KOMPAS.com - Beredar unggahan yang menyebutkan, air rebusan daun salam dan jahe dapat mengobati penyakit stroke.
Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Klaim bahwa air rebusan daun salam dan jahe dapat mengobati penyakit stroke muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang berisi keterangan sebagai berikut:
RIBUAN ORANG SUDAH MEMBUKTIKAN STROKE MENAHUN LANGSUNG SEMBUH.
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim air rebusan daun salam dan jahe sembuhkan stroke
(GFD-2024-21699) [HOAKS] Air Rebusan Daun Salam dan Jahe Sembuhkan Stroke
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengatakan, rebusan daun salam dan jahe tidak bisa menyembuhkan stroke.
"Enggak ada ramuan herbal yang bisa mengobati stroke. Ramuan herbal hanya bersifat sebagai suplemen," kata Ari kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2024).
Ari menuturkan, penanganan pada pasien stroke beragam, tergantung kondisinya. Jika pasien mengalami sumbatan darah bisa ditangani dengan pemberian obat trombolisis.
Namun, jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah perlu ditangani dengan alat CathLab.
Sementara, ketika pembuluh darah pecah, maka penanganan dilakukan dengan memakai alat kateterisasi untuk mengeluarkan pecahan darah tersebut.
Tindakan operasi akan dilakukan apabila pasien mengalami pendarahan yang cukup besar.
"Kalau strokenya masih bentuk sumbatan masih bisa diobati. Kalau sudah mencakup pembuluh darah itu kan dioperasi. Jadi ya tergantung kondisinya," ujar dia.
Dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir Haruni juga menjelaskan, klaim air rebusan daun salam dan jahe bisa menyembuhkan stroke merupakan hoaks.
"Hoaks, sampai saat ini belum ada uji klinisnya," kata Andi, Rabu.
Andi mengatakan, ketika seseorang mengalami stroke, lebih baik ditangani dengan tindakan medis dibandingkan mengonsumsi ramuan yang belum terbukti secara ilmiah.
"Enggak ada ramuan herbal yang bisa mengobati stroke. Ramuan herbal hanya bersifat sebagai suplemen," kata Ari kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2024).
Ari menuturkan, penanganan pada pasien stroke beragam, tergantung kondisinya. Jika pasien mengalami sumbatan darah bisa ditangani dengan pemberian obat trombolisis.
Namun, jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah perlu ditangani dengan alat CathLab.
Sementara, ketika pembuluh darah pecah, maka penanganan dilakukan dengan memakai alat kateterisasi untuk mengeluarkan pecahan darah tersebut.
Tindakan operasi akan dilakukan apabila pasien mengalami pendarahan yang cukup besar.
"Kalau strokenya masih bentuk sumbatan masih bisa diobati. Kalau sudah mencakup pembuluh darah itu kan dioperasi. Jadi ya tergantung kondisinya," ujar dia.
Dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir Haruni juga menjelaskan, klaim air rebusan daun salam dan jahe bisa menyembuhkan stroke merupakan hoaks.
"Hoaks, sampai saat ini belum ada uji klinisnya," kata Andi, Rabu.
Andi mengatakan, ketika seseorang mengalami stroke, lebih baik ditangani dengan tindakan medis dibandingkan mengonsumsi ramuan yang belum terbukti secara ilmiah.
Kesimpulan
Klaim soal air rebusan daun salam dan jahe dapat mengobati penyakit stroke merupakan hoaks.
Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan, tidak ada ramuan herbal yang bisa mengobati stroke.
Hal senada disampaikan dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir Haruni.
Ia menjelaskan, sampai saat ini tidak ada uji klinis yang membuktikan air rebusan daun salam dan jahe menyembuhkan stroke.
Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan, tidak ada ramuan herbal yang bisa mengobati stroke.
Hal senada disampaikan dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir Haruni.
Ia menjelaskan, sampai saat ini tidak ada uji klinis yang membuktikan air rebusan daun salam dan jahe menyembuhkan stroke.
Rujukan
(GFD-2024-21698) Keliru, Video dengan Klaim Perlakuan Orang Islam di Bangladesh terhadap Perempuan Non-Muslim
Sumber:Tanggal publish: 09/08/2024
Berita
Menyusul kerusuhan yang terjadi di Bangladesh dalam sepekan terakhir, sebuah video yang memperlihatkan seorang perempuan dengan kondisi mulut tertutup dengan kaki dan tangan terikat, beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi perlakuan orang Islam di Bangladesh terhadap perempuan non-muslim.
Video itu beredar di X oleh akun ini [ arsip ], Facebook, dan YouTube pada 7 Agustus 2024. Akun tersebut mengklaim video tersebut sebagai perlakúan orang Islam di Bangladesh terhadap perempuan non-muslim.
"Islam membuat muslim Bangladesh menjadi sadis, brutal, tidak ada hati nurani, dan tak berperikemanusiaan. Indonesia diam saja, hanya peduli Gaza saja karena tidak ada Yahudi di sini," cuitnya.
Di India video tersebut beredar di media sosial dengan beberapa klaim berbeda. Ada yang mengunggah video tersebut di Youtube dengan klaim "Gadis Hindu Bangladesh diikat oleh Massa Muslim".
Apa benar ini video perlakuan orang Islam di Bangladesh terhadap perempuan non-muslim?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video tersebut dengan memfragmentasi video menggunakan perangkat InVid, kemudian melakukan penelusuran dengan reverse image. Hasilnya, video tersebut merupakan aksi teatrikal yang dilakukan mahasiswa India dari kampus Universitas Jagannath, sebagai bántuk protes atas dugaan hasutan yang menyebabkan seorang mahasiswa melakukan aksi bunuh diri.
Dilansir dari media berbahasa Bangla, Thenews24.com, perempuan dalam video itu bernama Trisna, mahasiswa jurusan musik angkatan 2021 di Universitas Jagannath, India. Kepada The News, Trisna mengatakan bahwa kejadian dalam video yang viral itu merupakan adegan dalam aksi teatrikal di hari penyalaan lilin kematian Avantika Apu.
Fairuz Sadaf Avantika, mahasiswa Departemen Hukum Universitas Jagannath angkatan 2017, bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya pada 16 Maret. Dalam insiden ini, sebuah kasus diajukan terhadap asisten pengawas universitas dan teman sekelasnya karena menghasut untuk bunuh diri.
Para mahasiswa universitas tersebut mengadakan berbagai program agar tidak ada lagi yang meninggal karena bunuh diri seiring dengan persidangan mereka. Sebagai bagian dari ini, Trisna berpartisipasi dalam pertunjukan jalanan. Setelah video aksi teatrikalnya viral, Trisna mengaku trauma.
Segera setelah video itu viral dan menuai protes di kalangan netizen India, upaya klarifikasi disampaikan melalui akun Facebook JnU Short Stories pada 26 Juli 2024.
"Video ini adalah adegan dari drama untuk mengenang kematian Avantika. Namun, beberapa orang menyebarkan video tersebut di Facebook dengan menampilkan gadis tersebut sebagai pemimpin Liga Chhatra dengan mengacu pada masa pergerakan saat ini," bunyi klarifikasi tersebut.
"Tiga hari setelah kematian mahasiswa kami Fairuz Avantika, kami mengadakan pertunjukan seni menyalakan lilin. Video ini berasal dari hari itu," kata Samira Mou, mahasiswa Departemen Film dan Televisi Universitas Jagannath, kepada Tim Cek Fakta Ajkerpatrika.com.
Ia juga membagikan beberapa gambar seni pertunjukan tersebut. Dalam salah satu gambarnya, mahasiswa Universitas Jagannath menampilkan seni pertunjukan dengan menyalakan lilin di lingkungan Universitas Jagannath yang sepi. Trisna sedang duduk di sebelah persiapan (patung) Genosida dan Perang Kemerdekaan tahun 1971 dengan wajah diikat dengan selotip dan tangannya diikat ke belakang.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim perlakuan orang Islam di Bangladesh terhadap perempuan non-muslim adalah keliru.
Perempuan dalam video itu bernama Trisna, mahasiswa jurusan musik angkatan 2021 di Universitas Jagannath, India. Kejadian dalam video itu merupakan bagian dari adegan teatrikal sebagai bentuk protes atas dugaan hasutan yang menyebabkan seorang mahasiswa melakukan aksi bunuh diri.
Rujukan
- https://x.com/dediapmin/status/1821172665140572243?t=6n7UyXV0nCXL4sxutm2zNQ&s=08
- https://web.archive.org/save/
- https://x.com/dediapmin/status/1821172665140572243?t=6n7UyXV0nCXL4sxutm2zNQ&s=08
- https://www.facebook.com/watch/?v=472853342309085
- https://www.youtube.com/watch?v=WybK0BhS8xY
- https://www.thenews24.com/national/news/12568
- https://www.facebook.com/JnUshortStories1?__tn__=-UC
- https://www.ajkerpatrika.com/348133/%E0%A6%AE%E0%A7%81%E0%A6%96%E0%A7%87-%E0%A6%B8%E0%A7%8D%E0%A6%95%E0%A6%9A%E0%A6%9F%E0%A7%87%E0%A6%AA-%E0%A6%B9%E0%A6%BE%E0%A6%A4-%E0%A6%AA%E0%A6%BF%E0%A6%9B%E0%A6%AE%E0%A7%8B%E0%A7%9C%E0%A6%BE-%E0%A6%95%E0%A6%B0%E0%A7%87-%E0%A6%AC%E0%A6%BE%E0%A6%81%E0%A6%A7%E0%A6%BE-%E0%A6%AD%E0%A6%BE%E0%A6%87%E0%A6%B0%E0%A6%BE%E0%A6%B2-%E0%A6%AD%E0%A6%BF%E0%A6%A1%E0%A6%BF%E0%A6%93%E0%A6%B0
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-21697) Sebagian Benar, Klaim Beberapa Negara Larang Coca-Cola Karena Menjadi Cairan Pembersih Limbah
Sumber:Tanggal publish: 09/08/2024
Berita
Sebuah narasi beredar di WhatsApp, dan Facebook oleh akun ini, ini, ini, ini, dan ini, yang mengatakan Cina dan beberapa negara lain melarang masyarakatnya mengkonsumsi Coca-Cola dan produk minuman bersoda lainnya.
Sebagian unggahan disertai foto sekitar 30 jenis produk minuman dalam kemasan botol, termasuk minuman bersoda. Dikatakan minuman-minuman itu dilarang diminum di Cina, Turki, India, Ukraina, serta dibatasi di Latvia dan Inggris. Konten tersebut mengklaim bahwa Coca-Cola di Cina menjadi cairan pembersih limbah. Selain itu, dikatakan di sana pernah dilakukan uji coba pada sejumlah narapidana yang berdampak munculnya serangan penyakit kronis pada mereka.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Cina dan sejumlah negara melarang konsumsi Coca-Cola karena sama dengan cairan pembersih limbah?
Hasil Cek Fakta
Dilansir China Daily, penjualan produk Coca-Cola Company tahun 2023 secara global meningkat 2 persen. Demikian juga di kawasan Asia Pasifik yang meningkat 2 persen dengan penjualan tertinggi terjadi di Cina dan India.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu telah berkomitmen untuk menambah investasi mereka di Negeri Tirai bambu tahun ini. Langkah itu diambil dengan mempertimbangkan meningkatnya dan tingginya penjualan produk di sana.
Salah satu perusahaan rekanan Coca-Cola di Cina, Swire Pacific, juga menyatakan hasil keuangan mereka bersama Coca-Cola untuk tahun 2023 sangat baik, sebagaimana dilaporkan Nikkei Asia. Namun, mereka harus menghadapi banyak tantangan untuk mengembangkan bisnis di tahun 2024.
Berita-berita itu menggambarkan bahwa sesungguhnya Cina dan India masih menjadi pasar produk minuman Coca-Cola. Hal itu membuktikan bahwa narasi yang mengatakan Cina melarang warganya mengkonsumsi Coca-Cola karena telah berstatus sebagai pembersih limbah adalah klaim keliru.
Sejumlah pemeriksa fakta juga menyatakan bahwa narasi yang beredar tersebut keliru, di antaranya Factly.in dan Factcrescendo.com. The Quint juga menyatakan Cina tidak menggunakan Coca-Cola sebagai cairan pembersih limbah, yang juga menerangkan narasi yang beredar berasal dari website konten parodi berbahasa Rusia.
Di Turki, dilansir Reuters, parlemen negeri itu memutuskan menyingkirkan produk Coca-Cola dan Nestle dari lingkungan kantor parlemen pada 7 November 2023. Namun tidak terkait isu kesehatan, melainkan karena dugaan kedua perusahaan tersebut mendukung Israel dalam genosida di Gaza.
Dilansir Baltic Times, Latvia menjadi negara Uni Eropa pertama yang melarang penjualan junk food alias makanan sampah atau makanan kurang gizi di lingkungan sekolah umum sejak Agustus 2006.
Itu artinya, pemerintah di sana melarang penjualan makanan yang mengandung gula, garam, pewarna dan perasa buatan akan dilarang di taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah.
Sementara di Inggris, tahun 2024 ini sedang dibahas regulasi yang mengatur pelarangan makanan dan minuman tertentu sebagaimana diberitakan NBC News.
Partai Buruh Inggris mengusulkan minuman kemasan yang mengandung lebih dari 150 miligram kafein per liter, tidak boleh dikonsumsi oleh anak usia di bawah 16 tahun. Bila acuan itu yang dipakai, Coca-Cola yang mengandung 34 miligram kafein per kaleng kemungkinan tidak terpengaruh aturan.
Pejabat parlemen Ukraina pernah menyerukan boikot produk Coca-Cola pada tahun 2016, namun bukan alasan kesehatan, melainkan terkait konflik geopolitik, sebagaimana diberitakan News Week.
Demikian juga jaringan supermarket Fozzy Group dan VARUS yang mulai tahun 2022 memboikot produk Coca-Cola, karena perusahaan itu tidak memutus hubungan bisnis dengan Rusia yang menginvasi Ukraina, sebagaimana dilaporkan Pravda.
Produksi Coca-Cola di Cina
Dilansir Tempo, produksi Coca-Cola di Provinsi Shanxi, Cina, pernah disetop tahun 2012 karena diduga terjadi pencemaran pada produk. Diduga produk bercampur klorin, zat yang digunakan untuk membunuh bakteri.
Pemerintah Provinsi Shanxi saat itu memberi peringatan keras kepada Coca-Cola. Otoritas industri juga melakukan investigasi, meliputi inspeksi pabrik, pengujian produk dan interogasi pegawai.
Diduga cairan klorin yang digunakan untuk membersihkan alat produksi, secara tak sengaja mengalir ke bahan produk. Padahal konsumsi klorin pada manusia bisa berakibat gangguan pencernaan dan keracunan.
Berdasarkan keterangan di website resmi Coca-Cola Company, tahun 2016 mereka memperbarui perjanjian waralaba pembotolan produk mereka dengan tiga perusahaan Cina. Mereka adalah China - Coca?Cola Bottling Investments Group China (“BIG”), COFCO Coca?Cola Beverages Limited (anak perusahaan COFCO Corporation, “COFCO”) dan Swire Beverages Holdings Limited (“Swire”) yang hasil produknya juga dipasarkan di negeri itu.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Cina dan sejumlah negara lain melarang konsumsi Coca-Cola dan mengkategorikan minuman bersoda itu sebagai cairan pembersih limbah adalah klaim sebagian benar.
Cina, Turki, Ukraina, Inggris dan Latvia, memang pernah menghentikan atau membatasi peredaran minuman Coca-Cola, namun tidak ada yang melabeli minuman bersoda itu sebagai cairan pembersih limbah.
Rujukan
- https://www.facebook.com/novita.munir.9/posts/pfbid0bq2YoofZ2DjiL89e8YHyXUUGyQGAMZLspU7zsHY6KhcmPuwP8LhtNMFoMesCEMW9l
- https://www.facebook.com/groups/177790399320232/?multi_permalinks=1942504452848809&hoisted_section_header_type=recently_seen
- https://www.facebook.com/syaifullah.hidayat.39/posts/pfbid06ArnFaqQGi1vCwJ7b1NpnHQ7JrXButm3hVj44YYLyqq6qyfvpSKyUn9ghKhSE5Fwl
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02vQVa66yrtDo1K9GSDLyhGXcmeWZe7ma379niJ5diNDTfiM3pU6HBMhPfzBJCHgBfl&id=61554556944884
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0PAG9JForx49vYkYfYoKCQPCkiQhMH4BEW6BKzFttZ1E5fhw4bqBaVMEKodWi8unZl&id=100085046228144
- https://epaper.chinadaily.com.cn/a/202402/21/WS65d5522ca310df4030f4f882.html
- https://asia.nikkei.com/Business/Consumer/Swire-s-Coca-Cola-business-in-China-remains-challenging
- https://factly.in/there-is-no-evidence-to-prove-that-china-banned-coca-cola-for-human-consumption/
- https://srilanka.factcrescendo.com/english/china-does-not-reclassify-coca-cola-as-a-cleaning-product/
- https://www.thequint.com/news/webqoof/coca-cola-used-as-cleaning-liquid-in-china-fact-check#read-more
- https://www.reuters.com/world/middle-east/turkish-parliament-removes-brands-menu-over-alleged-israel-support-2023-11-07/
- https://www.baltictimes.com/news/articles/16213/
- https://www.nbcnews.com/news/us-news/uk-may-ban-sales-energy-drinks-kids-16-many-want-us-rcna156723
- https://www.newsweek.com/ukraine-boycott-cola-412134
- https://www.pravda.com.ua/eng/news/2022/03/4/7328185/
- https://bisnis.tempo.co/read/400815/tercemar-klorin-coca-cola-hentikan-produksi-di-cina
- https://www.coca-colacompany.com/media-center/the-coca-cola-system-in-china-completes-definitive-agreement-to-reshape-bottling-operations-in-china
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-21696) Cek fakta, petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan tangkapan layar artikel Sindonews yang menarasikan petinggi Badan Intelijen Pusat atau Central Intelligence Agency (CIA) mengatakan nama Indonesia sudah rusak di mata dunia.
Berikut judul tangkapan layar artikel tersebut:
“Bos CIA William Burns sebut: Indonesia sudah rusak di mata dunia”
Namun, benarkah petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia?
Berikut judul tangkapan layar artikel tersebut:
“Bos CIA William Burns sebut: Indonesia sudah rusak di mata dunia”
Namun, benarkah petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ada artikel Sindonews atau artikel lain dengan judul tersebut. ANTARA menemukan artikel Sindonews sesuai dengan tangkapan layar di atas, namun dengan judul yang berbeda.
Artikel aslinya berjudul “Bos CIA akan Bertemu Pejabat Israel, Qatar, dan Mesir di Roma Bahas Gencatan Senjata Gaza”. Dalam artikel tersebut dinarasikan, Direktur CIA William Burns akan bertemu dengan pejabat senior dari Israel, Qatar, dan Mesir di Ibu Kota Italia, Roma, pada Minggu (28/7/2024).
Pertemuan tersebut bertujuan memajukan negosiasi, menyelesaikan perbedaan yang tersisa, dan membuka jalan bagi perjanjian gencatan senjata terakhir di Gaza.
Dengan demikian, tangkapan layar menarasikan petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia merupakan hasil suntingan.
Klaim: Petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Artikel aslinya berjudul “Bos CIA akan Bertemu Pejabat Israel, Qatar, dan Mesir di Roma Bahas Gencatan Senjata Gaza”. Dalam artikel tersebut dinarasikan, Direktur CIA William Burns akan bertemu dengan pejabat senior dari Israel, Qatar, dan Mesir di Ibu Kota Italia, Roma, pada Minggu (28/7/2024).
Pertemuan tersebut bertujuan memajukan negosiasi, menyelesaikan perbedaan yang tersisa, dan membuka jalan bagi perjanjian gencatan senjata terakhir di Gaza.
Dengan demikian, tangkapan layar menarasikan petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia merupakan hasil suntingan.
Klaim: Petinggi badan intelijen AS sebut Indonesia sudah rusak di mata dunia
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
Halaman: 508/5305