• (GFD-2021-7280) [SALAH] Pernyataan “Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun” oleh Luc Montagnier

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Nobel Prize winner: Mass COVID vaccination an ‘unacceptable mistake’
    www.lifesitenews.com

    BREAKING NEWS: Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun

    Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier telah mengonfirmasi bahwa tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang telah menerima segala bentuk vaksin. Dalam wawancara yang mengejutkan, ahli virologi top dunia menyatakan dengan kosong: “tidak ada harapan, dan tidak ada pengobatan yang mungkin bagi mereka yang telah divaksinasi. Kita harus siap untuk membakar mayat.”

    Jenius ilmiah mendukung klaim ahli virologi terkemuka lainnya setelah mempelajari konstituen vaksin.

    “Mereka semua akan mati karena peningkatan yang bergantung pada antibodi. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.”

    Apakah betul setelah vaksin akan selama 2 tahun kedepan kita akan mati?
    Orang yang sudah divaksin akan mati dalam 2 tahub
    Orang yang sudah divaksin akan mati dalam 2 tahun
    Vaksin membuat mati

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp yang menyertai tautan www.lifesitenews.com merujuk pada sebuah berita berjudul Nobel Prize winner: Mass COVID vaccination an ‘unacceptable mistake’. Dalam pesan itu, disebutkan bahwa semua orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun dan tidak ada pengobatan bagi mereka yang telah divaksin berdasarkan pernyataan dari ahli virologi sekaligus penerima hadiah Nobel bernama Luc Montagnier yang dikutip dari berita tersebut.

    Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada penyataan dari ahli virologi dan peraih hadiah Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis, Luc Montagnier, dalam berita yang dilampirkan pada pesan WhatsApp itu.

    “Secondly, Montagnier did not say that everyone who received experimental COVID-19 vaccines would “all die” within two years. This quote was falsely attributed to him in a fake news meme that has been widely distributed.”

    “Kedua, Mogtagnier tidak mengatakan bahwa setiap orang yang menerima vaksin eksperimental Covid-19 akan “mati semuanya” dalam dua tahun. Kutipan itu secara keliru dikaitkan dengannya dalam meme berita palsu yang telah beredar secara luas,” ungkap Celeste McGovern, penulis berita yang terbit pada 19 Mei 2021 itu.

    Di sisi lain, dalam berita tersebut juga, Montagnier menyatakan vaksinasi massal melawan Covid-19 menyebabkan terciptanya varian virus berbahaya yang mendorong kepada kematian. Namun, pernyataan tersebut telah dibantah oleh seorang profesor biokimia yang memimpin upaya pengurutan varian SARS CoV-2 di West Virginia, AS bernama Peter Stoilov, PhD. Mengutip dari healthline, Ia menyatakan bahwa mutasi yang menentukan menentukan varian SARS-CoV-2 saat ini muncul sebelum vaksin dibuat atau tersedia secara luas.

    “Kami tidak melihat apa-apa tentang itu. Faktanya, kami melihat yang sebaliknya. Di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi tinggi, jumlah kasus dan kematian menurun; keragaman virus terbatas pada beberapa (satu sampai tiga) varian; dan, sejauh ini, tidak ada varian baru yang muncul di antara populasi yang divaksinasi,” ujar Stoilov dalam artikel berjudul “No, COVID-19 Vaccines Do Not Cause New Coronavirus Variants” (2/6/2021).

    Sebagai tambahan, informasi palsu terkait vaksinasi memunculkan varian baru Covid-19 telah dibahas pada artikel Turn Back Hoax berjudul “[SALAH] Vaksinasi Sebabkan Varian Baru COVID-19” yang terbit pada 16 Juni 2021.

    Dari berbagai fakta di atas, pesan yang disebarkan melalui WhatsApp itu dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, tidak ada penyataan dari ahli virologi dan peraih hadiah Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi asal Prancis, Luc Montagnier yang menyatakan bahwa orang yang divaksinasi akan mati dalam dua tahun.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7279) [SALAH] Video “Kejadian td pagi di riau ga boleh sholat berjamaah”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Kejadian td pagi di riau ga boleh sholat berjamaah sungguh biadab aparat itu membabi buta entah apa yg sdah merasuk di alam pikir anak2 PKI”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video peristiwa tahun 2018 dengan menambahkan narasi yang menghubungkan dengan sholat berjamaah berkaitan dengan hari ini adalah hari Idul Adha, sehingga menimbulkan kesimpulan KELIRU.

    Salah satu artikel dengan frame video yang identik, Okezone pada 17 Juli 2018: “Aksi kebrutalan anggota Satpol PP Kabupaten Kampar, Riau terekam kamera. Video tersebut beredar luas di media sosial hingga viral dan menuai banyak kecaman warganet. Mereka secara beringas memukuli demonstran yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor bupati.”

    detikNews pada 18 Juli 2018: “Video anggota Satpol PP yang mendorong dan menendang pendemo di area kantor bupati jadi perbincangan. Terlihat aksi demo didominasi oleh ibu-ibu dan sejumlah pria. Anggota Satpol PP itu begitu emosi hingga terlibat baku dorong dengan pendemo.”

    detikNews pada 18 Juli 2018: “Kasatpol PP Kampar, Hambali membantah soal tudingan adanya tindakan kekerasan yang membuat dua orang pendemo jatuh pingsan. Walau dilaporkan ke polisi, pihak Satpol PP tidak membuat laporan balik.”

    Kesimpulan

    BUKAN peristiwa tadi pagi. FAKTANYA, terjadi pada tahun 2018 dan TIDAK berkaitan dengan sholat berjamaah. Kericuhan terjadi pada aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Kampar, dalam rangka protes mengenai pemenuhan hak tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK).

    Rujukan

  • (GFD-2021-7278) [SALAH] Imbauan Lepas Masker Mulai Rabu 21 Juli 2021 oleh Bupati Jember

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    (Narasi dalam gambar)

    “#WES WAYAHE JEMBER BEBAS COVID
    Mulai Hari Rabu, 21 Juli 2021
    Warga Jember Lepas Masker”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah infografis pada salah satu komentar di grup Facebook Info Jember oleh akun Jenny II (https://m.facebook.com/muhammadfajar.sudrajat.9?fref=nf) yang mengatakan bahwa pada hari Rabu 21 Juli 2021 Warga Jember dapat melepas masker. Infografis tersebut juga memuat lambang dari Pemerintah Kabupaten Jember dan juga menyertakan foto Bupati dan Wakil Bupati Jember.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir melalui laman berita Jatimtimes, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemkab Jember, yakni Habib Salim mengatakan bahwa hal tersebut merupakan berita bohong. Per tanggal 16 Juli 2021, Jember merupakan wilayah dengan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan angka kematian tertinggi pada hari tersebut di Jawa Timur. Melansir melalui laman berita Antara, per tanggal 16 Juli 2021 tercatat sebanyak 263 kasus baru, pasien sembuh sebanyak 63 orang, dan angka kematian karena Covid-19 sebanyak 39 orang dalam satu hari. Dengan adanya hal tersebut, Habib Salim juga mengimbau agar warga Jember tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan.

    Dengan demikian, infografis yang diunggah pada kolom komentar di grup Facebook Info Jember oleh akun Jenny II tidak
    sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir melalui laman berita Jatimtimes, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemkab Jember, yakni Habib Salim mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kabar bohong atau hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7277) [SALAH] Bantuan Dana BPJS Sebesar Rp150 Juta

    Sumber: SMS
    Tanggal publish: 20/07/2021

    Berita

    “Slmat No Anda Trpilih
    Mndpatkan Dana Bantuan IDR.150.000.000
    U/Info Lbih Lngkpnya
    Silahkn Buka Link
    Bit[dot]ly/DanaBPJSKesehatan
    PIN Locked 257257”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi yang disebarkan melalui layanan pesan singkat atau SMS yang mengatakan terdapat pemberian dana dari BPJS Kesehatan sebesar Rp150 juta. Pesan tersebut juga mencantumkan tautan dan pin yang nantinya dimasukkan dalam tautan tersebut.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M. Sc, Ph.D., AAK melalui akun resmi Instagram BPJS Kesehatan mengatakan bahwa segala bentuk informasi yang mengatakan tentang pemberian dana dari BPJS Kesehatan melalui SMS atau Whatsapp merupakan hoaks. Segala bentuk informasi mengenai BPJS kesehatan hanya diinformasikan melalui akun resmi media sosial BPJS Kesehatan pada Facebook, Twitter, Youtube, Tiktok, Instagram, Mobile JKN serta Care Center di nomor 1500 400. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa juga sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] SMS Bantuan Dana dari BPJS” dan “[SALAH] Bantuan Dana dari BPJS Kesehatan”.

    Dengan demikian, narasi pada pesan singkat yang mengatakan bahwa terdapat dana bantuan dari BPJS Kesehatan sebesar Rp150 juta tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M. Sc, Ph.D., AAK melalui akun resmi Instagram BPJS Kesehatan mengatakan bahwa segala bentuk informasi yang mengatakan tentang pemberian dana dari BPJS Kesehatan melalui SMS atau Whatsapp merupakan hoaks.

    Rujukan