• (GFD-2024-21609) Keliru, Video Berisi Klaim Petinju Wanita Aljazair Imane Khelif adalah Transgender

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Sebuah video dengan klaim petinju wanita Aljazair, Imane Khelif, yang juga transgender, mengalahkan petinju asal Italia, Angela Carini dalam Olimpiade Paris 2024, dibagikan oleh satu akun media sosial X [ arsip ] pada Jumat, 1 Agustus 2024.

    Video berdurasi 45 detik itu diberi keterangan sebagai berikut:

    Kasihan sih ini kejadian di olimpiade dimana boxer cewek kalah dari boxer transwomen asal Algeria. Boxer Italia memutuskan mundur saat pertandingan baru 45 detik



    Sejak dibagikan, video ini telah ribuan kali diposting ulang, 543 komentar, disukai 6 ribuan, disimpan 618 kali dan 1,2 jutaan kali ditayangkan. Akun-akun media sosial lain di Instagram juga membagikan narasi serupa. Namun, benarkah petinju wanita Aljazair itu transpuan/transgender?

    Hasil Cek Fakta



    Berdasarkan penelusuran Tempo di berbagai sumber media kredibel internasional, narasi yang menyebutkan bahwa petinju asal Aljazair, Imane Khelif, sebagai seorang transgender merupakan klaim yang tidak berdasar. Penyebutan “transgender” justru beredar di kalangan warganet dan sejumlah media di Indonesia.

    Dikutip dari pemeriksa fakta Italia, Facta.News, kontroversi mengenai identitas gender Imane Khelif ini bermula dari rekam jejaknya yang pernah didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Tinju di New Delhi tahun 2023 silam. Kala itu, Khelif bertanding melawan Yang Liu. Penyelenggaranya, International Boxing Association/Asosiasi Tinju Internasional (IBA), melalui web resmi menyatakan “kadar testosteronnya yang tinggi, tidak memenuhi syarat kelayakan”.

    Kepada kantor berita Tass, ketua IBA yang berasal dari Rusia, Umar Kremlev, mengatakan bahwa hasil tes DNA Khelif yang menunjukkan kromosom XY, menjadi dasar ia didiskualifikasi dari kompetisi olahraga di bawah naungannya. "Sepasang kromosom XY biasanya maskulin,” ujarnya. 

    Sejak kontroversi diskualifikasi itu, IBA dilarang untuk menyelenggarakan turnamen tinju Olimpiade di Paris lantaran adanya masalah tata kelola dan serangkaian skandal penjurian. 

    Dilansir the Guardian, kompetisi tinju di Paris kini dijalankan oleh Paris Boxing Unit (PBU) di bawah naungan International Olympic Committee (IOC) Paris 2024, yang memiliki peraturan yang lebih longgar daripada IBA. IOC menyatakan bahwa mereka menggunakan peraturan tinju Tokyo 2020 (yang diberlakukan di Olimpiade Tokyo 2020 dan turnamen kualifikasi terkait) sebagai dasar untuk mengembangkan peraturannya. “Peraturan tersebut diturunkan dari peraturan Rio 2016. PBU berusaha untuk membatasi perubahan untuk meminimalkan dampak pada persiapan atlet dan menjamin konsistensi antara Olimpiade."

    Tindakan diskualifikasi tersebut menyebabkan gelombang misinformasi tentang jenis kelamin atlet. Dengan cepat masyarakat awam menyebut Khelif sebagai "transgender". Padahal di laman profil resminya dan sejumlah media Timur Tengah, atlet Aljazair kelahiran 1999 itu selalu bertanding di kategori wanita sejak mulai berlatih tinju. 

    Bahkan di putaran pertama Olimpiade Tokyo 2020, ia pernah kalah melawan atlet tinju asal Irlandia, Kellie Harrington. Informasi mengenai identitasnya sebagai transgender pun tidak ada dalam dokumen resmi apa pun. 

    Kadar testosteron tinggi tidak berarti seseorang jenis kelamin pria

    Menurut Instituto Superiore di Sanita atau Higher Institute of Health (ISS) Italia, untuk menentukan jenis kelamin seseorang, karakteristik seksual primer dan sekunder juga ikut berperan. Karakteristik seksual primer adalah gonad (testis pada pria dan ovarium pada wanita) tempat sel-sel yang dimaksudkan untuk reproduksi (gamet) berasal dan hormon seks diproduksi. 

    Pada awal kematangan seksual (pubertas), karakteristik seksual primer mencapai kematangan penuh dan karakteristik seksual sekunder muncul yang berkontribusi untuk menonjolkan perbedaan antara pria dan wanita (misalnya timbre suara, distribusi dan jumlah rambut, distribusi lemak tubuh, perkembangan massa otot, pertumbuhan payudara, pertumbuhan penis).

    Keberadaan kadar testosteron yang tinggi pada kompetisi olahraga memang akan menjadi masalah, karena berkaitan dengan atribut fisik seperti massa dan kekuatan otot. Faktor ini akan cenderung menguntungkan dan menimbulkan ketidakadilan dalam kompetisi. Argumen mengenai kadar testosteron inilah yang seringkali menjadi penyebab diskriminasi terhadap atlet dengan kadar testosteron yang meningkat secara alami. 

    Namun wanita juga memiliki hormon ini, tidak hanya ada pada pria. Sehingga kadar yang tinggi tidak otomatis menjadikan seseorang sebagai transgender. Kondisi ini terjadi secara alami, dinamakan hiperandrogenisme, yakni ketika produksi hormon pria yang berlebihan (terutama testosteron) oleh kelenjar endokrin yang bertanggung jawab atas produksinya, yaitu ovarium dan indung telur. 

    Penyebab paling umum dari kadar testosteron tinggi pada wanita adalah autisme, sindrom ovarium polikistik, dan hiperplasia adrenal kongenital.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim atlet Aljazair, Imane Khelif sebagai transgender adalah keliru.

    Informasi mengenai identitasnya sebagai transgender pun tidak ada dalam dokumen resmi apa pun. Dalam berbagai laman profil resmi, Khelif telah berkompetisi dalam kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun di kategori wanita, termasuk Olimpiade Tokyo 2020.

    Selain itu, kromosom XY bukan satu-satunya penentu apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan. Kondisi kadar testosteron tinggi bisa terjadi pada wanita, karena hormon ini tidak hanya ada pada pria. Sehingga kadar testosteron yang tinggi tidak otomatis menjadikan seseorang sebagai transgender.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21608) Keliru, Terapi Minuman Rempah Bisa Menggantikan Cuci Darah untuk Penderita Gagal Ginjal

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di akun Facebook ( ini, ini, ini ), TikTok ( ini dan ini ), Instagram ( ini dan ini ), serta Snack Video, yang diklaim memperlihatkan cara membuat minuman rempah yang bisa menggantikan cuci darah bagi penderita gagal ginjal.

    Video itu memperlihatkan cara membuat ramuan rempah dengan memasukkan bahan-bahannya dalam teko seperti akar ilalang, meniran bubuk, kumis kucing, daun sukun, jahe, seledri bubuk. Kemudian masukkan air panas dan peras menggunakan french press.



    Benarkah ramuan rempah tersebut bisa menggantikan terapi cuci darah untuk penderita gagal ginjal?

    Hasil Cek Fakta



    Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andi Khomeini Takdir mengatakan minuman rempah tersebut tidak bisa menggantikan cuci darah untuk pasien gagal ginjal. Minuman rempah mungkin bermanfaat untuk pasien diabetes, namun harus didukung penelitian yang valid.

    “Nggak bisa. Cuci darah ya cuci darah. Mungkin ada efek (positif) rempah-rempah itu untuk pasien diabetes, tapi harus diteliti dulu,” kata dr Andi pada Tempo melalui pesan, Jumat 2 Agustus 2024.

    Dilansir Antara, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan ginjal dan hipertensi, dr Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, juga menyatakan tidak menganjurkan pasien gagal ginjal mengganti cuci darah dengan pengobatan alternatif.

    Lantaran tidak ada bukti tentang pengobatan alternatif yang mampu mengobati gagal ginjal. Sementara secara medis, ginjal yang benar-benar rusak tidak bisa diperbaiki atau dipulihkan kembali.

    "Kalau melihat guideline dari perhimpunan ahli-ahli ginjal sedunia, justru tidak menganjurkan pengobatan alternatif pada pasien-pasien yang mengalami gangguan ginjal," kata Pringgo.

    Dia menjelaskan gangguan kesehatan pada ginjal bersifat bertahap. Bila masih di tahap awal, pengobatan bisa dilakukan dengan mencari penyebab penyakit itu, lalu mengobatinya. Pemicu penyakit ginjal di antaranya diabetes, hipertensi, dan peradangan ginjal.

    "Kalau ternyata karena diabetes, maka kita kontrol gula darahnya. Kalau hipertensi, maka kontrol tekanan darahnya. Begitu juga dengan penyakit lain," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, dan RS Pelni itu.

    Bila penurunan fungsi ginjal sudah di tahap lanjut, dokter mungkin belum merekomendasikan cuci darah, melainkan melakukan upaya-upaya lain. Misalnya mengurangi asupan protein, untuk mengurangi beban kerja ginjal.

    Namun, bila pasien mengalami penyakit ginjal tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki. Yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.

    "Jadi sudah tahap akhir, fungsi ginjal pasti sudah sangat rendah sekali sehingga harus digantikan fungsinya, kalau tidak, bisa membahayakan pasien. Dan kenapa disebut pengobatan pengganti? Karena tidak menyembuhkan ginjalnya yang sudah gagal itu," ujar Pringgo lagi.

    Macam-macam Pengobatan Sakit Ginjal

    Dilansir laman Pusat Medis Universitas Rochester, Amerika Serikat, gagal ginjal adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penurunan atau hilangnya fungsi ginjal. Fungsi ginjal dalam hal ini ialah menyaring dan membuang limbah metabolisme tubuh.

    Ada dua jenis gagal ginjal, yakni cedera ginjal akut yang bersifat tiba-tiba dan terkadang dapat disembuhkan. Kedua, penyakit ginjal kronis yang muncul secara perlahan dan dapat menyebabkan gagal ginjal permanen.

    Penderita gagal ginjal kronis bisa mengalami gejala nafsu makan yang buruk, muntah, sakit tulang, sakit kepala, insomnia, gatal, kulit kering, kelelahan dengan aktivitas ringan, kram otot, keluaran urin tinggi atau tidak ada keluaran urin, inkontinensia urin, kulit pucat, bau mulut, masalah pendengaran, sifat lekas marah, tonus otot buruk, perubahan kewaspadaan mental, dan rasa metalik di mulut.

    Pengobatan terhadap gagal ginjal juga disesuaikan dengan tingkat keparahan sakitnya. Pada tingkat penurunan fungsi ginjal tertentu, mungkin pasien diharuskan mengikuti hemodialisis (cuci darah), CAPD, atau transplantasi ginjal.

    Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk pasien gagal ginjal kronis, namun bukan untuk menyembuhkan ginjal, melainkan mengurangi efek lain. Misalnya obat untuk mencegah hilangnya kepadatan tulang, mengobati anemia, atau meningkatkan produksi urin.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan ramuan rempah bisa menggantikan cuci darah alias hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronis, adalah klaim yang keliru.

    Pengobatan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal tahap akhir alias gagal ginjal kronis, membutuhkan cuci darah yang tidak bisa digantikan ramuan rempah atau pengobatan alternatif.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21607) Keliru, Narasi yang Mengatakan Adanya Pembangunan Patung Naga Raksasa di IKN

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Sebuah narasi beredar di Facebook [ Arsip ] yang mengatakan adanya pembangunan patung naga raksasa di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser, Kalimantan Timur. Unggahan itu disertai gambar ilustrasi yang memperlihatkan patung naga warna abu-abu di tengah bundaran jalan, yang dikelilingi sejumlah kendaraan dan gedung bertingkat. 

    Disebutkan bahwa pembangunan patung itu sebagai ucapan terimakasih pada koko-koko, panggilan untuk kakak laki-laki di komunitas keturunan Tionghoa, atas jasa-jasa mereka membangun Tanah Air. Berikut bunyi narasi selengkapnya: sebuah patung naga raksasa di ibu kota kalimantan timur sebagai bentuk penghormatan untuk kokoh kokoh yang telah berjasa untuk pembangunan tanah air.



    Namun, benarkah ada pembangunan patung naga raksasa di IKN sebagaimana isi narasi tersebut?

    Hasil Cek Fakta



    Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawijaya dan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H. Sumadilaga, menyatakan tidak pernah mendengar adanya pembangunan patung naga di IKN.

    “Saya belum pernah dengar soal rencana pembangunan naga besar di IKN,” kata Endra pada Tempo melalui pesan, Kamis, 1 Agustus 2024.

    Selain itu, gambar ilustrasi yang disertakan sesungguhnya hasil olah kecerdasan buatan generatif alias generative Artificial Intelligence. Berikut hasil uji menggunakan layanan pendeteksi AI dari Aiornot.com dan Isitai.com :



    Layanan AI detector dari AI or Not menyatakan sangat mungkin gambar tersebut sebagai generative AI. Sementara Is it AI menyatakan kemungkinan gambar itu dihasilkan dari generate AI sebesar 92,96 persen.

    Patung-Patung di IKN

    Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Istana Kepresidenan yang dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Rencananya, Istana Kepresidenan dibangun di atas lahan 100 hektare. Luas area bangunan hanya 8%, sedangkan sisanya 92% akan ditata menjadi ruang terbuka hijau. Istana Kepresidenan akan terdiri dari beberapa bangunan, antara lain:

    Dilansir Detik.com, ikon utama IKN adalah gedung berbentuk garuda yang juga disebut patung garuda raksasa. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, mengatakan nama gedung itu Istana Garuda.

    Dia mengatakan Istana Garuda merupakan nama resmi yang dipilih Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia juga menjelaskan Istana Garuda bukanlah Istana Presiden atau Kantor Presiden.

    Selain itu, akan dibangun instalasi patung di kawasan Memorial Park, sebagaimana dijelaskan dalam website resmi Otorita IKN. Di sana dibangun dua belah cangkang telur yang saling berhadapan. Di dalam cangkang telur ada patung garuda dan duo proklamator kemerdekaan RI, Ir Soekarno dan Mohammad Hatta.

    Di antara kedua cangkang telur, dibangun pula tempat nyala api abadi. Pemberitaan di media pun belum ada yang membahas rencana ataupun proses pembangunan patung lainnya di IKN.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan adanya pembangunan patung naga raksasa di IKN sebagai ucapan terimakasih pada koko-koko yang membangun Tanah Air adalah klaim keliru.

    Pejabat tinggi di lembaga Otorita IKN dan Kementerian PUPR yang terlibat langsung dalam pembangunan IKN, menyatakan tidak pernah mendengar adanya pembangunan patung raksasa berbentuk naga di IKN.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21606) Tidak Benar, Video Gibran Sedang Makan Daging Katak

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita

    tirto.id - Baru-baru ini, beredar sejumlah video yang menampilkan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang juga wakil presiden RI terpilih periode 2024-2029, Gibran Rakabuming Raka, sedang memakan daging katak. Lebih lanjut, narasi dalam unggahan tersebut juga menyebut bahwa Gibran merupakan sosok yang menggemari kuliner dari olahan daging katak.

    Dalam video tersebut, memang nampak sosok yang dinarasikan sebagai Gibran, yang mengenakan kaus berwarna hitam dan duduk di sebuah mobil sambil menyantap daging katak, dengan menggunakan sumpit.

    Video yang menampilkan Gibran sedang memakan katak tersebut ditemukan diunggah oleh sejumlah akun di Facebook, di antaranya “Aris Gemoy” pada Sabtu (27/7/2024), “Abu Safila Safila” pada Minggu (28/7/2024), serta Fachmi Aziz pada Selasa (30/7/2024).

    Berikut transkrip narasi yang ditulis oleh salah satu akun yang mengunggah video tersebut pada Sabtu (27/7/2024):

    “Lahap sekali makannya... inilah Calon Wakil Presiden 2024 kita nanti...yg mncontohkan makan Kodok..dan sangat sangat Doyan sekali makanan Haram... Apa nti yg akan trjadi bila seorang Yg bukan Muslim ini Memimpin Negeri ini.??? ASTAGHFIRULLAH...!!!! Selamat Yaaa bagi pndukung Anak Jokodok."

    Sepanjang Minggu (28/7/2024) hingga Jumat (2/8/2024), atau selama lima hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh tiga tanda suka, dua komentar, dan telah diputar sebanyak 299 kali.

    Lantas, bagaimana kebenaran video tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Mula-mula, Tim Riset Tirto mengamati video tersebut secara seksama dari awal hingga akhir.

    Kami menemukan sejumlah kejanggalan dalam video tersebut. Pertama, bentuk kepala dan wajah Gibran dalam video nampak tidak proporsional dan seperti hasil suntingan. Kedua, kami melihat keanehan antara gerak bibir dan kata yang diucapkan Gibran dalam video.

    Untuk menelusuri lebih lanjut keaslian video tersebut, kami mengambil salah satu tangkapan layar dalam video tersebut, lalu menelusurinya dengan menggunakan metode reverse image search dari Google Images.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke sebuah video identik dari kanal Youtube “RK Blog” yang diunggah pada Sabtu (6/7/2024). Dari segi tanggal, video tersebut lebih dulu diunggah dibanding video identik yang menarasikan Gibran memakan daging katak. Kami menemukan sosok asli dari pria yang memakan daging katak tersebut bukanlah sosok Gibran.

    Kemungkinan besar wajah seseorang dalam video tersebut disunting menggunakan wajah Gibran menggunakan teknologi deepfake melalui kecerdasan buatan (AI). Sebagai informasi, deepfake merupakan bentuk kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk memalsukan gambar dalam sebuah peristiwa.

    Kami kemudian mencoba menggunakan perangkat pemindai video AI, mengingat adanya sejumlah kejanggalan di unggahan video tersebut yang mengindikasikan ini adalah karya AI.

    Tirto menggunakan perangkat pemindai AI, Hive Moderation untuk mengidentifikasi video tersebut. Hasilnya, perangkat tersebut memberikan nilai 99,8 persen video tersebut kemungkinan dibuat dengan menggunakan teknologi AI.

    Terakhir, kami melakukan penelusuran melalui Google dengan kata kunci “Gibran makan daging katak”. Hasilnya, kami tidak menemukan satupun konteks video yang menampilkan sosol wakil presiden RI terpilih itu sedang memakan katak.

    Kami menemukan, media pemeriksa faktaturnbackhoax.id juga telah menelusuri keaslian video yang menarasikan sosok Gibran sedang memakan katak. Senada, media yang dikelola oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) tersebut menyatakan bahwa video tersebut merupakan hasil manipulasi menggunakan perangkat AI.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukan, video yang menarasikan Gibran sedang memakan katak kemungkinan besar adalah hasil manipulasi menggunakan kecerdasan buatan (altered video).

    Sosok asli pria dalam video yang sedang memakan katak tersebut kemungkinan besar bukanlah Gibran. Penelusuran menggunakan perangkat pemindai AI menunjukkan tingkat probabilitas tinggi bahwa video tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi AI.

    Rujukan