Cek Fakta Liputan6.com menemukan klaim netizen yang menyebut ada banyak kasus meninggal dunia akibat vaksin covid-19. Klaim ini juga menyebut vaksin covid-19 memiliki efek samping yang berbahaya.
Klaim ada banyak kasus orang meninggal dunia akibat vaksin covid-19 ditemukan di akun Facebook milik Welly Bullock. Dia membuat klaim itu pada 25 Februari 2021.
Begini narasinya:
"Begitu banyak data orang meninggal akibat vaksin covid yg aku temukan..
Sampe sampe aku cape baca nya satu persatu..
Dan cape juga buat posting di sosial media buat buktiin kalo vaksin covid punya efek samping yg berbahaya".
(GFD-2021-6486) [SALAH] Banyak Data Orang Meninggal Dunia Akibat Vaksin Covid-19
Sumber: FacebookTanggal publish: 08/03/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. Dia memastikan itu informasi hoaks.
"Tidak benar, itu hoaks. Tidak ada (yang meninggal) karena vaksin," kata dr Siti melalui WhatsApp, Senin (8/3/2021).
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel berjudul: "Jangan Termakan Hoaks, Vaksin Covid-19 Tidak Menyebabkan Kematian". Artikel ini dimuat di situs Liputan6.com pada 1 Maret 2021.
Artikel tersebut mengambil penjelasan dari vaksinolog sekaligus Dokter Penyakit Dalam di RS Menteng Mitra Afia, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. Dia pun menjelaskan tentang efek samping dari vaksin.
"Semua produk medis, selain memiliki manfaat, juga mempunyai efek samping. Efek samping vaksin dikenal dengan KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi. Dari penelitian diketahui bahwa maoritas KIPI bersifat ringan dan merupakan reaksi lokal, yakni nyeri atau kemerahan di bekas suntikan."
"Sebagian kecil orang setelah divaksinasi akan mengalami reaksis sistemik, seperti demam hingga lemas. Pada prinsipnya, ini merupakan hal yang wajar. Reaksi pasca-vaksinasi merupakan hal lumrah yang terjadi karena saat vaksin diberikan ke tubuh kita, ada proses pengenalan antara tubuh dan anti-gen atau virus mati," ujarnya.
Dokter Dirga juga memastikan kalau program vaksinasi aman dilakukan. Dia juga menyebut, hingga saat ini belum ada kasus kematian yang dilaporkan akibat vaksin covid-19.
"Mengenai efek kejang pada vaksin sinovac, itu belum pernah dilaporkan sehingga tidak benar. Tidak benar juga ada laporan atau bukti vaksin covid-19 menyebabkan kematian," ucapnya mengakhir.
"Tidak benar, itu hoaks. Tidak ada (yang meninggal) karena vaksin," kata dr Siti melalui WhatsApp, Senin (8/3/2021).
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel berjudul: "Jangan Termakan Hoaks, Vaksin Covid-19 Tidak Menyebabkan Kematian". Artikel ini dimuat di situs Liputan6.com pada 1 Maret 2021.
Artikel tersebut mengambil penjelasan dari vaksinolog sekaligus Dokter Penyakit Dalam di RS Menteng Mitra Afia, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. Dia pun menjelaskan tentang efek samping dari vaksin.
"Semua produk medis, selain memiliki manfaat, juga mempunyai efek samping. Efek samping vaksin dikenal dengan KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi. Dari penelitian diketahui bahwa maoritas KIPI bersifat ringan dan merupakan reaksi lokal, yakni nyeri atau kemerahan di bekas suntikan."
"Sebagian kecil orang setelah divaksinasi akan mengalami reaksis sistemik, seperti demam hingga lemas. Pada prinsipnya, ini merupakan hal yang wajar. Reaksi pasca-vaksinasi merupakan hal lumrah yang terjadi karena saat vaksin diberikan ke tubuh kita, ada proses pengenalan antara tubuh dan anti-gen atau virus mati," ujarnya.
Dokter Dirga juga memastikan kalau program vaksinasi aman dilakukan. Dia juga menyebut, hingga saat ini belum ada kasus kematian yang dilaporkan akibat vaksin covid-19.
"Mengenai efek kejang pada vaksin sinovac, itu belum pernah dilaporkan sehingga tidak benar. Tidak benar juga ada laporan atau bukti vaksin covid-19 menyebabkan kematian," ucapnya mengakhir.
Kesimpulan
Klaim ada banyak data orang meninggal akibat vaksin covid-19 seperti klaim netizen merupakan informasi hoaks. Vaksin covid-19 dipastikan aman dan tidak menyebabkan kematian.
Rujukan
(GFD-2021-6485) [SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 07/03/2021
Berita
program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Video tentang respon imun ADE (Antibody-dependent Enhancement)
Bahaya vaksin corona
ADE Vaksin
Bahaya vaksin covid 19
Bahaya vaksin corona
ADE Vaksin
Bahaya vaksin covid 19
Hasil Cek Fakta
Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Kusnandi Rusmil (Guru Besar Fakultas Kedokteran & Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad) mengklarifikasi: “Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,”
Dijelaskan oleh CHOP (Children’s Hospital of Philadelphia): “Baik penyakit COVID-19 maupun vaksin COVID-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang. Ini juga berlaku untuk virus korona lainnya. Demikian pula, penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan atau uji klinis pada manusia belum menemukan bukti ADE.”
Referensi dari PubMed.gov: “Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Penyakit parah berpusat pada orang tua dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya dan bukan pada bayi atau individu dengan infeksi virus corona sebelumnya. Tantangan virus hidup pada hewan yang diberi vaksin SARS atau MERS menghasilkan reaksi hipersensitivitas vaksin (VAH), serupa dengan yang terjadi pada manusia yang diberi vaksin campak atau virus pernapasan yang tidak aktif. Vaksin COVID-19 yang aman dan efektif harus menghindari VAH.”
Selain itu, video yang sama hasil suntingan dengan tambahan narasi “rakyat akan dibunuh vaksin Cina” sudah pernah diperiksa sebelumnya
Dijelaskan oleh CHOP (Children’s Hospital of Philadelphia): “Baik penyakit COVID-19 maupun vaksin COVID-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang. Ini juga berlaku untuk virus korona lainnya. Demikian pula, penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan atau uji klinis pada manusia belum menemukan bukti ADE.”
Referensi dari PubMed.gov: “Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Penyakit parah berpusat pada orang tua dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya dan bukan pada bayi atau individu dengan infeksi virus corona sebelumnya. Tantangan virus hidup pada hewan yang diberi vaksin SARS atau MERS menghasilkan reaksi hipersensitivitas vaksin (VAH), serupa dengan yang terjadi pada manusia yang diberi vaksin campak atau virus pernapasan yang tidak aktif. Vaksin COVID-19 yang aman dan efektif harus menghindari VAH.”
Selain itu, video yang sama hasil suntingan dengan tambahan narasi “rakyat akan dibunuh vaksin Cina” sudah pernah diperiksa sebelumnya
Kesimpulan
Isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Video tentang respon imun ADE (Antibody-dependent Enhancement), yang berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini TIDAK ditemukan karena penyakit virus corona pada manusia TIDAK memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”,
- http://bit.ly/3pIsnm2 (Google Translate) &
- http://bit.ly/2rhTadC /
- http://bit.ly/3sjlBou (arsip cadangan). [2] detik.com: “Pakar Sebut Fenomena ADE pada Kandidat Vaksin COVID-19 Aman”
- https://bit.ly/3p65BVZ /
- https://archive.md/tr32j (arsip cadangan). [3] chop.edu: “Antibodi-dependent Enhancement (ADE) dan Vaksin”
- http://bit.ly/3v1NqnK (Google Translate) /
- https://archive.st/w31s (arsip cadangan). [4] pubmed.ncbi.nlm.nih.gov: “Vaksin COVID-19: Haruskah Kita Takut pada ADE?”
- http://bit.ly/3sKn8oQ (Google Translate) /
- https://archive.md/jTRFl (arsip cadangan). [5] turnbackhoax.id: “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok”
- https://bit.ly/3c6UKrc /
- https://archive.md/JSqMH (arsip cadangan).
(GFD-2021-6484) [SALAH] Kadrun Jangan Sholat di Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/03/2021
Berita
“Kita gak boleh ikut sholat gaes.. Mau di pakek cebong sam klompotanya… Arabd benci tapi hadiah di embat. Sumpah gak tau malu tuh si jokowi…dan komplotan nya”.
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo mengunggah gambar hasil tangkapan layar. Gambar itu memperlihatkan sebuah masjid dan terdapat narasi “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun, Kalau Bisa Kadrun Jangan Sholat Di Sini, Sebab Mengganggu”.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil tangkapan layar artikel yang kemudian diedit dengan menambahkan redaksi di bagian judul. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Masjid dalam gambar tersebut adalah masjid Shaikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang nantinya desain masjid ini menjadi desain masjid hadiah Pangeran UEA untuk Jokowi yang akan berdiri di Gilingan Solo.
Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar seperti pada unggahan akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil tangkapan layar artikel yang kemudian diedit dengan menambahkan redaksi di bagian judul. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Masjid dalam gambar tersebut adalah masjid Shaikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang nantinya desain masjid ini menjadi desain masjid hadiah Pangeran UEA untuk Jokowi yang akan berdiri di Gilingan Solo.
Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar seperti pada unggahan akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Gambar editan. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Gambar editan. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Rujukan
(GFD-2021-6483) [SALAH] Uap Panas Hasil Rebusan Daun Jambu dapat Mengobati Covid-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/03/2021
Berita
[diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia]
“Daun jambu,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…”
“Daun jambu,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes mengunggah narasi (9/1) yang menyatakan bahwa uap air panas hasil rebusan daun jambu, jahe, bawang putih, lemon, bawang merah, dan cuka dapat mengobati Covid-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu. Melansir dari situs who.int, membiarkan diri terpapar sinar matahari maupun suhu panas lebih dari 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah maupun mengobati Covid-19. Lebih lanjut, hasil penelitian oleh tim peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa suhu panas hanya dapat melemahkan partikel coronavirus ketika masih berada di permukaan benda-benda tertentu, bukan ketika virus tersebut sudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Turn Back Hoax, dengan judul artikel “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” pada 15 Januari 2021, serta “[SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona” pada 23 Februari 2021.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu. Melansir dari situs who.int, membiarkan diri terpapar sinar matahari maupun suhu panas lebih dari 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah maupun mengobati Covid-19. Lebih lanjut, hasil penelitian oleh tim peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa suhu panas hanya dapat melemahkan partikel coronavirus ketika masih berada di permukaan benda-benda tertentu, bukan ketika virus tersebut sudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Turn Back Hoax, dengan judul artikel “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” pada 15 Januari 2021, serta “[SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona” pada 23 Februari 2021.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu.
Belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu.
Rujukan
- https://www.who.int/images/default-source/health-topics/coronavirus/myth-busters/web-mythbusters/mb-sun-exposure.tmb-1920v.png
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7361064/
- https://turnbackhoax.id/2021/01/13/salah-hirup-uap-air-panas-dua-kali-sehari-dapat-menangkal-covid-19/
- https://turnbackhoax.id/2021/01/15/salah-terapi-uap-panas-dan-minyak-kayu-putih-dapat-membunuh-virus-corona/
- https://turnbackhoax.id/2021/02/23/salah-pernyataan-ketua-satgas-covid-terkait-hirup-uap-air-panas-membunuh-virus-corona/
Halaman: 5919/6964


