Pelintiran daur ulang. Foto peristiwa pengamanan WNA pada tahun 2018, dipelintir untuk membangun kesimpulan keliru.
Tentara Merah
(GFD-2020-4166) [SALAH] “TENTARA MERAH PKC Nyamar Jadi Pekerja Proyek”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/06/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan tangkapan layar status pelintiran foto peristiwa pengamanan WNA.
* Tangkapan layar yang dibagikan SUMBER menambahkan narasi yang TIDAK sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan kesimpulan keliru.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan,
* detikNews @ 18 Sep 2018 23:02 WIB: “Karawang – Sebanyak enam warga negara (WN) China dijaring aparat di salah satu hotel di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Petugas berwenang yang memeriksa mereka memastikan tidak ada pelanggaran keimigrasian.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Imigrasi Karawang Yopie Asmara. “Paspor, izin tinggal mereka sah,” ucap Yopie saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Dokumen Lengkap, 6 WN China yang Dijaring di Karawang Dibebaskan” http://bit.ly/2EI6ssl / https://archive.md/AEPk9 (arsip cadangan).
–
* detikNews @ 18 Sep 2018 22:45 WIB: “Karawang – Tim Pengawasan Orang Asing Imigrasi Karawang menjaring 6 warga negara (WN) China dan 2 WNI yang menginap di salah satu hotel di Karawang. Dari tangan mereka, diamankan buku saku berwarna merah dengan lambang palu arit. Foto buku itu menyebar di media sosial dan mereka dianggap menyebarkan paham komunisme.
“Apapun yang diramaikan medsos tidak benar. Faktanya tidak seperti itu (menyebar paham komunis). Saya kira terlalu jauh, itu cuma asumsi saja,” kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Aparat Jaring 6 WN China di Karawang” https://bit.ly/3cpP6gn / https://archive.md/rH46T (arsip cadangan).
* Tangkapan layar yang dibagikan SUMBER menambahkan narasi yang TIDAK sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan kesimpulan keliru.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan,
* detikNews @ 18 Sep 2018 23:02 WIB: “Karawang – Sebanyak enam warga negara (WN) China dijaring aparat di salah satu hotel di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Petugas berwenang yang memeriksa mereka memastikan tidak ada pelanggaran keimigrasian.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Imigrasi Karawang Yopie Asmara. “Paspor, izin tinggal mereka sah,” ucap Yopie saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Dokumen Lengkap, 6 WN China yang Dijaring di Karawang Dibebaskan” http://bit.ly/2EI6ssl / https://archive.md/AEPk9 (arsip cadangan).
–
* detikNews @ 18 Sep 2018 22:45 WIB: “Karawang – Tim Pengawasan Orang Asing Imigrasi Karawang menjaring 6 warga negara (WN) China dan 2 WNI yang menginap di salah satu hotel di Karawang. Dari tangan mereka, diamankan buku saku berwarna merah dengan lambang palu arit. Foto buku itu menyebar di media sosial dan mereka dianggap menyebarkan paham komunisme.
“Apapun yang diramaikan medsos tidak benar. Faktanya tidak seperti itu (menyebar paham komunis). Saya kira terlalu jauh, itu cuma asumsi saja,” kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Aparat Jaring 6 WN China di Karawang” https://bit.ly/3cpP6gn / https://archive.md/rH46T (arsip cadangan).
Rujukan
(GFD-2020-4165) [SALAH] “Heboh! Pernyataan Dokter Indonesia Soal Covid”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/06/2020
Berita
“Heboh! Pernyataan Dokter Indonesia Soal Covid
Setelah Dr Judy (Plandemic) dikasih flag hoax oleh fact checker (dengan mengabaikan bahwa di dalamnya ada dokter-dokter lain yang senada dengan dr Judy)…
Setelah video Dr. Erickson dikasih flag hoax oleh fact checker …(https://web.facebook.com/357865098052374/videos/1192877757711201/)
Ini ada pernyataan dokter asal Indonesia yang menghebohkan, akankah muncul flag hoax dari fact checker lagi ????
Kita tunggu saja.
Setelah Dr Judy (Plandemic) dikasih flag hoax oleh fact checker (dengan mengabaikan bahwa di dalamnya ada dokter-dokter lain yang senada dengan dr Judy)…
Setelah video Dr. Erickson dikasih flag hoax oleh fact checker …(https://web.facebook.com/357865098052374/videos/1192877757711201/)
Ini ada pernyataan dokter asal Indonesia yang menghebohkan, akankah muncul flag hoax dari fact checker lagi ????
Kita tunggu saja.
Hasil Cek Fakta
koranntb.com: “Dalam keterangan resmi Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Mataram, Ketua IDI Cabang Mataram, dr Rohadi mengatakan atas beredarnya video dr Lalu Herman Mahaputra pada channel YouTube yang menyebut Corona seperti flu biasa dan tidak ada yang meninggal karena Corona melainkan karena penyakit bawaan, itu dinilai khilaf dan keliru.”
wartamataram.com: “Di video klarifikasi tersebut, dr Rohadi menyampaikan permohonan maaf baik kepada masyarakat maupun kepada rekan sejawat dan juga tenaga medis di seluruh Indonesia. Secara pribadi dr Jack menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan yang dibuat dalam konten youtube tersebut dan mengaku khilaf atas apa yang telah dikatakannya.
Pada kesempatan itu, dr Rohadi juga menyampaikan bahwa memang benar Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat. Namun penyakit ini sangat berbahaya karena tingkat penyebaran dan penularan yang sangat cepat antar manusia. Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat tetap harus menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan anjuran World Health Organization (WHO).”
wartamataram.com: “Di video klarifikasi tersebut, dr Rohadi menyampaikan permohonan maaf baik kepada masyarakat maupun kepada rekan sejawat dan juga tenaga medis di seluruh Indonesia. Secara pribadi dr Jack menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan yang dibuat dalam konten youtube tersebut dan mengaku khilaf atas apa yang telah dikatakannya.
Pada kesempatan itu, dr Rohadi juga menyampaikan bahwa memang benar Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat. Namun penyakit ini sangat berbahaya karena tingkat penyebaran dan penularan yang sangat cepat antar manusia. Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat tetap harus menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan anjuran World Health Organization (WHO).”
Kesimpulan
dr Lalu Herman Mahaputra, Direktur RSUD Kota Mataram, sudah meminta maaf secara resmi karena telah menyebut COVID-19 seperti flu biasa.
Rujukan
(GFD-2020-4164) [SALAH] “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, Ini Syaratnya”
Sumber: artikel sosok.politik.usTanggal publish: 25/06/2020
Berita
Beredar artikel berjudul “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, Ini Syaratnya .” yang dimuat di situs sosok.politik[dot]us pada 8 Juni 2020.
Artikel ini merupakan salinan dari artikel yang dimuat di situs makassar.tribunnews[dot]com yang saat ini judul artikelnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”
Artikel ini merupakan salinan dari artikel yang dimuat di situs makassar.tribunnews[dot]com yang saat ini judul artikelnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan haisl penelusuran Tim Cek Fakta Medcom, klaim bahwa Menag Fachrul Razi menarik kembali ucapannya dan ibadah haji 2020 bisa dilaksanakan adalah klaim yang salah.
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Suhaili menjelaskan bahwa berita tersebut ditulis secara tidak tepat dengan cara mengutip dari berita media online lainnya, yaitu Medcom. Padahal, berita di Medcom sudah benar, tertulis dengan judul “Karantina 28 Hari Jadi Pertimbangan Peniadaan Haji”.
Pada Selasa, 9 Juni 2020, Kementerian Agama telah membuat klarifikasi atas informasi yang beredar tersebut melalui website resmi kemenag.go.id, dengan artikel berjudul “Karo HDI: Berita Menag Tarik Ucapan Soal Pembatalan Haji itu Hoaks”.
Suhaili menegaskan, berita bahwa Menteri Agama menarik ucapannya terkait pembatalan haji 2020 adalah hoaks atau informasi bohong.
“Berita Menag tarik ucapan soal Pembatalan Haji yang ditulis Tribun itu jelas hoaks atau informasi bohong yang menyesatkan,” tegasnya lagi.
Menurut Suhaili, keputusan pembatalan keberangkatan jemaah Indonesia pada penyelenggaraan haji 1441H/2020M itu sudah tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 494 tahun 2020. Dalam keputusan itu tidak ada pengandaian bersyarat jika Saudi memutuskan ada penyelenggaraan ibadah haji.
Menag Fachrul, lanjut Suhaili, juga tidak pernah menyampaikan pengandain bersyarat seperti itu. Menag justru menjelaskan alasan pembatalan keberangkatan, salah satunya terkait keharusan penerapan protokol kesehatan berupa karantina di masa pandemi yang secara waktu tidak memungkinkan lagi.
Artikel di situs makassar.tribunnews[dot]com sendiri kini judulnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”.
Jejak digital bahwa artikel ini pernah diberi judul “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, ini Syaratnya” bisa dilihat dari tautan artikelnya “https://makassar.tribunnews.com/2020/06/08/kabar-gembira-menag-fachrul-razi-tarik-ucapannya-ibadah-haji-2020-bisa-dilaksanakan-ini-syaratnya” dan unggahan salah satu akun Facebook pada 9 Juni 2020. (https://archive.md/7BhP2 – Arsip)
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Suhaili menjelaskan bahwa berita tersebut ditulis secara tidak tepat dengan cara mengutip dari berita media online lainnya, yaitu Medcom. Padahal, berita di Medcom sudah benar, tertulis dengan judul “Karantina 28 Hari Jadi Pertimbangan Peniadaan Haji”.
Pada Selasa, 9 Juni 2020, Kementerian Agama telah membuat klarifikasi atas informasi yang beredar tersebut melalui website resmi kemenag.go.id, dengan artikel berjudul “Karo HDI: Berita Menag Tarik Ucapan Soal Pembatalan Haji itu Hoaks”.
Suhaili menegaskan, berita bahwa Menteri Agama menarik ucapannya terkait pembatalan haji 2020 adalah hoaks atau informasi bohong.
“Berita Menag tarik ucapan soal Pembatalan Haji yang ditulis Tribun itu jelas hoaks atau informasi bohong yang menyesatkan,” tegasnya lagi.
Menurut Suhaili, keputusan pembatalan keberangkatan jemaah Indonesia pada penyelenggaraan haji 1441H/2020M itu sudah tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 494 tahun 2020. Dalam keputusan itu tidak ada pengandaian bersyarat jika Saudi memutuskan ada penyelenggaraan ibadah haji.
Menag Fachrul, lanjut Suhaili, juga tidak pernah menyampaikan pengandain bersyarat seperti itu. Menag justru menjelaskan alasan pembatalan keberangkatan, salah satunya terkait keharusan penerapan protokol kesehatan berupa karantina di masa pandemi yang secara waktu tidak memungkinkan lagi.
Artikel di situs makassar.tribunnews[dot]com sendiri kini judulnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”.
Jejak digital bahwa artikel ini pernah diberi judul “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, ini Syaratnya” bisa dilihat dari tautan artikelnya “https://makassar.tribunnews.com/2020/06/08/kabar-gembira-menag-fachrul-razi-tarik-ucapannya-ibadah-haji-2020-bisa-dilaksanakan-ini-syaratnya” dan unggahan salah satu akun Facebook pada 9 Juni 2020. (https://archive.md/7BhP2 – Arsip)
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/yKXAgOZN-cek-fakta-menag-fachrul-razi-tarik-ucapannya-soal-pembatalan-ibadah-hoaks
- https://kemenag.go.id/berita/read/513479/karo-hdi–berita-menag-tarik-ucapan-soal-pembatalan-haji-itu-hoaks
- https://www.medcom.id/nasional/politik/0KvXD5pb-karantina-28-hari-jadi-pertimbangan-peniadaan-haji
(GFD-2020-4163) [SALAH] Foto “4 DARI 6 ANGGOTA ORMAS FPI INI MELAKUKAN PENCURIAN”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/06/2020
Berita
Kembali beredar sebuah foto yang dibarengi narasi bahwa empat orang anggota FPI ditangkap lantaran melakukan aksi pencurian saat sweeping. Narasi yang mewakili foto dengan menyebut bahwa empat anggota FPI lakukan pencurian saat sweeping adalah tidak benar alias hoaks. Gabungan narasi dan foto serupa juga pernah disebarkan pada tahun 2017 dan dilakukan pemeriksaan faktanya oleh Mafindo pada tahun yang sama.
Hasil Cek Fakta
Namun diketahui bahwa gabungan narasi dan foto tersebut adalah tidak sesuai dengan fakta. Jika melakukan pencarian dengan mesin pencari gambar milik google, maka akan ditemukan foto serupa pernah diunggah oleh detik.com dalam pemberitaan berjudul “Penangkapan Komplotan Pencuri di Bandung Diwarnai Kejar-kejaran” yang terbit pada 24 November 2016
Jadi dapat disimpulkan bahwa gabungan narasi dan foto yang menyebut empat anggota FPI ditangkap adalah tidak benar alias hoaks. Hoaks serupa juga pernah muncul pada 2017 dan dilakukan pemeriksaan faktanya oleh Mafindo di waktu yang sama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa gabungan narasi dan foto yang menyebut empat anggota FPI ditangkap adalah tidak benar alias hoaks. Hoaks serupa juga pernah muncul pada 2017 dan dilakukan pemeriksaan faktanya oleh Mafindo di waktu yang sama.
Rujukan
Halaman: 5072/5579