(GFD-2019-1737) [SALAH] Foto Suntingan “Capres kartu”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/04/2019
Berita
“Capres kartu..”
Hasil Cek Fakta
Yang berada di foto asli adalah Walter Cavanagh, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan NARASI.
Rujukan
(GFD-2019-1736) [SALAH] “Pengarang “Jokowi Undercover” semasa mudanya berteman dengan Jokowi”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/04/2019
Berita
Cek salinannya di (2) bagian REFERENSI.
Hasil Cek Fakta
Bambang Tri kuliah di Unsoed (Purwokerto), sementara foto yang dibagikan adalah kegiatan Jokowi bersama Mapala UGM. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
(GFD-2019-1735) [SALAH] Potongan Langsung Alfamart Untuk Bayar Sembako Pilpres
Sumber: Media Sosial InstagramTanggal publish: 06/04/2019
Berita
Hati hati belanja di Alfamart Ternyata ada tambahan potongan langsung 10rb utk bayar sembako pilpres....
☝HATI2 , mulai sekarang belanja di *alfamart* ada pembebanan *Rp. 10.000,-* utk donasi kepentingan misi grup 02 Hrs teliti !!!
☝HATI2 , mulai sekarang belanja di *alfamart* ada pembebanan *Rp. 10.000,-* utk donasi kepentingan misi grup 02 Hrs teliti !!!
Hasil Cek Fakta
Beredar di media sosial postingan tentang potongan langsung dari Alfamart untuk sumbangan sembako Pilpres. Dalam postingan yang beredar, terdapat foto struk belanja dari Alfamart di daerah Cimalati. Pada bagian bawah struk tersebut tertera tulisan “DONASIKU SEMBAKO GRATIS” disertai jumlah uang Rp10ribu.
Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa postingan itu tidak benar. Dilansir dari liputan6.com dan antaranews.com, Corporate Communication GM PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Nur Rachman menegaskan, kabar yang beredar di media sosial itu merupakan hoaks.
Nur menjelaskan, pihaknya memiliki standar operasional prosedur (SOP) jika menawarkan donasi kepada konsumen. Petugas kasir diwajibkan menanyakan ke konsumen apakah berkenan memberikan donasi.
“Jadi tidak ada sistem potong langsung. Kasir wajib menawarkan dahulu kepada konsumen apakah bersedia untuk berdonasi? Jika tidak, uang akan dikembalikan,” jelas Nur.
Adapun, Nur Rachman juga menjelaskan terkait foto dalam postingan yang telah beredar. Ia menjelaskan, kejadian tersebut merupakan salah input kasir kepada konsumen bernama Ibu Rahmi saat berbelanja di toko SAT Cimalati (X070), Jawa Barat, pada 27 Maret 2019.
“Saat itu, Ibu Rahmi dilayani oleh kasir atas nama Heryan Aslam (18122000) dengan total belanjaan sebesar Rp23.900 dan melakukan pembayaran dengan uang tunai sebesar Rp100.000 dengan kembalian tertera di layar sebesar Rp76.100,” terangnya.
Setelah itu, kasir melakukan penawaran donasi kepada konsumen tersebut sebesar Rp100 dengan ungkapan "Seratus rupiahnya boleh buat donasi bu?" dan konsumen tersebut menjawab bahwa ia bersedia untuk melakukan donasi Rp100.
“Jadi, kembalian konsumen seharusnya Rp76.000, tetapi kasir salah input donasi menjadi Rp10.000 dan langsung cash end. Saat itu juga kasir mengonfirmasi kepada kosumen tersebut bahwa ia salah input donasi dan menggantinya dengan uang tunai, sehingga konsumen tetap mendapatkan kembalian utuh sebesar Rp76.000,” papar Nur.
Nur mengatakan, atas kejadian itu, pihaknya sudah menyampaikan permohonan maaf kepada konsumen bernama Ibu Rahmi. “Kami telah menyampaikan permohonan maaf kepada Ibu Rahmi. Kami pun telah menjelaskan bahwa saat transaksi telah terjadi human error atau kesalahan dalam memasukkan nilai donasi oleh kasir, namun sudah diganti dengan uang tunai. Kami juga telah menghubungi kembali ke konsumen dan tidak mempermasalahkan lagi setelah menerima penjelasan,” ungkap Nur.
Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa postingan itu tidak benar. Dilansir dari liputan6.com dan antaranews.com, Corporate Communication GM PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Nur Rachman menegaskan, kabar yang beredar di media sosial itu merupakan hoaks.
Nur menjelaskan, pihaknya memiliki standar operasional prosedur (SOP) jika menawarkan donasi kepada konsumen. Petugas kasir diwajibkan menanyakan ke konsumen apakah berkenan memberikan donasi.
“Jadi tidak ada sistem potong langsung. Kasir wajib menawarkan dahulu kepada konsumen apakah bersedia untuk berdonasi? Jika tidak, uang akan dikembalikan,” jelas Nur.
Adapun, Nur Rachman juga menjelaskan terkait foto dalam postingan yang telah beredar. Ia menjelaskan, kejadian tersebut merupakan salah input kasir kepada konsumen bernama Ibu Rahmi saat berbelanja di toko SAT Cimalati (X070), Jawa Barat, pada 27 Maret 2019.
“Saat itu, Ibu Rahmi dilayani oleh kasir atas nama Heryan Aslam (18122000) dengan total belanjaan sebesar Rp23.900 dan melakukan pembayaran dengan uang tunai sebesar Rp100.000 dengan kembalian tertera di layar sebesar Rp76.100,” terangnya.
Setelah itu, kasir melakukan penawaran donasi kepada konsumen tersebut sebesar Rp100 dengan ungkapan "Seratus rupiahnya boleh buat donasi bu?" dan konsumen tersebut menjawab bahwa ia bersedia untuk melakukan donasi Rp100.
“Jadi, kembalian konsumen seharusnya Rp76.000, tetapi kasir salah input donasi menjadi Rp10.000 dan langsung cash end. Saat itu juga kasir mengonfirmasi kepada kosumen tersebut bahwa ia salah input donasi dan menggantinya dengan uang tunai, sehingga konsumen tetap mendapatkan kembalian utuh sebesar Rp76.000,” papar Nur.
Nur mengatakan, atas kejadian itu, pihaknya sudah menyampaikan permohonan maaf kepada konsumen bernama Ibu Rahmi. “Kami telah menyampaikan permohonan maaf kepada Ibu Rahmi. Kami pun telah menjelaskan bahwa saat transaksi telah terjadi human error atau kesalahan dalam memasukkan nilai donasi oleh kasir, namun sudah diganti dengan uang tunai. Kami juga telah menghubungi kembali ke konsumen dan tidak mempermasalahkan lagi setelah menerima penjelasan,” ungkap Nur.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/868504770148726/
- https://turnbackhoax.id/2019/04/06/salah-potongan-langsung-alfamart-untuk-bayar-sembako-pilpres/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/3934693/cek-fakta-hoaks-donasi-sembako-pilpres-di-alfamart
- https://www.antaranews.com/berita/818488/alfamart-bantah-potong-langsung-donasi-rp10000-di-cimalati
- https://www.brito.id/post/soal-donasi-terpoting-rp10.000-di-cimalati-begini-kata-alfamart
(GFD-2019-1689) [SALAH] Bupati Nduga Diculik TNI
Sumber: Media Sosial FacebookTanggal publish: 05/04/2019
Berita
BUPATI NDUGA TELAH DI CULIK OLEH TNI
KRONOLOGIS SINGKAT
Pada tanggal 1 April 2019, Presiden Rebublik Indonesia datang ke Papua dalam rangka kampanye tertutup di hotel aston Jayapura
Papua .
Pada saat itu b
Nupati Nduga Yairus Gwijangge bersama sekda Nduga Namia Gwijangge, bertemu dengan Presiden RI,
Dan sampaikan bawah di Kabupaten Nduga sedang operasi militer Indonesia sehingga masyarakat mengungsi keluar tidak satupun ditempat, sehingga pemilihan tidak akan perna terjadi
Oleh sebab itu tolong Bapa Presiden tarik kembali pasukan yang Bapa kirim di Nduga
Kemudian Presiden mengatakan bahwa " saya tidak kalau itu ada operasi militer di Nduga, maka saya akan perintahkan pasukan tarik kembali, supaya Masyarakat kembali pulang ke kampung masing-masing "
Setelah itu Bupati Nduga bersama Sekda Nduga pulang kerumah masing-masing
Pada tanggal 02 April 2019, pagi sekitar pukul 09.00 wpb, Bupati dan rombongannya sedang siap-siap untuk mau menuju ke Timika-Nduga,
Tiba-tiba seorang anggota kopasus atas nama kapten Inf ASHARI BIN ANDI PASANRANGI, SE Nip 11980019821171
Duluhnya pernah bertugas di Kabupaten Nduga sebagai pamung dan juga Bupati Nduga lantik sebagai kepala kantor KESBANGPOL Kabupaten Nduga,
Pada akhir tahun 2017 Dia mudurkan diri dari jabatannya dan saat ini sebagai kopasus kodam cenderawasi papua,
Datang kerumah Bupati Nduga dan sampaikan kepada ajudan Bupati bahwa sedang perluh sama Bapa Bupati sehingga kasih ijin masuk kemudian
Begitu bupati keluar dari kamar langsung culik dan bahwa kedalam mobil lalu bawah
Namun Bupati Nduga merontak di tengah jalan dengan katakan, kamu harus bawah saya ke anak-anak saya yang di rumah dan merontak membuat, bawah kembali Bupati kerumah dan Bupati sampaikan kepada anak-anak bahwa Bapa di culik tapi Allah dan Alam masih berpihak pada Bapa jadi Bapa kembali, sementara bicara anggota kopasus tersebut memaksa cepat sehingga, Bupati maupun anak-anak dirumahnya dalam kebingungan dan ketakutan membuat tidak satupun bawah hp , tas dll.
Sekitar puku 09.27wpb. Bahwa Bupati Nduga bersama anak-anaknya ke kodam cenderawasi papua, tiba sekitar jam 10.30 wpb,
Selanjutnya intograsi Bupati Nduga Yairus Gwijangge sampai pukul 15.30 wpb. Kemudian lepaskan Bupati Nduga bersama anak-anaknya dan pulang ke kediaman
Pertanyaan kodam itu seputar Bupati bertemu dengan Presiden dan 3 buku besar buka di hadapan Bupati Nduga, dan mengatakan bahwa " bupati telah melanggar UU tentang makar, pasal-pasal tersebut tidak boleh suruh tarik pasukan,
Dan Bupati Nduga mengatakan bahwa " apa yang saya katakan sesuai dengan keinginan dan perkataan masyarakat saya, jadi wajar saya sampaikan kepada pak Presiden " namun TNI Mepertahankan ego dan setimen mereka, bahwa Bupati telah salah dan melanggar hukum,
Saya mau tanya beberapa pertanyaan :
1. Di sini saya sebagai anak dan sebagai masyarakat awam mau tanya ada UU untuk seorang Bupati atau seorang penjabat?
2. Apakah seorang Bupati harus di culik seperti pencuri atau ada surat panggilan?
3. Kalau cara culik Seorang Bupati seperti begini ada proses hukum untuk pelakunya kah tidak?
4. Kami mohon tolong pantahu kami baik pemerintah Nduga maupun suku Nduga kami dalam gegaman TNI/POLRI saat ini
Sentani, 03 April 2019
Kronologis lengkap akan menyusul...
KRONOLOGIS SINGKAT
Pada tanggal 1 April 2019, Presiden Rebublik Indonesia datang ke Papua dalam rangka kampanye tertutup di hotel aston Jayapura
Papua .
Pada saat itu b
Nupati Nduga Yairus Gwijangge bersama sekda Nduga Namia Gwijangge, bertemu dengan Presiden RI,
Dan sampaikan bawah di Kabupaten Nduga sedang operasi militer Indonesia sehingga masyarakat mengungsi keluar tidak satupun ditempat, sehingga pemilihan tidak akan perna terjadi
Oleh sebab itu tolong Bapa Presiden tarik kembali pasukan yang Bapa kirim di Nduga
Kemudian Presiden mengatakan bahwa " saya tidak kalau itu ada operasi militer di Nduga, maka saya akan perintahkan pasukan tarik kembali, supaya Masyarakat kembali pulang ke kampung masing-masing "
Setelah itu Bupati Nduga bersama Sekda Nduga pulang kerumah masing-masing
Pada tanggal 02 April 2019, pagi sekitar pukul 09.00 wpb, Bupati dan rombongannya sedang siap-siap untuk mau menuju ke Timika-Nduga,
Tiba-tiba seorang anggota kopasus atas nama kapten Inf ASHARI BIN ANDI PASANRANGI, SE Nip 11980019821171
Duluhnya pernah bertugas di Kabupaten Nduga sebagai pamung dan juga Bupati Nduga lantik sebagai kepala kantor KESBANGPOL Kabupaten Nduga,
Pada akhir tahun 2017 Dia mudurkan diri dari jabatannya dan saat ini sebagai kopasus kodam cenderawasi papua,
Datang kerumah Bupati Nduga dan sampaikan kepada ajudan Bupati bahwa sedang perluh sama Bapa Bupati sehingga kasih ijin masuk kemudian
Begitu bupati keluar dari kamar langsung culik dan bahwa kedalam mobil lalu bawah
Namun Bupati Nduga merontak di tengah jalan dengan katakan, kamu harus bawah saya ke anak-anak saya yang di rumah dan merontak membuat, bawah kembali Bupati kerumah dan Bupati sampaikan kepada anak-anak bahwa Bapa di culik tapi Allah dan Alam masih berpihak pada Bapa jadi Bapa kembali, sementara bicara anggota kopasus tersebut memaksa cepat sehingga, Bupati maupun anak-anak dirumahnya dalam kebingungan dan ketakutan membuat tidak satupun bawah hp , tas dll.
Sekitar puku 09.27wpb. Bahwa Bupati Nduga bersama anak-anaknya ke kodam cenderawasi papua, tiba sekitar jam 10.30 wpb,
Selanjutnya intograsi Bupati Nduga Yairus Gwijangge sampai pukul 15.30 wpb. Kemudian lepaskan Bupati Nduga bersama anak-anaknya dan pulang ke kediaman
Pertanyaan kodam itu seputar Bupati bertemu dengan Presiden dan 3 buku besar buka di hadapan Bupati Nduga, dan mengatakan bahwa " bupati telah melanggar UU tentang makar, pasal-pasal tersebut tidak boleh suruh tarik pasukan,
Dan Bupati Nduga mengatakan bahwa " apa yang saya katakan sesuai dengan keinginan dan perkataan masyarakat saya, jadi wajar saya sampaikan kepada pak Presiden " namun TNI Mepertahankan ego dan setimen mereka, bahwa Bupati telah salah dan melanggar hukum,
Saya mau tanya beberapa pertanyaan :
1. Di sini saya sebagai anak dan sebagai masyarakat awam mau tanya ada UU untuk seorang Bupati atau seorang penjabat?
2. Apakah seorang Bupati harus di culik seperti pencuri atau ada surat panggilan?
3. Kalau cara culik Seorang Bupati seperti begini ada proses hukum untuk pelakunya kah tidak?
4. Kami mohon tolong pantahu kami baik pemerintah Nduga maupun suku Nduga kami dalam gegaman TNI/POLRI saat ini
Sentani, 03 April 2019
Kronologis lengkap akan menyusul...
Hasil Cek Fakta
Beredar kabar yang menyebutkan Bupati Nduga, Yarius Gwijangge telah diculik oleh oknum TNI. Kabar tersebut tersebar melalui media sosial Facebook. Dalam klaim isu penculikan tersebut, Bupati Nduga diculik pada tanggal 2 April 2019.
Kabar tersebut mendapat tanggapan pihak Kepolisian Papua. Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ia menyebutkan bahwa isu penculikan Bupati Nduga ialah hoaks. Irjen Pol Martuani pun mengatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya hingga kini masih mendalami kemunculan isu yang menyesatkan publik tersebut.
“Soal kabar yang berkembang kalau Bupati Nduga ini diculik akan kita lakukan penyelidikan dan motivasinya apa sehingga menyebarkan berita-berita bohong seperti ini,” kata Irjen Pol Martuani.
Dia mengungkapkan, dengan adanya kabar bahwa Bupati Nduga di culik, ini sama saja telah menimbulkan satu masalah baru dan dirinya memastikan bahwa itu adalah berita bohong dan itu akan di jerat dengan Undang-undang ITE.
“Nanti Polda Papua akan melakukan penyelidikan khusus terkait dengan berita itu dan itu akan di kejar terus sampai yang menyebarkan kabar itu tertangkap,” tegas Kapolda Papua tersebut.
Bantahan tentang penculikan Bupati Nduga pun disampaikan oleh Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP). Melalui siaran persnya, Presiden PGBP, Dr. Socratez S.Yoman, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengklarifikasi isu tersebut kepada Bupati Nduga secara langsung. Berikut kutipan siaran pers dari PGBP:
[…] Press Release: Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
BUPATI KABUPATEN NDUGA, YAIRUS GWIYANGGE TIDAK DICULIK
Seteleh Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) mendapat informasi melalui Media Sosial (Medsos) bahwa bupati Kabupaten Nduga, Yairus Gwiyangge diculik oleh Kopassus, kami mencari kebebaran informasi untuk kepentingan advokasi, maka pada 4 April 2019 jam 7.47, kami komunikasi langsung kepada bupati Nduga. Kepastian Informasi yang kami terima dari bupati Nduga sebagai berikut:
1. Saya tidak diculik, tapi kami hanya koordinasi dengan Pangdam XVII Cenderawasih.
2. Pihak Kodam XVII Cenderawasih mempertanyakan kepada saya, mengapa pak bupati meminta kepada Presiden Ir.Joko Widodo untuk menarik pasukan Non Organik dari Kabupaten Nduga? Di Nduga ada dua kegiatan: TNI masih mengerjalan jalan Trans Papua di Nduga dan TNI masih kejar anggota OPM.
3. Saya sampaikan kepada pihak Kodam XVII bahwa apa yang saya sampaikan kepada Presiden Jokowi bukan kemauan dan inisiatif saya sendiri. Saya sampaikan permintaan dari rakyat Nduga yang memilih saya sebagai bupati. Jadi, untuk penarikan pasukan Non Organik di Nduga harus dilakukan.
4. Saya sampaikan penarikan pasukan dari Nduga sesuai dengan laporan saya tentang situasi Nduga yang tidak aman, rakyat sudah mengungsi ke hutan-hutan dan daerah-daerah terdekat kepada Presiden Jokowi.
5. Gubernur Papua, wakil gubernur Papua, Ketua DPRP, Ketua MRP, para bupati, walikota, Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua sudah dengar secara langsung dari mulut Presiden Republik Indonesia, bahwa seluruh pasukan Non Organik di Nduga harus ditarik segera. Penegasan Presiden sudah jelas dan tegas. Pasukan TNI Non Organik harus ditarik karena ini permintaan rakyat Nduga dan didukung penuh oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
Setelah mendengar informasi langsung dari bupati Nduga, sikap Badan Pelayan Pusat Persukutuan Gereja-gereja Baptis Papua menyatakan sebagai berikut:
1. Kami mendukung penuh penarikan pasukan Non Organik dari Nduga karena kehadiran TNI Non Organik menyebabkan rakyat Nduga menderita, ketakutan yang luar biasa, banyak yang mati karena ditembak dalam operasi TNI, mati karena lapar dan kedinginan di hutan, ada keresahan kuar biasa, tidak aman
dan rakyat Nduga telah meninggalkan kampung halaman mereka.
2. Persoalan di Nduga dan Papua pada umumnya diselesaikan lewat dialog antar OPM dengan pemerintah Indonesia yang dimediasi pihak pihak ketiga yang lebih Netral bukan dengan pendekatan keamanan atau moncong senjata. Karena kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah, sebaliknya mendatangkan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan yang lebih kejam.
Terima kasih.
Ita Wakhu Purom, 4 April 2019
Badan Pelayan Pusat
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
Presiden,
Dr. Socratez S.Yoman[…]
Berdasarkan klarifikasi tersebut, maka isu penculikan Bupati Nduga, Yarius Gwijangge tidak benar. Atas ketidakbenaran itu, maka isu penculikan Bupati Nduga masuk kategori Fabricated Content.
Kabar tersebut mendapat tanggapan pihak Kepolisian Papua. Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ia menyebutkan bahwa isu penculikan Bupati Nduga ialah hoaks. Irjen Pol Martuani pun mengatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya hingga kini masih mendalami kemunculan isu yang menyesatkan publik tersebut.
“Soal kabar yang berkembang kalau Bupati Nduga ini diculik akan kita lakukan penyelidikan dan motivasinya apa sehingga menyebarkan berita-berita bohong seperti ini,” kata Irjen Pol Martuani.
Dia mengungkapkan, dengan adanya kabar bahwa Bupati Nduga di culik, ini sama saja telah menimbulkan satu masalah baru dan dirinya memastikan bahwa itu adalah berita bohong dan itu akan di jerat dengan Undang-undang ITE.
“Nanti Polda Papua akan melakukan penyelidikan khusus terkait dengan berita itu dan itu akan di kejar terus sampai yang menyebarkan kabar itu tertangkap,” tegas Kapolda Papua tersebut.
Bantahan tentang penculikan Bupati Nduga pun disampaikan oleh Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP). Melalui siaran persnya, Presiden PGBP, Dr. Socratez S.Yoman, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengklarifikasi isu tersebut kepada Bupati Nduga secara langsung. Berikut kutipan siaran pers dari PGBP:
[…] Press Release: Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
BUPATI KABUPATEN NDUGA, YAIRUS GWIYANGGE TIDAK DICULIK
Seteleh Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) mendapat informasi melalui Media Sosial (Medsos) bahwa bupati Kabupaten Nduga, Yairus Gwiyangge diculik oleh Kopassus, kami mencari kebebaran informasi untuk kepentingan advokasi, maka pada 4 April 2019 jam 7.47, kami komunikasi langsung kepada bupati Nduga. Kepastian Informasi yang kami terima dari bupati Nduga sebagai berikut:
1. Saya tidak diculik, tapi kami hanya koordinasi dengan Pangdam XVII Cenderawasih.
2. Pihak Kodam XVII Cenderawasih mempertanyakan kepada saya, mengapa pak bupati meminta kepada Presiden Ir.Joko Widodo untuk menarik pasukan Non Organik dari Kabupaten Nduga? Di Nduga ada dua kegiatan: TNI masih mengerjalan jalan Trans Papua di Nduga dan TNI masih kejar anggota OPM.
3. Saya sampaikan kepada pihak Kodam XVII bahwa apa yang saya sampaikan kepada Presiden Jokowi bukan kemauan dan inisiatif saya sendiri. Saya sampaikan permintaan dari rakyat Nduga yang memilih saya sebagai bupati. Jadi, untuk penarikan pasukan Non Organik di Nduga harus dilakukan.
4. Saya sampaikan penarikan pasukan dari Nduga sesuai dengan laporan saya tentang situasi Nduga yang tidak aman, rakyat sudah mengungsi ke hutan-hutan dan daerah-daerah terdekat kepada Presiden Jokowi.
5. Gubernur Papua, wakil gubernur Papua, Ketua DPRP, Ketua MRP, para bupati, walikota, Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua sudah dengar secara langsung dari mulut Presiden Republik Indonesia, bahwa seluruh pasukan Non Organik di Nduga harus ditarik segera. Penegasan Presiden sudah jelas dan tegas. Pasukan TNI Non Organik harus ditarik karena ini permintaan rakyat Nduga dan didukung penuh oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
Setelah mendengar informasi langsung dari bupati Nduga, sikap Badan Pelayan Pusat Persukutuan Gereja-gereja Baptis Papua menyatakan sebagai berikut:
1. Kami mendukung penuh penarikan pasukan Non Organik dari Nduga karena kehadiran TNI Non Organik menyebabkan rakyat Nduga menderita, ketakutan yang luar biasa, banyak yang mati karena ditembak dalam operasi TNI, mati karena lapar dan kedinginan di hutan, ada keresahan kuar biasa, tidak aman
dan rakyat Nduga telah meninggalkan kampung halaman mereka.
2. Persoalan di Nduga dan Papua pada umumnya diselesaikan lewat dialog antar OPM dengan pemerintah Indonesia yang dimediasi pihak pihak ketiga yang lebih Netral bukan dengan pendekatan keamanan atau moncong senjata. Karena kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah, sebaliknya mendatangkan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan yang lebih kejam.
Terima kasih.
Ita Wakhu Purom, 4 April 2019
Badan Pelayan Pusat
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
Presiden,
Dr. Socratez S.Yoman[…]
Berdasarkan klarifikasi tersebut, maka isu penculikan Bupati Nduga, Yarius Gwijangge tidak benar. Atas ketidakbenaran itu, maka isu penculikan Bupati Nduga masuk kategori Fabricated Content.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/867856223546914/
- https://turnbackhoax.id/2019/04/05/salah-bupati-nduga-diculik-tni/
- https://www.suara.com/partner/content/kabarpapua/2019/04/05/070257/kapolda-papua-kabar-bupati-nduga-diculik-itu-bohong
- https://kabarpapua.co/kapolda-papua-kabar-bupati-nduga-diculik-itu-bohong/
- https://indonesiainside.id/polda-papua-kabar-bupati-nduga-diculik-tidak-benar/
- https://pospapua.com/kapolda-papua-kabar-bupati-nduga-diculik-itu-hoax/
- https://lintaspapua.com/2019/04/04/bupati-kabupaten-nduga-yairus-gwijangge-tidak-diculik/
Halaman: 5539/5739