• (GFD-2020-3608) [SALAH] Video “Kondisi WUHAN Terkini …Langsung Di TEMBAK Mati Yang Terkena CORONA NERAKA CHINA”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 20/02/2020

    Berita

    "yg terjangkit virus corona sekrg tdk diobati tp ditembak mati"
    Video gabungan dari tiga video berbeda yang diambil dalam waktu yang berbeda. Ketiga polisi di video itu tidak melakukan penembakan massal terhadap warga yang terinfeksi virus Corona. Mereka dikirim ke Jalan Futian untuk mengatasi anjing gila. Suara yang mirip tembakan dalam video itu pun bukan suara senjata, suara itu adalah suara kembang api atau petasan. Wabah virus Corona memang terjadi saat tahun baru Cina.

    Akun Anan Qan (fb.com/Anan-Qan-111368947079397) mengunggah sebuah video dengan narasi :

    “Kondisi WUHAN Terkini …Langsung Di TEMBAK Mati ● Yang Terkena (CORONA) NERAKA CHINA”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo yang menggunakan tools InVID untuk memfragmentasi video unggahan sumber klaim tersebut menjadi beberapa gambar. Dan dari sejumlah potongan gambar itu, Tempo menelusuri asal-usulnya dengan reverse image tools, baik milik Google, Yandex, maupun TinEye.

    Hasilnya, Tempo menemukan bahwa video yang diunggah sumber klaim itu adalah gabungan dari tiga video berbeda yang diambil dalam waktu yang berbeda pula.

    Berikut hasil periksa terkait 3 video tersebut:

    1. Video pertama (Detik pertama hingga detik ke-20)
    Misinformasi mengenai video tiga pria yang memegang senjata itu pertama kali beredar pada 1 Februari 2020. Salah satu akun yang membagikannya adalah akun Twitter @lym104_hker. Oleh akun ini, video tersebut diberi narasi “Somewhere in Wuhan, three unknown people are wearing protective clothing but holding guns”.

    Faktanya, tiga pria itu memang adalah polisi. Namun, ketiganya tidak sedang berada di Wuhan. Berdasarkan nomor yang tertera di badan mobil, yakni G1796, mobil tersebut adalah mobil milik biro kepolisian Kota Yiwu, Provinsi Zhejiang, Cina bagian timur.

    Ketiga polisi itu pun tidak melakukan penembakan massal terhadap warga yang terinfeksi virus Corona. Dikutip dari situs China Global Television Network (CGTN), ketiga polisi tersebut dikirim ke Jalan Futian untuk mengatasi anjing gila.

    Pernyataan resmi dari polisi berbunyi: “Pada 1 Februari pukul 11.37, polisi Yiwu menerima laporan dari warga sipil yang meminta bantuan untuk menangani anjing yang telah melukai orang-orang di lingkungan Futian. Biro kemudian mengirim tiga polisi bersenjata dengan peralatan pelindung, untuk melindungi dari virus COVID-2019.”

    2. Video kedua (Detik ke-21 sampai detik ke-35)
    Sejumlah orang yang terbaring di tanah bersama para perawat dalam cuplikan tersebut bukanlah warga yang ditembak massal seperti yang diklaim oleh sumber klaim. Tempo menemukan bahwa video itu pernah beredar sebelumnya pada 26 Januari 2020. Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @wongwaaa.

    Akun ini menjelaskan bahwa video itu adalah video orang-orang di Wuhan yang terpaksa dirawat di rumah mereka karena rumah sakit sudah penuh dengan pasien yang terinfeksi virus Corona COVID-2019.

    Suara yang mirip tembakan dalam video itu pun bukan suara senjata. Tempo memperoleh petunjuk dari komentar akun @siren12041. Akun ini menjelaskan bahwa suara itu adalah suara kembang api atau petasan. Wabah virus Corona memang terjadi saat tahun baru Cina. Bahkan, beberapa desa di Cina menyalakan kembang api atau petasan sebagai tradisi ketika ada anggota keluarga yang meninggal dengan tujuan untuk memberitahu warga lain.

    3. Video ketiga (Detik ke-36 sampai selesai)
    Organisasi cek fakta Perancis, Observers France24, telah memverifikasi video ini dengan mewawancarai Zhang W (bukan nama sebenarnya), salah satu warga Kota Wuzu, Cina, yang berkomunikasi dengan saksi-saksi kejadian dalam video tersebut secara langsung.

    Video itu direkam di Kota Wuzu, tepatnya di depan sekolah Siyuan, pada 29 Januari 2020. Orang berjaket kuning dalam video itu bukanlah warga yang ditembak massal, melainkan korban kecelakaan motor.

    Zhang W pun menunjukkan sejumlah video yang memiliki beberapa kesamaan dengan video unggahan sumber klaim, yakni bentuk trotoar dan orang yang tergeletak di tanah dengan sepeda motor di sebelahnya. Terdapat pula jejak kecelakaan yang terlihat, yakni pecahan beton dan bercak darah di dekat sebuah pohon, tidak jauh dari korban.

    Selain itu, Zhang W mengirim beberapa gambar tangkapan layar yang berisi diskusinya dengan sekelompok warga Wuzu di aplikasi pesan WeChat serta video lain yang menunjukkan kejadian yang sama, yang direkam dari mobil yang bergerak.

    Informasi kecelakaan ini diperkuat dengan siaran pers dari polisi setempat yang dikirim Zhang W ke Observers France24.

    Siaran pers itu berbunyi:
    “Pada 29 Januari sore, kecelakaan tunggal terjadi di Kota Wuzu. Orang tersebut mengendarai skuter. Karena lalu lintas yang buruk, dia bergeser ke sisi jalan, menabrak batu-batu, dan jatuh dengan benturan di bagian belakang kepala. Sayangnya, dia meninggal. Pengemudilah yang bertanggung jawab. Polisi setempat dan staf pusat kesehatan dengan cepat tiba untuk menangani kecelakaan itu.”

    Rujukan

  • (GFD-2020-3607) [SALAH] Foto “Wanita pengikut ISIS ini bangga setelah memenggal kepala sesama umat Allah”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 20/02/2020

    Berita

    Bukan pengikut ISIS, sebaliknya wanita itu adalah komandan grup milisi di Irak yang memenggal kepala anggota ISIS di negaranya sebagai pembalasan atas pembunuhan saudara-saudaranya oleh ISIS.

    Peringatan!, Tautan REFERENSI mengandung konten sadis! Tidak perlu dibuka jika anda mudah terganggu dengan foto mayat/darah.

    Akun Wiajeng Nia (fb.com/nia.wiajeng) mengunggah sebuah foto dengan narasi:

    “Wanita pengikut ISIS ini yg begitu bangganya setelah memenggal kepala sesama umat Allah dgn mengatas namakan krn perintah Allah
    Bener2 sakit parah mental mereka
    Masihkah kita harus menerima 600 lainya yg sudah terkena virus terroris kejam seperti ini?”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Tim Periksa Fakta AFP, klaim bahwa wanita di dalam foto itu adalah pengikut ISIS ternyata salah.

    Faktanya, foto tersebut telah beredar di berbagai laporan media mengenai seorang komandan grup milisi di Irak yang memenggal kepala anggota ISIS di negaranya.

    Pencarian gambar terbalik di Google diikuti dengan pencarian kata kunci menemukan foto asli diunggah pada tanggal 19 November 2015 di laman Facebook Wahida Mohamed. Foto tersebut merupakan bagian dari unggahan Facebook tertanggal 19 November 2015 yang memperlihatkan perempuan yang sama berpose dengan mayat orang yang berbeda-beda.

    Foto itu juga muncul di laporan yang diterbitkan oleh media yang berbasis di Amerika Serikat, The International Business Times, tertanggal 4 Oktober 2016. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, laporan tersebut berjudul: “Irak: Perempuan memenggal kepala anggota Isis, memasak kepala mereka sebagai pembalasan atas pembunuhan saudara-saudaranya.”

    Empat paragraf pertama laporan itu berbunyi: “Seorang wanita Irak dengan cepat berubah menjadi individu yang paling ditakuti oleh kelompok Negara Islam – juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (Isis) atau Negara Islam Irak dan Syam (Isil) – karena dia membalas dendam kepada mereka.

    “Perempuan berusia 39 tahun itu bernama Wahida Mohamed Al Jumaily yang beberapa kerabat dekatnya, termasuk ayah, suami, dan tiga saudara lelakinya, dibunuh oleh Isis di beberapa tahun terakhir. Bahkan suaminya dibunuh awal tahun ini yang tampaknya menjadi pemicu tindakannya saat ini terhadap anggota Isis.

    “Jumaily, yang lebih dikenal sebagai Um Hanadi di antara mereka yang telah melakukan kontak dengannya, telah dibandingkan dengan Abu Azrael sang ‘Rambo Irak’, karena memiliki kesamaan dalam upaya mereka untuk mendorong Isis keluar dari Irak dan mendapatkan kembali negara untuk warganya.

    “Jumaily memimpin grup milisi beranggotakan 70 orang yang menentang Isis, dan dilaporkan tidak hanya memenggal kepala anggota organisasi teroris itu tetapi juga memasak kepala mereka, dalam unjuk kekuatan yang dicocokan dengan apa yang Isis lakukan terhadap tahanannya. Dia bahkan mengunggah foto-foto tersebut di platform media sosial.”

    Diterjemahkan dari bahasa Inggris, keterangan foto tersebut adalah: “Irak: Perempuan memenggal kepala anggota Isis, memasak kepala mereka sebagai balas dendam karena membunuh sanak keluarganya. Wahida Mohamed Al Jumaily telah menerima banyak ancaman mati dari pemimpin Isis Abu Bakr al-Baghdadi.” Kredit foto itu diberikan kepada “Um Hanadi” yang merupakan nama lain Al Jumaily.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3606) [SALAH] Video Perkelahian di Jalan M. H. Thamrin

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 20/02/2020

    Berita

    Kepolisian mengamankan dua orang terkait dengan pembuatan video perkelahian rekayasa di Jalan M. H. Thamrin. Video tersebut belakangan diketahui merupakan video rekayasa yang dibuat oleh seorang dosen dan seorang mahasiswa, dengan tujuan agar masyarakat menjadi resah dan seolah-olah Jakarta tidak aman atau rawan terjadi tindak kriminal.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sempat beredar di media sosial Instagram, sebuah video yang memperlihatkan perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang di Jalan M. H. Thamrin. Video tersebut bermula diunggah oleh akun Instagram @mbx.yeyen yang saat ini telah dihapus. Dalam video tersebut terlihat seorang pria berkelahi dengan beberapa orang pria lainnya. Namun belakangan diketahui bahwa video tersebut hanyalah video rekayasa yang dibuat untuk meresahkan masyarakat Jakarta.

    Melansir dari suara.com, untuk menindaklanjuti hal tersebut pihak kepolisian yakni polsek Menteng pun akhirnya mengamankan dua orang terkait dengan rekayasa video perkelahian. Dua orang pelaku itu merupakan seorang pria berinisial FG dan seorang wanita berinisial YA yang hubungan keduanya adalah dosen dan mahasiwa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

    Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, Kapolsek Metro Menteng AKBP Guntur Muhammad Thariq menjelaskan bagaimana awal mula FG dan YA memviralkan video tersebut. Yakni dengan mengirimkan video tersebut ke sebuah akun Instagram @peduli.jakarta dengan biaya sejumlah Rp 50.000.

    “Setelah video selesai dibuat, pelaku FG dan F mengaku dirinya dengan sengaja mengirimkan video yang dibuatnya ke akun @peduli.jakarta untuk diviralkan dengan membayar Rp 50.000 yang ditransfer via M-Banking ke admin akun @peduli.jakarta,” jelas AKBP Guntur.

    AKBP Guntur menambahkan bahwa FG membayar sejumlah orang untuk memberi kesan bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Terdapat empat orang yang berinisial D, BI, AS dan AW yang dibayar oleh FG dan meminta empat orang tersebut seolah-olah menyerangnya saat hendak melintasi zebra cross di Kawasan M. H. Thamrin. AKBP Guntur juga menjelaskan terkait dengan motif para pelaku. Mereka ingin mengasumsikan bahwa Jakarta tidak aman dan rawan terjadi tindak pidana.

    “Para pelaku ini ingin mengesankan bahwa di Jakarta itu taka man dan rawan terjadi tindak pidana,” pungkas AKBP Guntur.

    Atas perbuatannya tersebut, FG dan YA terancam dijerat oleh UU ITE, pasal 28 ayat 1 jo 45 A UU RI No 19 tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 tahun 2008 dan atau pasal 14 sub 15 UU RI No 1 tahun 1946 tentang peraturan hokum pidana.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3605) [SALAH] Cikarang Siaga 3 Virus Corona Karena Sudah 3 Orang Meninggal di Meikarta

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 20/02/2020

    Berita

    "Virus corona sudah menyebar di jawa barat"
    Beredar sebuah informasi di facebook yang menyebut bahwa ada 3 orang meninggal dunia akibat virus corona di perusahaan Meikarta dan membuat Cikarang siaga 3. Setelah ditelusuri, memang ada satu orang TKA asal China yang meninggal di kawasan Meikarta namun bukan karena virus corona melainkan karena kecelakaan kerja.

    [NARASI]:

    “Cikarang siaga 3 dengan virus Corona ada kabar untuk daerah Lippo sudah ada yg terserang viirus Corona 3 orang dan meninggal dunia namun kita belum nyelidiki ke TKP…dan himbauan untuk warga CIKARANG dan sekitarnya untuk hari ini dan seterusnya WAJIB MEMAKAI MASKER agar tidak terkena virus Corona….pusat virus Corona ada di sebuah perusahaan besar MEIKARTA, dan sampai saat ini pemerintah blm menindak tegas,, bahkan tdi pagi ada aksi dari para habib seBEKASI meminta pemerintah membasmi virus Corona di BEKASI

    Jangan lupa di sheare ya kawan”

    Hasil Cek Fakta

    [PENJELASAN]:

    Sebuah akun facebook bernama Pinggir Cikarang memposting sebuah informasi yang menyebutkan bahwa Cikarang siaga 3 virus corona dan sudah ada 3 korban meninggal di daerah Lippo tepatnya Meikarta.

    Setelah ditelusuri, melansir dari akun instagram Humas Kabupaten Bekasi, menyebut bahwa informasi terkait CIkarang siaga 3 akibat virus corona adalah tidak benar alias hoaks.

    Sehubungan telah beredarnya informasi “Siaga 3 Virus Corona” melalui media sosial Facebook. Dapat kami sampaikan, bahwa berita tersebut HOAX alias TIDAK BENAR!

    Jika ada yang menerima pesan tersebut, dimohon untuk tidak meneruskan pesan tersebut. Dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya.. tulis akun instagram huma_kab_bekasi.

    Sementara itu, informasi yang menyebutkan bahwa adanya korban meninggal di Meikarta memang benar adanya tetapi bukan 3 orang melainkan satu orang Pekerja di proyek Meikarta asal China.

    Dilansir dari Kompas.com, Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan memastikan penyebab kematian Yuan Haisheng (46) warga negara China di pintu B1 tower 153 lantai 11 Apartemen Meikarta Lippo Cikarang bukan karena virus corona.

    “Bukan virus corona, ini indikasinya jatuh dari lift lantai 16 atau 17 ke lantai 11. Untuk sementara karena jatuh, kita sedang selidiki lebih dalam,” ujar Hendra saat dihubungi, Senin (10/2/2020).

    Sebelumnya, Yuan warga negara China ditemukan meninggal dunia di pintu B1 tower 153 lantai 11 Apartemen Meikarta Lippo Cikarang, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Jumat (7/2/2020) pukul 19.30 WIB.

    Adapun Yuan adalah tenaga kerja asal China yang bekerja sebagai direktur supervisour di Apartemen Meikarta. Dia ditemukan meninggal setelah menghilang sejak Rabu (5/2/2020).

    Kepolisian lalu menghubungi Kedubes China di Jakarta, guna mengonfirmasi ke pihak keluarga korban untuk melakukan visum. Hal ini untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.

    “Namun karena korban adalah WNA, polisi harus meminta permohonan izin autopsinya dari keluarga korban di China. Sedangkan saat ini WNA China belum bisa masuk ke Indonesia, karena dari sana belum bisa keluar (travel bannned),” jelas Hendra.

    Rujukan