• (GFD-2020-5758) [CEK FAKTA] Bawaslu PALI Benarkan Satgas Paslon Amankan Avanza Plat Merah Bawa Amplop Berisi Uang

    Sumber: Media Sosial
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita

    Video-video penangkapan mobil yang didalamnya ditemukan sejumlah amplop ini tersebar di media sosial, salah satunya di-posting oleh akun pali-up. Dalam postingannya, akun ini menyebut bahwa kejadian ini diduga merupakan tindakan money politic jelang Pilkada PALI 2020.

    Hasil Cek Fakta

    ideo sekelompok warga yang mengamankan satu unit mobil yang membawa amplop diduga untuk dibagi-bagikan ke pemilih di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) benar adanya. Hal ini juga dibenarkan oleh Komisioner Bawaslu PALI Divisi Pengawasan, Iwan Dedi.

    Dalam keterangannya yang dikutip dari inews.id, Iwan Dedi mengungkapkan, dari mobil tersebut ditemukan plastik yang berisi sembilan amplop putih yang berisikan uang yang tersimpan dalam dashboard mobil serta dua pelat mobil berwarna merah di bagian belakang mobil.

    Dari dalam mobil jenis Avanza ini, sedikitnya tiga orang diamankan yaitu AG, HK dan RG. Ketiganya diduga sedang bagi-bagi amplop kepada warga agar memilih salah satu Paslon.

    Ketiganya diamankan saat berada di kawasan Sumberejo, Kelurahan Talang Ubi Utara, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Selasa (8/12) sekitar pukul 23:30 WIB. Ketiganya diamankan Satgas Anti Politik Uang bentukan Paslon 1 DHDD yang sedang berjaga di tiap persimpangan jalan.

    Sebelum diamankan, warga melihat mobil Avanza mencurigakan melintas pada malam hari di pemukiman warga. Melihat gerak-gerik mencurigakan, mobil satgas anti politik uang lalu mencoba menghentikan kendaraan tersebut.

    “Saat ditanya, mereka di dalam mobil enggan membuka pintu. Jadi kami bawa ke Kantor Bawaslu PALI untuk dilaporkan dan diminta penggeledahan,” ujar salah satu anggota Satgas Paslon.

    Kemudian oleh warga mobil dan ketiga orang tersebut digiring ke Kantor Bawaslu. Tepat sekitar pukul 02:30WIB, dua anggota Bawaslu beserta Sekretaris Bawaslu datang dan melakukan penggeledahan di dalam mobil. (rif)

    Kesimpulan

    Video sekelompok warga yang mengamankan satu unit mobil yang membawa amplop diduga untuk dibagi-bagikan ke pemilih di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) benar adanya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5757) [SALAH] Salam Satu Jempol Jokowi untuk Mendukung Paslon No. 1 Pilkada Malaka 2020

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita

    “Mana suara Pendukung #SNKT SAKTI”

    (Tulisan dalam gambar)

    Rekan SNKT

    No.1

    Salam Satu

    Jempol

    “Saya mengajak kita semuanya, marilah, utamanya anak muda, pengusaha muda, mari hijrah dari pesimisme keoptimisme. Dari konsumtif ke produktif, salam satu Jempol”

    Jokowi

    SNKT SAKTI

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook bernama Erwi Klau membagikan postingan berupa gambar dalam grup MALAKA MEMILIH 2021-2026. Postingan yang mendapat 169 likes, 22 komentar, dan dibagikan 2 kali memperlihatkan foto Jokowi dengan pose 1 jari jempol disertai dengan ucapan kalimat yakni,

    “Saya mengajak kita semuanya, marilah, utamanya anak muda, pengusaha muda, mari hijrah dari pesimisme keoptimisme. Dari konsumtif ke produktif, salam satu Jempol”

    Gambar tersebut kemudian diklaim oleh akun Erwi bahwa Jokowi melalui salam satu jempolnya mengajak untuk mendukung paslon nomor urut 1, Simon Nahak-Louise Lucky Taolin (SN-KT), di Pilkada Malaka 2020.

    Setelah dilakukan penelusuran gambar melalui Yandex, foto Jokowi dengan pose 1 jari jempol tersebut telah beredar sejak tahun 2018.

    Dilansir dari artikel berita kompas.com yang berujudul “Jokowi: Saya Mengajak Kita Semua Untuk Hijrah”, pertama kali tayang pada 3 November 2018, menyertakan foto yang sama persis. Diberitakan bahwa saat itu Jokowi sedang berpidato di acara deklarasi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin, Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

    Adapun kalimat lengkap yang diucapkan Jokowi saat itu, dikutip dari detik.com,

    “Saya mengajak kita semuanya, marilah, utamanya anak muda, pengusaha muda, mari hijrah dari pesimisme ke optimisme. Dari konsumtif ke produktif, dari marah-marah ke yang sabar, yang marah-marah hijrah ke yang sabar. Sabar tapi kerja keras, ciri-ciri pengusaha muda di situ. Hijrah dari senang perpecahan ke persatuan Hijrah dari senang monopoli ke kompetisi, ini ciri-ciri kemajuan. Jangan senang diberi fasilitas dan hak monopoli, nggak akan maju. Terakhir dari individualistik ke kolaboratif, kerja sama-sama.”

    Diketahui bahwa Jokowi-Ma’ruf Amin mendapat nomor urut 1 pada pilpres 2019 silam dan kerap menggunakan salam satu jempol sebagai ciri khas di setiap kampanye.

    Dari berbagai data yang telah terkumpul dapat disimpulkan bahwa, salam satu jempol Jokowi berikut kalimat yang tercantum dalam gambar, diambil saat momen kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin pada November 2018 silam dan tidak ada kaitannya dengan dukungan kepada paslon nomor urut 1 Pilkada Malaka 2020. Sehingga klaim bahwa Jokowi mengajak dukungan kepada SN-KT adalah HOAX dan termasuk kategori FALSE CONTEXT.

    ====

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Klaim yang salah. Faktanya, foto dan rangkaian kalimat salam satu jempol Jokowi yang ada pada gambar dilakukan saat kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin di momen Pilpres 2019 silam. Tidak ada kaitannya dengan dukungan kepada paslon nomor 1 di Pilkada Malaka 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5756) CEK FAKTA: Benarkah 1 Warga di Perbatasan Rohul dan Rohil Dapat 2 Surat Suara di Pilkada Serentak 2020

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita

    BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Beredar informasi di media sosial mengenai potensi kecurangan dalam proses pemungutan suara di Desa Mahato, Kabupaten Rokan Hulu dalam Pilkada serentak 2020 di Riau.

    Informasi ini disampaikan melalui narasi dalam sebuah video YouTube dengan pemilik akun AutoCrash Info. Video itu dipublish pada tanggal 8 Desember 2020 kemarin, atau sehari sebelum Pilkada serentak 2020 dilakukan, yang juga menampilkan tempat pemungutan suara (TPS).

    Adapun klaim yang disebut dalam video berdurasi 5 menit 49 detik itu: Satu warga Desa Mahato (satu pemilih) mendapatkan dua surat suara. Satu surat suara untuk pemilihan Kabupaten Rokan Hilir dan satu lagi untuk pemilihan Kabupaten Rokan Hulu. Karena Desa mahato dianggap masih desa konflik wilayah dimana Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu sama-sama menganggap masuk wilayahnya masing-masing.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Bertuahpos.com, Desa Mahato termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Rokan Hulu [Rohul]. Pada Pilkada Riau 2020 yang berlangsung pada Rabu, 9 Desember 2020, desa ini tidak termasuk dalam pemetaan desa rawan kecurangan Pemilu.

    Baca: Main Tepi Sungai, Bayi 3 Tahun di Rohul Hanyut

    “Sejauh ini desa tersebut tidak termasuk dalam daftar wulayah rawan konflik Pilkada 2020,” kata Kepala Kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Riau Sudarman kepada Bertuahpos.com, Rabu, 9 Desember 2020.

    Ia juga menjelaskan, sebelumnya pembahasan mengenai daerah-daerah atau desa rawan kecurangan sudah dibahas bersama dengan pihak terkait dan Desa Mahato tidak masuk dalam daftar itu [rawan kecurangan Pilkada 2020].

    Terhadap klaim yang menyebut bahwa satu warga desa mendapatkan dua surat suara Satu surat suara untuk pemilihan Kabupaten Rokan Hilir dan satu lagi untuk pemilihan Kabupaten Rokan Hulu, menurut Sudarman, hal itu sangat minim terjadi.

    Mengingat sudah ada petugas dan pengawas yang melakukan pemantauan langsung di setiap TPS. Selain itu setiap warga yang sudah melakukan pencoblosan ditandai dengan tinta basah di salah salah satu jari mereka.

    “Jadi kalau ada warga yang akan memilih lagi, itu sangat tidak mungkin,” sebutnya.

    Terpisah, Ketua Bawaslu Kabupaten Rokan Hulu [Rohul] Fajrul Islami Damsir ketika dikonfirmasi BertuahPos perihal beredarnya informasi dugaan kecurangan dengan dua surat suara, terkait penyampaian bahwa ada warga Rohil yang memilih di Rohul atau sebaliknya, ia menegaskan merupakan informasi yang keliru.

    “Setelah jajaran kami pastikan ke lapangan bersama dengan Bhabinsa dan pihak kepolisian yang bertugas di wilayah tersebut, hal itu tidak benar. Pelaksanaan pemungutan suara di wilayah tersebut tetap berjalan sesuai dengan regulasi Pilkada,” ungkapnya yang menyatakan timnya baru melakukan pengecekan secara langsung (Desa Mahato).

    Ia kembali menegaskan, setelah dilakukan pengecekan ke lapangan oleh jajaran dan pihak kepolisian, pelaksanaan pemungutan suara di wilayah (Mahato) tersebut tetap berjalan sesuai regulasi Pilkada dan tidak ditemukan ada dua surat suara untuk satu pemilih maupun TPS ganda.

    Kesimpulannya, bawah klaim potensi rawan kecurangan di Desa Mahato adalah tidak benar. Termasuk informasi yang menyebutkan bahwa satu warga Desa Mahato (satu pemilih) mendapatkan dua surat suara, satu surat suara untuk pemilihan Kabupaten Rokan Hilir dan satu lagi untuk pemilihan Kabupaten Rokan Hulu, juga tidak benar. (tim)

    Rujukan

  • (GFD-2020-5755) Pilkada Sragen: Diduga Ada Bagi-Bagi Duit Rp20.000, Warga Heboh di Medsos

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita

    Postingan uang Rp20.000 mendadak meramaikan media sosial atau medsos di Sragen dalam dua hari terakhir jelang pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Sragen 2020, Rabu (9/12/2020). Uang tersebut diduga digunakan sebagai alat untuk membeli suara warga.

    Hasil Cek Fakta

    Di sisi lain, penelusuran Solopos.com, ada warga yang mengetahui praktik bagi-bagi uang ini. Di kawasan Kota Sragen, ada warga yang menerima uang Rp10.000 supaya mencoblos kotak kosong. Sedangkan di Kecamatan Tanon, terdapat warga yang menerima Rp20.000 untuk mencoblos calon bupati petahana.

    Di medsos, akun Facebook Widiefritiani memposting selembar uang Rp20.000 di Grup Kumpulan Warga Sragen (KWS) dengan caption, “Ada apa dengan 20ribu,” yang merujuk politik uang di Pilkada Sragen. Postingan Widiefritiani pada Selasa (8/12/2020) itu mendapat 135 komentar warganet.

    Sebagian netizen menanggapi dengan respons bergurau atas viralnya postingan mengenai uang Rp20.000 tersebut. “Pemilih cerdas, jangan mau disuap. Kalau suapnya banyak baru mau,” tulis akun Anto Sul.

    Sementara itu, akun Yudhi Putrane MbahPanem memposting tangkapan layar status WhatsApp di medsos tentang serangan fajar Pilkada Sragen.

    Unggahan itu berbunyi, “Info tadi pagi pas saya bangun tiba-tiba ada yang gedor pintu. Pintu saya buka dengan keadaan saya belum siap, Mas Fajar sudah menyerang dan saya tangkis. Mas Fajar menyerang dengan menggunakan senjata tajam jenis kertas ada nominal Rp20.000. Sekian terima kasih itu tragedi.”

    Uang untuk Kotak Kosong
    Postingan tersebut mendapat belasan komentar. “Rp20.000 keno nggo ngebaki tangki motor,” komentar akun Eddy Ppkd Belonsat.

    Sementara itu, sejalan dengan keriuhan di medsos, informasi yang dihimpun Solopos.com ada praktik bagi-bagi uang jelang Pilkada Sragen di sejumlah tempat. Di kawasan Kota Sragen, ada warga yang menerima uang Rp10.000 supaya mencoblos kotak kosong. Di Kecamatan Tanon, terdapat warga yang menerima Rp20.000 untuk mencoblos calon bupati petahana.

    “Di sini satu suara dihargai Rp20.000. Jadi kalau dalam satu keluarga ada tiga warga yang punya hak pilih, dapat uang Rp60.000. Kami tidak tahu dari mana asal uang itu. Yang memberi memang tokoh masyarakat sini. Tapi, sumbernya dari mana saya tidak tahu. Sebab bisa jadi itu bukan dari tim sukses pasangan calon, tetapi dari para botoh yang memasang taruhan,” papar warga yang keberatan disebutkan namanya kepada Solopos.com.

    Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen, Dwi Budhi Prasetyo, belum mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan praktik politik uang. “Tidak ada laporan. Silakan laporkan ke Bawaslu jika menemukan praktik money politics,” paparnya.

    Rujukan