(GFD-2021-8495) Sesat, Foto Ini Terkait dengan Restu SBY untuk Anies Sebagai Capres
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Foto yang memperlihatkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sedang bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beredar di Twitter. Foto tersebut dibagikan dengan klaim bahwa SBY merestui Anies maju sebagai calon presiden.
"Insaallah restu pak beyye buat mas @aniesbaswedan Menuju RI 1. Cebong g boleh RT ya," demikian narasi yang dicuitkan oleh sebuah akun Twitter pada 10 Februari 2021. Hingga artikel ini dimuat, cuitan itu telah mendapatkan 1.097retweetdan 4.591 like serta dikomentari 40 kali.
Gambar tangkapan layar cuitan di Twitter yang memuat klaim sesat terkait foto Anies Baswedan dengan SBY.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto di atas denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan bahwa foto itu adalah potongan dari sebuah foto lama. Foto tersebut diambil ketika Anies Baswedan berbincang dengan Susilo Bambang Yudhoyono saat menjenguk istri SBY, Ani Yudhoyono, di Singapura pada Maret 2019 silam.
Foto asli dari potongan foto itu pernah dimuat oleh Tempo pada 1 Maret 2019 dalam artikelnya yang berjudul "Anies Baswedan dan Istri Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura". Dalam foto tersebut, terlihat bahwa di belakang Anies, tampak pula istrinya, Fery Farhati. Selain foto itu, terdapat pula tiga foto lain yang diambil dari momen yang sama.
Ketika itu, Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono tengah dirawat di National University Hospital, Singapura, karena mengidap penyakit kanker darah. Sebelum Anies, sejumlah tokoh politik Indonesia juga menjenguk Ani, seperti Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Foto ketika Anies Baswedan bertemu dengan SBY saat menjenguk Ani Yudhoyono di National University Hospital, Singapura, pada 1 Maret 2019.
Foto tersebut juga pernah dimuat oleh Detik.com pada tanggal yang sama dalam artikelnya yang berjudul "Anies Doakan Ani Yudhoyono Pulih dan SBY Sekeluarga Dikuatkan". Selain foto itu, terdapat satu foto lain yang diambil dari momen yang sama. Foto-foto ini diberi keterangan: "Anies bertemu SBY saat menjenguk Ani Yudhoyono".
Menurut laporan Detik.com, ketika itu, Anies dan Fery berbincang dengan SBY di samping ruang perawatan. Keduanya menyimak penuturan SBY soal proses penyembuhan yang sedang dijalani oleh Ani. "Proses penyembuhan yang sedang dijalani bukanlah ringan. Sebuah cobaan yang datang tak diduga," kata Anies seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya.
Tempo pun memeriksa berita terkait dengan memasukkan kata kunci "SBY restui Anies presiden" di mesin pencari Google. Namun, hingga kini, tidak ditemukan berita bahwa SBY telah merestui Anies sebagai calon presiden. Berita yang ditemukan hanyalah berita terkait prediksi bahwa Anies bakal berduet dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, anak pertama SBY, dalam Pilpres 2024.
Salah satunya adalah yang dimuat oleh Sindonews pada 16 Januari 2021. Berita ini mengutip Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah. "Jika ada skema usungan Ganjar (Pranowo)-Sandiaga (Uno), keterusungan Anies harus berdamping dengan tokoh penyeimbang dari sisi performa popularitas, juga ketokohan. AHY akan menarik untuk ditawarkan," katanya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim yang mengaitkan foto tersebut dengan restu Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY terhadap Anies Baswedan untuk maju sebagai calon presiden, menyesatkan. Foto itu adalah potongan dari sebuah foto lama, diambil pada 1 Maret 2019, ketika Anies Baswedan bertemu dengan SBY saat menjenguk Ani Yudhoyono di Singapura. Ketika itu, Ani sedang dirawat di National University Hospital karena mengidap penyakit kanker darah. Hingga kini, juga tidak ditemukan pemberitaan bahwa SBY merestui Anies maju sebagai calon presiden.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/sby
- https://archive.vn/FIvLR
- https://www.tempo.co/tag/susilo-bambang-yudhoyono-sby
- https://foto.tempo.co/read/70758/anies-baswedan-dan-istri-jenguk-ani-yudhoyono-di-singapura#foto-3
- https://www.tempo.co/tag/ani-yudhoyono
- https://news.detik.com/berita/d-4450014/anies-doakan-ani-yudhoyono-pulih-dan-sby-sekeluarga-dikuatkan
- https://www.tempo.co/tag/anies
- https://nasional.sindonews.com/read/303188/12/pilpres-2024-duet-anies-ahy-bisa-mengimbangi-ganjar-sandi-1610758885
- https://www.tempo.co/tag/anies-baswedan
(GFD-2021-8494) Keliru, Klaim Ini Cover Koran Tempo dengan Judul Babak-Belur di Ronde Kedua
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Coveratau sampul Koran Tempo yang berjudul "Babak-Belur di Ronde ke Dua" beredar di media sosial. Dalamcovertersebut, terlihat gambar seorang pria bermasker yang mengenakan baju putih dan celana hitam di dalam ring tinju. Pria itu juga mengenakan sarung tinju.
Di Facebook,coveritu dibagikan salah satunya oleh akun ini, yakni pada 6 Februari 2021. Akun tersebut menulis, "Koran Tempo jail." Hingga kini, unggahan itu telah mendapatkan 127 reaksi dan 36 komentar serta dibagikan 116 kali. Cover tersebut juga dibagikan oleh akun Twitter ini, ini, dan ini.
Salah satu cuitan pada 8 Februari 2021 memuat narasi, "Tempo B*****t. Berhentilah bermain lukisan atau meme. Please.. Buatlah koran dan majalah sungguhan. Berita sesuai fakta." Hingga kini, cuitan itu telah mendapatkan 132retweetdan 583likeserta dikomentari 33 kali.
Cover Koran Tempo edisi 26 Oktober 2015 yang telah disunting (kiri) dan cover Koran Tempo edisi 26 Oktober 2015 yang asli (kanan).
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuricoveritu denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan bahwacovertersebut merupakan hasil suntingan daricover Koran Tempo edisi 26 Oktober 2015. Edisi ini berjudul "Babak-Belur di Tahun Pertama".
Suntingan pada cover Koran Tempo itu terletak pada tulisan "Di Tahun Pertama", yang diganti menjadi "Ke Dua" dan angka 1 di bawah tulisan "Pertama", yang diganti menjadi angka 2. Tulisan "Edsus Setahun Jokowi-JK" pada ring tinju dihapus. Deskripsi yang berada di sisi kanan bawah cover juga dihapus.
Deskripsi itu berbunyi: "Pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla genap setahun duduk di pucuk kursi pemerintahan. Berbagai gejolak ekonomi, politik, dan hukum mewarnai pemerintahan keduanya yang dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014. Dari melambatnya pertumbuhan ekonomi, terpuruknya rupiah, hingga bertambahnya angka penduduk miskin. Di bidang penegakan hukum, mereka dihadapkan dengan gesekan yang terjadi antara Polri dan KPK, juga anggota DPR yang semakin bersemangat menggergaji kewenangan komisi antirasuah itu. Tahun pertama yang membuat pontang-panting, juga babak-belur.
Koran Tempo edisi 26 Oktober 2015 tersebut memang merupakan edisi khusus setahun pemerintahan Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Edisi itu terbit setahun setelah keduanya dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014.
Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso telah menyatakan bahwa cover tersebut adalah hasileditandari cover Koran Tempo. "Gambar itu mengubahcoverKoran Tempo tahun 2015. Isinya tentang catatan setahun pemerintahanJokowi-JK," ujar Budi saat dihubungi pada 12 Februari 2021.
Redaktur Eksekutif Koran Tempo Jajang Jamaludin juga memastikan bahwa cover itu adalah hasil manipulasi. "Kami pasaikan bahwa konten dan gambar covertersebut sudah dimanipulasi. Kami sarankan pembaca selalu cek dan ricek ke sumber asli ketika menerima atau menemukan konten berita yang mencurigakan," kata Jajang pada 12 Februari 2021.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwacoverberjudul "Babak-Belur di Ronde ke Dua" di atas adalahcoverKoran Tempo, keliru.Covertersebut merupakan hasil suntingan daricoverKoran Tempo edisi 26 Oktober 2015 yang berjudul "Babak-Belur di Tahun Pertama". Edisi ini merupakan edisi khusus setahun pemerintahan Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/tempo
- https://archive.vn/bg5Nl
- https://archive.vn/ttxeN
- https://archive.vn/jMQ4c
- https://archive.vn/VcbFx
- https://koran.tempo.co/read/berita-utama/385894/babak-belur-di-tahun-pertama
- https://www.tempo.co/tag/koran-tempo
- https://www.tempo.co/tag/jusuf-kalla
- https://www.tempo.co/tag/presiden-jokowi
- https://www.tempo.co/tag/jokowi
(GFD-2021-8493) Keliru, Klaim Ini Video Tentara Cina yang Berdatangan ke Indonesia
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 11/02/2021
Berita
Video yang memperlihatkan puluhan penumpang pesawat berbaju hazmat yang tiba di sebuah bandara beredar di Facebook. Video itu diberi judul "Tentara Cina Berdatangan ke Indonesia?? Ada Apa??". Menurut narasi yang dibacakan dalam video itu, para penumpang berbaju hazmat tersebut merupakan WNA asal Cina. Narasi ini juga melontarkan dugaan bahwa para penumpang itu adalah tentara Cina. Berikut narasi dalam video tersebut:
“Setelah sebelumnya banyak kecurigaan bahwa tenaga kerja asing (TKA) asal Cina yang masuk ke Indonesia itu bukan semata pekerja, tetapi juga tentara. Karena terlihat dari postur tubuh yang tegap, kini kedatangan 153 orang melalui Bandara Soekarno-Hatta di masa pandemi juga dicurigai. Tiga orang memegang visa diplomatik dan 150 lainnya memiliki Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (Kitap).
Sungguh mengejutkan dan mencurigakan. Apalagi 153 pendatang tersebut menggunakan pakaian hazmat, APD lengkap, sehingga sulit dilihat siapa mereka. Sangat mungkin tentara pula. Mengapa seleluasa ini WNA Cina dapat masuk? Ada apa dengan Kantor Imigrasi dan pemerintah Indonesia sekarang ini? Demi kewaspadaan nasional dan keamanan negara, hal ini harus diusut dan diklarifikasi."
Gambar tangkapan layar video yang berisi klaim keliru terkait para penumpang berpakaian hazmat dalam video tersebut.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, video tersebut merupakan gabungan dari sejumlah cuplikan dengan konteks serta waktu dan lokasi yang berbeda-beda. Berikut fakta atas cuplikan-cuplikan itu:
Video I
Video ini, yang memperlihatkan sejumlah penumpang berbaju hazmat, direkam saat penumpang pesawat China Southern Airlines tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada 23 Januari 2021. Video tersebut pernah dimuat oleh kanal YouTube milik stasiun televisi tvOne pada 25 Januari 2021. Menurut keterangan videonya, terdapat 153 WNA asal Cina dalam pesawat itu. Namun, mereka merupakan pemilik izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap. Beberapa lainnya juga mengantongi visa diplomatik.
Berita soal kedatangan 153 WNA asal Cina di Bandara Soekarno-Hatta tersebut juga pernah dimuat oleh Tempo. Menurut Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto, penggunaan pakaian hazmat itu adalah standar penumpang pesawat dari Cina. "Memakai baju hazmat ini adalah perlindungan diri mereka dan sesuai dengan standar dan aturan dari negara mereka. Sebenarnya tak ada yang aneh soal ini, karena ini biasa di negara luar, tapi jadi ramai ketika sampai di sini," ujar Romi pada 26 Januari 2021.
Dilansir dari Kompas.com, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga membenarkan adanya 153 WNA asal Cina yang tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 23 Januari 2021. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Ditjen Imigrasi Ahmad Nursaleh. "Pada 23 Januari 2021, telah mendarat pesawat China Southern Airlines dari Guangzhou dengan membawa 171 penumpang yang terdiri 153 WN RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan 18 WNI," ujarnya pada 23 Januari 2021.
Nursaleh mengatakan, sebanyak 153 WNA asal Cina itu terdiri dari 150 orang pemegang izin tinggal terbatas (Itas) dan izin tinggal tetap (Itap), serta tiga orang pemegang visa diplomatik. "Seluruh penumpang asing yang mendarat tersebut masuk dalam kategori orang asing yang diizinkan masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan Surat Edaran Dirjen Imigrasi tentang pembatasan sementara masuknya orang asing ke wilayah Indonesia dalam masa pandemi Covid-19," kata Nursaleh.
Pemerintah saat ini memang tengah menutup sementara masuknya WNA dari semua negara untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun, berdasarkan Surat Edaran Dirjen Imigrasi Nomor IMI-0103.GR.01.01 Tahun 2021, ada beberapa kriteria warga negara asing yang diizinkan masuk ke wilayah Indonesia. Beberapa di antaranya adalah pemegang visa diplomatik dan visa dinas yang terkait kunjungan resmi pejabat asing setingkat menteri ke atas serta pemegang izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap.
Video II
Video ini, yang juga memperlihatkan sejumlah penumpang berbaju hazmat, merupakan video penumpang pesawat Qingdao Airlines. Sebagian dari mereka adalah TKA Cina yang tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, pada 8 Agustus 2020. Video kedatangan para TKA itu pernah dimuat oleh kanal YouTube milik stasiun televisi KompasTV pada 9 Agustus 2020. Dilansir dari iNews.id, selain TKA Cina, pesawat tersebut juga mengangkut 27 tenaga kerja asal Indonesia yang mengikuti pelatihan di Cina.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan Indra Hidayat menyebut ratusan TKA Cina tersebut merupakan tenaga ahli konstruksi yang akan bekerja di PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Galang Batang. "Mereka dikontrak selama enam bulan untuk menyelesaikan proyek konstruksi di PT BAI. Setelah selesai, langsung pulang ke negaranya," katanya. Indra pun telah memastikan kelengkapan dokumen keimigrasian mereka, meliputi Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA) dan Kitas atau Kitap, serta bukti hasil tes swab Covid-19.
Video III
Vvideo ini, yang juga memperlihatkan sejumlah penumpang berbaju hazmat, merupakan video para TKA Cina yang dipulangkan ke negaranya melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, setelah proyek yang mereka kerjakan dinyatakan selesai. Video pemulangan TKA Cina tersebut pernah dimuat oleh kanal YouTube milik Tribun Solo pada 22 Mei 2020 dengan judul “Ratusan Orang Kenakan Hazmat Padati Bandara SMB II Palembang, Ternyata TKA China Pulang Kampung”.
Dikutip dari Suara.com, sebanyak 190 TKA Cina itu dipulangkan ke negaranya karena masa kontrak kerja mereka di Indonesia telah habis. Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arvin Gumilang menjelaskan pemulangan TKA Cina itu dibagi menjadi dua kelompok terbang (kloter). Sebanyak 141 TKA telah diterbangkan dengan pesawat carter Cambodia Airways pada 20 Mei 2020, sementara 49 TKA sisanya dilakukan pada 22 Mei dengan pesawat yang sama.
Video IV
Video ini, yang memperlihatkan sejumlah pekerja sedang melewati sebuah kompleks permukiman warga, pernah dimuat oleh kanal YouTube milik stasiun televisi NET pada 9 Maret 2019 dengan judul “Beredar Video Viral TKA Asal Cina Bekerja di Krakatau Steel”. Dikutip dari Viva.co.id, video TKA Cina yang berjalan kaki di Perumahan Taman BMW, Kramatwatu, Serang, Banten, ini merupakan pekerja Krakatau Engineering, anak perusahaan Krakatau Steel.
Menurut Direktur Utama Krakatau Engineering, Utomo Nugroho, pada 8 Maret 2019, jumlah mereka mencapai 100 orang dan telah bekerja sejak Januari 2019 selama periode enam bulan. Sejak awal dipekerjakan, mereka tinggal di Perumahan Taman BMW. Setiap harinya, mereka diantar-jemput menggunakan kendaraan khusus. Namun, sepekan terakhir, mereka terpaksa berjalan kaki ke depan perumahan, karena dijemput menggunakan bus milik Krakatau Steel yang tidak bisa sampai ke depan rumah tempat mereka tinggal.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video tentara Cina yang berdatangan ke Indonesia, keliru. Video itu adalah gabungan dari sejumlah cuplikan dengan konteks serta waktu dan lokasi yang berbeda-beda. Beberapa cuplikan memang memperlihatkan sejumlah penumpang pesawat yang berasal dari Cina yang mengenakan pakaian hazmat. Namun, mereka bukan tentara. Beberapa di antaranya pun WNI. Selain itu, salah satu cuplikan tidak menunjukkan kedatangan, melainkan kepulangan ratusan TKA Cina ke negara asalnya karena masa kerjanya telah berakhir.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://archive.vn/H8Us7
- https://www.tempo.co/tag/tentara-cina
- https://www.tempo.co/tag/bandara-soekarno-hatta
- https://bit.ly/2Z3QKQe
- https://metro.tempo.co/read/1426861/viral-ratusan-wn-cina-berbaju-hazmat-imigrasi-bandara-soekarno-hatta-buka-suara?page_num=1
- https://bit.ly/3q6eK18
- https://www.tempo.co/tag/wna-asal-cina
- https://bit.ly/3jBbPeB
- https://regional.inews.id/berita/ratusan-tka-asal-china-masuk-ke-bintan-kepri-dan-langsung-dikarantina
- https://www.tempo.co/tag/tka-cina
- https://bit.ly/2Z2CeIN
- https://bit.ly/2Z5eTWP
- https://bit.ly/3qbaBZX
- https://bit.ly/2OtJw6f
- https://www.tempo.co/tag/hazmat
(GFD-2021-8492) Keliru, WHO Ubah Kebijakan bahwa Masker Tak Perlu Lagi Dipakai Kecuali Sakit
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 10/02/2021
Berita
Klaim bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengubah kebijakannya, bahwa masker tidak perlu lagi dipakai kecuali sakit, beredar di media sosial. Klaim itu dilengkapi dengan gambar tangkapan layar artikel dari situs Principia Scientific International pada 25 Januari 2021 yang berjudul "WHO: You Do NOT Need To Wear A Mask".Dalam artikel itu, disebutkan bahwa, pada 22 Januari 2021, WHO menyatakan tidak ada alasan medis ilmiah bagi orang sehat untuk memakai masker di luar rumah sakit. “Jika Anda tidak mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti demam, batuk, atau pilek, Anda tidak perlu menggunakan masker,” demikian narasi yang tertulis dalam artikel berbahasa Inggris tersebut.
Di Facebook, gambar tangkapan layar artikel itu dibagikan salah satunya oleh akun ini pada 30 Januari 2021. Akun tersebut menulis, "Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun." Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan 42 reaksi dan 40 komentar serta dibagikan 14 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru soal kebijakan WHO terkait pemakaian masker.
Hasil Cek Fakta
Untuk memeriksa klaim itu, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait di situs resmi WHO dengan memasukkan kata kunci "You Do Not Need To Wear A Mask" ke kolom pencarian. Namun, tidak ditemukan informasi bahwa WHO pernah menyatakan hal tersebut.
Dalam publikasinya tentang masker yang diperbarui pada 1 Desember 2020, WHO masih menekankan pentingnya pemakaian masker bersama tindakan lainnya untuk mencegah penularan Covid-19, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari keramaian.
“Jadikan pemakaian masker sebagai hal yang biasa saat berada di sekitar orang lain. Penggunaan, penyimpanan, dan pembersihan atau pembuangan masker yang tepat sangat penting untuk membuatnya efektif,” demikian pernyataan WHO dalam publikasinya, "All about masks in the context of Covid-19".
Pada Maret 2020 silam, atau di fase awal pandemi Covid-19, WHO memang pernah menyarankan penggunaan masker hanya untuk orang sakit. Dikutip dari Kompas.com, ketika itu, penggunaan masker memang masih menjadi perdebatan di antara banyak ahli. WHO tetap merekomendasikan untuk tidak menggunakan masker, kecuali dalam kondisi sakit karena Covid-19 atau merawat pasien.
"Tidak ada bukti khusus yang menunjukkan pemakaian masker oleh populasi massal memiliki potensi manfaat," kata Michael Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss, pada 31 Maret 2020.
Namun, pada 4 April 2020, WHO mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Dikutip dari CNN Indonesia, WHO menyatakan masker dapat membantu dalam merespons pandemi Covid-19. “Kami melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain, di tingkat masyarakat dapat membantu untuk merespons penyakit ini," ujar Ryan.
WHO pun menyatakan dukungannya terhadap pemerintah yang berinisiatif mendorong masyarakatnya untuk mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19. Pernyataan tersebut muncul setelah penelitian ilmiah menunjukkan dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Sampai hari ini, kebijakan WHO agar setiap orang menggunakan masker belum dicabut, sebagaimana ditunjukkan dalam publikasi WHO di atas. Media Bias Fact Check, organisasi independen yang berfokus pada bias media, pun mengkategorikan Principia Scientific International sebagai situs yang tidak kredibel. Situs asal Inggris itu dinilai sebagai situs konspirasi dan menyajikan pseudosain yang mempromosikan propaganda anti-vaksin dan misinformasi terkait perubahan iklim.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa WHO mengubah kebijakannya bahwa masker tidak perlu lagi dipakai kecuali sakit, keliru. Di awal pandemi Covid-19, pada Maret 2020, WHO memang menyarankan penggunaan masker hanya untuk orang sakit. Namun, pada awal April 2020, WHO telah mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Kebijakan tersebut belum dicabut atau tidak berubah hingga saat ini.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/who
- https://principia-scientific.com/who-you-do-not-need-to-wear-a-mask/%20
- https://archive.is/YdcIG
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-how-to-use-masks
- https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/31/135701420/who-tegaskan-lagi-masker-hanya-untuk-yang-sakit
- https://www.tempo.co/tag/masker
- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200405061442-134-490399/who-kini-dukung-semua-orang-pakai-masker-cegah-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/virus-corona
- https://mediabiasfactcheck.com/principia-scientific-international/
- https://www.tempo.co/tag/pandemi-covid-19
Halaman: 5072/6612