• (GFD-2024-21613) [HOAKS] Samsung Menarik Iklan dari Olimpiade Paris 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Tersiar narasi yang beredar di media sosial dengan klaim perusahaan teknologi Korea Selatan, Samsung menarik iklannya dari Olimpiade Paris 2024.

    Samsung diklaim menarik iklan senilai 1 miliar dollar AS, karena Olimpiade Paris 2024 membawa agenda woke atau gerakan kesadaran sosial terhadap permasalahan ketidaksetaraan rasial, gender, hak-hak LGBT, dan isu-isu sosial lainnya.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Informasi mengenai penarikan iklan Samsung dari Olimpiade Paris 2024 disebarkan oleh akun Facebook ini pada Rabu (31/7/2024).

    Berikut narasi yang ditulis:

    Samsung menarik kampanye iklan senilai $1 miliar dengan Olimpiade paris.

    Sementara, berikut teks yang tertera pada gambar diunggah:

    SAMSUNG DROPS OUT OF $1 BILLION ADVERTISING CAMPAIGN WITH OLYMPICS, "THE'VE GONE WOKE"

    Narasi serupa beredar dalam bahasa Inggris dan diunggah oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Hasil Cek Fakta

    Samsung terdaftar sebagai bagian dari program mitra Olimpiade tingkat tinggi, berdasarkan informasi di situs web Komite Olimpiade Internasional atau IOC.

    Dikutip dari Reuters, juru bicara IOC memastikan narasi mengenai pembatalan iklan oleh Samsung tidak benar.

    Ia menjelaskan, IOC memiliki perjanjian dengan Samsung hingga 2028.

    Sejauh ini, tidak ditemukan berita atau laporan kredibel yang membuktikan pembatalan iklan Samsung dalam perhelatan Olimpiade.

    Melalui situs webnya, 29 Juli 2024, Samsung menerbitkan artikel tentang peraih medali Olimpiade yang berpose dengan ponsel Samsung yang dihadiahkan oleh perusahaan tersebut.

    Ketika Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek di situs resmi Olimpiade, Samsung masih tercatat sebagai sponsor.

    Dilansir Snopes, narasi mengenai Samsung menarik iklannya dari Olimpiade Paris pertama kali dimuat halaman Facebook SpaceX Fanclub pada 28 Juli 2024.

    Gambar yang disertakan pada unggahan tersebut diberi label satire di pojok kiri atas.

    Menurut riwayat suntingan unggahan, pengelola halaman menambahkan kata "satire" di akhir teks keterangan pada 30 Juli 2024.

    Namun, konten tersebut terlanjur beredar tanpa menyertakan label satire, sehingga menimbulkan misinformasi.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai penarikan iklan Samsung dari Olimpiade Paris 2024 adalah hoaks.

    Saat ini, Samsung masih tercatat sebagai sponsor di situs resmi Olimpiade.

    Juru bicara IOC juga memastikan kerja sama dengan Samsung masih berlangsung bahkan sampai Olimpiade 2028.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21612) [HOAKS] Kebaktian Akbar di Paris Setelah Pembukaan Olimpiade

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim memperlihatkan kebaktian akbar yang digelar setelah upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, di Paris, pada Jumat (26/7/2024).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video itu keliru.

    Sebagai konteks, pembukaan Olimpiade Paris 2024 memicu kontroversi di kalangan umat Kristen dan Katolik.

    Acara tersebut menampilkan pertunjukkan inklusivitas dari komunitas LGBTQ+ di Perancis, khususnya waria, yang memparodikan kisah mitologi Yunani, "Perjamuan Dionisos".

    Terdapat seorang pria yang berperan sebagai Dionisos, Dewa Anggur sekaligus Dewa Olimpiade Yunani Kuno.

    Namun, penampilan tersebut dianggap terinspirasi lukisan Leonardo Da Vinci yang menyiratkan kisah dalam ajaran Kristen, yakni "Perjamuan Terakhir".

    Video dengan narasi soal penyelenggaraan kebaktian setelah pembukaan Olimpiade Paris disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (30/7/2024):

    A HUGE worship service praising the name of Jesus happening in Paris after the satanic and blasphemous Olympics Opening Ceremony….

    Berikut terjemahannya:

    Sebuah kebaktian BESAR yang memuji nama Yesus terjadi di Paris setelah Upacara Pembukaan Olimpiade yang kejam dan menghujat....

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, (30/7/2024), mengenai kebaktian besar di Paris usai pembukaan olimpiade.

    Hasil Cek Fakta

    Kebaktian yang ditampilkan dalam video digelar beberapa bulan sebelum pembukaan Olimpiade Paris 2024.

    Video aslinya diunggah akun Instagram organisasi nirlaba Kristen, Jean-Luc Trachsel Ministries, pada 25 Mei 2024, lebih dari dua bulan sebelum pembukaan Olimpiade.

    Keterangan dalam video sama sekali tidak menyebutkan soal Olimpiade Paris.

    Video dari kebaktian besar tersebut juga diunggah penyelenggara dan penampil beberapa hari kemudian.

    Kegiatan tersebut dilaporkan oleh situs web Marche Pour Jesus France dan beberapa situs berita Kristen.

    Lebih dari 20.000 orang menghadiri kebaktian bersama di dekat Menara Eiffel.

    Kesimpulan

    Video kebaktian di dekat Menara Eiffel, Paris, Perancis, pada 25 Mei 2024, disebarkan dengan konteks keliru.

    Kegiatan ibadah akbar umat Kristen itu tidak terkait pembukaan Olimpiade Paris 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21611) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Gibran Sedang Menyantap Katak

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka menyantap katak beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 27 Juli 2024.
    Video berdurasi 24 detik itu memperlihatkan seorang pria mirip Gibran yang sedang menyantap katak di dalam sebuah mobil. Ia tampak lahap dan menikmati makanan tersebut.
    "Lahap sekali makannya..
    inilah Calon Wakil Presiden 2024 kita nanti...yg mncontohkan makan Kodok..dan sangat sangat Doyan sekali makanan Haram...
    Apa nti yg akan trjadi bila seorang Yg bukan Muslim ini Memimpin Negeri ini.???
    ASTAGHFIRULLAH...!!!!
    Selamat Yaaa bagi pndukung Anak Jokodok..😃😃😀😂😂," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 23 kali ditonton warganet.
    Benarkah dalam video itu Gibran sedang menyantap katak? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka menyantap katak. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs fakeimagedetector.com. Situs tersebut bisa mengidentifikasi sebuah gambar apakah hasil rekayasa atau asli.
    Hasilnya, foto yang diklaim merupakan Gibran sedang menyantap katak ternyata merupakan hasil rekayasa digital dan diduga menggunakan teknologi deepfake.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Video identik dengan klaim ditemukan di situs berbagi video YouTube. Video tersebut berjudul "क्या यह भी चीन के लोग खा लेते हैं? #chinafood #food #meatlovers #meat #meatpacking #chinesefood" yang dimuat kanal YouTube Rk blog pada 6 Juli 2024.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka menyantap katak ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut telah diedit dengan teknologi deepfake. Wajah pria dalam video tersebut sengaja diubah dengan wajah Gibran.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21610) Keliru, Video Berisi Klaim Pertolongan Pertama Penyakit Stroke dengan Menekan Bagian Bawah Hidung

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Sebuah konten yang diklaim sebagai cara pertolongan pertama mengatasi serangan stroke dengan menekan bagian bawah hidung penderita, dibagikan di media sosial [ arsip ]. Konten tersebut berisi video yang memperlihatkan seorang penumpang kereta pingsan dan segera disadarkan penumpang lainnya dengan menekan bagian bawah hidungnya.  

    Video tersebut dibagikan pada 2024 dengan narasi: "Tekan di bawah hidung membuat penderita akan segera sadar kembali.Buat tambahan pengetahuan Semoga bermanfaat". 



    Sejak diunggah, video itu telah mendapat 412 komentar dan dibagikan kembali sebanyak lebih dari 12 ribu kali. Benarkah dengan menekan bagian bawah hidung dapat menyadarkan dan menyelamatkan seseorang yang pingsan karena serangan stroke? 

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan menelusuri sumber video dan pernyataan para ahli medis. Dokter spesialis saraf Qur'ani Hemas Nuraningrum mengatakan penanganan pertama pada pasien stroke dengan cara memencet bawah hidung seperti pada video tersebut merupakan mitos sebab cara tersebut tidaklah tepat. 

    Tempo memfragmentasi video dan menelusuri sumbernya dengan menggunakan mesin pencari Baidu. Ditemukan video identik telah beredar luas di Weibo, platform media sosial Cina, sejak Oktober 2023. Akun ini mengunggahnya dengan narasi, "keadaan darurat di kereta bawah tanah. Untungnya, staf tiba tepat waktu". 



    Pada kolom komentar video tersebut, beberapa netizen di Cina memuji upaya pertolongan yang dilakukan. Namun, beberapa netizen lainnya berpendapat bahwa pertolongan pertama pada seseorang yang tidak sadarkan diri akibat serangan stroke adalah dengan membaringkan korban dalam posisi terlentang. Jika ternyata denyut nadi menghilang, maka perlu segera melakukan resusitasi jantung paru.   

    Dokter spesialis saraf Qur'ani Hemas Nuraningrum juga membantah bahwa pertolongan tersebut bisa dilakukan kepada orang yang terserang stroke. 

    “Penanganan pertama pada pasien stroke dengan cara memencet bawah hidung seperti pada video tersebut merupakan mitos. Cara tersebut tidaklah tepat,” ucap Hemas pada Kompas.com, Kamis, 25 Juli 2024. 

    Ia menilai, sejauh ini belum ada penelitian yang memastikan bahwa pertolongan tersebut efektif untuk penderita stroke. Di sisi lain, penundaan untuk membawa penderita ke rumah sakit (prehospital delay) justru akan berpengaruh terhadap keparahan stroke. 

    Menurutnya, tidak semua orang yang terserang stroke akan pingsan. “Beberapa hal yang menyebabkan pasien tidak sadarkan diri bisa karena stroke infark (terdapat sumbatan di pembuluh darah yang luas) atau stroke perdarahan yang mengenai area otak yang berfungsi mengontrol sistem kesadaran,” papar Hemas.

    Dikutip dari situs resmi Universitas Indonesia, beberapa hal yang dapat dilakukan jika mengalami kejang yaitu:

    Selanjutnya segera bawa penderita ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan optimal.  

    Dikutip dari situs resmi Universitas Gadjah Mada, Dr. dr. Ismail Setyopranoto Sp.S(K), dari Departemen Neurologi, FK-KMK UGM, menjelaskan ada dua macam faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena stroke, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan yang tak dapat dikendalikan.

    Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan antara lain umur, jenis kelamin tertentu, keturunan, dan orang yang pernah terkena stroke. Faktor risiko yang bisa dikendalikan antara lain diabetes, obesitas, hipertensi, kurang aktivitas dan olahraga, merokok, alkohol, dsb.

    “Stroke dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, minum alkohol sesuai takaran), menurunkan tingkat kolesterol & tekanan darah tinggi, dan menjaga kadar normal gula darah,” ujarnya.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa menekan bagian bawah hidung dapat menyadarkan dan menyelamatkan seseorang yang pingsan karena serangan stroke adalahkeliru.

    Dokter spesialis saraf Qur'ani Hemas Nuraningrum mengatakan penanganan pertama pada pasien stroke dengan cara memencet bawah hidung seperti pada video tersebut merupakan mitos. Cara tersebut tidaklah tepat.

    Rujukan