Beredar postingan di Twitter oleh akun @Incredibhaarat, yang memposting narasi dari pernyataan seseorang ahli virologi dan pemenang Nobel Prize dari Prancis, Luc Montagnier, yang menyatakan bahwa vaksinasi dapat menyebabkan varian baru virus Corona.
“Postingannya juga disertai video berdurasi 45 detik sebagai bukti. Dalam video 45 detik tersebut, ahli virologi dari Prancis Luc Montagnier menyatakan jika vaksinasi dapat menyebabkan varian virus Corona baru, Luc juga mengklaim bahwa tingginya vaksinasi di sebuah negara berbanding lurus dengan kenaikan jumlah pasien terinfeksi COVID-19.
Postingan @Incredibhaarat beredar di tengah agenda vaksinasi yang dilakukan sebagian besar negara untuk menghentikan pandemi COVID-19.
Covid-19 Baru
(GFD-2021-7096) [SALAH] Vaksinasi Sebabkan Varian Baru COVID-19
Sumber: twitter.comTanggal publish: 16/06/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, sejumlah ahli menyatakan bahwa klaim vaksinasi akan menciptakan varian baru virus Corona adalah TIDAK BENAR.
World Health Organization (WHO) menjelaskan, vaksinasi tidak dapat menyebabkan virus Corona asli bermutasi menjadi varian baru. Hal yang menyebabkan virus Corona bermutasi adalah karena virus menyebar secara luas dalam populasi yang besar, serta menginfeksi banyak orang.
“Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi – dan semakin berpeluang untuk mengalami perubahan,” ungkap WHO. Lebih lanjut, dilansir dari Reuters, Dr. Robert Bollinger, seorang spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins menjelaskan kepada Reuters melalui email bahwa, dibandingkan orang yang tidak divaksin, orang yang sudah divaksin akan cenderung kebal terhadap infeksi virus Corona varian baru dan tidak berpotensi menyebarkan varian pula.
Dr. Bollinger juga menjelaskan, orang-orang yang tidak divaksinasi lebih rentan terinfeksi virus, dan dari orang terinfeksi tersebut akan menyebarkan lagi ke orang-orang yang tidak divaksin. Penyebaran dalam tingkat tinggi itulah yang kemudian menciptakan mutasi baru virus Corona hingga menjadi varian baru. Lebih dari 99,9% dari semua varian virus Corona berasal dari dan menyebar ke orang yang tidak divaksin.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim @Incredibhaarat adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
World Health Organization (WHO) menjelaskan, vaksinasi tidak dapat menyebabkan virus Corona asli bermutasi menjadi varian baru. Hal yang menyebabkan virus Corona bermutasi adalah karena virus menyebar secara luas dalam populasi yang besar, serta menginfeksi banyak orang.
“Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi – dan semakin berpeluang untuk mengalami perubahan,” ungkap WHO. Lebih lanjut, dilansir dari Reuters, Dr. Robert Bollinger, seorang spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins menjelaskan kepada Reuters melalui email bahwa, dibandingkan orang yang tidak divaksin, orang yang sudah divaksin akan cenderung kebal terhadap infeksi virus Corona varian baru dan tidak berpotensi menyebarkan varian pula.
Dr. Bollinger juga menjelaskan, orang-orang yang tidak divaksinasi lebih rentan terinfeksi virus, dan dari orang terinfeksi tersebut akan menyebarkan lagi ke orang-orang yang tidak divaksin. Penyebaran dalam tingkat tinggi itulah yang kemudian menciptakan mutasi baru virus Corona hingga menjadi varian baru. Lebih dari 99,9% dari semua varian virus Corona berasal dari dan menyebar ke orang yang tidak divaksin.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim @Incredibhaarat adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan vaksinasi dapat menyebabkan varian baru COVID-19. Para ahli berpendapat, varian baru COVID-19 disebabkan karena penyebaran infeksi COVID-19 yang masif.
Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan vaksinasi dapat menyebabkan varian baru COVID-19. Para ahli berpendapat, varian baru COVID-19 disebabkan karena penyebaran infeksi COVID-19 yang masif.
Rujukan
(GFD-2021-7095) [SALAH] Foto “Wajah Presiden Jokowi di Gunung Rushmore, Amerika Serikat”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/06/2021
Berita
Akun Facebook Darius Dzulkarnain (fb.com/darius.dzulkarnain) pada 14 Juni 2021 mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan adanya wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sebuah gunung ke grup Makar community V2 dengan narasi sebagai berikut:
“Kepemimpinan George Washington, kebijaksanaan Thomas Jefferson, keramahan Theodore Roosevelt, dan kesederhanaan Abraham Lincoln. Semuanya ada pada Bapack Joko Widodo. Putera terbaik bangsa. Bismillah Admin American Hoaxes dan Porum Antipitnah Ahoakes.”
“Kepemimpinan George Washington, kebijaksanaan Thomas Jefferson, keramahan Theodore Roosevelt, dan kesederhanaan Abraham Lincoln. Semuanya ada pada Bapack Joko Widodo. Putera terbaik bangsa. Bismillah Admin American Hoaxes dan Porum Antipitnah Ahoakes.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya foto yang memperlihatkan adanya wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sebuah gunung merupakan konten yang dimanipulasi.
Faktanya, itu merupakan foto hasil suntingan atau editan. Pada foto aslinya, tidak terdapat wajah Presiden Jokowi di Gunung Rushmore tersebut.
Foto yang asli, salah satunya diunggah di situs istockphoto.com pada 13 Februari 2019. Di foto ini, hanya ada pahatan wajah kepala empat presiden Amerika Serikat, yaitu George Washington (1732–1799), Thomas Jefferson (1743–1826), Theodore Roosevelt (1858–1919), dan Abraham Lincoln (1809–1865).
Gunung Rushmore adalah gunung terkenal di Amerika Serikat tepatnya berada di dekat South Dakota. Seorang Denmark-Amerika,Gutzon Borglum mengukir kepala keempat presiden Amerika Serikat tersebut di permukaan granit gunung itu.
Faktanya, itu merupakan foto hasil suntingan atau editan. Pada foto aslinya, tidak terdapat wajah Presiden Jokowi di Gunung Rushmore tersebut.
Foto yang asli, salah satunya diunggah di situs istockphoto.com pada 13 Februari 2019. Di foto ini, hanya ada pahatan wajah kepala empat presiden Amerika Serikat, yaitu George Washington (1732–1799), Thomas Jefferson (1743–1826), Theodore Roosevelt (1858–1919), dan Abraham Lincoln (1809–1865).
Gunung Rushmore adalah gunung terkenal di Amerika Serikat tepatnya berada di dekat South Dakota. Seorang Denmark-Amerika,Gutzon Borglum mengukir kepala keempat presiden Amerika Serikat tersebut di permukaan granit gunung itu.
Kesimpulan
Foto EDITAN. Pada foto aslinya, tidak terdapat wajah Presiden Jokowi di Gunung Rushmore tersebut.
Rujukan
(GFD-2021-7094) [SALAH] Surat Pembagian Uang Donasi oleh atas Nama Sekda dan Bupati
Sumber: Tangkapan LayarTanggal publish: 16/06/2021
Berita
“Menindaklanjuti Program Kegiatan Santunan/Bantuan Donasi yang akan Diberi Dan Salurkan Untuk Beberapa Yayasan, Panti Yatim & Dhu’afa, Ponpes, Dan Tempat Ber’ibadah.
Pada Tanggal 07 Juni 2021 Akan Melaksanakan Program Penyaluran Donasi yang akan Dipimpin Langsung Oleh Bupati Boyolali M. Said Hidayat, PEMKAB, dan BANSOS KABUPATEN BOYOLALI Yang Akan menghubungi Salah satu pengurus yayasan untuk menindaklanjuti penyaluran Donasi yang pertama (1) berupa Uang Tunai yang akan di saluran Ke REKENING YAYASAN Dengan Sesuai Data.
Pada Tanggal 14 Juni 2021 Menindaklanjuti Program Penyaluran Donasi Berupa SEMBAKO, yang akan diberi dan dan Bagikan ke tempat yayasan yang Sudah Terdata sebagai penerima Donasi.
Demikian Terimakasih …”
Pada Tanggal 07 Juni 2021 Akan Melaksanakan Program Penyaluran Donasi yang akan Dipimpin Langsung Oleh Bupati Boyolali M. Said Hidayat, PEMKAB, dan BANSOS KABUPATEN BOYOLALI Yang Akan menghubungi Salah satu pengurus yayasan untuk menindaklanjuti penyaluran Donasi yang pertama (1) berupa Uang Tunai yang akan di saluran Ke REKENING YAYASAN Dengan Sesuai Data.
Pada Tanggal 14 Juni 2021 Menindaklanjuti Program Penyaluran Donasi Berupa SEMBAKO, yang akan diberi dan dan Bagikan ke tempat yayasan yang Sudah Terdata sebagai penerima Donasi.
Demikian Terimakasih …”
Hasil Cek Fakta
Beredar surat edaran Sekretaris Daerah membagikan bantaun donasi yang akan disalurkan ke panti asuhan pondok pesantren, dan tempat-tempat ibadah.
Namun setelah ditelusuri terkait surat edaran tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali, Masruri menegaskan melalui TribunSolo.com, bahwa surat edaran itu hoax.
“Surat tersebut hoaks. Pangkat saya salah. Saya juga tidak pernah mengeluarkan itu. Nomor surat tersebut juga bukan dari OPD Boyolali,” kata Masruri dilansir dari TribunSolo.com, Senin (7/6/2021).
Ia juga menambahkan Pemkab Boyolali tidak pernah mengeluarkan surat edaran tersebut. Dan menghimbau masyarakat agar tidak menanggapi dan menindaklanjuti karena merupakan modus penipuan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa surat edaran bantaun doansi adalah hoaks kategori fabricated content/konten palsu.
Namun setelah ditelusuri terkait surat edaran tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali, Masruri menegaskan melalui TribunSolo.com, bahwa surat edaran itu hoax.
“Surat tersebut hoaks. Pangkat saya salah. Saya juga tidak pernah mengeluarkan itu. Nomor surat tersebut juga bukan dari OPD Boyolali,” kata Masruri dilansir dari TribunSolo.com, Senin (7/6/2021).
Ia juga menambahkan Pemkab Boyolali tidak pernah mengeluarkan surat edaran tersebut. Dan menghimbau masyarakat agar tidak menanggapi dan menindaklanjuti karena merupakan modus penipuan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa surat edaran bantaun doansi adalah hoaks kategori fabricated content/konten palsu.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Rahmah an nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).
Faktanya, informasi tersebut palsu. Melalui semua akun media sosial Twitter BLK Cilacap telah mengonfirmasi bahwa itu tidak benar. Segala informasi resmi hanya ada di akun media sosial resmi BLK Cilacap.
Faktanya, informasi tersebut palsu. Melalui semua akun media sosial Twitter BLK Cilacap telah mengonfirmasi bahwa itu tidak benar. Segala informasi resmi hanya ada di akun media sosial resmi BLK Cilacap.
Rujukan
(GFD-2021-7093) [SALAH] Akun Facebook Bupati Pasangkayu “Yaumil Ambo Djiwa”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/06/2021
Berita
Beredar akun Facebook Bupati Pasangkayu “Yaumil Ambo Djiwa” memberikan informasi mengenai sebuah event promosi smartphone murah dengan cashback seharga 1 juta rupiah.
Hasil Cek Fakta
Beredar akun Facebook Bupati Pasangkayu “Yaumil Ambo Djiwa” memberikan informasi mengenai sebuah event promosi smartphone murah dengan cashback seharga 1 juta rupiah.
Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari akun Instagram resmi (@diskominfoperspasangkayu) mengklarifikasi bahwa akun tersebut palsu.
“[KLARIFIKASI]
.
Gambar di bawah ini merupakan akun palsu yang menggunakan nama dan Foto Bapak Bupati Pasangkayu H. Yaumil Ambo Djiwa, SH. Hingga saat ini beliau tdk pernah memiliki akun resmi media sosial facebook.
.
Demikian informasi ini kami sampaikan. Semoga yang buat akun palsu menyadari kesalahannya dan tidak menyalahgunakan akun tersebut untuk hal-hal yang tidak kita inginkan.
Hoax #DiskominfopersPasangkayu #KabupatenPasangkayu #SulawesiBarat #InfoPasangkayu #InfoHarIni #GiatHariIni #InfoSulbar”, tulis pada (4/6/21).
Dengan demikian, akun Facebook Bupati Pasangkayu “Yaumil Ambo Djiwa” dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari akun Instagram resmi (@diskominfoperspasangkayu) mengklarifikasi bahwa akun tersebut palsu.
“[KLARIFIKASI]
.
Gambar di bawah ini merupakan akun palsu yang menggunakan nama dan Foto Bapak Bupati Pasangkayu H. Yaumil Ambo Djiwa, SH. Hingga saat ini beliau tdk pernah memiliki akun resmi media sosial facebook.
.
Demikian informasi ini kami sampaikan. Semoga yang buat akun palsu menyadari kesalahannya dan tidak menyalahgunakan akun tersebut untuk hal-hal yang tidak kita inginkan.
Hoax #DiskominfopersPasangkayu #KabupatenPasangkayu #SulawesiBarat #InfoPasangkayu #InfoHarIni #GiatHariIni #InfoSulbar”, tulis pada (4/6/21).
Dengan demikian, akun Facebook Bupati Pasangkayu “Yaumil Ambo Djiwa” dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Rahmah an nisaa (UIN Sunan Ampel Surabaya).
Faktanya, Diskominfopers Pasangkayu melalui Instagram resminya mengklarifikasi bahwa akun tersebut akun palsu. Bupati Yaumil tidak pernah memiliki akun resmi media sosial Facebook.
Faktanya, Diskominfopers Pasangkayu melalui Instagram resminya mengklarifikasi bahwa akun tersebut akun palsu. Bupati Yaumil tidak pernah memiliki akun resmi media sosial Facebook.
Rujukan
Halaman: 5288/6482