5953/6871


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3335299/original/027705400_1609163705-eksekusi_kuruptor_china.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3335944/original/000714000_1609231253-Cek_fakta_jarum_palsu..jpg)