Beredar melalui media sosial Facebook, informasi terkait dengan surat pemanggilan calon pegawai PT KAI tahun 2022. Pada surat dijelaskan bahwa para calon pegawai akan mulai melakukan wawancara kerja terhitung sejak tanggal 18 Januari 2022 – 19 Januari 2022.

Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, informasi tersebut tidak benar. Melansir dari kai.id, ditegaskan bahwa surat tersebut palsu. PT KAI mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap segala informasi yang mencatut pihaknya.

“KAI menyayangkan aksi tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan rekrutmen KAI. Masyarakat diharapkan lebih teliti dan kritis jika mendapatkan pesan berupa pengumuman rekrutmen. Dimohon mengabaikan pihak-pihak yang menjanjikan dapat membantu meluluskan peserta rekrutmen,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus.

Berdasar pada seluruh referensi, unggahan terkait informasi Surat Pemanggilan Seleksi Karyawan PT KAI 2022 adalah hoaks dan masuk ke dalam kategori imposter content atau konten tiruan.

Surat tersebut palsu, dan telah diklarifikasi oleh pihak PT KAI melalui kai.id.

Beredar sebuah informasi terkait dengan jadwal SIM keliling Kota Blitar 2022 oleh Polres Blitar melalui situs jadwalsimkeliling.info. Dalam narasi yang beredar, disebutkan beberapa lokasi yang akan menjadi tempat penyelenggaraan SIM keliling Kota Blitar.

Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, informasi tersebut tidak benar. Melansir dari akun Instagram @radiopatria, Kanit Registrasi & Identifikasi (Regiden) Satlantas Polres Blitar, Iptu Soleman Arjuna Bormasa menyatakan jika situs tersebut tidak dikelola oleh pihaknya dan jadwal SIM keliling Kota Blitar yang diinformasikan oleh situs jadwalsimkeliling.info hoaks. Lebih lanjut dikatakan Arjuna, jika mobil SIM keliling milik Satlantas Polres Blitar belum beroperasi dikarenakan semua kepengurusan SIM masih berada di Satpas Polres Blitar sejak Pandemi Covid-19.

Berdasar pada seluruh referensi, unggahan oleh situs jadwalsimkeliling.info terkait jadwal SIM keliling Kota Blitar 2022 oleh Polres Blitar tidak benar dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.

Informasi palsu. Pihak Polres Blitar menyatakan bahwa situs yang beredar bukan milik Satlantas Polres Blitar dan informasi mengenai jadwal SIM keliling Kota Blitar hoaks.

Akun TikTok @gio.yurr menyebarluaskan informasi bahwa Adam Sandler meninggal karena tenggelam. Informasi tersebut telah disukai oleh 532 orang, serta telah dibagikan sebanyak 20 kali. Selain itu, terdapat 42 orang yang memberikan komentar.

Informasi meninggalnya Adam Sandler telah banyak beredar di TikTok dan Twitter. Menurut portal berita The Sun, banyaknya postingan serupa berawal dari lelucon yang sedang viral, di mana pengguna TikTok merekam reaksi keluarga dan teman mereka apabila mendengar berita kematian Adam Sandler.

Adam Sandler masih hidup hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat dari akun Twitter pribadi Adam, @AdamSandler yang masih menulis cuitan pada 10 Januari 2022.

Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas sebelumnya oleh Snopes dengan judul “Adam Sandler Death Hoax” dan mengkategorikan informasi tersebut sebagai “false”.

Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun TikTok @gio.yurr tersebut dikategorikan sebagai konten palsu karena informasi tersebut 100% salah dan sengaja dibuat untuk menipu masyarakat.

Informasi tersebut salah. Faktanya, Adam Sandler masih tetap hidup hingga saat ini.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
Hasilnya, aksi demonstrasi dalam video tersebut terjadi di Irak pada 2019 untuk menentang Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi. Penyebab asap yang keluar dari kepala pengunjuk rasa adalah kapsul peluru gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan menembus tengkorak korban.
Video yang identik dengan kualitas yang lebih baik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal terverifikasi, Newsy, pada 12 November 2019 dengan judul, “ 'Non-Lethal' Crackdown On Protests Turns Deadly In Iraq.”
Menurut kanal tersebut, bukti menunjukkan sumber tak terduga dari korban pengunjuk rasa: tabung gas air mata ditembakkan langsung ke kerumunan.
Video analisis tewasnya dua orang demonstran akibat peluru gas air mata yang menembus tengkorak, juga pernah dimuat ke Youtube oleh kanal situs berita NBC News pada 19 November 2019 dengan judul, “ Iraqi Protesters Dying From Tear Gas Canisters To The Skull | NBC News Now.”
Menurut NBC News, protes di Irak telah berdarah, merenggut ratusan nyawa dan melukai ribuan lainnya. Video yang dibagikan di media sosial menjadi semakin mengerikan. Emmanuelle Saliba dari NBC News menjalani proses menganalisis dan memverifikasi beberapa video ini yang mengungkapkan bagaimana pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk menindak pengunjuk rasa.
Menurut BBC News, salah seorang demonstran yang tewas setelah ditembak di wajahnya dengan tabung gas air mata yakni Safaa al Saray yang berusia 26 tahun.
Lebih dari 300 orang telah tewas dalam protes di Irak sejak dimulai pada awal Oktober. Beberapa dilaporkan tewas setelah ditembak di wajahnya dengan tabung gas air mata, seperti Safaa al Saray yang berusia 26 tahun yang memprotes kurangnya pekerjaan, diakhirinya dugaan korupsi dan layanan publik yang lebih baik.
Dilansir dari Kantor Berita Reuters, pasukan keamanan Irak membunuh empat pengunjuk rasa di Baghdad pada hari Jumat, menurut sumber polisi, dan secara paksa membubarkan para aktivis yang memblokir pelabuhan utama dekat Basra, ketika ulama terkemuka negara itu menyerukan reformasi pemilihan untuk mengakhiri kerusuhan.
Pasukan keamanan melepaskan tembakan dan menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di jembatan pusat Baghdad, kata sumber polisi. Dua orang tewas akibat luka tembak dan dua orang akibat tabung gas air mata yang ditembakkan langsung ke kepala mereka. Sedikitnya 61 lainnya terluka.
Sedikitnya 330 orang telah tewas sejak dimulainya kerusuhan massal di Baghdad dan Irak selatan pada awal Oktober, demonstrasi terbesar sejak jatuhnya Saddam Hussein pada 2003.
Para pengunjuk rasa menuntut penggulingan pemerintah yang dianggap korup dan melayani kekuatan asing, sementara banyak warga Irak merana dalam kemiskinan tanpa pekerjaan, perawatan kesehatan, atau pendidikan.
Ulama Muslim Syiah terkemuka Irak, Ayatollah Ali al-Sistani, pada hari Jumat meminta para politisi untuk bergegas dalam mereformasi undang-undang pemilihan karena perubahan itu akan menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan kerusuhan mematikan selama berminggu-minggu.
“Kami menegaskan pentingnya mempercepat pengesahan undang-undang pemilu dan undang-undang komisi pemilihan karena ini mewakili negara yang bergerak melewati krisis besar,” kata perwakilannya dalam khotbah di kota suci Kerbala.

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim demonstran penentang Presiden Israel kepalanya terbakar dan mengeluarkan asap akibat nanochip dalam tubuhnya bertabrakan dengan jaringan 5G, keliru. aksi demonstrasi dalam video tersebut terjadi di Irak pada 2019 untuk menentang Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi. Penyebab asap yang keluar dari kepala pengunjuk rasa adalah kapsul peluru gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan menembus tengkorak korban.
TIM CEK FAKTA TEMPO