(GFD-2020-5114) [SALAH] “RIPKA TJIPTANING : SAYA SENANG PKI BANGKIT LAGI, KAMI PASTI BISA…”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/06/2020
Berita
Akun Facebook Haris Ibnusabil atau @haris.ibnusabil mengunggah tangkapan layar dari SEPUTARBERITAINDONESIABLOGSPOT.COM dengan judul artikel “RIPKA TJIPTANING : SAYA SENANG PKI BANGKIT LAGI, KAMI PASTI BISA…,” pada, Senin (22/6).
Hasil Cek Fakta
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, diketahui unggahan tangkapan layar dari akun Facebook Haris Ibnusabil tersebut adalah salah atau keliru.
Dengan mengetikan kata yang serupa dari tangkapan layar pada mesin pencari, tidak ditemukan artikelnya. Media daring atau online pun tidak menayangkan berita yang sama dengan judul tersebut.
Selain itu, foto Politisi Partai Indonesia Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning aslinya adalah karya Jurnalis Kompas yakni, Alsadad Rudi. Foto Ribka ini dipakai sebagai sampul dalam artikel berjudul “PDI-P Tak Permasalahkan Adanya Politik Dinasti” yang ditayangkan pada 13 Juli 2015 lalu.
Sebelumnya Ribka juga sudah membantah jika dirinya disebut membangkitkan PKI kembali. “Di PDI-P saja aku ditugasin Mbak Mega untuk masalah sosial aja waktunya sudah tersita banyak, apalagi mau bikin PKI,” kata Ribka.
Ribka mengaku tidak mau mempermasalahkan pernyataan Kivlan Zen yang menudingnya sebagai anggota PKI yang masuk parlemen.
Selama ini, ia sering mendapat cibiran negatif dari sejumlah pihak terkait status orangtuanya yang merupakan anggota PKI. “Malah membuat saya terkenal, kampanye gratis,” ujar Ribka.
Dengan mengetikan kata yang serupa dari tangkapan layar pada mesin pencari, tidak ditemukan artikelnya. Media daring atau online pun tidak menayangkan berita yang sama dengan judul tersebut.
Selain itu, foto Politisi Partai Indonesia Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning aslinya adalah karya Jurnalis Kompas yakni, Alsadad Rudi. Foto Ribka ini dipakai sebagai sampul dalam artikel berjudul “PDI-P Tak Permasalahkan Adanya Politik Dinasti” yang ditayangkan pada 13 Juli 2015 lalu.
Sebelumnya Ribka juga sudah membantah jika dirinya disebut membangkitkan PKI kembali. “Di PDI-P saja aku ditugasin Mbak Mega untuk masalah sosial aja waktunya sudah tersita banyak, apalagi mau bikin PKI,” kata Ribka.
Ribka mengaku tidak mau mempermasalahkan pernyataan Kivlan Zen yang menudingnya sebagai anggota PKI yang masuk parlemen.
Selama ini, ia sering mendapat cibiran negatif dari sejumlah pihak terkait status orangtuanya yang merupakan anggota PKI. “Malah membuat saya terkenal, kampanye gratis,” ujar Ribka.
Rujukan
(GFD-2020-5113) [SALAH] Istilah Kadrun Berasal dari PKI
Sumber: facebook.comTanggal publish: 21/06/2020
Berita
Akun Facebook Mujahid mengunggah tulisan yang intinya menyatakan bahwa istilah Kadal Gurun atau Kadrun itu berasal dari Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengejek umat Islam atau menetapkan sasaran kepada ulama yang akan dibunuh.
Selain tulisan tersebut, akun Facebook Mujahid ini juga menyematkan video berdurasi satu (1) menit yang inti pesannya serupa dengan tambahan narasi bahwa istilah Kadrun yang berasal dari PKI ini dipopulerkan pada tahun 1960 an.
NARASI:
“KADRUN itu dari PKI Barokallahu fiik Habib @husein.baagil . Label KADRUN yang disematkan kepada ummat Islam itu ternyata berasal dari PKI. Di zaman tahun 60’an apabila PKI menargetkan salah satu dari para Ulama yg ditargetkan akan dibunuh, mereka menjulukinya dengan istilah KADRUN atau Kadal Gurun. Di zaman kita sekarang, istilah KADRUN mulai diperdengarkan kembali untuk mengejek ummat Islam, entah mereka itu memang berideologi komunis atau hanya sebatas kebencian terhadap gerakan ummat Islam. Wallahu ‘Alam Bishowab. Semoga kita semua dilindunggi oleh Allah dari fitnah dan bahaya PKI.,” tulis akun Facebook Mujahid, Sabtu (9/5).
Selain tulisan tersebut, akun Facebook Mujahid ini juga menyematkan video berdurasi satu (1) menit yang inti pesannya serupa dengan tambahan narasi bahwa istilah Kadrun yang berasal dari PKI ini dipopulerkan pada tahun 1960 an.
NARASI:
“KADRUN itu dari PKI Barokallahu fiik Habib @husein.baagil . Label KADRUN yang disematkan kepada ummat Islam itu ternyata berasal dari PKI. Di zaman tahun 60’an apabila PKI menargetkan salah satu dari para Ulama yg ditargetkan akan dibunuh, mereka menjulukinya dengan istilah KADRUN atau Kadal Gurun. Di zaman kita sekarang, istilah KADRUN mulai diperdengarkan kembali untuk mengejek ummat Islam, entah mereka itu memang berideologi komunis atau hanya sebatas kebencian terhadap gerakan ummat Islam. Wallahu ‘Alam Bishowab. Semoga kita semua dilindunggi oleh Allah dari fitnah dan bahaya PKI.,” tulis akun Facebook Mujahid, Sabtu (9/5).
Hasil Cek Fakta
Seteleh melakukan penelusuran, klaim unggahan akun Facebook Mujahid ini dibantah oleh Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam. Ia menjelaskan istilah Kadrun, baru muncul setelah Pilkada DKI 2012 hingga Pilpres 2019, setelah munculnya istilah kampret dan cebong. Istilah kadrun belum ada saat era PKI masih ada.
“Waktu Pemilu 1955 ada persaingan yang tajam antara Masyumi dan PKI. Masyumi menuduh orang komunis itu ateis. PKI menuduh Masyumi dapat bantuan dana dari AS. Tidak ada istilah kadal gurun tersebut. Tahun 1960-an, yang ada yakni istilah Nekolim, Aksi Sepihak, Setan Desa, Setan Kota,” tutur Asvi kepada detikcom, Rabu (10/6/2020).
Menurut Asvi, istilah-istilah seperti kadrun, cebong, dan kampret, itu bersifat memecah belah. Ini tidak sehat. “Istilah-istilah tersebut yang memecah belah, mengelompokkan kawan dan lawan yang berkelanjutan,” katanya.
Selain itu, diketahui juga, kadal gurun atau Dhab ini adalah hewan reptil dengan nama latin Uromastyx aegyptia yang banyak hidup di daerah gurun seperti Mesir, Libya dan seluruh kawasan gurun Timur Tengah. Dan dagingnya pun halal dimakan.
“Waktu Pemilu 1955 ada persaingan yang tajam antara Masyumi dan PKI. Masyumi menuduh orang komunis itu ateis. PKI menuduh Masyumi dapat bantuan dana dari AS. Tidak ada istilah kadal gurun tersebut. Tahun 1960-an, yang ada yakni istilah Nekolim, Aksi Sepihak, Setan Desa, Setan Kota,” tutur Asvi kepada detikcom, Rabu (10/6/2020).
Menurut Asvi, istilah-istilah seperti kadrun, cebong, dan kampret, itu bersifat memecah belah. Ini tidak sehat. “Istilah-istilah tersebut yang memecah belah, mengelompokkan kawan dan lawan yang berkelanjutan,” katanya.
Selain itu, diketahui juga, kadal gurun atau Dhab ini adalah hewan reptil dengan nama latin Uromastyx aegyptia yang banyak hidup di daerah gurun seperti Mesir, Libya dan seluruh kawasan gurun Timur Tengah. Dan dagingnya pun halal dimakan.
Rujukan
(GFD-2020-5112) [SALAH] “MENOLAK PIKUN….”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 20/06/2020
Berita
Akun Facebook Muhammad Isa menuliskan kalimat “MENOLAK PIKUN….” pada Selasa (16/6) lalu. Tulisan tersebut dilengkapi dengan tangkapan layar yang berisi foto Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan narasi, “MEGA: PDIP TIDAK BUTUH SUARA UMMAT ISLAM”.
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelusuran melalui mesin pencari, unggahn tulisan dan tangkpan layar dari akun Facebook Muhammad Isa adalah salah atau keliru.
Dengan mengetikan kalimat yang sama pada tangkapan layar yang diunggah akun Facebook Muhammad Isa pada mesin pencari, hasilnya tidak ditemukan pemberitaan dari media daring atau online dengan judul serupa.
Diketahui unggahan akun Facebook Muhammad Isa sebelum pernah diperiksa faktanya oleh Mafindo dan beberapa media daring. Klaim dalam tangkapan layar akun Facebook Muhammad Isa adalah pelintiran dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.
Hasto pernah menyampaikan bahwa bahwa PDIP tak takut bakal ditinggal para pemilihnya dari kalangan muslim karena mendukung pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Ormas menjadi undang-undang.
Menurut Hasto, selama ini partainya selalu mendapat dukungan dari kantong-kantong massa basis Islam.
“Lho PDIP sendiri lebih dari 85 persen pendukungnya basis muslim. Islam yang membangun peradaban, Islam yang meneladani tokoh-tokoh pergerakan juga. Di mana PDIP betul-betul membumikan itu,” ujar Hasto di kantor DPP PDIP, 28 Oktober 2017.
Selain itu, terkait foto Megawati yang ada dalam tangkapan layar akun Facebook Muhammad Isa, sebenarnya merupakan dokumentasi dari situs jawapos.com. Foto Megawati tersebut digunakan sebagai sampul dalam artikel “Sulit Cari Kader, Megawati Berniat Nyalon di Pilkada 2018” yang ditayangkan pada Desember 2017 lalu.
Dengan begitu, unggahan tulisan dan tangkapan layar akun Facebook Muhammad Isa menurut kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Dengan mengetikan kalimat yang sama pada tangkapan layar yang diunggah akun Facebook Muhammad Isa pada mesin pencari, hasilnya tidak ditemukan pemberitaan dari media daring atau online dengan judul serupa.
Diketahui unggahan akun Facebook Muhammad Isa sebelum pernah diperiksa faktanya oleh Mafindo dan beberapa media daring. Klaim dalam tangkapan layar akun Facebook Muhammad Isa adalah pelintiran dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.
Hasto pernah menyampaikan bahwa bahwa PDIP tak takut bakal ditinggal para pemilihnya dari kalangan muslim karena mendukung pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Ormas menjadi undang-undang.
Menurut Hasto, selama ini partainya selalu mendapat dukungan dari kantong-kantong massa basis Islam.
“Lho PDIP sendiri lebih dari 85 persen pendukungnya basis muslim. Islam yang membangun peradaban, Islam yang meneladani tokoh-tokoh pergerakan juga. Di mana PDIP betul-betul membumikan itu,” ujar Hasto di kantor DPP PDIP, 28 Oktober 2017.
Selain itu, terkait foto Megawati yang ada dalam tangkapan layar akun Facebook Muhammad Isa, sebenarnya merupakan dokumentasi dari situs jawapos.com. Foto Megawati tersebut digunakan sebagai sampul dalam artikel “Sulit Cari Kader, Megawati Berniat Nyalon di Pilkada 2018” yang ditayangkan pada Desember 2017 lalu.
Dengan begitu, unggahan tulisan dan tangkapan layar akun Facebook Muhammad Isa menurut kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
(GFD-2020-5111) [SALAH] “Semenjak Bapak Jokowi jadi Presiden, Banyak PKI Membakar benderanya sendiri.”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/06/2020
Berita
Akun Facebook Ali mengunggah tangkapan layar yang berisi foto Presiden Joko Widodo dengan tulisan “Semenjak Bapak Jokowi jadi Presiden, Banyak PKI Membakar benderanya sendiri.,” pada Kamis (18/6).
NARASI:
“Semenjak Bapak Jokowi jadi Presiden, Banyak PKI Membakar benderanya sendiri.,” unggahan tangkapan layar dengan judul tersebut yang di dalamnya terdapat foto Presiden Jokowi oleh akun Facebook Ali, Kamis (18/6).
NARASI:
“Semenjak Bapak Jokowi jadi Presiden, Banyak PKI Membakar benderanya sendiri.,” unggahan tangkapan layar dengan judul tersebut yang di dalamnya terdapat foto Presiden Jokowi oleh akun Facebook Ali, Kamis (18/6).
Hasil Cek Fakta
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, diketahui unggahan akun Facebook Ali tersebut adalah salah atau keliru.
Dengan mengetikan judul yang sama pada mesin pencari, tidak ditemukan pemberitaan dengan judul serupa dari media daring.
Adapun, terkait foto Presiden Jokowi dalam unggahan akun Facebook Ali tersebut ditemukan pada artikel cnbcindonesia.com dengan judul “Jokowi Perjuangkan Negara Berkembang Dapat Keringanan Utang” dan “Jokowi: Ekonomi Kita Masih Baik, Lihat Saja Negara Lain” yang ditayangkan pada Selasa dan Rabu, 5 dan 6 Mei 2020.
Di dalam isi artikel cnbcindonesia.com tersebut tidak ditemukan narasi yang berbunyi “Semenjak Bapak Jokowi jadi Presiden, Banyak PKI Membakar benderanya sendiri.”.
Dengan begitu, unggahan akun Facebook Ali menurut kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Dengan mengetikan judul yang sama pada mesin pencari, tidak ditemukan pemberitaan dengan judul serupa dari media daring.
Adapun, terkait foto Presiden Jokowi dalam unggahan akun Facebook Ali tersebut ditemukan pada artikel cnbcindonesia.com dengan judul “Jokowi Perjuangkan Negara Berkembang Dapat Keringanan Utang” dan “Jokowi: Ekonomi Kita Masih Baik, Lihat Saja Negara Lain” yang ditayangkan pada Selasa dan Rabu, 5 dan 6 Mei 2020.
Di dalam isi artikel cnbcindonesia.com tersebut tidak ditemukan narasi yang berbunyi “Semenjak Bapak Jokowi jadi Presiden, Banyak PKI Membakar benderanya sendiri.”.
Dengan begitu, unggahan akun Facebook Ali menurut kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
Halaman: 5424/6140