• (GFD-2024-21489) [SALAH] OPM Merusak Peralatan Pembangunan di Papua

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita

    OPM hambat dan rusak pembangunan di Papua

    #TangkapOPM #OPMresahkanwargaPapua #stopOPM #TNIPolrilindungiwargaPapua #TNIPolripelindungmasyarakatPapuadariOPM

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari AFP.

    Belakangan ini sedang banyak sebuah infografis yang diunggah di Facebook membagikan klaim mengenai OPM yang menghambat proses pembangunan di Papua. Dalam infografis tersebut memperlihatkan truk dan alat kendaraan berat excavator sedang terbakar dan diklaim akibat ulah dari OPM.

    Berdasarkan dari pencarian gambar yang dilakukan oleh AFP.com, ditemukan hasil jika kedua foto kendaraan-kendaraan yang rusak terbakar tersebut berasal dari sumber berbeda dan tidak ada kaitannya dengan Papua.

    Melalui pencarian Google Lens, ditemukan hasil jika foto truk terbakar tersebut serupa dengan foto yang digunakan pada artikel yang diterbitkan Radar Sorong pada tanggal 12 November 2022 berjudul “Kerusuhan Dogiyai, 6 Kantor Pemerintah Dibakar-4 Orang Hilang”.

    Menurut laporan Radar Sorong, kerusuhan di Dogiyai dipicu meninggalnya anak 5 tahun yang ditabrak truk. Artikel itu menyebut bahwa massa kemudian menyerang sopir truk, lalu membakar sebuah rumah, 6 kantor pemerintah, dan 2 truk lainnya. Tidak disebutkan jika OPM ada sangkut pautnya dalam kerusuhan ini.

    Kemudian untuk foto excavator yang terbakar, foto tersebut serupa dengan foto yang digunakan pada artikel yang diterbitkan Jubi.co pada tanggal 13 Maret 2024 berjudul “Polisi menduga Kantor BPBD Dogiyai sengaja dibakar”.

    Dalam artikel ini dijelaskan jika Kantor BPBD Dogiyai terbakar pada 12 Juli 2024 dan di saat yang sama satu unit excavator milik PT Malabiso Usua Jaya juga terbakar di Kampung Ugapuga, Distrik Kammu Timur, Dogiyai, pada pukul 23.15 WP. Namun, pihak kepolisian setempat masih belum dapat memastikan siapa pelaku yang melakukan pembakaran ini.

    Kesimpulan

    Faktanya foto-foto yang ditampilkan dalam infografis tersebut berasal dari dua peristiwa yang berbeda dan tidak dijelaskan jika pelaku dari perusakan kendaraan berat tersebut dilakukan oleh OPM.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21488) Hoaks Warna Tutup Botol Menandakan Sumber dan Jenis Air

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita

    tirto.id - Baru-baru ini ramai dibahas di media sosial sebuah unggahan yang mengeklaim bahwa warna dalam tutup botol air dalam kemasan menandakan sumber dan jenis air tersebut.

    Dalam video yang tersebar, terlihat seorang pria sedang menjelaskan berbagai jenis merek air mineral kemasan. Ia menyebut, tutup botol pada air mineral kemasan menandakan perbedaan air tersebut.

    Pria yang memberikan penjelasan dalam video tersebut memperkenalkan diri bernama Filip, ia menjelaskan beberapa perbedaan dari warna tutup botol pada air mineral yang menandakan perbedaan sumber dan jenis air tersebut.

    Pertama, tutup botol air kemasan berwarna biru menandakan air berasal dari sumber air bawah tanah melalui proses penyulingan. Sementara itu, tutup botol air kemasan berwarna hijau menandakan air tersebut berasal dari sumber bawah tanah yang mengandung mineral yang tinggi.

    Lebih lanjut, tutup botol berwarna putih disebut menandakan air diperoleh dari air pipa yang ditadah dan ditambahkan kimia tertentu. Tutup botol berwarna ungu disebut menandakan air berasal dari pegunungan atau branding tanpa tujuan spesifik. Terakhir, tutup botol berwarna merah atau oranye diklaim menandakan air memiliki rasa tertentu atau branding tanpa alasan spesifik.

    Diketahui, video tersebut sendiri pertama kali diunggah oleh akun Instagram pribadi milik Filipus Adimas DC (@filipusadc), namun unggahan tersebut kini telah dihapus. Meski begitu, unggahan tersebut kemudian diunggah ulang oleh beberapa akun Facebook, di antaranya “Eliya Fahira”(arsip) dan “motivasi”(arsip), pada Selasa (23/7/2024) dan Rabu (24/7/2024).

    Unggahan yang sama juga ditemukan di akun Instagram “tagarkuliner”(arsip) pada Selasa (23/7/2024).

    Berikut bunyi keterangan pada unggahan tersebut:

    “Beda warna tutup, beda arti air kemasan loh! Kalau kamu suka minum air kemasan yang mana? 👌filipusadc 👍👍👍 #airminumdalamkemasan #airminum #amdk #airmineral #tagarkuliner #kiliner”

    Sepanjang Selasa (23/7/2024) hingga Selasa (30/7/2024), atau selama tujuh hari tersebar di Instagram, unggahan tersebut telah memperoleh 28.214 tanda suka dan 411 komentar. Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa perbedaan warna dalam tutup botol air kemasan menandakan perbedaan sumber dan jenis air?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto melakukan penelusuran dengan menelusuri peraturan pemerintah terkait air minum dalam kemasan (AMDK). Hasilnya, kami menemukan bahwa peraturan tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada air mineral, air demineral, air mineral alami, dan air minum embun diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/m-ind/per/11/2016 Tahun 2016.

    Kami kemudian menelusuri dokumen peraturan menteri tersebut. Hasilnya, tidak ada satupun aturan atau penjelasan tertulis terkait perbedaan warna tutup botol air kemasan yang menandakan perbedaan sumber dan jenis air.

    Penelusuran dilanjutkan dengan memasukkan kata kunci “Warna Tutup Botol Air Kemasan Menandakan Perbedaan Jenis Air” ke mesin pencarian Google.

    Penelusuran mengarahkan kami ke artikel pemeriksaan fakta milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang telah membantah kebenaran klaim tersebut. Kominfo menyebut klaim bahwa warna tutup botol pada air kemasan menandakan perbedaan sumber dan jenis air adalah hoaks.

    Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Eka Rosmalasari, seperti yang dikutip dari laman Kominfo, menjelaskan bahwa warna tutup botol tidak menandakan jenis air. Lebih lanjut, Eka menyebut bahwa BPOM tidak menetapkan penggunaan warna tutup botol berbeda terhadap air minum dalam kemasan berdasarkan kandungannya.

    Terpisah, kami juga menemukan video klarifikasi dari Filipus Adimas selaku pemilik akun @filipusadc yang pertama kali mengunggah video ini.

    Dalam video tersebut, Filipus meminta maaf atas informasi yang kurang tepat terkait hubungan antara warna tutup botol dan sumber air yang digunakan. Ia menyebut regulasi warna tutup botol menandakan sumber air yang digunakan tidak berlaku di Indonesia.

    “Hai semua! Di video ini aku meluruskan informasi dari video sebelumnya mengenai keterkaitan warna tutup botol dan arti didalamnya! Semoga bisa diterima ya dan terimakasih untuk semua masukan-masukannya ☺️” tulis Filipus dalam unggahan akun Instagramnya, Kamis (25/7/2024).

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa perbedaan warna dalam tutup botol air kemasan menandakan perbedaan sumber dan jenis air.

    BPOM membantah bahwa perbedaan warna dalam tutup botol air kemasan menandakan perbedaan sumber dan jenis air. Penyebar awal misinformasi ini pun sudah mengklarifikasi klaim ini.

    Jadi, informasi yang menyebut bahwa perbedaan warna dalam tutup botol air kemasan menandakan perbedaan sumber dan jenis air bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-21487) Hoaks Video Hamas Akan Serang Olimpiade Paris

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita

    tirto.id - Gelaran Olimpiade Paris 2024 telah resmi dibuka pada Jumat (26/7/2024) waktu setempat. Lebih dari 10.500 atlet yang berasal dari 206 negara/Komite Olimpiade Nasional (NOC) dan 32 cabang olahraga siap bertanding dalam ajang olahraga internasional dunia yang diselenggarakan tiap empat tahun sekali ini.

    Seiring ramai perhatian masyarakat dunia terhadap penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 yang kini tengah berlangsung, sejumlah narasi yang membahas ajang olahraga ini pun ramai diperbincangkan di media sosial, tak terkecuali misinformasi soal acara ini.

    Baru-baru ini, misalnya, beredar unggahan dalam bentuk video yang menampilkan seseorang yang diklaim sebagai milisi kelompok Hamas dari Palestina yang mengirimkan pesan akan menyerang Olimpiade Paris 2024.

    Narasi tersebut disebarkan di media sosial Facebook dalam bentuk video berdurasi 1 menit oleh sejumlah akun, di antaranya "Alyson Brauning" (arsip) dan "Gabriel Iwan Wardhana II" (arsip), pada periode Rabu (24/7/2024) dan Kamis (25/7/2024).

    “Peringatan untuk Prancis:* Sebuah video yang mengaku dipublikasikan oleh Hamas memperingatkan tentang adanya 'sungai darah' di Olimpiade Paris karena dukungan Prancis terhadap Israel.

    Hamas, sebuah kelompok teroris, mengancam rakyat Prancis, karena mereka mengizinkan atlet Olimpiade Yahudi untuk bertanding dan Prancis mendukung Israel. Kebanyakan orang Amerika terlalu takut untuk menonton video ancaman Hamas.

    Sebaliknya, orang Amerika menyebarkan kebohongan tentang Israel dan orang-orang Yahudi. Setelah Israel, teroris Arab (Hamas, Houthi, Hezbollah, dll.) berjanji akan datang untuk Amerika. Siapa yang akan melindungi kita?” tulis keterangan takarir salah satu akun tersebut.

    Sepanjang Kamis (25/7/2024) hingga Selasa (30/7/2024), atau selama lima hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh 64 reaksi, 26 komentar dan telah diputar sebanyak 716 kali.

    Lantas, benarkah narasi yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video tersebut dari awal hingga akhir.

    Video tersebut berisi pernyataan orang dengan wajah tertutup yang diklaim sebagai milisi Hamas, yang mengirimkan pesan dalam bahasa Arab kepada presiden dan warga Prancis, bahwa akan ada “sungai darah di jalanan Paris”. Hal ini disebabkan, Prancis dianggap telah mendukung kaum Zionis dan mengundang mereka ke Olimpiade Paris 2024.

    Menariknya, orang dalam video tersebut tidak secara eksplisit merujuk atau menyebut Hamas dalam video. Meskipun begitu, keterangan dalam unggahan yang beredar mengaitkannya dengan kelompok asal Palestina tersebut.

    Selanjutnya, kami melakukan penelusuran dengan memasukan kata kunci terkait narasi dan klaim tersebut di mesin pencarian Google seperti “Hamas Threatening Olympic Paris 2024” untuk mengetahui asal usul, konteks, dan kebenaran dari video tersebut.

    Hasilnya, kami menemukan bahwa video serupa memang tengah ramai beredar dan dibahas dalam beberapa hari terakhir di sejumlah platform media sosial.

    Meski begitu, sejumlah media kredibel seperti NBC, AFP,BBC,France24, dan DW, menyatakan bahwa informasi dalam video dan unggahan yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024 adalah tidak benar.

    AFP menyoroti ada banyak kesalahan pelafalan dan tata bahasa Arab dalam video tersebut. Salah seorang sumber keamanan yang dimintai keterangan oleh AFP juga menyoroti tidak adanya kode visual propaganda Hamas dalam video tersebut yang menandakan kemungkinan besar video tersebut bukan dibuat oleh Hamas.

    Lebih lanjut, sumber keamanan tersebut menganalisis bahwa ia menemukan beberapa petunjuk bahwa kemungkinan besar video tersebut dibuat oleh salah satu kelompok Russia di bawah operasi false flag.

    Serangan false flag adalah tipuan perang di mana penyerang beroperasi dengan identitas palsu atau tidak jelas, dengan maksud menipu lawan dan berpotensi memicu eskalasi konflik.

    “Video itu kemudian diunggah ulang di X oleh akun-akun yang diketahui sebagai bagian dari jaringan Rusia dan disebarkan oleh situs-situs Afrika yang diketahui sebagai titik edar bagi Rusia," kata sumber keamanan itu kepada AFP, Sabtu (27/7/2024).

    Hal ini juga mirip dengan yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin.

    "Layanan rahasia Prancis dan mitra mereka belum dapat mengotentikasi keaslian video ini," katanya pada 24 Juli 2024.

    Darmanin mengatakan sebagian besar dari mereka yang membagikan video tersebut "adalah akun yang pro-Kremlin atau pro-Rusia." Namun, ia menolak untuk mengaitkan mereka dengan negara Rusia sendiri, dengan mengatakan bahwa postingan tersebut bisa saja berasal dari "lingkup yang mungkin ingin menyebarkan disinformasi (terhadap) negara kita."

    Rusia disebut membantah tuduhan keterlibatannya dalam video ini, menukil AFP.

    Hamas juga disebut AFP telah membantah hubungan mereka dengan video tersebut, menurut kelompok analisis ancaman jihad SITE. SITE mengutip pejabat senior Hamas Izzat al-Rishq, yang berbasis di Qatar, yang mengatakan, "Video yang dibuat-buat ini adalah bagian dari propaganda Zionis untuk memfitnah perlawanan Palestina."

    Senada, mengutip laporan NBC pada Rabu (24/7/2024), pejabat terkait Hamas, Izzat al-Risheq, melalui sambungan Telegram, juga telah memastikan bahwa video tersebut bukan dari kelompoknya.

    Lebih lanjut, peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft yang meninjau video tersebut atas permintaan NBC, mengatakan bahwa video tersebut berasal dari kelompok penyebar disinformasi Rusia, Storm-1516.

    Kelompok yang sama diketahui pada Oktober 2023 juga pernah mencatut nama Hamas untuk membuat video ucapan terima kasih kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atas kiriman senjata. NBC News menemukan kesamaan antara video baru tersebut dan video sebelumnya tentang Ukraina, yang diunggah pada bulan Oktober.

    Dalam kedua video tersebut, orang yang menyampaikan pesan mencatut Hamas sama-sama berdiri di depan dinding abu-abu dan mengenakan seragam yang serupa. Para peneliti dari Universitas Clemson yang mengidentifikasi kedua video ini memastikan bahwa video tersebut berasal dari kelompok yang sama yaitu Storm-1516 Rusia.

    Sementara, sumber dari BBC juga menyoroti aksen dan pilihan kata orang dalam video itu yang terlihat bukan seperti orang Palestina. Pakaian serba hitam yang dikenakan oleh pria dalam video tersebut juga berbeda dengan tipikal pakaian yang biasa dikenakan oleh juru bicara sayap militan Hamas, Brigade al-Qassam.

    Lambang bendera Palestina yang digunakan juga tidak seperti biasa. Biasanya, bendera Palestina dikenakan di lengan baju oleh juru bicara Hamas, namun dalam video tersebut, bendera Palestina ditempatkan di bagian dada pria bertopeng. Sejumlah kejanggalan tersebut mengindikasikan bahwa orang dalam video tersebut bukanlah bagian dari kelompok Hamas.

    Selanjutnya, penelusuran lanjutan yang dilakukan oleh Tirto juga tidak menemukan bukti apapun yang membenarkan klaim bahwa video tersebut dibuat oleh Hamas dalam konteks ancaman untuk menyerang Olimpiade Paris 2024.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ada keterangan dan bukti resmi yang membenarkan klaim dalam video yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024.

    Perwakilan Hamas telah membantah bahwa video itu dibuat oleh kelompoknya. Sejumlah media pemeriksa fakta kredibel telah memastikan bahwa video tersebut adalah hoaks dan terindikasi dibuat oleh kelompok lain, kemungkinan dari kelompok penyebar disinformasi asal Rusia.

    Jadi, informasi dalam video yang menyebut bahwa Hamas akan menyerang Olimpiade Paris 2024 bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-21486) [HOAKS] KLB Polio di Indonesia akibat Vaksin Polio Tipe 2

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang mengeklaim Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di Indonesia terjadi akibat pemberian vaksin polio tipe 2.

    Dalam video berdurasi 1 menit, seorang pria menjelaskan, sudah lama tidak ada wabah polio di Indonesia.

    Ia menyimpulkan, KLB yang belakangan terjadi akibat pemberian vaksin oral polio tipe 2.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

    Informasi yang mengeklaim KLB polio di Indonesia disebabkan oleh pemberian vaksin polio tipe 2 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (24/7/2024):

    BismillahirrahmanirrahimWalaupun keadaan sedang rapuh tetapi tetap harus berswaraVaksin polio type 2 justru berpotensi menimbulkan KLB Polio

    Laporan WHO bahwa KLB ( Kejadian Luar Biasa ) polio di Indonesia berasal dari vaksin polio tipe 2

    Semua kembali ke pilihan orang tua, sebab mandatory akan terus di lakukan selama orang tua nya tidak berbenah diri dan tidak mencari ilmunya

    Hasil Cek Fakta

    Indonesia pernah mendapat sertifikat bebas polio dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2014.

    Status bebas polio tersebut membuat Indonesia terlena dan tidak mengantisipasi adanya kasus polio liar. Kini, WHO mengkategorikan Indonesia sebagai wilayah berisiko tinggi penularan polio.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, ada 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.

    Berdasarkan catatan sepanjang 2022 sampai 2024, ada 11 kasus kelumpuhan akibat virus polio tipe 2 dan satu kasus akibat virus polio tipe 1.

    Terdapat tiga tipe virus polio yang mampu menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

    Umumnya, negara-negara yang mengalami outbreak didominasi dengan virus polio tipe 2 yang muncul dari dua sumber.

    Pertama, virus polio liar atau Wild Poliovirus (WPV). Sumber virus ini sangat jarang, tetapi dapat ditemukan di daerah yang memiliki cakupan vaksinasi yang tidak memadai.

    Kedua, Vaccine Derived Poliovirus (VDPV). Ini merupakan bentuk virus yang bermutasi dari strain virus yang dilemahkan dari vaksin polio oral.

    Pada 17 Maret 2023, ditemukan kasus virus polio tipe 2 yang diturunkan dari vaksin (cVDPV2) yang beredar pada bayi perempuan berusia 48 bulan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    WHO mencatat, pasien tersebut belum pernah menerima dosis vaksin virus polio oral (OPV) atau vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV) sebelumnya.

    Spesimen tinja dikumpulkan dan terkonfirmasi sebagai cVDPV2. Hasil sekuensing genetik menunjukkan isolat tersebut telah mengalami 30 hingga 31 perubahan nukleotida dari strain vaksin.

    Virus polio yang diturunkan dari vaksin merupakan strain virus polio yang terdokumentasi dengan baik dan bermutasi dari strain aslinya yang terkandung dalam OPV.

    OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan dan bereplikasi di usus untuk jangka waktu terbatas, sehingga mengembangkan kekebalan dengan membangun antibodi.

    Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, ketika bereplikasi di saluran pencernaan, strain OPV berubah secara genetik dan dapat menyebar di komunitas yang cakupan vaksinasinya rendah.

    Terutama di daerah yang kebersihan dan saitasinya buruk, serta padat penduduk.

    Semakin rendah cakupan vaksinasi, semakin lama virus ini bertahan dan semakin banyak pula perubahan genetik yang dialaminya.

    Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, virus yang diturunkan dari vaksin secara genetik dapat berubah menjadi bentuk yang dapat menyebabkan kelumpuhan seperti halnya virus polio liar, inilah yang dikenal sebagai virus polio yang diturunkan dari vaksin atau VDPV.

    Epidemiolog dan peneliti keamanan kesehatan Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, secara teoritis, VDPV memang dapat memunculkan KLB. Namun, penyebabnya bukan karena pemberian vaksinasi.

    "Dalam kondisi yang sangat jarang, virus ini bisa berubah jadi bentuk yang lebih virulen, lebih menural, menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada individu yang belum terimunisasi atau komunitas dengan cakupan imunisasi yang rendah," kata Dikcy saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/7/2024).

    Ia menekankan, masalah utama munculnya KLB adalah cakupan vaksinasi yang rendah.

    "Kejadian ini amat sangat jarang terjadi. Umumnya, sekali lagi, hanya pada daerah yang benar-benar rendah atau bahkan belum memiliki cakupan vaksinasi yang memadai," ujar Dicky.

    Sehingga, langkah yang tepat dilakukan adalah memastikan vaksinasi polio dilakukan secara meluas agar tercapai herd immunity.

    Ditambah dengan surveilans, tindakan cepat, dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat vaksinasi.

    Dicky menyarankan, Indonesia perlu mengganti oral polio vaksin dengan IVP atau inactivated polio vaccine yang tidak mengandung virus hidup.

    "Kalaupun benar terjadi outbreak dengan polio tipe 2, ini di Indonesia atau negara mana pun sangat jarang. Dan ini juga sebetulnya menunjukkan pentingnya mempercepat eliminasi polio melalui vaksinasi dan surveilans yang kuat," kata dia.

    Pemerintah melalui Kemenkes telah menggencarkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua kepada anak usia 0-7 tahun, dengan memberikan vaksin tetes dan suntik.

    "Pelaksanaan PIN polio akan dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan dapat mencegah perluasan transmisi virus polio," kata Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudi Pramono, dikutip dari situs Kemenkes.

    Vaksin polio tetes diberikan sebanyak tiga kali kepada anak usia 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, yang dikenal dengan OPV 1, OPV 2 dan OPV 3.

    Sedangkan pada anak usia 4 bulan, pemberian vaksin digabung, yakni tetes dan suntik yang disebut dengan IPV.

    Kemudian, pada anak usia 9 bulan akan kembali diberikan vaksin IPV 2.

    Pemberian imunisasi lengkap kombinasi ini telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Imunisasi Nasional (KIN), Komite Ahli Surveilans PD3I, WHO, dan UNICEF.

    Melalui akun Instagramnya, Kemenkes menjelaskan, vaksin polio tipe 2 atau nOPV2 tidak menyebabkan KLB.

    Vaksin ini telah dikaji oleh Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) dan telah diberikan di 13 negara di dunia.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim KLB polio di Indonesia disebabkan oleh pemberian vaksin polio tipe 2 adalah hoaks.

    Masalah utama munculnya KLB akibat virus polio yang diturunkan dari vaksin atau VDPV, adalah cakupan imunisasi yang rendah. Penyebab lain, ditambah masalah kebersihan, perairan dan sanitasi buruk, serta kepadatan penduduk.

    Kemenkes menerapkan imunisasi kombinasi, oral dan suntik sesuai rekomendasi KIN, Komite Ahli Surveilans PD3I, WHO, dan UNICEF.

    Rujukan