“#BadutanPolitik
Episode: DONATUR NGAK MAU RUGI
Dua NYONYA BESAR dari klan cendana tertangkap kamera mengawal aksi demo nenolak RUU HIP”
Foto itu memperlihatkan Siti Hediati Hariyadi atau alias Titiek Soeharto sedang bersama sejumlah orang.
(GFD-2020-4200) [SALAH] Foto “Dua NYONYA BESAR dari klan cendana mengawal aksi demo menolak RUU HIP”
Sumber: FACEBOOK.COMTanggal publish: 29/06/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Siti Hediati Hariyadi atau alias Titiek Soeharto tertangkap kamera mengawal aksi demo menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) adalah klaim yang salah.
Bukan saat demo RUU HIP Juni 2020. Di foto itu, Titiek Soeharto sedang bersama massa yang melakukan aksi kawal MK di sekitaran Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Kamis, 27 Juni 2019.
Dikutip dari Tempo.co, Titiek Soeharto yang saat itu sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga ikut menghadiri aksi massa Halal Bihalal PA 212 untuk mengawal sidang putusan MK. Kedatangannya menjadi pusat perhatian massa.
Titiek turun di sekitar massa yang berada di dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Juni 2019. Massa yang melihat sosok Titiek pun segera mendekati. Massa juga berebut untuk meminta berswafoto bersama putri mantan presiden Soeharto itu. Ada yang berfoto berdua, ada juga yang berfoto beramai-ramai. Titiek menggunakan baju berwarna krem dan topi senada. Ia tampak sabar meladeni massa yang ingin berfoto dengannya.
Titiek kala itu turut ambil bagian menuntut MK memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih periode 2019-2024. Titiek mengaku kecewa bila MK tidak mengabulkan tuntutan tersebut.
“Tentunya akan kecewa kalau mereka tidak bisa memutuskan yang baik, malah memenangkan yang curang itu, tentunya kita pasti akan kecewa, semua pasti akan kecewa,” kata Titiek seperti dilansir Medcom.id, Kamis 27 Juni 2019.
Sementara itu, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak NKRI) berdemonstrasi menuntut pencabutan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP, di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta, pada Rabu, 24 Juni 2020.
Pantauan Medcom.id, massa mulai berkumpul di depan gerbang Kompleks Parlemen di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, sejak pukul 12.30 WIB. Masa mengular hingga jalan raya.
Bukan saat demo RUU HIP Juni 2020. Di foto itu, Titiek Soeharto sedang bersama massa yang melakukan aksi kawal MK di sekitaran Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Kamis, 27 Juni 2019.
Dikutip dari Tempo.co, Titiek Soeharto yang saat itu sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga ikut menghadiri aksi massa Halal Bihalal PA 212 untuk mengawal sidang putusan MK. Kedatangannya menjadi pusat perhatian massa.
Titiek turun di sekitar massa yang berada di dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Juni 2019. Massa yang melihat sosok Titiek pun segera mendekati. Massa juga berebut untuk meminta berswafoto bersama putri mantan presiden Soeharto itu. Ada yang berfoto berdua, ada juga yang berfoto beramai-ramai. Titiek menggunakan baju berwarna krem dan topi senada. Ia tampak sabar meladeni massa yang ingin berfoto dengannya.
Titiek kala itu turut ambil bagian menuntut MK memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih periode 2019-2024. Titiek mengaku kecewa bila MK tidak mengabulkan tuntutan tersebut.
“Tentunya akan kecewa kalau mereka tidak bisa memutuskan yang baik, malah memenangkan yang curang itu, tentunya kita pasti akan kecewa, semua pasti akan kecewa,” kata Titiek seperti dilansir Medcom.id, Kamis 27 Juni 2019.
Sementara itu, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak NKRI) berdemonstrasi menuntut pencabutan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP, di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta, pada Rabu, 24 Juni 2020.
Pantauan Medcom.id, massa mulai berkumpul di depan gerbang Kompleks Parlemen di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, sejak pukul 12.30 WIB. Masa mengular hingga jalan raya.
Kesimpulan
Bukan saat demo RUU HIP Juni 2020. Di foto itu, Titiek Soeharto sedang bersama massa yang melakukan aksi kawal MK di sekitaran Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Kamis, 27 Juni 2019.
Rujukan
- https://www.genpi.co/photos/view/205/titiek-soeharto-menjadi-incaran-foto-selfie-oleh-massa-yang-melakukan-aksi-kawal-mk
- https://metro.tempo.co/read/1218933/saat-massa-aksi-di-mk-berebut-berfoto-dengan-titiek-soeharto
- https://www.medcom.id/pemilu/news-pemilu/JKRVRn7K-titiek-soeharto-tuntut-mk-memenangkan-prabowo
- https://nasional.tempo.co/read/1357174/fpi-cs-akan-demo-tolak-ruu-hip-di-dpr-klaim-peserta-ribuan/full&view=ok
- https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/zNPGJegK-gabungan-ormas-islam-demo-tolak-pembahasan-ruu-hip
(GFD-2020-4199) Search Results for [SALAH] “Menurut laporan WHO, Corona Virus adalah yang paling banyak bertahan di lapisan kubis”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/06/2020
Berita
Kubis
Jangan makan jika memungkinkan
Ok
kamu dengar Menurut laporan WHO, Corona Virus adalah yang paling banyak bertahan di lapisan kubis.
Di mana pun virus ini tinggal selama 9-12 jam di tempat lain, di kubis virus ini tetap lebih dari 30 jam.
Semua orang kota diminta untuk menjaga jarak dari kubis. Dikeluarkan untuk kepentingan umum Pemerintah Rajasthan
Jangan makan jika memungkinkan
Ok
kamu dengar Menurut laporan WHO, Corona Virus adalah yang paling banyak bertahan di lapisan kubis.
Di mana pun virus ini tinggal selama 9-12 jam di tempat lain, di kubis virus ini tetap lebih dari 30 jam.
Semua orang kota diminta untuk menjaga jarak dari kubis. Dikeluarkan untuk kepentingan umum Pemerintah Rajasthan
Hasil Cek Fakta
Melalui media sosial Facebook, beredar sebuah narasi berbahasa Hindi yang apabila diterjemahkan dengan bahasa Indonesia, narasi tersebut mengklaim bahwa World Health Organization (WHO) selaku organisasi kesehatan dunia menyatakan jika virus corona atau Covid-19 dapat bertahan paling lama di lapisan kubis. Lebih lanjut narasi tersebut menuturkan jika biasanya Covid-19 bertahan selama 12 jam di tempat lain, maka lain halnya dengan di kubis yang bisa bertahan selama 30 jam.
Melansir dari situs resmi milik WHO who.int, tidak ditemukan adanya informasi terkait dengan Covid-19 yang berhubungan dengan kubis. Coba melakukan pencarian di kolom pencarian pada who.int dengan kata kunci “cabbage”, penemuan yang dihasilkan tertuju kepada artikel WHO berjudul “WHO issues new guidance on dietary salt and potassium” atau “WHO mengeluarkan panduan baru tentang diet garam dan kalium” yang terbit pada 31 Januari 2013.
Selain itu, melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat cdc.gov, dijelaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti kuat yang mendukung penularan Covid-19 berasal dari makanan. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk rajin mencuci tangan dan menyiapkan makanan dengan kebersihan yang baik.
Informasi perihal WHO menyatakan bahwa lapisan kubis menjadi tempat bertahan paling lama virus corona adalah tidak berdasar dan menyesatkan. Sejauh ini WHO tidak pernah memberikan pernyataan serupa. Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Melansir dari situs resmi milik WHO who.int, tidak ditemukan adanya informasi terkait dengan Covid-19 yang berhubungan dengan kubis. Coba melakukan pencarian di kolom pencarian pada who.int dengan kata kunci “cabbage”, penemuan yang dihasilkan tertuju kepada artikel WHO berjudul “WHO issues new guidance on dietary salt and potassium” atau “WHO mengeluarkan panduan baru tentang diet garam dan kalium” yang terbit pada 31 Januari 2013.
Selain itu, melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat cdc.gov, dijelaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti kuat yang mendukung penularan Covid-19 berasal dari makanan. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk rajin mencuci tangan dan menyiapkan makanan dengan kebersihan yang baik.
Informasi perihal WHO menyatakan bahwa lapisan kubis menjadi tempat bertahan paling lama virus corona adalah tidak berdasar dan menyesatkan. Sejauh ini WHO tidak pernah memberikan pernyataan serupa. Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Informasi tersebut menyesatkan. Mengutip dari who.int, sejauh ini tidak ditemukan informasi atau pernyataan resmi dari WHO terkait lapisan kubis jadi tempat bertahan paling lama virus corona. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat juga sempat mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan adanya bukti yang mendukung bahwa penuluran Covid-19 terjadi melalui makanan.
Rujukan
- https://www.who.int/
- https://www.who.int/news-room/detail/31-01-2013-who-issues-new-guidance-on-dietary-salt-and-potassium
- https://factcheck.afp.com/who-did-not-warn-against-eating-cabbage-during-covid-19-pandemic
- https://www.who.int/whr/2002/chapter4/en/index10.html
- https://www.cdc.gov/foodsafety/newsletter/food-safety-and-Coronavirus.html
(GFD-2020-4198) [SALAH] Informasi Cetak Kartu Baru UTBK 29 Juni 2020
Sumber: telegram.comTanggal publish: 29/06/2020
Berita
“Halo, calon mahasiswa Indonesia! Dicatat ya guys !!! Biar gak usah tanya lagi Hari senin 29 juni Silakan cek portal.ltmpt.ac.id Untuk mendownload Kartu (UTBK BARU) Terima kasih . Share Ke Yang Lain Bagi Yang Belum Tau 🙂 Tetap semangat dan jaga kesehatan!”.
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi di media sosial telegram mengenai cetak kartu UTBK yang disebutkan dapat dilakukan pada senin, 29 juni 2020. Cetak kartu sendiri adalah salah satu tahapan dalam pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Berdasarkan penelusuran, Akun twitter resmi LTMPT menjawab langsung pertanyaan seorang pengguna twitter yang menanyakan kebenaran infromasi itu dengan menyebut bahwa pesan tersebut adalah hoaks.
“HOAX! Telegram resmi hanya t.me/ltmptofficial,” tulis Twitter LTMPT.
Sementara itu Humas LTMPT Anwar Effendi menambahkan penjelasan, bahwa untuk cetak kartu baru menunggu info resmi dari LTMPT.
“Dari Humas belum mengeluarkan info resmi tentang cetak kartu,” ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).
Anwar melanjutkan, LTMPT memiliki telegram resmi dengan pengikut lebih dari 33.000 orang. Sedangkan link telegram LTMPT official adalah sebagai berikut: t.me/ltmptofficial Sementara di sisi lain, telegram yang mengatasnamakan LTMPT official hanya memiliki 256 pelanggan/pengikut.
“Yang itu akun LTMPT kloning atau palsu,” katanya. Anwar mengatakan akun palsu tersebut sudah diperingatkan oleh pihak LTMPT.
Berdasarkan penelusuran, Akun twitter resmi LTMPT menjawab langsung pertanyaan seorang pengguna twitter yang menanyakan kebenaran infromasi itu dengan menyebut bahwa pesan tersebut adalah hoaks.
“HOAX! Telegram resmi hanya t.me/ltmptofficial,” tulis Twitter LTMPT.
Sementara itu Humas LTMPT Anwar Effendi menambahkan penjelasan, bahwa untuk cetak kartu baru menunggu info resmi dari LTMPT.
“Dari Humas belum mengeluarkan info resmi tentang cetak kartu,” ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).
Anwar melanjutkan, LTMPT memiliki telegram resmi dengan pengikut lebih dari 33.000 orang. Sedangkan link telegram LTMPT official adalah sebagai berikut: t.me/ltmptofficial Sementara di sisi lain, telegram yang mengatasnamakan LTMPT official hanya memiliki 256 pelanggan/pengikut.
“Yang itu akun LTMPT kloning atau palsu,” katanya. Anwar mengatakan akun palsu tersebut sudah diperingatkan oleh pihak LTMPT.
Kesimpulan
Akun twitter resmi LTMPT menegaskan bahwa infromasi tersebut adalah hoaks. Telegram resmi hanya t.me/ltmptofficial
Rujukan
(GFD-2020-4197) [SALAH] Pelintiran Konteks Tulisan “Orang Ketiga Itu Bernama Aidit!”
Sumber: portal beritaTanggal publish: 29/06/2020
Berita
“Siti Rahmiati binti Rachim, itu namaku. Usiaku sudah sembilan belas tahun. Malam itu betul-betul malam tak terlupakan dalam hidupku.
Bapak dan ibu sedang menerima tamu, tampaknya orang penting. Tak lama ibu masuk ke kamarku.
“Ada tamu, Bu? Siapa?” Tanyaku.
“Bung Karno.” Ucap ibu pendek.
Aku pun terlonjak. “Bung Karno, presiden?” Tanyaku mengulang.
Ibu mengangguk. “Ya, Bung Karno presiden, beliau datang untuk melamarkan kamu, Rahmi.”
Aku nyaris terpelanting dari kursi karena begitu kaget. “Pemuda sinting mana yang mau menikah denganku?” Ucapku sambil tertawa. Aku menganggap perkataan ibu hanya candaan saja.
“Dia bukan pemuda biasa, dia Mohammad Hatta.” Tukas ibu tegas.”
Bapak dan ibu sedang menerima tamu, tampaknya orang penting. Tak lama ibu masuk ke kamarku.
“Ada tamu, Bu? Siapa?” Tanyaku.
“Bung Karno.” Ucap ibu pendek.
Aku pun terlonjak. “Bung Karno, presiden?” Tanyaku mengulang.
Ibu mengangguk. “Ya, Bung Karno presiden, beliau datang untuk melamarkan kamu, Rahmi.”
Aku nyaris terpelanting dari kursi karena begitu kaget. “Pemuda sinting mana yang mau menikah denganku?” Ucapku sambil tertawa. Aku menganggap perkataan ibu hanya candaan saja.
“Dia bukan pemuda biasa, dia Mohammad Hatta.” Tukas ibu tegas.”
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan tulisan dengan TIDAK menyebutkan sumber dan TIDAK menyertakan informasi bahwa genre tulisan adalah FIKSI, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan yang keliru.
Klarifikasi dari yang berkaitan, Komunitas Literasi NAD: “Assalamualaikum wr.wb.
Terhitung sejak tanggal 1 Juni, hingga 30 Juni mendatang, komunitas Literasi NAD (Nulis Aja Dulu) telah, dan masih akan menyelenggarakan perlombaan menulis, yang kami sebut sebagai “30 Hari Menulis 2020”. Setiap hari, seluruh peserta lomba harus menulis dengan tema yang sudah ditentukan. Sekadar informasi, dari 30 tema tulisan, hanya 5 diantaranya yang nonfiksi.
Pada tanggal 18 Juni, tema yang kami berikan kepada para peserta adalah “Menulislah seolah kau adalah salah satu tokoh dalam sejarah.” Artinya para peserta akan menulis FIKSI, dengan tokoh nyata sejarah, yang mereka ‘pinjam’. Kisah fiksinya adalah penggabungan dari fakta sejarah dan imajinasi mereka sendiri.
Pada 27 Juni malam, kami sebagai admin NAD baru mendapat kabar bahwa salah satu tulisan peserta pada event kami, yaitu Mbak Winarni Mulyono (foto terlampir) telah di-copas (jiplak) secara tak bertanggungjawab, tanpa menyebutkan sumber, oleh ribuan akun (kurang lebih 10 ribu share), dan tiga media online, yaitu Eramuslim.com. Sabili.co, Konfrontasi.com, sejarahone.id. Ini belum termasuk media-media lainnya yang ikut menyebarkan.”
Klarifikasi dari yang berkaitan, Komunitas Literasi NAD: “Assalamualaikum wr.wb.
Terhitung sejak tanggal 1 Juni, hingga 30 Juni mendatang, komunitas Literasi NAD (Nulis Aja Dulu) telah, dan masih akan menyelenggarakan perlombaan menulis, yang kami sebut sebagai “30 Hari Menulis 2020”. Setiap hari, seluruh peserta lomba harus menulis dengan tema yang sudah ditentukan. Sekadar informasi, dari 30 tema tulisan, hanya 5 diantaranya yang nonfiksi.
Pada tanggal 18 Juni, tema yang kami berikan kepada para peserta adalah “Menulislah seolah kau adalah salah satu tokoh dalam sejarah.” Artinya para peserta akan menulis FIKSI, dengan tokoh nyata sejarah, yang mereka ‘pinjam’. Kisah fiksinya adalah penggabungan dari fakta sejarah dan imajinasi mereka sendiri.
Pada 27 Juni malam, kami sebagai admin NAD baru mendapat kabar bahwa salah satu tulisan peserta pada event kami, yaitu Mbak Winarni Mulyono (foto terlampir) telah di-copas (jiplak) secara tak bertanggungjawab, tanpa menyebutkan sumber, oleh ribuan akun (kurang lebih 10 ribu share), dan tiga media online, yaitu Eramuslim.com. Sabili.co, Konfrontasi.com, sejarahone.id. Ini belum termasuk media-media lainnya yang ikut menyebarkan.”
Kesimpulan
Selain TIDAK menyebutkan sumber, dibagikan tanpa menyertakan informasi bahwa genre tulisan adalah FIKSI.
Rujukan
Halaman: 5082/5597