Di Rumah Sakit India.
Hasil Rontgen Pasien
Menunjukkan
Ada Kecoa
Di Dalam Dadanya.
.
Berbekal Hasil Rontgen
Si Pasien Ke Singapura.
.
Dokter Singapura Bilang:
Tidak Ada Kecoa Di Dada Si Pasien.
Dipastikan,
Kecoa Kecil Itu Ada Di Mesin Rontgen
Di Negara Asalnya, India.
:weary::weary::weary::weary:
(GFD-2024-21434) [SALAH] Hasil Rontgen Paru - Paru Menunjukkan Adanya Kecoa Dikarenakan Mesin Rontgen India
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 28/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun twitter Agus Susanto IV telah memposting sebuah postingan mengenai hasil rontgen paru - paru yang menunjukkan adanya kecoa, hal tersebut dikarenakan adanya kecoa di mesin rontgen India. Postingan tersebut telah dilihat lebih dari 2 juta penonton di twitter.
Setelah dilakukan penelusuran melalui google search image, diarahkan pada artikel berita asal india gujarat.factcrescendo.com. Dalam artikel tersebut ditemukan gambar serupa dengan postingan akun twitter Agus Susanto IV.
Dilansir dalam gujarat.factcrescendo.com, gambar rontgen tersebut merupakan gambar hasil manipulasi dari situs web wikipedia yang berjudul “Chest radiograph”. Foto dalam postingan twitter tersebut menambahkan foto kecoa ke dalam hasil rontgen yang ada dalam web wikipedia tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut dengan memakai keyword “cockroach X-ray” telah ditemukan artikel yang serupa pada tahun 2018. Dilansir dalam khmertimeskh.com, foto yang diposting di postingan seorang pasien di Singapura dengan kecoa di dadanya seperti identik pada postingan di twitter adalah palsu. Foto tersebut telah diedit dengan bantuan photoshop dan diposting di media sosial untuk menyesatkan orang.
Foto serupa juga telah ditemukan pada artikel berita afp.com, dalam unggahan artikelnya pada tahun 2023, AFP menyebutkan bahwa foto tersebut merupakan hasil editan dari gambar X-ray yang ada pada web commons.m.wikimedia.org pada tahun 2017. Sehingga, dapat dipastikan bahwa foto dalam postingan twitter Agus Susanto tersebut merupakan hasil editan dan telah dimanipulasi.
Setelah dilakukan penelusuran melalui google search image, diarahkan pada artikel berita asal india gujarat.factcrescendo.com. Dalam artikel tersebut ditemukan gambar serupa dengan postingan akun twitter Agus Susanto IV.
Dilansir dalam gujarat.factcrescendo.com, gambar rontgen tersebut merupakan gambar hasil manipulasi dari situs web wikipedia yang berjudul “Chest radiograph”. Foto dalam postingan twitter tersebut menambahkan foto kecoa ke dalam hasil rontgen yang ada dalam web wikipedia tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut dengan memakai keyword “cockroach X-ray” telah ditemukan artikel yang serupa pada tahun 2018. Dilansir dalam khmertimeskh.com, foto yang diposting di postingan seorang pasien di Singapura dengan kecoa di dadanya seperti identik pada postingan di twitter adalah palsu. Foto tersebut telah diedit dengan bantuan photoshop dan diposting di media sosial untuk menyesatkan orang.
Foto serupa juga telah ditemukan pada artikel berita afp.com, dalam unggahan artikelnya pada tahun 2023, AFP menyebutkan bahwa foto tersebut merupakan hasil editan dari gambar X-ray yang ada pada web commons.m.wikimedia.org pada tahun 2017. Sehingga, dapat dipastikan bahwa foto dalam postingan twitter Agus Susanto tersebut merupakan hasil editan dan telah dimanipulasi.
Kesimpulan
Faktanya, gambar rontgen tersebut merupakan hasil manipulasi dari gambar asli X-ray pada web wikipedia.
Rujukan
(GFD-2024-21433) [SALAH] Ditemukan Pedang Kuno Sepanjang 7 Meter di Sungai Matterhorn
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 28/07/2024
Berita
Ditemukan Pedang Kuno Sepanjang 7 Meter di Sungai Matterhorn
Hasil Cek Fakta
Akun TikTok @radja.fz, mengunggah video yang mengklaim telah ditemukan pedang raksasa di sungai Matterhorn perbatasan Swiss dan Italia. Pedang metalik tersebut terlihat berukuran sangat besar. Beberapa manusia mengelilingi pedang yang telah berlumuran tanah. Menurut cerita pada unggahan tersebut, pedang ini ditemukan melalui perjalanan panjang di pegunungan Matterhorn.
Setelah dilakukan penelusuran Google Image Search, ditemukan kemiripan foto dengan unggahan TikTok @aienigmatica pada 15 Mei 2024. Didapatkan fakta jika akun tersebut merupakan pengunggah asli foto pedang raksasa itu. Pada unggahan videonya, ia memberikan label “dihasilkan AI” yang menunjukkan jika penemuan pedang kuno di sungai Matterhorn adalah hasil manipulasi artificial intelligence (AI).
Pada Mei 2024, TikTok secara resmi akan memberikan label pada konten yang dibuat ai. Dilansir dari laman resmi TikTok.com, kebijakan ini dilakukan untuk membantu mencegah penyebaran informasi menyesatkan di TikTok. Kebijakan ini diharapkan dapat menjelaskan kepada penonton terkait konten yang tidak diubah dan konten yang diubah atau dimodifikasi oleh teknologi AI.
Setelah dilakukan penelusuran Google Image Search, ditemukan kemiripan foto dengan unggahan TikTok @aienigmatica pada 15 Mei 2024. Didapatkan fakta jika akun tersebut merupakan pengunggah asli foto pedang raksasa itu. Pada unggahan videonya, ia memberikan label “dihasilkan AI” yang menunjukkan jika penemuan pedang kuno di sungai Matterhorn adalah hasil manipulasi artificial intelligence (AI).
Pada Mei 2024, TikTok secara resmi akan memberikan label pada konten yang dibuat ai. Dilansir dari laman resmi TikTok.com, kebijakan ini dilakukan untuk membantu mencegah penyebaran informasi menyesatkan di TikTok. Kebijakan ini diharapkan dapat menjelaskan kepada penonton terkait konten yang tidak diubah dan konten yang diubah atau dimodifikasi oleh teknologi AI.
Kesimpulan
Foto pedang raksasa yang pengunggah klaim berada di Sungai Matterhorn tersebut adalah hasil artificial intelligence (AI).
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2024/07/28/salah-ditemukan-pedang-kuno-sepanjang-7-meter-di-sungai-matterhorn/
- https://www.tiktok.com/@aienigmatica/video/7368902475446816008
- https://support.tiktok.com/id/using-tiktok/creating-videos/ai-generated-content
- https://m.antaranews.com/berita/4097001/tiktok-mulai-memberikan-label-pada-konten-yang-dibuat-oleh-ai
(GFD-2024-21432) [SALAH] Video Proses Pembuatan Tropi Piala Dunia
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 28/07/2024
Berita
BEGINILAH PROSES PEMBUATAN TROPI PIALA DUNIA YANG KITA SERING SAKSIKAN DI TV
Hasil Cek Fakta
Akun TikTok @mhd.arviansyah mengunggah video yang diklaim proses pembuatan trofi Piala Dunia yang sering muncul di televisi. Video itu memperlihatkan proses pembuatan trofi dari bahan semen, hingga akhirnya menjadi mirip seperti trofi Piala Dunia asli yang berlapis emas. Unggahan itu telah dilihat 7 juta pengguna TikTok.
Faktanya, video itu adalah proses pembuatan trofi tiruan Piala Dunia, bukan yang asli. Unggahan tersebut diambil dari akun TikTok @dovaninhlifeart, seorang pematung yang merupakan pengunggah video pertama proses pembuatan tiruan trofi Piala Dunia dari semen.
Dilansir dari laman resmi FIFA, bahan trofi Piala Dunia asli terbuat dari emas murni 18 karat. Trofi ini memiliki tinggi 36,8 cm dan berat 6,175 kg. Pada bagian dasarnya berdiameter 13 cm. Trofi asli Piala Dunia saat ini berada di markas FIFA yang berada di Zürich, Switzerland.
Trofi Piala Dunia tidak akan diserahkan kepada tim pemenang secara permanen. Sebagai gantinya, pemenang Piala Dunia mendapatkan trofi replika perunggu berlapis emas. Replika trofi tersebut dibuat oleh GDE Bertoni sebuah perusahaan Italia yang telah dipercaya bertahun-tahun membuat replika trofi Piala Dunia tersebut.
Faktanya, video itu adalah proses pembuatan trofi tiruan Piala Dunia, bukan yang asli. Unggahan tersebut diambil dari akun TikTok @dovaninhlifeart, seorang pematung yang merupakan pengunggah video pertama proses pembuatan tiruan trofi Piala Dunia dari semen.
Dilansir dari laman resmi FIFA, bahan trofi Piala Dunia asli terbuat dari emas murni 18 karat. Trofi ini memiliki tinggi 36,8 cm dan berat 6,175 kg. Pada bagian dasarnya berdiameter 13 cm. Trofi asli Piala Dunia saat ini berada di markas FIFA yang berada di Zürich, Switzerland.
Trofi Piala Dunia tidak akan diserahkan kepada tim pemenang secara permanen. Sebagai gantinya, pemenang Piala Dunia mendapatkan trofi replika perunggu berlapis emas. Replika trofi tersebut dibuat oleh GDE Bertoni sebuah perusahaan Italia yang telah dipercaya bertahun-tahun membuat replika trofi Piala Dunia tersebut.
Kesimpulan
Faktanya video tersebut adalah proses pembuatan trofi tiruan Piala Dunia, bukan yang asli.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2024/07/28/salah-video-proses-pembuatan-tropi-piala-dunia/
- https://www.tiktok.com/@dovanvinhlifeart/video/7370675924699712811
- https://www.fifa.com/en/articles/world-cup-trophy-in-numbers-fifa-world-cup-qatar-2022
- https://youtu.be/rtmS8AeMk78?si=YkApB2X94oyGmHJP
- https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-6469419/bahan-trofi-piala-dunia-terbuat-dari-apa-ini-serba-serbi-dan-sejarahnya/amp
(GFD-2024-21431) Hoaks! Tautan aplikasi pembelajaran Plataran Sehat Kemenkes
Sumber:Tanggal publish: 28/07/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah ajakan untuk mengakses tautan mengatasnamakan aplikasi Plataran Sehat beredar melalui WhatsApp.
Plataran Sehat adalah aplikasi pembelajaran digital dan pengembangan kompetensi bagi seluruh tenaga kesehatan di Indonesia, yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Platform ini menawarkan solusi pembelajaran yang fleksibel tanpa batas ruang dan waktu bagi para tenaga kesehatan.
Dengan begitu, peningkatan keahlian bisa ditentukan dengan kebutuhan dan tempo masing-masing nakes.
Berikut isi pesan yang beredar di WhatsApp:
"Silahkan klik link di Bawah in untuk mengikuti pelatihan resmi dari Kemenkes bernilai SKP.
lms.kemenkes.web.idplataransehat
Wajib download aplikasi ini untuj login ke akun Plataran Sehat dan dapatkan pembelajaran digital gratis."
Namun, benarkah tautan aplikasi pembelajaran Plataran Sehat Kemenkes itu resmi?
Plataran Sehat adalah aplikasi pembelajaran digital dan pengembangan kompetensi bagi seluruh tenaga kesehatan di Indonesia, yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Platform ini menawarkan solusi pembelajaran yang fleksibel tanpa batas ruang dan waktu bagi para tenaga kesehatan.
Dengan begitu, peningkatan keahlian bisa ditentukan dengan kebutuhan dan tempo masing-masing nakes.
Berikut isi pesan yang beredar di WhatsApp:
"Silahkan klik link di Bawah in untuk mengikuti pelatihan resmi dari Kemenkes bernilai SKP.
lms.kemenkes.web.idplataransehat
Wajib download aplikasi ini untuj login ke akun Plataran Sehat dan dapatkan pembelajaran digital gratis."
Namun, benarkah tautan aplikasi pembelajaran Plataran Sehat Kemenkes itu resmi?
Hasil Cek Fakta
Kemenkes, dalam klarifikasi di saluran WhatsApp resminya, menegaskan bahwa tautan terkait aplikasi Plataran Sehat itu palsu.
Kemenkes turut memastikan aplikasi Plataran Sehat dapat diakses tanpa pungutan biaya apapun atau gratis, dan tidak memerlukan aplikasi tambahan.
"Apabila Healthies mendapatkan link/tautan palsu yang mengatasnamakan Plataran Sehat, jangan di klik ya!
Plataran Sehat hanya dapat diakses melalui tautan resmi: lms.kemkes.go.id
Tidak perlu download aplikasi tambahan dan tentunya gratis!," demikian isi keterangan Kemenkes di saluran WhatsApp pada 26 Juli 2024.
Klaim: Tautan aplikasi Plataran Sehat Kemenkes
Rating: Disinformasi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Kemenkes turut memastikan aplikasi Plataran Sehat dapat diakses tanpa pungutan biaya apapun atau gratis, dan tidak memerlukan aplikasi tambahan.
"Apabila Healthies mendapatkan link/tautan palsu yang mengatasnamakan Plataran Sehat, jangan di klik ya!
Plataran Sehat hanya dapat diakses melalui tautan resmi: lms.kemkes.go.id
Tidak perlu download aplikasi tambahan dan tentunya gratis!," demikian isi keterangan Kemenkes di saluran WhatsApp pada 26 Juli 2024.
Klaim: Tautan aplikasi Plataran Sehat Kemenkes
Rating: Disinformasi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Halaman: 593/5324