KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi Presiden Prabowo Subianto meminta masyarakat untuk menjarah rumah anggota DPR RI dan pejabat negara.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks. Konten itu merupakan provokasi yang berpotensi melanggar hukum.
Narasi Prabowo meminta masyarakat menjarah rumah anggota DPR RI dan pejabat negara dibagikan oleh akun TikTok ini pada Minggu (31/8/2025).
Akun itu membagikan poster yang memuat foto Prabowo disertai narasi sebagai berikut:
Setelah rumah Ahmad Sahroni, Prabowo minta rakyat untuk jarah rumah Bahlil, Eko, Sri Mulyani, dan Uya Kuya hari ini juga
(GFD-2025-28835) [HOAKS] Prabowo Minta Masyarakat Jarah Rumah Anggota DPR dan Menteri
Sumber:Tanggal publish: 02/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa poster yang dibagikan oleh akun TikTok tersebut merupakan hasil manipulasi.
Terdapat logo Warta Ekonomi di pojok kanan poster. Namun, media tersebut tidak memberitakan Prabowo meminta masyarakat melakukan penjarahan.
Sebaliknya, Kompas.com menemukan foto Prabowo tersebut dalam unggahan akun Instagram Warta Ekonomi pada Sabtu (30/8/2025).
Takarir foto menyebutkan bahwa Prabowo menyerukan ketenangan di tengah gelombang protes nasional yang dipicu tunjangan baru untuk anggota DPR RI senilai Rp 50 juta per bulan.
Terdapat logo Warta Ekonomi di pojok kanan poster. Namun, media tersebut tidak memberitakan Prabowo meminta masyarakat melakukan penjarahan.
Sebaliknya, Kompas.com menemukan foto Prabowo tersebut dalam unggahan akun Instagram Warta Ekonomi pada Sabtu (30/8/2025).
Takarir foto menyebutkan bahwa Prabowo menyerukan ketenangan di tengah gelombang protes nasional yang dipicu tunjangan baru untuk anggota DPR RI senilai Rp 50 juta per bulan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Narasi Prabowo meminta masyarakat menjarah rumah anggota DPR RI dan pejabat negara adalah hoaks.
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang menyebutkan Prabowo meminta masyarakat menjarah. Selain itu, poster yang dibagikan merupakan hasil manipulasi.
Konten asli berasal dari akun Instagram Warta Ekonomi yang memberitakan Prabowo menyerukan ketenangan di tengah gelombang protes nasional.
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang menyebutkan Prabowo meminta masyarakat menjarah. Selain itu, poster yang dibagikan merupakan hasil manipulasi.
Konten asli berasal dari akun Instagram Warta Ekonomi yang memberitakan Prabowo menyerukan ketenangan di tengah gelombang protes nasional.
Rujukan
(GFD-2025-28834) [HOAKS] Keberadaan Sniper di Sejumlah Gedung Kota Malang
Sumber:Tanggal publish: 02/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan yang menginformasikan keberadaan penembak jitu (sniper) di sejumlah gedung tinggi di Kota Malang, Jawa Timur.
Unggahan itu beredar luas di media sosial saat terjadi demonstrasi di Kota Malang pada akhir Agustus dan awal September 2025.
Namun, setelah ditelusuri, narasi keberadaan sniper di sejumlah titik di Kota Malang tersebut tidak benar atau hoaks.
Unggahan terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di Kota Malang salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan pesan berupa imbauan kepada masyarakat untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan secara acak.
Dalam unggahan juga disebutkan beberapa gedung yang digunakan para sniper untuk melakukan penembakan.
Unggahan itu beredar luas di media sosial saat terjadi demonstrasi di Kota Malang pada akhir Agustus dan awal September 2025.
Namun, setelah ditelusuri, narasi keberadaan sniper di sejumlah titik di Kota Malang tersebut tidak benar atau hoaks.
Unggahan terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di Kota Malang salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan pesan berupa imbauan kepada masyarakat untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan secara acak.
Dalam unggahan juga disebutkan beberapa gedung yang digunakan para sniper untuk melakukan penembakan.
Hasil Cek Fakta
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto membantah informasi terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di wilayahnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak terprovokasi dengan informasi tersebut.
"Informasi mengenai sniper di atas gedung-gedung Kota Malang adalah 100 persen tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tidak terprovokasi, dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Ipda Yudi Senin (1/9/2025).
Menurut Yudi, saat ini Kota Malang dalam situasi aman, sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas seperti biasa.
Yudi mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya.
"Pastikan kebenaran setiap informasi yang diterima sebelum meneruskannya ke orang lain. Jangan sampai kita justru ikut andil dalam menyebar kepanikan," kata Yudi.
Sebelumnya di media sosial juga muncul hoaks mencatut BEM UI terkait adanya penembakan misterius (Petrus). Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak terprovokasi dengan informasi tersebut.
"Informasi mengenai sniper di atas gedung-gedung Kota Malang adalah 100 persen tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tidak terprovokasi, dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Ipda Yudi Senin (1/9/2025).
Menurut Yudi, saat ini Kota Malang dalam situasi aman, sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas seperti biasa.
Yudi mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya.
"Pastikan kebenaran setiap informasi yang diterima sebelum meneruskannya ke orang lain. Jangan sampai kita justru ikut andil dalam menyebar kepanikan," kata Yudi.
Sebelumnya di media sosial juga muncul hoaks mencatut BEM UI terkait adanya penembakan misterius (Petrus). Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.
Kesimpulan
Narasi yang menyebut adanya sniper di sejumlah gedung Kota Malang merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto memastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.
Menurut dia, saat ini kondisi Kota Malang dalam situasi aman sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya.
Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto memastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.
Menurut dia, saat ini kondisi Kota Malang dalam situasi aman sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/p/1JaxkK1bff/
- https://www.facebook.com/share/p/1BKfzEffD7/
- https://www.facebook.com/share/p/16uy8HpWLG/
- https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/01/111532678/polresta-malang-kota-pastikan-isu-sniper-hoaks-warga-diimbau-tetap-tenang
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/09/01/190017582/hoaks-pemberitahuan-dari-bem-ui-untuk-tidak-keluar-malam-karena-ada?page=all
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-28833) [HOAKS] Video Anggota TNI Cilegon Marah ke Effendi Simbolon, Bukan Minta Bubarkan DPR
Sumber:Tanggal publish: 02/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial, beredar video sekelompok anggota TNI tidak terima karena disebut sebagai gerombolan dan disamakan dengan organisasi masyarakat (ormas).
Video yang disebarkan pada akhir Agustus 2025 tersebut dinarasikan sebagai kemarahan TNI terhadap anggota DPR dan setuju DPR dibubarkan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI disebarkan oleh akun TikTok ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut teks yang tertera dalam video:
TNI AKAN SELALU ADA DI GARDA TERDEPAN UNTUK RAKYAT INDONESIA
KEMARAHAN ANGGOTA TNI KEPADA ANGGOTA DPR
Sementara, berikut teks yang tertera pada thumbnail:
TNI, Polri dan angkatan bersenjata lainnya setuju DPR di bubarkan mereka pelindung negara tugasnya pertaruh nyawa, gajinya kecil.. sdgkn DPR nagapain gaji fasilitas besar isi korupsi lagi.. maju tak gentar bersama rakyat.. bubarkan DPR
akun TikTok Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun TikTok, menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI.
Video yang disebarkan pada akhir Agustus 2025 tersebut dinarasikan sebagai kemarahan TNI terhadap anggota DPR dan setuju DPR dibubarkan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI disebarkan oleh akun TikTok ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut teks yang tertera dalam video:
TNI AKAN SELALU ADA DI GARDA TERDEPAN UNTUK RAKYAT INDONESIA
KEMARAHAN ANGGOTA TNI KEPADA ANGGOTA DPR
Sementara, berikut teks yang tertera pada thumbnail:
TNI, Polri dan angkatan bersenjata lainnya setuju DPR di bubarkan mereka pelindung negara tugasnya pertaruh nyawa, gajinya kecil.. sdgkn DPR nagapain gaji fasilitas besar isi korupsi lagi.. maju tak gentar bersama rakyat.. bubarkan DPR
akun TikTok Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun TikTok, menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI.
Hasil Cek Fakta
Anggota TNI dalam video yang beredar merupakan Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak dan jajaran Kodim 0623 Cilegon.
Sosok yang berbicara di tengah ialah Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo.
Hasil penelusuran dengan metode reverse image search mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube Tribun Tangerang dan Banten News.
Video berdurasi 2 menit 15 detik tersebut ditujukan bagi mantan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sempat menjabat sebagai anggota DPR RI.
Tidak ada ucapan dari Ari yang menyetujui pembubaran DPR RI.
Peristiwa dalam video juga tidak terkait dengan gelombang aksi massa terkait kinerja anggota parlemen yang terjadi sepanjang akhir Agustus sampai awal September 2025.
Saat rapat bersama Komisi I DPR RI pada 5 September 2022, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.
Ia lantas menyebut TNI sebagai "gerombolan lebih-lebih ormas."
Pernyataan itu memicu kemarahan jajaran TNI, termasuk Kodim 0623 Cilegon yang membuat video untuk menuntut permintaan maaf Effendi.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Effendi telah meminta maaf atas ucapannya.
Sosok yang berbicara di tengah ialah Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo.
Hasil penelusuran dengan metode reverse image search mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube Tribun Tangerang dan Banten News.
Video berdurasi 2 menit 15 detik tersebut ditujukan bagi mantan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sempat menjabat sebagai anggota DPR RI.
Tidak ada ucapan dari Ari yang menyetujui pembubaran DPR RI.
Peristiwa dalam video juga tidak terkait dengan gelombang aksi massa terkait kinerja anggota parlemen yang terjadi sepanjang akhir Agustus sampai awal September 2025.
Saat rapat bersama Komisi I DPR RI pada 5 September 2022, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.
Ia lantas menyebut TNI sebagai "gerombolan lebih-lebih ormas."
Pernyataan itu memicu kemarahan jajaran TNI, termasuk Kodim 0623 Cilegon yang membuat video untuk menuntut permintaan maaf Effendi.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Effendi telah meminta maaf atas ucapannya.
Kesimpulan
Video jajaran Kodim 0623 Cilegon menuntut permintaan maaf dari mantan anggota DPR RI, Effendi Simbolon disebarkan dengan konteks keliru.
Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo merasa tidak terima atas ucapan Effendi yang menyebut TNI sebagai gerombolan.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan gelombang aksi massa atas kinerja DPR RI pada Agustus 2025.
Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo merasa tidak terima atas ucapan Effendi yang menyebut TNI sebagai gerombolan.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan gelombang aksi massa atas kinerja DPR RI pada Agustus 2025.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@blessseed64/video/7543655781942562053?is_from_webapp=1&web_id=7182753080588600834
- https://www.tiktok.com/@denis.gunturbumi/video/7543797182554541320?is_from_webapp=1&web_id=7182753080588600834
- https://www.tiktok.com/@nonr383/video/7545078919913917752?is_from_webapp=1&web_id=7182753080588600834
- https://www.tiktok.com/@theking_story/video/7543441864456670472?is_from_webapp=1&web_id=7182753080588600834
- https://www.tiktok.com/@syahril.amiruddin91/video/7543537219017903367?is_from_webapp=1&web_id=7182753080588600834
- https://www.youtube.com/shorts/PHJoIen_uGA
- https://www.youtube.com/watch?v=AiibEwkHlh8
- https://nasional.kompas.com/read/2022/09/14/11531011/sebut-tni-gerombolan-lebih-lebih-ormas-effendi-simbolon-pdi-p-minta-maaf
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-28832) Cek Fakta: Hoaks Artikel Jokowi Tantang Pendemo untuk Datang ke Rumahnya
Sumber:Tanggal publish: 03/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel mantan Presiden Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 1 September 2025.
Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Detik.com berjudul:
"Jokowi Cs Tantang Pendemo Pengecut Coba ke Rumah Saya Kalau Berani Saya Akan Lawan"
Lalu benarkah postingan artikel mantan Presiden Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan kata kunci "Jokowi" di situs berita Detik.com. Hasilnya ada artikel yang identik dengan postingan namun dengan judul berbeda.
Kesamaan terdapat pada foto yang dipakai, nama penulis artikel, dan juga tanggal artikel diunggah. Dalam artikel asli berjudul "Jokowi Berdukacita Ojol Affan Kurniawan Tewas Dilindas Rantis".
Isi artikel asli juga sama sekali tidak membahas terkait tantangan Jokowi pada pendemo untuk datang ke rumahnya.
Artikel itu membahas belasungkawa Jokowi atas tewasnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan setelah dilindas rantis Brimob.
Kesimpulan
Postingan artikel mantan Presiden Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya adalah hoaks.
Rujukan
Halaman: 576/7143
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5336112/original/045603300_1756859052-cek_fakta_duka.jpg)