(GFD-2021-6408) [SALAH] Aplikasi BiP akan Diblokir Di Indonesia
Sumber: facebook.comTanggal publish: 23/02/2021
Berita
“WHATSAPP bikin ATURAN yg memaksa pengguna’y utk menyerahkan DATA PRIBADI. Akhirn’y,,byk org PINDAH ke Aplikasi BIP dr Turki akan di BLOKIR di negeri +62. Itu tanda nyata,, REZIM INI UDAH PANIK TINGKAT SETAN.”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Jo Kondo Kondo mengunggah tulisan yang menyebutkan bahwa aplikasi BiP dari Turki akan diblokir di Indonesia. Disertai narasi “MEREKA SUDAH SADAR,,KEHANCURAN UDAH DI DEPAN HIDUNG MEREKA”. Unggahan tersebut mendapatkan respon sebanyak 269 suka dan 60 kali dibagikan.
Berdasarkan hasil penelusuran, Menteri Kominfo, Johnny G Plate menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada pemblokiran terhadap aplikasi chat BIP, dilansir dari kumparan.com.
“Hingga sekarang tidak ada pemblokiran akses atas BiP dan masih dapat menyediakan layanan kepada para penggunanya,” katanya kepada kumparan pada hari Kamis (21/1/2021).
Johnny mengingatkan semua penyelenggara Sistem Elektronik baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, harus tetap patuh terhadap ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Pemblokiran terhadap Sistem Elektronik dilakukan karena melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagaimana diamanatkan oleh UU ITE dan peraturan turunan terkait.
Aplikasi BiP sendiri menjadi popular setelah pengguna Whatsapp mencari alternatif lain disebabkan kebijakan privasi baru dari Whatsapp. BiP sendiri adalah platform perpesanan dari Turki, dan telah tersedia di Ios maupun Android.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pemblokiran aplikasi BiP di Indonesia adalah salah, sehingga masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, Menteri Kominfo, Johnny G Plate menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada pemblokiran terhadap aplikasi chat BIP, dilansir dari kumparan.com.
“Hingga sekarang tidak ada pemblokiran akses atas BiP dan masih dapat menyediakan layanan kepada para penggunanya,” katanya kepada kumparan pada hari Kamis (21/1/2021).
Johnny mengingatkan semua penyelenggara Sistem Elektronik baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, harus tetap patuh terhadap ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Pemblokiran terhadap Sistem Elektronik dilakukan karena melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagaimana diamanatkan oleh UU ITE dan peraturan turunan terkait.
Aplikasi BiP sendiri menjadi popular setelah pengguna Whatsapp mencari alternatif lain disebabkan kebijakan privasi baru dari Whatsapp. BiP sendiri adalah platform perpesanan dari Turki, dan telah tersedia di Ios maupun Android.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pemblokiran aplikasi BiP di Indonesia adalah salah, sehingga masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Rahmah An Nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).
Narasi tersebut tidak benar. Faktanya, Johnny G Plate, Menteri Kominfo menegaskan bahwa tidak ada pemblokiran terkait aplikasi chat BiP.
Narasi tersebut tidak benar. Faktanya, Johnny G Plate, Menteri Kominfo menegaskan bahwa tidak ada pemblokiran terkait aplikasi chat BiP.
Rujukan
- https://www.kumparan.com/kumparantech/viral-di-wa-soal-aplikasi-chat-bip-akan-diblokir-di-indonesia-ini-faktanya-1v1PIRKXOwN
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/20/170500665/mengenal-aplikasi-bip-yang-dilirik-pengguna-whatsapp-selain-telegram?page=all
- https://www.republicworld.com/technology-news/apps/what-is-the-bip-app-who-is-the-developer-behind-the-new-messaging-platform.html
(GFD-2021-6407) [SALAH] “Jakarta Hampir Tenggelam Anis Malah Sibuk Makan”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 23/02/2021
Berita
#AniesNgapainAja
Persiapkan diri ya nies biar bisa Ada tenaga buat ngeles
JAKARTA HAMPIR TENGGELAM ANIS MALAH SIBUK MAKAN
*Foto Anies Baswedan sedang makan di warteg
Anies warteg
Anies baswedan warteg
Anies baswedan makan
Anies makan di warteg
Persiapkan diri ya nies biar bisa Ada tenaga buat ngeles
JAKARTA HAMPIR TENGGELAM ANIS MALAH SIBUK MAKAN
*Foto Anies Baswedan sedang makan di warteg
Anies warteg
Anies baswedan warteg
Anies baswedan makan
Anies makan di warteg
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan oleh akun Twitter @CanNarida, yang memperlihatkan Anies Baswedan sedang makan di warung. Postingan tersebut beredar di tengah situasi banjir yang sedang melanda DKI Jakarta, Minggu (21/02/2021), dalam narasinya juga disertai hashtag yang sedang trending #AniesNgapainAja. Akun Twitter @CanNarida kemudian mengklaim bahwa Anies malah sibuk makan di tengah situasi banjir.
Setelah dilakukan penelusuran fakta, diketahui bahwa foto tersebut sudah ada sejak tahun 2016. Melansir dari kompas.com, kala itu Anies selesai kampanye di RW 04, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, pada Jumat (18/11/2016) sore. Kemudian karena lapar, Anies pun menyempatkan makan di salah satu warteg (warung tegal) milik warga sekitar.
Terlihat disekitar tempat duduk Anies, ada beberapa warga yang berkumpul, Gubernur DKI terpilih itupun sesekali mengajak ngobrol sembari makan, beberapa warga menyampaikan aspirasinya jika Anies terpilih menjadi Gubenur.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan, klaim oleh akun Twitter @CanNarida bahwa Anies Baswedan sibuk makan di tengah banjir DKI tahun 2021 adalah HOAX dan termasuk kategori FALSE CONTEXT.
Setelah dilakukan penelusuran fakta, diketahui bahwa foto tersebut sudah ada sejak tahun 2016. Melansir dari kompas.com, kala itu Anies selesai kampanye di RW 04, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, pada Jumat (18/11/2016) sore. Kemudian karena lapar, Anies pun menyempatkan makan di salah satu warteg (warung tegal) milik warga sekitar.
Terlihat disekitar tempat duduk Anies, ada beberapa warga yang berkumpul, Gubernur DKI terpilih itupun sesekali mengajak ngobrol sembari makan, beberapa warga menyampaikan aspirasinya jika Anies terpilih menjadi Gubenur.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan, klaim oleh akun Twitter @CanNarida bahwa Anies Baswedan sibuk makan di tengah banjir DKI tahun 2021 adalah HOAX dan termasuk kategori FALSE CONTEXT.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi palsu. Faktanya, foto tersebut diambil tahun 2016 ketika Anies rehat di sela-sela kampanye Pilgub DKI tahun 2016 silam, sehingga tidak ada hubungannya dengan banjir Jakarta tahun 2021 terkini.
Informasi palsu. Faktanya, foto tersebut diambil tahun 2016 ketika Anies rehat di sela-sela kampanye Pilgub DKI tahun 2016 silam, sehingga tidak ada hubungannya dengan banjir Jakarta tahun 2021 terkini.
Rujukan
(GFD-2021-6406) [SALAH] Penampakan Awan Berbentuk Balon di Langit Jepang pada 2021
Sumber: twitter.comTanggal publish: 23/02/2021
Berita
“Sekarang, anda beritahu saya benda apa ini.. Fenomena ini terjadi di Jepang hari ini.”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Twitter dengan nama pengguna FreedomWriter69 mengunggah dua buah foto (17/2) yang menunjukkan fenomena awan berbentuk balon. Kedua foto tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa fenomena tersebut terjadi di Jepang pada 17 Februari 2021 waktu setempat.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan fenomena alam yang terjadi pada 17 Februari 2021, melainkan terjadi pada tahun 2015 yang lalu. Foto yang sama telah diunggah oleh pengguna Twitter NicoSpqy9ba9 pada 21 November 2015 waktu setempat. Berdasarkan keterangan yang dicantumkan, fenomena awan berbentuk balon tersebut terjadi di Asaka, Koriyama, Jepang, sekitar pukul 16:00 waktu setempat. Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya fenomena tersebut.
Dengan demikian, foto yang diunggah oleh pengguna Twitter dengan nama pengguna FreedomWriter69 tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan fenomena alam yang terjadi pada 17 Februari 2021, melainkan terjadi pada tahun 2015 yang lalu. Foto yang sama telah diunggah oleh pengguna Twitter NicoSpqy9ba9 pada 21 November 2015 waktu setempat. Berdasarkan keterangan yang dicantumkan, fenomena awan berbentuk balon tersebut terjadi di Asaka, Koriyama, Jepang, sekitar pukul 16:00 waktu setempat. Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya fenomena tersebut.
Dengan demikian, foto yang diunggah oleh pengguna Twitter dengan nama pengguna FreedomWriter69 tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Foto tersebut bukan merupakan fenomena alam yang terjadi pada 17 Februari 2021, melainkan terjadi pada 21 November 2015 yang lalu.
Foto tersebut bukan merupakan fenomena alam yang terjadi pada 17 Februari 2021, melainkan terjadi pada 21 November 2015 yang lalu.
Rujukan
(GFD-2021-6405) [SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 23/02/2021
Berita
“🙏👫💑💏👪:
Share…dari Ketua Satgas Covid Pak Dwiyono
Informasi tentang pencegahan Covid19:
Air panas yang Anda minum baik untuk tenggorokan Anda.”
Pesan berantai satgas covid 19
Uap bunuh virus corona
Share…dari Ketua Satgas Covid Pak Dwiyono
Informasi tentang pencegahan Covid19:
Air panas yang Anda minum baik untuk tenggorokan Anda.”
Pesan berantai satgas covid 19
Uap bunuh virus corona
Hasil Cek Fakta
Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp mengatasnamakan Ketua Satgas Covid Dwiyono yang menginformasikan bahwa menghirup uap panas dari hidung dan mulut dapat menghilangkan virus Covid-19. Selain itu, penambahan eucalyptus Oil pada uap panas dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelusuran, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bernama Doni Monardo, bukan Dwiyono seperti yang disebutkan dalam pesan berantai itu. Tidak ditemukan juga pernyataan Doni Monardo yang menyatakan bahwa uap air panas dapat menghilangkan virus Covid-19.
Mengutip dari Tempo, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar menegaskan, menghirup uap air panas tidak dapat menghilangkan virus Covid-19. Ia juga menyatakan, belum ada penelitian kesehatan yang secara resmi membuktikan virus Covid-19 dapat hilang dengan menghirup uap air panas.
Selain itu, klaim eucalyptus oil atau minyak kayu putih dapat menghilangkan virus Covid-19 juga menyesatkan. Mengutip dari Kompas, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSI, menyatakan bahwa eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat anti bakteri, anti virus, dan anti jamur, namun bukan berarti virus Covid-19 dapat hilang dengan eucalyptus.
“Memang pernah ada penelitian eucalyptus efektif untuk membunuh virus betacorona, tetapi bukan virusnya Covid-19, SARS-CoV-2,” kata dr Inggrid kepada Kompas.com.
Penyataan tersebut juga didukung oleh peneliti sekaligus dosen Fakultas Kehutanan UGM, Rini Pujiarti, Ph.D. Melaui laman resmi Universitas Gadjah Mada, ia mengungkapkan bahwa klaim eucalyptus dapat menghilangkan virus Covid-19 tidak bisa sepenuhnya dipercaya karena belum ada pembuktian klinis untuk validasinya sebagai obat Covid-19. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Informasi serupa sempat beberapa kali dibahas dalam artikel Turn Back Hoax, salah satunya berjudul “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” yang terbit pada 15 Januari 2021.
Dari berbagai fakta yang telah dijabarkan, pesan berantai WhatsApp ini dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bernama Doni Monardo, bukan Dwiyono seperti yang disebutkan dalam pesan berantai itu. Tidak ditemukan juga pernyataan Doni Monardo yang menyatakan bahwa uap air panas dapat menghilangkan virus Covid-19.
Mengutip dari Tempo, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar menegaskan, menghirup uap air panas tidak dapat menghilangkan virus Covid-19. Ia juga menyatakan, belum ada penelitian kesehatan yang secara resmi membuktikan virus Covid-19 dapat hilang dengan menghirup uap air panas.
Selain itu, klaim eucalyptus oil atau minyak kayu putih dapat menghilangkan virus Covid-19 juga menyesatkan. Mengutip dari Kompas, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSI, menyatakan bahwa eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat anti bakteri, anti virus, dan anti jamur, namun bukan berarti virus Covid-19 dapat hilang dengan eucalyptus.
“Memang pernah ada penelitian eucalyptus efektif untuk membunuh virus betacorona, tetapi bukan virusnya Covid-19, SARS-CoV-2,” kata dr Inggrid kepada Kompas.com.
Penyataan tersebut juga didukung oleh peneliti sekaligus dosen Fakultas Kehutanan UGM, Rini Pujiarti, Ph.D. Melaui laman resmi Universitas Gadjah Mada, ia mengungkapkan bahwa klaim eucalyptus dapat menghilangkan virus Covid-19 tidak bisa sepenuhnya dipercaya karena belum ada pembuktian klinis untuk validasinya sebagai obat Covid-19. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Informasi serupa sempat beberapa kali dibahas dalam artikel Turn Back Hoax, salah satunya berjudul “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” yang terbit pada 15 Januari 2021.
Dari berbagai fakta yang telah dijabarkan, pesan berantai WhatsApp ini dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, belum ada penelitian kesehatan yang secara resmi membuktikan hirup uap air panas dapat membunuh virus Corona, terlebih yang menggunakan eucalyptus Oil.
Faktanya, belum ada penelitian kesehatan yang secara resmi membuktikan hirup uap air panas dapat membunuh virus Corona, terlebih yang menggunakan eucalyptus Oil.
Rujukan
- https://www.suara.com/news/2020/09/16/065724/profil-doni-monardo-ketua-gugus-tugas-percepatan-penanganan-covid-19?page=all
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/707/fakta-atau-hoaks-benarkah-menghirup-uap-air-panas-bisa-membunuh-virus-corona-covid-19
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/02/110704965/klarifikasi-minyak-kayu-putih-dapat-membunuh-covid-19?page=1
- https://www.ugm.ac.id/id/berita/19700-eucalyptus-belum-terbukti-bisa-bunuh-virus-corona
Halaman: 5585/6611