Beredar Status dari akun Andrian (fb.com/100038035968076) membagikan sebuah artikel berjudul “Kaesang Pangarep Dikabarkan Mampu Tangani Corona Jika Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta.
Kaesang Pangarep
(GFD-2020-4167) [SALAH] “Keasang pengarep mampu menangani virus Corona di Jakarta asal menjadi gubernur DKI”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/06/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Kaesang Pangarep menyebutkan dirinya mampu menangani virus Corona di Jakarta asal menjadi gubernur DKI adalah klaim yang salah.
Tidak ada pernyataan dari Kaesang Pangarep yang meyatakan dia mampu menangani virus Corona COVID-19. Artikel yang dibagikan oleh sumber klaim sendiri merupakan artikel periksa fakta yang membantah klaim tersebut. Melalui kanal Youtube, Kaesang sendiri juga sudah membantah klaim itu.
Pada tanggal 25 Mei 2020, Hoax Crisis Center Jawa Barat (@hccjawabarat) membuat artikel periksa fakta yang menyatakan bahwa tidak ada pernyataan Kaesang yang mengatakan jika wabah Covid-19 di Jakarta akan mudah diatasi jika dirinya menjadi Gubernur berdasarkan pencarian dari beberapa media daring.
Dikutip dari Medcom.id, klaim ini kabar bohong yang kembali muncul di tengah masyarakat. Tim Cek Fakta Medcom.id, pernah menelusuri narasi dengan substansi yang sama. Meskipun kali ini, narasi hoaks disusun dengan ulasan yang berbeda.
“Tidak ada pemberitaan atau pernyataan resmi dari Kaesang yang meyatakan demikian,” tulis Medcom.id dalam laporan yang dimuat pada Rabu 27 Mei 2020.
Artikel berjudul “Kaesang Pangarep Dikabarkan Mampu Tangani Corona Jika Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta, Simak Faktanya” yang dimuat di situs republika.ikhtisar.net pada 9 Juni 2020 ini sendiri sebenarnya adalah artikel periksa fakta yang dikutip dari artikel berjudul “Kaesang Pangarep Dikabarkan Mampu Tangani Corona Jika Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta, Simak Faktanya” yang dimuat di situs depok.pikiran-rakyat.com pada 26 Mei 2020.
Dalam artikel tersebut, dituliskan hasil periksa fakta sebagai berikut:
“Namun faktanya Kaesang Pangarep tidak pernah mengunggah narasi yang menyatakan dirinya akan menanggulangi penyebaran virus corona di Jakarta jika ia maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Foto yang digunakan dalam unggahan Facebook merupakan hasil suntingan yang diambil dari laman Instagram Kaesang Pangarep.
Foto tersebut menampilkan kegiatan Kaesang Pangarep yang juga bekerja dari rumah selama pandemi. Kaesang saat itu mengenakan kemeja berwarna putih polos, celana pendek merah, dan sandal berwarna merah dan biru.
Atas kemeja, bawahan celana pendek, dan pakai sandal. Outift of the Day (OOTD) ngantor zaman now,” tutur Kaesang Pangarep dalam unggahan di Instagram pribadinya pada 24 April 2020.
Dalam ungggahan tersebut Kaesang Pangarep sama sekali tidak meyinggung bahasan tentang Pilkada dan rencananya dalam memimpin DKI Jakarta.
Setelah ditelusuri lebih lanjut juga tidak ditemukan informasi yang menyebut Kaesang Pangarep menyatakan dirinya bisa dengan mudah mengendalikan virus corona jika maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sementara pada saat yang sama, Kaesang Pangarep disoroti beberapa pihak karena gayanya yang nyentrik dan disebut-sebut mewakili gaya anak muda melalui aktivitas kesehariannya.
Maka dari itu foto dengan klaim yang menyatakan majunya Kaesang Pangarep menjadi gubernur DKI Jakarta untuk dapat menangani pandemi menjelang Pilkada tersebut tidak benar.***”
Pada tanggal 1 Juni 2020, Kaesang Pangarep sendiri juga sudah membantah klaim tersebut melalui kanal Youtubenya.
Tidak ada pernyataan dari Kaesang Pangarep yang meyatakan dia mampu menangani virus Corona COVID-19. Artikel yang dibagikan oleh sumber klaim sendiri merupakan artikel periksa fakta yang membantah klaim tersebut. Melalui kanal Youtube, Kaesang sendiri juga sudah membantah klaim itu.
Pada tanggal 25 Mei 2020, Hoax Crisis Center Jawa Barat (@hccjawabarat) membuat artikel periksa fakta yang menyatakan bahwa tidak ada pernyataan Kaesang yang mengatakan jika wabah Covid-19 di Jakarta akan mudah diatasi jika dirinya menjadi Gubernur berdasarkan pencarian dari beberapa media daring.
Dikutip dari Medcom.id, klaim ini kabar bohong yang kembali muncul di tengah masyarakat. Tim Cek Fakta Medcom.id, pernah menelusuri narasi dengan substansi yang sama. Meskipun kali ini, narasi hoaks disusun dengan ulasan yang berbeda.
“Tidak ada pemberitaan atau pernyataan resmi dari Kaesang yang meyatakan demikian,” tulis Medcom.id dalam laporan yang dimuat pada Rabu 27 Mei 2020.
Artikel berjudul “Kaesang Pangarep Dikabarkan Mampu Tangani Corona Jika Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta, Simak Faktanya” yang dimuat di situs republika.ikhtisar.net pada 9 Juni 2020 ini sendiri sebenarnya adalah artikel periksa fakta yang dikutip dari artikel berjudul “Kaesang Pangarep Dikabarkan Mampu Tangani Corona Jika Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta, Simak Faktanya” yang dimuat di situs depok.pikiran-rakyat.com pada 26 Mei 2020.
Dalam artikel tersebut, dituliskan hasil periksa fakta sebagai berikut:
“Namun faktanya Kaesang Pangarep tidak pernah mengunggah narasi yang menyatakan dirinya akan menanggulangi penyebaran virus corona di Jakarta jika ia maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Foto yang digunakan dalam unggahan Facebook merupakan hasil suntingan yang diambil dari laman Instagram Kaesang Pangarep.
Foto tersebut menampilkan kegiatan Kaesang Pangarep yang juga bekerja dari rumah selama pandemi. Kaesang saat itu mengenakan kemeja berwarna putih polos, celana pendek merah, dan sandal berwarna merah dan biru.
Atas kemeja, bawahan celana pendek, dan pakai sandal. Outift of the Day (OOTD) ngantor zaman now,” tutur Kaesang Pangarep dalam unggahan di Instagram pribadinya pada 24 April 2020.
Dalam ungggahan tersebut Kaesang Pangarep sama sekali tidak meyinggung bahasan tentang Pilkada dan rencananya dalam memimpin DKI Jakarta.
Setelah ditelusuri lebih lanjut juga tidak ditemukan informasi yang menyebut Kaesang Pangarep menyatakan dirinya bisa dengan mudah mengendalikan virus corona jika maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sementara pada saat yang sama, Kaesang Pangarep disoroti beberapa pihak karena gayanya yang nyentrik dan disebut-sebut mewakili gaya anak muda melalui aktivitas kesehariannya.
Maka dari itu foto dengan klaim yang menyatakan majunya Kaesang Pangarep menjadi gubernur DKI Jakarta untuk dapat menangani pandemi menjelang Pilkada tersebut tidak benar.***”
Pada tanggal 1 Juni 2020, Kaesang Pangarep sendiri juga sudah membantah klaim tersebut melalui kanal Youtubenya.
Kesimpulan
Tidak ada pernyataan dari Kaesang Pangarep yang meyatakan dia mampu menangani virus Corona COVID-19. Artikel yang dibagikan oleh sumber klaim sendiri merupakan artikel periksa fakta yang membantah klaim tersebut. Melalui kanal Youtube, Kaesang sendiri juga sudah membantah klaim itu.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/CAnGkTol2II/
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/GbmY9l1b-kaesang-mampu-tangani-virus-korona-jika-menjadi-gubernur-dki-jakarta
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/GKdOlqdk-cek-fakta-kaesang-sebut-pandemi-covid-19-di-jakarta-bisa-diatasi-jika-dir
- https://republika.ikhtisar.net/kaesang-pangarep-dikabarkan-mampu-tangani-corona-jika-maju-jadi-gubernur-dki-jakarta-simak-faktanya/
- https://depok.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-09389130/kaesang-pangarep-dikabarkan-mampu-tangani-corona-jika-maju-jadi-gubernur-dki-jakarta-simak-faktanya
- https://www.youtube.com/watch?v=0USTeImpQeg&t=17s
(GFD-2020-4166) [SALAH] “TENTARA MERAH PKC Nyamar Jadi Pekerja Proyek”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/06/2020
Berita
Pelintiran daur ulang. Foto peristiwa pengamanan WNA pada tahun 2018, dipelintir untuk membangun kesimpulan keliru.
Tentara Merah
Tentara Merah
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan tangkapan layar status pelintiran foto peristiwa pengamanan WNA.
* Tangkapan layar yang dibagikan SUMBER menambahkan narasi yang TIDAK sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan kesimpulan keliru.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan,
* detikNews @ 18 Sep 2018 23:02 WIB: “Karawang – Sebanyak enam warga negara (WN) China dijaring aparat di salah satu hotel di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Petugas berwenang yang memeriksa mereka memastikan tidak ada pelanggaran keimigrasian.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Imigrasi Karawang Yopie Asmara. “Paspor, izin tinggal mereka sah,” ucap Yopie saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Dokumen Lengkap, 6 WN China yang Dijaring di Karawang Dibebaskan” http://bit.ly/2EI6ssl / https://archive.md/AEPk9 (arsip cadangan).
–
* detikNews @ 18 Sep 2018 22:45 WIB: “Karawang – Tim Pengawasan Orang Asing Imigrasi Karawang menjaring 6 warga negara (WN) China dan 2 WNI yang menginap di salah satu hotel di Karawang. Dari tangan mereka, diamankan buku saku berwarna merah dengan lambang palu arit. Foto buku itu menyebar di media sosial dan mereka dianggap menyebarkan paham komunisme.
“Apapun yang diramaikan medsos tidak benar. Faktanya tidak seperti itu (menyebar paham komunis). Saya kira terlalu jauh, itu cuma asumsi saja,” kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Aparat Jaring 6 WN China di Karawang” https://bit.ly/3cpP6gn / https://archive.md/rH46T (arsip cadangan).
* Tangkapan layar yang dibagikan SUMBER menambahkan narasi yang TIDAK sesuai dengan fakta sehingga menimbulkan kesimpulan keliru.
(2) Beberapa artikel yang berkaitan,
* detikNews @ 18 Sep 2018 23:02 WIB: “Karawang – Sebanyak enam warga negara (WN) China dijaring aparat di salah satu hotel di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Petugas berwenang yang memeriksa mereka memastikan tidak ada pelanggaran keimigrasian.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Imigrasi Karawang Yopie Asmara. “Paspor, izin tinggal mereka sah,” ucap Yopie saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Dokumen Lengkap, 6 WN China yang Dijaring di Karawang Dibebaskan” http://bit.ly/2EI6ssl / https://archive.md/AEPk9 (arsip cadangan).
–
* detikNews @ 18 Sep 2018 22:45 WIB: “Karawang – Tim Pengawasan Orang Asing Imigrasi Karawang menjaring 6 warga negara (WN) China dan 2 WNI yang menginap di salah satu hotel di Karawang. Dari tangan mereka, diamankan buku saku berwarna merah dengan lambang palu arit. Foto buku itu menyebar di media sosial dan mereka dianggap menyebarkan paham komunisme.
“Apapun yang diramaikan medsos tidak benar. Faktanya tidak seperti itu (menyebar paham komunis). Saya kira terlalu jauh, itu cuma asumsi saja,” kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Karawang, Selasa malam (18/9/2018).”
Selengkapnya di “Aparat Jaring 6 WN China di Karawang” https://bit.ly/3cpP6gn / https://archive.md/rH46T (arsip cadangan).
Rujukan
(GFD-2020-4165) [SALAH] “Heboh! Pernyataan Dokter Indonesia Soal Covid”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/06/2020
Berita
“Heboh! Pernyataan Dokter Indonesia Soal Covid
Setelah Dr Judy (Plandemic) dikasih flag hoax oleh fact checker (dengan mengabaikan bahwa di dalamnya ada dokter-dokter lain yang senada dengan dr Judy)…
Setelah video Dr. Erickson dikasih flag hoax oleh fact checker …(https://web.facebook.com/357865098052374/videos/1192877757711201/)
Ini ada pernyataan dokter asal Indonesia yang menghebohkan, akankah muncul flag hoax dari fact checker lagi ????
Kita tunggu saja.
Setelah Dr Judy (Plandemic) dikasih flag hoax oleh fact checker (dengan mengabaikan bahwa di dalamnya ada dokter-dokter lain yang senada dengan dr Judy)…
Setelah video Dr. Erickson dikasih flag hoax oleh fact checker …(https://web.facebook.com/357865098052374/videos/1192877757711201/)
Ini ada pernyataan dokter asal Indonesia yang menghebohkan, akankah muncul flag hoax dari fact checker lagi ????
Kita tunggu saja.
Hasil Cek Fakta
koranntb.com: “Dalam keterangan resmi Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Mataram, Ketua IDI Cabang Mataram, dr Rohadi mengatakan atas beredarnya video dr Lalu Herman Mahaputra pada channel YouTube yang menyebut Corona seperti flu biasa dan tidak ada yang meninggal karena Corona melainkan karena penyakit bawaan, itu dinilai khilaf dan keliru.”
wartamataram.com: “Di video klarifikasi tersebut, dr Rohadi menyampaikan permohonan maaf baik kepada masyarakat maupun kepada rekan sejawat dan juga tenaga medis di seluruh Indonesia. Secara pribadi dr Jack menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan yang dibuat dalam konten youtube tersebut dan mengaku khilaf atas apa yang telah dikatakannya.
Pada kesempatan itu, dr Rohadi juga menyampaikan bahwa memang benar Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat. Namun penyakit ini sangat berbahaya karena tingkat penyebaran dan penularan yang sangat cepat antar manusia. Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat tetap harus menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan anjuran World Health Organization (WHO).”
wartamataram.com: “Di video klarifikasi tersebut, dr Rohadi menyampaikan permohonan maaf baik kepada masyarakat maupun kepada rekan sejawat dan juga tenaga medis di seluruh Indonesia. Secara pribadi dr Jack menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan yang dibuat dalam konten youtube tersebut dan mengaku khilaf atas apa yang telah dikatakannya.
Pada kesempatan itu, dr Rohadi juga menyampaikan bahwa memang benar Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat. Namun penyakit ini sangat berbahaya karena tingkat penyebaran dan penularan yang sangat cepat antar manusia. Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat tetap harus menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan anjuran World Health Organization (WHO).”
Kesimpulan
dr Lalu Herman Mahaputra, Direktur RSUD Kota Mataram, sudah meminta maaf secara resmi karena telah menyebut COVID-19 seperti flu biasa.
Rujukan
(GFD-2020-4164) [SALAH] “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, Ini Syaratnya”
Sumber: artikel sosok.politik.usTanggal publish: 25/06/2020
Berita
Beredar artikel berjudul “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, Ini Syaratnya .” yang dimuat di situs sosok.politik[dot]us pada 8 Juni 2020.
Artikel ini merupakan salinan dari artikel yang dimuat di situs makassar.tribunnews[dot]com yang saat ini judul artikelnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”
Artikel ini merupakan salinan dari artikel yang dimuat di situs makassar.tribunnews[dot]com yang saat ini judul artikelnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan haisl penelusuran Tim Cek Fakta Medcom, klaim bahwa Menag Fachrul Razi menarik kembali ucapannya dan ibadah haji 2020 bisa dilaksanakan adalah klaim yang salah.
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Suhaili menjelaskan bahwa berita tersebut ditulis secara tidak tepat dengan cara mengutip dari berita media online lainnya, yaitu Medcom. Padahal, berita di Medcom sudah benar, tertulis dengan judul “Karantina 28 Hari Jadi Pertimbangan Peniadaan Haji”.
Pada Selasa, 9 Juni 2020, Kementerian Agama telah membuat klarifikasi atas informasi yang beredar tersebut melalui website resmi kemenag.go.id, dengan artikel berjudul “Karo HDI: Berita Menag Tarik Ucapan Soal Pembatalan Haji itu Hoaks”.
Suhaili menegaskan, berita bahwa Menteri Agama menarik ucapannya terkait pembatalan haji 2020 adalah hoaks atau informasi bohong.
“Berita Menag tarik ucapan soal Pembatalan Haji yang ditulis Tribun itu jelas hoaks atau informasi bohong yang menyesatkan,” tegasnya lagi.
Menurut Suhaili, keputusan pembatalan keberangkatan jemaah Indonesia pada penyelenggaraan haji 1441H/2020M itu sudah tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 494 tahun 2020. Dalam keputusan itu tidak ada pengandaian bersyarat jika Saudi memutuskan ada penyelenggaraan ibadah haji.
Menag Fachrul, lanjut Suhaili, juga tidak pernah menyampaikan pengandain bersyarat seperti itu. Menag justru menjelaskan alasan pembatalan keberangkatan, salah satunya terkait keharusan penerapan protokol kesehatan berupa karantina di masa pandemi yang secara waktu tidak memungkinkan lagi.
Artikel di situs makassar.tribunnews[dot]com sendiri kini judulnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”.
Jejak digital bahwa artikel ini pernah diberi judul “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, ini Syaratnya” bisa dilihat dari tautan artikelnya “https://makassar.tribunnews.com/2020/06/08/kabar-gembira-menag-fachrul-razi-tarik-ucapannya-ibadah-haji-2020-bisa-dilaksanakan-ini-syaratnya” dan unggahan salah satu akun Facebook pada 9 Juni 2020. (https://archive.md/7BhP2 – Arsip)
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Suhaili menjelaskan bahwa berita tersebut ditulis secara tidak tepat dengan cara mengutip dari berita media online lainnya, yaitu Medcom. Padahal, berita di Medcom sudah benar, tertulis dengan judul “Karantina 28 Hari Jadi Pertimbangan Peniadaan Haji”.
Pada Selasa, 9 Juni 2020, Kementerian Agama telah membuat klarifikasi atas informasi yang beredar tersebut melalui website resmi kemenag.go.id, dengan artikel berjudul “Karo HDI: Berita Menag Tarik Ucapan Soal Pembatalan Haji itu Hoaks”.
Suhaili menegaskan, berita bahwa Menteri Agama menarik ucapannya terkait pembatalan haji 2020 adalah hoaks atau informasi bohong.
“Berita Menag tarik ucapan soal Pembatalan Haji yang ditulis Tribun itu jelas hoaks atau informasi bohong yang menyesatkan,” tegasnya lagi.
Menurut Suhaili, keputusan pembatalan keberangkatan jemaah Indonesia pada penyelenggaraan haji 1441H/2020M itu sudah tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 494 tahun 2020. Dalam keputusan itu tidak ada pengandaian bersyarat jika Saudi memutuskan ada penyelenggaraan ibadah haji.
Menag Fachrul, lanjut Suhaili, juga tidak pernah menyampaikan pengandain bersyarat seperti itu. Menag justru menjelaskan alasan pembatalan keberangkatan, salah satunya terkait keharusan penerapan protokol kesehatan berupa karantina di masa pandemi yang secara waktu tidak memungkinkan lagi.
Artikel di situs makassar.tribunnews[dot]com sendiri kini judulnya sudah diganti menjadi “Mengapa Ibadah 2020 Batal Dilaksanakan, Menag Jelaskan Penyebabnya, Salah Satunya Karantina 28 Hari”.
Jejak digital bahwa artikel ini pernah diberi judul “KABAR GEMBIRA Menag Fachrul Razi Tarik Ucapannya, Ibadah Haji 2020 Bisa Dilaksanakan, ini Syaratnya” bisa dilihat dari tautan artikelnya “https://makassar.tribunnews.com/2020/06/08/kabar-gembira-menag-fachrul-razi-tarik-ucapannya-ibadah-haji-2020-bisa-dilaksanakan-ini-syaratnya” dan unggahan salah satu akun Facebook pada 9 Juni 2020. (https://archive.md/7BhP2 – Arsip)
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/yKXAgOZN-cek-fakta-menag-fachrul-razi-tarik-ucapannya-soal-pembatalan-ibadah-hoaks
- https://kemenag.go.id/berita/read/513479/karo-hdi–berita-menag-tarik-ucapan-soal-pembatalan-haji-itu-hoaks
- https://www.medcom.id/nasional/politik/0KvXD5pb-karantina-28-hari-jadi-pertimbangan-peniadaan-haji
Halaman: 5046/5553