(GFD-2021-7294) [SALAH] Mata Pengemudi ditusuk hingga Buta oleh Petugas di Pos PPKM Padang
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Beredar informasi dari akun Facebook Asman Asman berupa sebuah video yang memperlihatkan seseorang yang bersimbah darah pada bagian kepala yang diklaim akibat matanya ditusuk oleh petugas sampai buta di Pos PPKM Padang. Postingan ini disukai sebanyak 554 kali, dikomentari 597 kali, dan disebarkan kembali 1,1 ribu kali.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan pada artikel kompas.tv, orang pada video tersebut adalah Awaluddin Rao yang merupakan mantan legislator Tapanuli Tengah yang kemudian mendatangi kantor Polresta Padang, Sumatera Barat pada 18 Juli 2021 jam 17.30 WIB dengan tujuan meminta maaf atas videonya yang viral di media sosial. Ia menjelaskan bahwa klaim matanya yang ditusuk oleh petugas hingga buta sebenarnya luka yang terdapat pada bagian pelipis.
AKP Lija Nesmon selaku Kapolres Lubuk Kilangan menjelaskan bahwa Rao hendak masuk ke Padang melalui pos penyekatan Lubuak Paraku pada 16 Juli 2021 dan diberhentikan oleh petugas dan diminta untuk putar balik karena tidak memenuhi persyaratan yaitu surat keterangan vaksin atau hasil tes PCR atau antigen yang menyatakan bebas Covid-19. Rao menolak untuk putar balik dan tidak lama kemudian wajahnya tampak berdarah dan mengaku matanya ditusuk petugas dengan pulpen hingga buta.
Melihat dari penjelasan tersebut klaim mata pengemudi ditusuk oleh petugas hingga buta di Pos PPKM Padang adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
AKP Lija Nesmon selaku Kapolres Lubuk Kilangan menjelaskan bahwa Rao hendak masuk ke Padang melalui pos penyekatan Lubuak Paraku pada 16 Juli 2021 dan diberhentikan oleh petugas dan diminta untuk putar balik karena tidak memenuhi persyaratan yaitu surat keterangan vaksin atau hasil tes PCR atau antigen yang menyatakan bebas Covid-19. Rao menolak untuk putar balik dan tidak lama kemudian wajahnya tampak berdarah dan mengaku matanya ditusuk petugas dengan pulpen hingga buta.
Melihat dari penjelasan tersebut klaim mata pengemudi ditusuk oleh petugas hingga buta di Pos PPKM Padang adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah. Pengemudi tersebut telah mengakui bahwa luka tersebut bukanlah karena matanya ditusuk melainkan karena luka pada bagian pelipis.
Informasi yang salah. Pengemudi tersebut telah mengakui bahwa luka tersebut bukanlah karena matanya ditusuk melainkan karena luka pada bagian pelipis.
Rujukan
- https://www.kompas.tv/article/193880/mantan-legislator-yang-ngaku-ditusuk-petugas-hingga-buta-datangi-kantor-polisi-untuk-minta-maaf
- https://www.suara.com/otomotif/2021/07/19/093500/pengemudi-mobil-viral-di-pos-penyekatan-lubuak-paraku-minta-maaf-ke-polresta-padang
- https://www.antaranews.com/berita/2274874/pengemudi-viral-di-pos-ppkm-minta-maaf-ke-polisi-di-padang
- https://sumatra.bisnis.com/read/20210719/533/1419295/viral-muka-mantan-legislator-berdarah-ditusuk-pulpen-meminta-maaf-ke-polisi
- https://minangkabaunews.com/inilah-klarifikasi-pengemudi-viral-yang-ngaku-matanya-ditusuk-di-pos-ppkm-lubuk-peraku-padang/
(GFD-2021-7293) [SALAH] Ma'ruf Amin Sebut Haram Buka Masjid dan Salat Idul Adha
Sumber: FacebookTanggal publish: 23/07/2021
Berita
Kabar tentang Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bahwa haram membuka masjid dan salat Idul Adha beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook TV Not Not pada 15 Juli 2021.
Akun Facebook Tv Not Not mengunggah video berjudul "VIRAL HARI INI ~ ASTAUFIRLAHH !! WAPRES RESMI NYATAKAN HARAM BUKA MASJID & SHOLAT IDUL ADHA ? ~ NEWS".
Terdapat narasi dalam thumbnail video tersebut. Berikut isinya:
"ASTAGFIRULLAH !! WAPRES RESMI NYATAKAN HARAM BUKA MASJID DAN SHOLAT IDUL ADHA. KAMU INI APA APAAN !!! ISTIGFAR RUP MAKRUP. MINTA PERTOLONGAN KEPADA ALLAH JANGAN KAU TUTUP MASJID DAN HARAMKAN SHOLAT IDUL ADHA !!"
Konten yang disebarkan akun Facebook Tv Not Not telah 4,8 juta ditonton dan mendapat 34 ribu komentar warganet.
Akun Facebook Tv Not Not mengunggah video berjudul "VIRAL HARI INI ~ ASTAUFIRLAHH !! WAPRES RESMI NYATAKAN HARAM BUKA MASJID & SHOLAT IDUL ADHA ? ~ NEWS".
Terdapat narasi dalam thumbnail video tersebut. Berikut isinya:
"ASTAGFIRULLAH !! WAPRES RESMI NYATAKAN HARAM BUKA MASJID DAN SHOLAT IDUL ADHA. KAMU INI APA APAAN !!! ISTIGFAR RUP MAKRUP. MINTA PERTOLONGAN KEPADA ALLAH JANGAN KAU TUTUP MASJID DAN HARAMKAN SHOLAT IDUL ADHA !!"
Konten yang disebarkan akun Facebook Tv Not Not telah 4,8 juta ditonton dan mendapat 34 ribu komentar warganet.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bahwa haram membuka masjid dan salat Idul Adha. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "ma'ruf amin haram buka masjid dan salat idul adha" di kolom pencarian Google Search.
Namun tidak ada informasi valid mengenai kabar tersebut. Liputan6.com kemudian menemukan artikel yang memuat imbauan dari Ma'ruf Amin untuk mematuhi anjuran salat Idul Adha di rumah.
Artikel tersebut berjudul "Wapres Minta Masyarakat Patuhi Sholat Idul Adha di Rumah" yang dimuat situs republika.co.id pada 13 Juli 2021.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat yang berada di wilayah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mematuhi ketentuan pelaksanaan Shalat Hari Raya Idul Adha pada 20 Juli mendatang. Ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2020 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Shalat Idul Adha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun 1442 H/2021 M di Wilayah PPKM Darurat.
"Kita ajak masyarakat untuk mengikuti ajakan Pemerintah, termasuk juga, saya minta nanti sesuai dengan ketentuan jangan melakukan kerumunan, termasuk salah satunya melakukan Idul Adha, baik di masjid maupun di luar masjid," kata Kiai Ma'ruf saat saat bertemu terbatas dengan ulama dan tokoh Islam di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (12/7).
Wapres mengatakan, aturan terbaru Pemerintah saat ini tidak lagi memuat keterangan penutupan masjid. Namun, sebagai gantinya larangan tentang berkerumun di dalam masjid.
Karena itu, shalat berjamaah di masjid maupun luar masjid untuk sementara tidak diperbolehkan untuk wilayah PPKM Darurat. "Jadi ini sudah sesuai dengan tuntutan para kiai, yang tidak boleh itu berjamaahnya baik rawatib, Jumat dan Ied di dalam masjid maupun di luar masjid, sampai keadaan memungkinkan lagi," katanya.
Wapres menilai peniadaan shalat berjamaah ini karena mengacu tingginya penularan Covid-19 saat ini yang dikhawatirkan membahayakan jamaah. Ia menyebut situasi saat ini sudah cukup genting karena Indonesia menjadi negara paling tinggi di dunia kasus penularan Covid-19 dan kematian tertinggi.
"Ada bahaya yang harus kita hindari dan ada rukhsah (keringanan) agama membolehkan kita," ujarnya.
Ia menambahkan, selain larangan berkerumun di masjid, Pemerintah juga tegas melarang kerumunan lainnya seperti resepsi pernikahan dan lainnya tanpa pengecualian. Resepsi yang sebelumnya diperbolehkan berjumlah 30 orang, kini juga tidak diperbolehkan sama sekali.
"Masak jamaah shalat tidak boleh, masak resepsi perkawinan boleh. Karena itu resepsi perkawinan tidak boleh," ucap dia.
Namun tidak ada informasi valid mengenai kabar tersebut. Liputan6.com kemudian menemukan artikel yang memuat imbauan dari Ma'ruf Amin untuk mematuhi anjuran salat Idul Adha di rumah.
Artikel tersebut berjudul "Wapres Minta Masyarakat Patuhi Sholat Idul Adha di Rumah" yang dimuat situs republika.co.id pada 13 Juli 2021.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat yang berada di wilayah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mematuhi ketentuan pelaksanaan Shalat Hari Raya Idul Adha pada 20 Juli mendatang. Ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2020 tentang Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Shalat Idul Adha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun 1442 H/2021 M di Wilayah PPKM Darurat.
"Kita ajak masyarakat untuk mengikuti ajakan Pemerintah, termasuk juga, saya minta nanti sesuai dengan ketentuan jangan melakukan kerumunan, termasuk salah satunya melakukan Idul Adha, baik di masjid maupun di luar masjid," kata Kiai Ma'ruf saat saat bertemu terbatas dengan ulama dan tokoh Islam di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (12/7).
Wapres mengatakan, aturan terbaru Pemerintah saat ini tidak lagi memuat keterangan penutupan masjid. Namun, sebagai gantinya larangan tentang berkerumun di dalam masjid.
Karena itu, shalat berjamaah di masjid maupun luar masjid untuk sementara tidak diperbolehkan untuk wilayah PPKM Darurat. "Jadi ini sudah sesuai dengan tuntutan para kiai, yang tidak boleh itu berjamaahnya baik rawatib, Jumat dan Ied di dalam masjid maupun di luar masjid, sampai keadaan memungkinkan lagi," katanya.
Wapres menilai peniadaan shalat berjamaah ini karena mengacu tingginya penularan Covid-19 saat ini yang dikhawatirkan membahayakan jamaah. Ia menyebut situasi saat ini sudah cukup genting karena Indonesia menjadi negara paling tinggi di dunia kasus penularan Covid-19 dan kematian tertinggi.
"Ada bahaya yang harus kita hindari dan ada rukhsah (keringanan) agama membolehkan kita," ujarnya.
Ia menambahkan, selain larangan berkerumun di masjid, Pemerintah juga tegas melarang kerumunan lainnya seperti resepsi pernikahan dan lainnya tanpa pengecualian. Resepsi yang sebelumnya diperbolehkan berjumlah 30 orang, kini juga tidak diperbolehkan sama sekali.
"Masak jamaah shalat tidak boleh, masak resepsi perkawinan boleh. Karena itu resepsi perkawinan tidak boleh," ucap dia.
Kesimpulan
Kabar tentang Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bahwa haram membuka masjid dan salat Idul Adha ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai kabar tersebut.
Rujukan
(GFD-2021-7292) [SALAH] Barcode pada Vaksin Covid-19 Mengontrol Manusia Sampai Mati
Sumber: FacebookTanggal publish: 23/07/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Imha Lessy, pada 15 Juli 2021.
Klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati menampilkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjadi Ketua Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir sedang malakukan dialog dalam program talkshow televisi yang dipandu Najwa Shihab.
Berikut percakapannya:
Najwa: Sudah merancang agar bisa melacak vaksin-vaksin ini Mas Erick?
Erick: Jadi begini kan kembali kita bicara pada sebuah sistem meminimal risiko apalagi ini menyangkut seluruh Indonesia. Nah karena itu sejak awal Bofarma melakukan barcode di sini bisa terlihat, jadi misalnya tadi Rafi abis disuntik bisa terlihat, di sini (kotak) juga ada barcodenya ini nanti masuk di coldchain yang dikirim ke daerah kita bisa dilihat sampai di mana, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa kita bisa melakukan itu"
Pada tampilan tersebut terdapat tulisan "SELAMAT BAGI ANDA YANG SUDAH DI VAKSIN COVID 19. ANDA DIKONTROL SAMPAI MATI"
Unggahan tersebut diberi keterangan "cilaka 12😅".
Klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati menampilkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjadi Ketua Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir sedang malakukan dialog dalam program talkshow televisi yang dipandu Najwa Shihab.
Berikut percakapannya:
Najwa: Sudah merancang agar bisa melacak vaksin-vaksin ini Mas Erick?
Erick: Jadi begini kan kembali kita bicara pada sebuah sistem meminimal risiko apalagi ini menyangkut seluruh Indonesia. Nah karena itu sejak awal Bofarma melakukan barcode di sini bisa terlihat, jadi misalnya tadi Rafi abis disuntik bisa terlihat, di sini (kotak) juga ada barcodenya ini nanti masuk di coldchain yang dikirim ke daerah kita bisa dilihat sampai di mana, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa kita bisa melakukan itu"
Pada tampilan tersebut terdapat tulisan "SELAMAT BAGI ANDA YANG SUDAH DI VAKSIN COVID 19. ANDA DIKONTROL SAMPAI MATI"
Unggahan tersebut diberi keterangan "cilaka 12😅".
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati, artikel "Cek Fakta: Hoaks Vaksin Sinovac di Indonesia Dipasang Chip, Simak Penelusurannya" yang dimuat liputan6.com juga mengulas video yang sama dengan klaim berbeda.
Dalam artikel situs liputan6.com, Juru Bicara PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto mengatakan, ke depan, Bio Farma bakal memasang barcode dalam kemasan vaksin Sinovac. Barcode ini berfungsi sebagai identitas vaksin.
"Vaksin ini kan berjuta-juta, kita perlu barcode untuk mengetahui sudah sejauh mana proses distribusinya. Seperti nomor urut, identitas vaksin yang ke berapa, hanya sebatas itu. Barcode ini untuk melacak vaksin Sinovac, bukan posisi manusia ya," kata Bambang saat dihubungi Liputan6.com.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Kementerian BUMN Tepis Hoaks Vaksin Covid-19 Dipasang Chip" yang dimuat situs liputan6.com.
Dalam artikel situs Liputan6.com, Staf Khusus Menteri BUMNArya Sinulingga mengatakan, Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir tentang barcode pada vaksin Covid-19 bertujuan untuk mendata vaksin yang tersedia dan menghindari pemalsuan vaksin.
"Yang dimaksud Pak ET (Erick Thohir) adalah bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu, vaksin yang satu ini punyanya si A gitu, jadi ketahuan langsung datanya, jadi semuanya ada barcodenya," kata Arya, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Menurut Arya, jika vaksin palsu beredar dan digunakan akan membahayakan masyarakat dan kekebalan terhadap vaksin Covid-19 tidak terjadi.
Arya pun menepis informasi yang menyebut terdapat chip pada vaksin Covid-19, kabar ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin Covid-19.
"Itu maskudnya bukan ada chipnya, mana mungkin ada chipnya itu kan cairan gimana sih, ini pasti orang-orang yang sengaja, orang-orang yang bikin hoaks ini semuanya sengaja untuk buat banyak korban rakyat Indonesia kalau nggak divaksin, ini berbahaya," jelasnya.
Dalam artikel situs liputan6.com, Juru Bicara PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto mengatakan, ke depan, Bio Farma bakal memasang barcode dalam kemasan vaksin Sinovac. Barcode ini berfungsi sebagai identitas vaksin.
"Vaksin ini kan berjuta-juta, kita perlu barcode untuk mengetahui sudah sejauh mana proses distribusinya. Seperti nomor urut, identitas vaksin yang ke berapa, hanya sebatas itu. Barcode ini untuk melacak vaksin Sinovac, bukan posisi manusia ya," kata Bambang saat dihubungi Liputan6.com.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Kementerian BUMN Tepis Hoaks Vaksin Covid-19 Dipasang Chip" yang dimuat situs liputan6.com.
Dalam artikel situs Liputan6.com, Staf Khusus Menteri BUMNArya Sinulingga mengatakan, Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir tentang barcode pada vaksin Covid-19 bertujuan untuk mendata vaksin yang tersedia dan menghindari pemalsuan vaksin.
"Yang dimaksud Pak ET (Erick Thohir) adalah bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu, vaksin yang satu ini punyanya si A gitu, jadi ketahuan langsung datanya, jadi semuanya ada barcodenya," kata Arya, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Menurut Arya, jika vaksin palsu beredar dan digunakan akan membahayakan masyarakat dan kekebalan terhadap vaksin Covid-19 tidak terjadi.
Arya pun menepis informasi yang menyebut terdapat chip pada vaksin Covid-19, kabar ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin Covid-19.
"Itu maskudnya bukan ada chipnya, mana mungkin ada chipnya itu kan cairan gimana sih, ini pasti orang-orang yang sengaja, orang-orang yang bikin hoaks ini semuanya sengaja untuk buat banyak korban rakyat Indonesia kalau nggak divaksin, ini berbahaya," jelasnya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati tidak benar. Barcode pada vaksin untuk melacak vaksinnya, bukan posisi manusia yang disuntikan vaksin.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4613253/cek-fakta-tidak-benar-barcode-pada-vaksin-covid-19-mengontrol-manusia-sampai-mati
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4461209/kementerian-bumn-tepis-hoaks-vaksin-covid-19-dipasang-chip
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4460847/cek-fakta-hoaks-vaksin-sinovac-di-indonesia-dipasang-chip-simak-penelusurannya
(GFD-2021-7291) [SALAH] “AKHIRNYA!! DUNIA SETUJUI VAKSIN NUSANTARA”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 22/07/2021
Berita
Beredar sebuah informasi yang mengklaim bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Vaksin tersebut berbasis Dendrintic Cell Vaccine Immunotherapy, yang diklaim dapat melawan Covid-19. Dalam video tersebut mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menyampaikan jurnal yang menjadi acuan pengembangan Vaksin Nusantara gagasannya menyatakan Dendrintic Cell Vaccine Immunotherapy bisa melawan SARS-Cov-2 dan dunia sudah menyetujui vaksin tersebut menjadi awal dari berakhirnya Covid-19.
vaksin nusantara
Turki pesan 5,2 juta vaksin nusantara
Turki pesan vaksin nusantara
Akhirnya dunia setuju vaksin Nusantara
Vaksin nusantara
Nusantara
Vaksin covid-19 nusantara
Vaksin nusantara covid19
Cek vaksin nusantara
vaksin nusantara
Turki pesan 5,2 juta vaksin nusantara
Turki pesan vaksin nusantara
Akhirnya dunia setuju vaksin Nusantara
Vaksin nusantara
Nusantara
Vaksin covid-19 nusantara
Vaksin nusantara covid19
Cek vaksin nusantara
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya tidak ada sumber yang kredibel bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Kemudian, jurnal yang dijadikan landasan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut baru berupa hipotesa. Jurnal tersebut berisikan hipotesa terhadap kemungkinan terdapat efektivitas melawan Virus Corona, bukan jurnal yang melaporkan hasil penelitian.
Peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr. Ines Atmosukarto melalui Kompas.com menjelaskan bahwa jurnal yang sudah dipublikasi bukan berarti valid sepenuhnya dan tidak bisa dijadikan alasan suatu jurnal terpublikasi sebagai validasi mutlak. Ia juga menyatakan bahwa jurnal yang dijadikan acuan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut bukan jurnal acuan untuk pelaporan penelitian vaksin, “Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian,” kata dr. Ines melalui Kompas.com.
Dilansir dari Klikdokter.com, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan bahwa Dendrintic Cell Vaccine sendiri dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker, sel ini memiliki tugas terhadap respons imun adaptif dan berperan menjaga sistem kekebalan tubuh. Terkait efektivitasnya untuk penanganan Covid-19 belum bisa dipastikan, baru sekedar hipotesa kemungkinan dapat menyembuhkan pasien terinfeksi Virus Corona.
Dengan demikian klaim Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy atau Vaksin Nusantara disetujui dunia merupakan hoaks, dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr. Ines Atmosukarto melalui Kompas.com menjelaskan bahwa jurnal yang sudah dipublikasi bukan berarti valid sepenuhnya dan tidak bisa dijadikan alasan suatu jurnal terpublikasi sebagai validasi mutlak. Ia juga menyatakan bahwa jurnal yang dijadikan acuan pengembangan Vaksin Nusantara tersebut bukan jurnal acuan untuk pelaporan penelitian vaksin, “Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian,” kata dr. Ines melalui Kompas.com.
Dilansir dari Klikdokter.com, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan bahwa Dendrintic Cell Vaccine sendiri dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker, sel ini memiliki tugas terhadap respons imun adaptif dan berperan menjaga sistem kekebalan tubuh. Terkait efektivitasnya untuk penanganan Covid-19 belum bisa dipastikan, baru sekedar hipotesa kemungkinan dapat menyembuhkan pasien terinfeksi Virus Corona.
Dengan demikian klaim Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy atau Vaksin Nusantara disetujui dunia merupakan hoaks, dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan kredibel terkait klaim tersebut. Lebih lanjut, jurnal terkait Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy yang dijadikan acuan pembuatan vaksin nusantara baru berupa hipotesa yang dianggap memiliki efektivitas melawan SARS-Cov-2.
Klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan kredibel terkait klaim tersebut. Lebih lanjut, jurnal terkait Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy yang dijadikan acuan pembuatan vaksin nusantara baru berupa hipotesa yang dianggap memiliki efektivitas melawan SARS-Cov-2.
Rujukan
Halaman: 5402/6645