Narasi yang menyebutkan bahwa Kementerian Agama RI telah mengganti terjemahan Surat Al Kafirun dalam Al-Quran dengan kata non-muslim, beredar di media sosial. Kabar itu diunggah oleh akun Qowiyah Althafunnisa Abdullah di Facebook pada 16 Maret 2019.
Akun tersebut mengunggah tangkapan layar sebuah berita dari media Operaind News tanggal 14 Maret 2019. Berita tersebut berjudul “Menag: Revisi Terjemahan Al Qur’an Siap Dicetak, Surah Al Kafirun Sudah Kami Ganti dengan Kata Non Muslim”. Berita itu lengkap dengan foto Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
(GFD-2019-1293) [SALAH] Tejemahan Surah Al Kafirun Diganti Kata Non Muslim
Sumber: FacebookTanggal publish: 20/03/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Muchlis M Hanafi memastikan informasi itu tidak benar. "Kami pastikan itu adalah hoax," tegas Muchlis M Hanafi di Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2019, dikutip dari laman Kementerian Agama.
Menurutnya, LPMQ memang tengah melakukan revisi terjemahan Al-Qur'an. Hal itu sudah dilakukan sejak tahun 2017. Proses kajian dan revisi terjemah masih berlangsung dan hasilnya akan diseminarkan terlebih dahulu oleh Ulama Al-Quran di Indonesia sebelum disahkan.
"Nama surat Al-Kafirun tetap, tidak ada perubahan. Sebab, itu memang nama surat dan tidak termasuk kajian dan pengembangan terjemah Al-Quran," katanya menegaskan.
Menurutnya, LPMQ memang tengah melakukan revisi terjemahan Al-Qur'an. Hal itu sudah dilakukan sejak tahun 2017. Proses kajian dan revisi terjemah masih berlangsung dan hasilnya akan diseminarkan terlebih dahulu oleh Ulama Al-Quran di Indonesia sebelum disahkan.
"Nama surat Al-Kafirun tetap, tidak ada perubahan. Sebab, itu memang nama surat dan tidak termasuk kajian dan pengembangan terjemah Al-Quran," katanya menegaskan.
Rujukan
(GFD-2019-1292) [SALAH] “Ternyata begini cara Presiden mengajarkan politik”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/03/2019
Berita
“Ternyata begini cara Presiden mengajarkan politik kepada rakyatnya.
Nilailah sendiri oleh kalian !!!”.
Nilailah sendiri oleh kalian !!!”.
Hasil Cek Fakta
Pelintiran tahun lalu. Post SUMBER membagikan video berita tahun 2015, diedarkan mendekati pilpres untuk membangun premis pelintiran mengenai “politik uang”, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
(GFD-2019-1290) [BENAR] Klarifikasi Bukalapak Terkait Kabar Peretasan Situsnya
Sumber:Tanggal publish: 19/03/2019
Hasil Cek Fakta
Seorang hacker asal Pakistan dengan akun Gnosticplayers mengklaim telah meretas dan mencuri data jutaan akun dari sejumlah situs populer di dunia, termasuk Bukalapak dan Youthmanual, pihak Bukalapak pun memberikan klarifikasi.
Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono, mengkonfirmasi bahwa pernah ada yang mencoba meretas situs mereka. Namun, tidak ada data pengguna yang berhasil dicuri peretas. Intan memastikan, data penting pengguna, seperti password, rekaman finansial, serta informasi lain milik pengguna aman dari serangan hacker.
“Kami selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak demi memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, dan memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan,” ujar Intan.
Intan juga mengatakan, upaya peretasan memang sangat berpotensi terjadi di industri digital. “Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital,” katanya.
Meski demikian, sebagai langkah pengamanan tambahan, Intan mengimbau para pengguna secara rutin mengganti password dan mengaktifkan sistem keamanan dua langkah (two-factor authentication).
Intan menyarankan, para pengguna menjaga kerahasiaan password dan menggunakan panduan keamanan yang sudah disediakan Bukalapak (www.bukalapak.com/security_guide). “Kami juga menyarankan menjaga kerahasiaan password Anda dan menggunakan security guide yang sudah disediakan Bukalapak,” imbau Intan.
Lebih jauh, kata Intan, Bukalapak menyatakan akan selalu bekerja sama dengan para pengguna demi kenyamanan selama bertransaksi. “Kami percaya bahwa transparansi penting untuk memastikan kepercayaan pengguna kami di Bukalapak,” ujarnya.
Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono, mengkonfirmasi bahwa pernah ada yang mencoba meretas situs mereka. Namun, tidak ada data pengguna yang berhasil dicuri peretas. Intan memastikan, data penting pengguna, seperti password, rekaman finansial, serta informasi lain milik pengguna aman dari serangan hacker.
“Kami selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak demi memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, dan memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan,” ujar Intan.
Intan juga mengatakan, upaya peretasan memang sangat berpotensi terjadi di industri digital. “Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital,” katanya.
Meski demikian, sebagai langkah pengamanan tambahan, Intan mengimbau para pengguna secara rutin mengganti password dan mengaktifkan sistem keamanan dua langkah (two-factor authentication).
Intan menyarankan, para pengguna menjaga kerahasiaan password dan menggunakan panduan keamanan yang sudah disediakan Bukalapak (www.bukalapak.com/security_guide). “Kami juga menyarankan menjaga kerahasiaan password Anda dan menggunakan security guide yang sudah disediakan Bukalapak,” imbau Intan.
Lebih jauh, kata Intan, Bukalapak menyatakan akan selalu bekerja sama dengan para pengguna demi kenyamanan selama bertransaksi. “Kami percaya bahwa transparansi penting untuk memastikan kepercayaan pengguna kami di Bukalapak,” ujarnya.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/857357884596748/
- https://turnbackhoax.id/2019/03/19/benar-klarifikasi-bukalapak-terkait-kabar-peretasan-situsnya/
- https://bisnis.tempo.co/read/1186495/bantah-data-pengguna-diperjualbelikan-bukalapak-sarankan-ini
- https://tekno.kompas.com/read/2019/03/18/11470067/bukalapak-bantah-jutaan-akun-penggunanya-dicuri-hacker
- https://teknologi.bisnis.com/read/20190318/266/901011/bantah-dibobol-gnosticplayers-bukalapak-himbau-pengguna-ganti-password
- https://katadata.co.id/berita/2019/03/18/bukalapak-sebut-tak-ada-data-pribadi-pengguna-yang-diretas
(GFD-2019-1289) [BENAR] “Indochina” di Foto Kontainer “Southern Hauliers”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 18/03/2019
Berita
“Apa maksudnya ini…
Ada yg bisa kasih penjelasan?”.
Ada yg bisa kasih penjelasan?”.
Hasil Cek Fakta
Foto yang sama di 2016 lalu dipelintir menjadi “Negara Indonesia-China”. Mengacu ke informasi mengenai negara-negara yang dilayani, konteks yang benar adalah Laos, Thailand dan Vietnam. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
Halaman: 5552/5740