Akun Instagram Teluuur (instagram.com/teluriyun) mengunggah video dengan narasi sebagai berikut:
“Rekaman kamera infrared menunjukkan adanya hantaman rudal dari langit tepat sebelum ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Libanon. Benarkah zionis Israel pelakunya? Wallahua’lam”
(GFD-2020-4584) [SALAH] Video “Rekaman kamera infrared hantaman rudal tepat sebelum ledakan dahsyat di Beirut, Libanon”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 09/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video rekaman kamera infrared menunjukkan adanya hantaman rudal dari langit tepat sebelum ledakan di Beirut, Libanon adalah klaim yang salah.
Faktanya, video itu adalah video editan atau suntingan. Video itu adalah gabungan dari dua video yang diambil dari peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, yang kemudian ditempeli gambar rudal dan diberi efek film negatif.
Dua video yang digabungkan itu sama-sama diambil dari peristiwa ledakan di Beirut pada 4 Agustus 2020. Video pertama pernah ditayangkan oleh CNN Arabic pada 5 Agustus 2020 dengan judul “Lebanon: Sebuah ledakan besar di dekat Pelabuhan Beirut menyebabkan luka-luka, kerusakan parah, dan kekacauan di pusat ibu kota”. Adapun video kedua pernah diunggah oleh kanal YouTube Daesh Hunter pada 6 Agustus 2020 dengan judul “Video close up dari ledakan di Beirut”.
Baik video yang diunggah CNN Arabic maupun kanal YouTube Daesh Hunter, tidak terlihat adanya sebuah benda yang diklaim sebagai rudal yang menghantam wilayah Beirut dan menyebabkan terjadinya ledakan dahsyat.
Perbandingan video asli dengan video yang telah diberi efek film negatif pernah diunggah oleh kanal YouTube Totally Epic Wow Craziness pada 6 Agustus 2020. Video itu diberi judul “Perbandingan langsung video berefek film negatif dengan rudal palsu dalam ledakan Beirut Lebanon”.
Dalam keterangannya, kanal ini menulis, “Anda bisa melihat rudal palsu yang jelas telah ditambahkan ke dalam rekaman. Tidak ada nuklir taktis mini. Tidak ada misil asli. ‘Rudal’ jelas ditambahkan setelahnya. Tidak ada gerakan yang buram, tidak cocok dengan piksel atau fokus aslinya, tidak berputar, dll.”
Menurut profesor digital forensik dari Universitas California, Berkeley, Hany Farid, yang diwawancarai oleh Lead Stories, video itu jelas palsu. Suntingannya juga terlihat kasar.
Farid menjelaskan bagaimana video itu diedit. “Jika menonton video itu bingkai demi bingkai, Anda akan melihat beberapa hal yang secara jelas menggambarkan bahwa video itu palsu. Sekitar detik ke-8, misil menghilang dari video, jauh sebelum ledakan. Tidak ada pula gerakan yang kabur pada rudal yang semestinya terlihat mengingat kecepatannya. Selain itu, rudal tersebut tampak identik dalam setiap bingkai di mana rudal itu terlihat. Ini adalah tanda dari manipulasi copy-paste mentah di mana misil itu ditempelkan ke setiap bingkai yang berurutan,” ujar Farid.
Menurut Associated Press yang mewawancarai Jeffrey Lewis, pakar rudal dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California menyatakan bahwa ketika bingkai demi bingkai video tersebut diamati, misil itu tampak bengkok di tengah dan memiliki tampilan seperti kartun. Saat misil bergerak mendekati target, ukuran dan sudutnya pun tidak berubah.
Sementara itu, Pemerintah Lebanon meyakini penyebab ledakan di Beirut adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, saat diwawancarai BBC, menyatakan sumber ledakan kemungkinan gudang yang beroperasi di pelabuhan sejak 2014. “Ada laporan kalau pemicunya adalah bahan peledak yang pernah disita aparat hukum beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Abbas Ibrahim.
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Faktanya, video itu adalah video editan atau suntingan. Video itu adalah gabungan dari dua video yang diambil dari peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, yang kemudian ditempeli gambar rudal dan diberi efek film negatif.
Dua video yang digabungkan itu sama-sama diambil dari peristiwa ledakan di Beirut pada 4 Agustus 2020. Video pertama pernah ditayangkan oleh CNN Arabic pada 5 Agustus 2020 dengan judul “Lebanon: Sebuah ledakan besar di dekat Pelabuhan Beirut menyebabkan luka-luka, kerusakan parah, dan kekacauan di pusat ibu kota”. Adapun video kedua pernah diunggah oleh kanal YouTube Daesh Hunter pada 6 Agustus 2020 dengan judul “Video close up dari ledakan di Beirut”.
Baik video yang diunggah CNN Arabic maupun kanal YouTube Daesh Hunter, tidak terlihat adanya sebuah benda yang diklaim sebagai rudal yang menghantam wilayah Beirut dan menyebabkan terjadinya ledakan dahsyat.
Perbandingan video asli dengan video yang telah diberi efek film negatif pernah diunggah oleh kanal YouTube Totally Epic Wow Craziness pada 6 Agustus 2020. Video itu diberi judul “Perbandingan langsung video berefek film negatif dengan rudal palsu dalam ledakan Beirut Lebanon”.
Dalam keterangannya, kanal ini menulis, “Anda bisa melihat rudal palsu yang jelas telah ditambahkan ke dalam rekaman. Tidak ada nuklir taktis mini. Tidak ada misil asli. ‘Rudal’ jelas ditambahkan setelahnya. Tidak ada gerakan yang buram, tidak cocok dengan piksel atau fokus aslinya, tidak berputar, dll.”
Menurut profesor digital forensik dari Universitas California, Berkeley, Hany Farid, yang diwawancarai oleh Lead Stories, video itu jelas palsu. Suntingannya juga terlihat kasar.
Farid menjelaskan bagaimana video itu diedit. “Jika menonton video itu bingkai demi bingkai, Anda akan melihat beberapa hal yang secara jelas menggambarkan bahwa video itu palsu. Sekitar detik ke-8, misil menghilang dari video, jauh sebelum ledakan. Tidak ada pula gerakan yang kabur pada rudal yang semestinya terlihat mengingat kecepatannya. Selain itu, rudal tersebut tampak identik dalam setiap bingkai di mana rudal itu terlihat. Ini adalah tanda dari manipulasi copy-paste mentah di mana misil itu ditempelkan ke setiap bingkai yang berurutan,” ujar Farid.
Menurut Associated Press yang mewawancarai Jeffrey Lewis, pakar rudal dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California menyatakan bahwa ketika bingkai demi bingkai video tersebut diamati, misil itu tampak bengkok di tengah dan memiliki tampilan seperti kartun. Saat misil bergerak mendekati target, ukuran dan sudutnya pun tidak berubah.
Sementara itu, Pemerintah Lebanon meyakini penyebab ledakan di Beirut adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, saat diwawancarai BBC, menyatakan sumber ledakan kemungkinan gudang yang beroperasi di pelabuhan sejak 2014. “Ada laporan kalau pemicunya adalah bahan peledak yang pernah disita aparat hukum beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Abbas Ibrahim.
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Kesimpulan
Video editan / suntingan. Video itu adalah gabungan dari dua video yang diambil dari peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, yang kemudian ditempeli gambar rudal dan diberi efek film negatif.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/937/fakta-atau-hoaks-benarkah-video-yang-tunjukkan-hantaman-rudal-dalam-ledakan-di-beirut-ini
- https://arabic.cnn.com/middle-east/article/2020/08/04/lebanon-casualties-explosion-beirut-port
- https://www.youtube.com/watch?v=BaH8iFJOwu0
- https://www.youtube.com/watch?v=cCDghBtab3o
- https://leadstories.com/hoax-alert/2020/08/fact-check-video-of-a-missile-hitting-before-beirut-explosion-footage-in-crude-fake.html
- https://apnews.com/afs:Content:9190615875
- https://turnbackhoax.id/2020/08/05/salah-4-agustus-2020-lebanon-saat-diserang-bom-nuklir/
(GFD-2020-4583) [SALAH] Video “BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI”
Sumber: youtube.comTanggal publish: 08/08/2020
Berita
Kanal Youtube Radar Politik mengunggah video dengan judul “BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI” dengan durasi 10:03 dan telah ditonton sebanyak 59.893 kali.
Berikut kutipan narasinya:
“BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI
Terima kasih sudah mensupport channel kami, semoga tayangan yang kami sajikan bisa bermanfaat untuk pemirsa dimanapun berada.
dukungan pemirsa dengan memberikan Subscribe, like, Comment dan Share, kami mengucapkan banyak terima kasih.”
Berikut kutipan narasinya:
“BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI
Terima kasih sudah mensupport channel kami, semoga tayangan yang kami sajikan bisa bermanfaat untuk pemirsa dimanapun berada.
dukungan pemirsa dengan memberikan Subscribe, like, Comment dan Share, kami mengucapkan banyak terima kasih.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi yang dibacakan dalam video tersebut berasal dari sejumlah artikel dari sejumlah laman daring. Bagian pertama, diketahui berasal dari artikel pada laman law-justice.co berjudul “ProDEM: Minggirlah Kalau Sudah Tidak Mampu, Rizal Ramli Punya Solusi!” yang tayang pada 6 Agustus 2020. Dalam artikel tersebut membahas mengenai pernyataan dari Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule, dan tidak ditemukan pernyataan Menkeu Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.
Lalu, bagian kedua, diketahui berasal dari artikel berjudul “Jokowi Minta Ekonomi Melampaui Dunia, Rocky Gerung: Joko Tingkir Keselek Klepon Alias Oon” yang tayang di gelora.co pada 6 Agustus 2020. Artikel tersebut merupakan lansiran dari artikel berjudul sama pada laman suaranasional.com yang tayang pada 6 Agustus 2020. Artikel tersebut berisikan pernyataan Rocky Gerung dan tidak ditemukan pernyataan Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.
Narasi yang dibacakan pada bagian ketiga video tersebut diketahui berasal dari artikel berjudul “Bu Sri Mulyani, Mohon Yang Adil!” yang tayang di rmol.id pada 6 Agustus 2020. Artikel itu berisikan pernyataan dari Musni Umar yang merupakan Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun. Pada artikel itu juga tidak ditemukan pernyataan mengenai Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.
Dan, narasi pada bagian keempat video berasal dari artikel rmol.id dengan judul “Pakar Ekonomi: Marah Terus, Siapa Yang Jadi Kompor Presiden Jokowi?” yang tayang pada 6 Agustus 2020. Artikel itu membahas mengenai pernyataan Dradjad H. Wibowo, Pakar Ekonomi, dan tidak ditemukan perihal penyerahan tugas dari Sri Mulyani kepada Rizal Ramli.
Lalu, bagian kedua, diketahui berasal dari artikel berjudul “Jokowi Minta Ekonomi Melampaui Dunia, Rocky Gerung: Joko Tingkir Keselek Klepon Alias Oon” yang tayang di gelora.co pada 6 Agustus 2020. Artikel tersebut merupakan lansiran dari artikel berjudul sama pada laman suaranasional.com yang tayang pada 6 Agustus 2020. Artikel tersebut berisikan pernyataan Rocky Gerung dan tidak ditemukan pernyataan Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.
Narasi yang dibacakan pada bagian ketiga video tersebut diketahui berasal dari artikel berjudul “Bu Sri Mulyani, Mohon Yang Adil!” yang tayang di rmol.id pada 6 Agustus 2020. Artikel itu berisikan pernyataan dari Musni Umar yang merupakan Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun. Pada artikel itu juga tidak ditemukan pernyataan mengenai Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.
Dan, narasi pada bagian keempat video berasal dari artikel rmol.id dengan judul “Pakar Ekonomi: Marah Terus, Siapa Yang Jadi Kompor Presiden Jokowi?” yang tayang pada 6 Agustus 2020. Artikel itu membahas mengenai pernyataan Dradjad H. Wibowo, Pakar Ekonomi, dan tidak ditemukan perihal penyerahan tugas dari Sri Mulyani kepada Rizal Ramli.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam video di kanal Radar Politik tersebut tidak ditemukan pernyataan dari Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli. Oleh sebab itu, konten video tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1254592238206642/
- https://turnbackhoax.id/2020/08/08/salah-video-berita-terbaru-hari-ini-sri-mulyani-sudah-tidak-sanggup-lanjut-serahkan-tugasnya-ke-rizal-ramli/
- https://www.law-justice.co/artikel/90743/prodem-minggirlah-kalau-sudah-tidak-mampu-rizal-ramli-punya-solusi/
- https://www.gelora.co/2020/08/jokowi-minta-ekonomi-melampaui-dunia.html
- https://suaranasional.com/2020/08/06/jokowi-minta-ekonomi-melampaui-dunia-rocky-gerung-joko-tingkir-keselek-klepon-alias-oon/
- https://politik.rmol.id/read/2020/08/06/446864/bu-sri-mulyani-mohon-yang-adil
- https://ekbis.rmol.id/read/2020/08/06/446842/pakar-ekonomi-marah-terus-siapa-yang-jadi-kompor-presiden-jokowi
(GFD-2020-4582) [SALAH] Foto Satelit Pangkalan Militer China di Natuna
Sumber: facebook.comTanggal publish: 08/08/2020
Berita
Akun facebook bernama Bang Bima Bim mengunggah status pada tanggal 05/8/2020 berupa sebuah berita dari laman MILITERMETER[dot]com yang berjudul “Google Earth Rilis Gambar Pangkalan Militer China di Laut Natuna.” Dalam narasinya pemilik status menyebut pembangunan pangkalan militer di laut Natuna adalah alasan China mendukung Jokowi.
Berikut kutipan narasinya:
“*_”Akhirnya KETAHUAN Kenapa CHINA Dukung Penuh Jokowi !”_*
*_Google Earth RILIS Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak !_*
*_TERNYATA ADA HAL BESAR YANG DITUTUP-TUTUPI DARI RAKYAT !_*
*_POTENSI TERBESAR DALAM MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK TETAP BERKUASA, TERKESAN ADA YANG INGIN Di SELESAIKAN !_*
https://t.co/jlFRUcn3WB
*_TOLONG DIVIRALKAN AGAR SEMUA BANGSA INDONESIA TAHU DAN SADAR BAHWA NKRI DIUJUNG TANDUK ... KALAU PANGKALAN MILITER CHINA SUDAH SELESAI ... DAN PELABUHAN JUGA BANDARA DIKUASAI ... LALU BANGSA INDONESIA BISA LARI KEMANA ... MUNGKIN AKAN DIBERANGUS ... !!!_*
Lihat Tweet @Unkwon_mouse: https://twitter.com/Unkwon_mouse/status/1125401766973984768…"
Berikut kutipan narasinya:
“*_”Akhirnya KETAHUAN Kenapa CHINA Dukung Penuh Jokowi !”_*
*_Google Earth RILIS Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak !_*
*_TERNYATA ADA HAL BESAR YANG DITUTUP-TUTUPI DARI RAKYAT !_*
*_POTENSI TERBESAR DALAM MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK TETAP BERKUASA, TERKESAN ADA YANG INGIN Di SELESAIKAN !_*
https://t.co/jlFRUcn3WB
*_TOLONG DIVIRALKAN AGAR SEMUA BANGSA INDONESIA TAHU DAN SADAR BAHWA NKRI DIUJUNG TANDUK ... KALAU PANGKALAN MILITER CHINA SUDAH SELESAI ... DAN PELABUHAN JUGA BANDARA DIKUASAI ... LALU BANGSA INDONESIA BISA LARI KEMANA ... MUNGKIN AKAN DIBERANGUS ... !!!_*
Lihat Tweet @Unkwon_mouse: https://twitter.com/Unkwon_mouse/status/1125401766973984768…"
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran foto pangkalan militer China di pulau Natuna sempat beredar pada bulan Januari lalu. Foto pangkalan militer Tiongkok itu terletak di Kepulauan Spratly yang berjarak sekitar 1.120 kilometer dari Natuna berdasarkan hitungan Google Map dan bukan di Natuna, Kepulauan Riau. Dilansir dari artikel berjudul “[SALAH] Foto “Ternyata China Telah Membangun Persenjataan Militer Di Natuna, Dengan Senjata Mengerikan..”” yang tayang pada laman turnbackhoax.id pada tanggal 09/1/2020, Foto itu direkam pada 2017 melalui citra satelit dan dirilis oleh Asia Martitim Transparency Initiative (AMTI). Lembaga kajian pakar ini bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, AS. Pulau Spratly sendiri memang wilayah sengketa, tapi tidak ada sangkut pautnya dengan wilayah Indonesia.
Dilansir dari cekfakta.tempo.co, menurut AMTI selain di Kepulauan Spratly, Cina memiliki pangkalan lain di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel. Keduanya berada di utara Kepulauan Spratly. "Ini akan memungkinkan pesawat tempur militer Cina beroperasi ke hampir seluruh Laut Cina Selatan," kata AMTI.
Selain itu dari penelusuran tirto.id, Sejak kepemimpinan Xi Jinping, Beijing telah mereklamasi sekitar 1.290 hektar tanah di tujuh terumbu atau batuan di Kepulauan Spratly. Di atasnya dibangun pelabuhan, mercusuar dan landasan pacu, baterai rudal, dan peralatan militer lainnya. Tiga pangkalan militer Cina didirikan di kepulauan Spratly, yakni pangkalan udara militer Yongshu di Terumbu Fiery Cross, pangkalan udara militer Zhubi di terumbu Subi, dan pangkalan udara militer Meiji di terumbu Mischief.
Merujuk pada Google Map, jarak Kepulauan Spratly ke Natuna, Kepulauan Riau adalah 1.120 kilometer. Atau hampir setara dengan jarak Jakarta-Bali (1.155 kilometer) via Jalan Raya Pantura.
Dilansir dari cekfakta.tempo.co, menurut AMTI selain di Kepulauan Spratly, Cina memiliki pangkalan lain di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel. Keduanya berada di utara Kepulauan Spratly. "Ini akan memungkinkan pesawat tempur militer Cina beroperasi ke hampir seluruh Laut Cina Selatan," kata AMTI.
Selain itu dari penelusuran tirto.id, Sejak kepemimpinan Xi Jinping, Beijing telah mereklamasi sekitar 1.290 hektar tanah di tujuh terumbu atau batuan di Kepulauan Spratly. Di atasnya dibangun pelabuhan, mercusuar dan landasan pacu, baterai rudal, dan peralatan militer lainnya. Tiga pangkalan militer Cina didirikan di kepulauan Spratly, yakni pangkalan udara militer Yongshu di Terumbu Fiery Cross, pangkalan udara militer Zhubi di terumbu Subi, dan pangkalan udara militer Meiji di terumbu Mischief.
Merujuk pada Google Map, jarak Kepulauan Spratly ke Natuna, Kepulauan Riau adalah 1.120 kilometer. Atau hampir setara dengan jarak Jakarta-Bali (1.155 kilometer) via Jalan Raya Pantura.
Kesimpulan
Bukan di pulau Natuna, Kepulauan Riau. Foto satelit pangkalan militer China tersebut berada di kepulauan Spratly, tepatnya di pulau karang Subi dan Fiery Cross, serta di Pulau Woody yaitu pulau di luar wilayah Indonesia.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/08/salah-foto-satelit-pangkalan-militer-china-di-natuna/
- https://turnbackhoax.id/2020/01/09/salah-foto-ternyata-china-telah-membangun-persenjataan-militer-di-natuna-dengan-senjata-mengerikan/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/755/fakta-atau-hoaks-benarkah-ini-foto-satelit-pangkalan-militer-cina-di-laut-natuna-utara
- https://tirto.id/cina-klaim-kepulauan-spratly-duterte-ancam-kerahkan-militer-dlE6
- https://internasional.kompas.com/read/2017/03/29/09261221/pangkalan.militer.china.di.laut.china.selatan.siap.digunakan?page=all
(GFD-2020-4581) [SALAH] Foto “cekungan pada bekas lokasi ledakan di Beirut kemarin maka fix ini adalah C4”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 08/08/2020
Berita
Akun Budi Saks (fb.com/budi.saksono.71) mengunggah sebuah foto dengan narasi sebagai berikut:
“Dari berbagai macam banyaknya foto foto kejadian ledakan di Beirut kemarin akhirnya aku dapatkan juga satu foto yang menurut ilmu investigasi ku paling penting (dalam hal investigasi ledakan).
Seperti kutulis pada analisa awal minimal itu beberapa ton TNT atau C4 lalu setelahnya keluar pernyataan dari petinggi Lebanon disana ada gudang 2700 ton amonium nitrate (masuk akal karena dekat pelabuhan) ditambah adanya gudang senjata sitaan sisa perang saudara era 70-80an. Apalagi setelah mengamati beberapa kali video ada dua kali ledakan yang diawali kebakaran maka dugaan awalnya ini adalah kecelakaan industri.
Tapi dengan adanya foto ini dimana terdapat cekungan pada bekas lokasi maka fix ini adalah C4. Karena ledakan amonium nitrate dan TNT sebanyak apapun tidak akan meninggalkan bekas lubang kedalam tanah.
Tapi kesimpulan ini juga tidak menggugurkan teori kecelakaan industri.
Bisa jadi kecelakaan industri sengaja dilakukan dengan teknik sabotase untuk menyamarkan trigger ledakan kedua yang dari C4 itu terlepas dikirimnya dengan rudal jelajah atau pesawat tempur atau drone.
Ingat kejadian WTC 911 dulu polanya hampir sama dengan pesawat militer tanpa awak penuh peledak (yang disamarkan sebagai pesawat komersil) sebagai trigger jaringan peledak yang sudah dirangkai pada tiap lantai menara kembar tersebut.
Jadi memang benar ini adalah kecelakaan industri (amonium nitrate) yang dirancang mengkamuflase trigger ledakan berikutnya yang mengandung C4.
Cuma penulis skenario terlatih yang bisa membongkar skenario terlatih.”
“Dari berbagai macam banyaknya foto foto kejadian ledakan di Beirut kemarin akhirnya aku dapatkan juga satu foto yang menurut ilmu investigasi ku paling penting (dalam hal investigasi ledakan).
Seperti kutulis pada analisa awal minimal itu beberapa ton TNT atau C4 lalu setelahnya keluar pernyataan dari petinggi Lebanon disana ada gudang 2700 ton amonium nitrate (masuk akal karena dekat pelabuhan) ditambah adanya gudang senjata sitaan sisa perang saudara era 70-80an. Apalagi setelah mengamati beberapa kali video ada dua kali ledakan yang diawali kebakaran maka dugaan awalnya ini adalah kecelakaan industri.
Tapi dengan adanya foto ini dimana terdapat cekungan pada bekas lokasi maka fix ini adalah C4. Karena ledakan amonium nitrate dan TNT sebanyak apapun tidak akan meninggalkan bekas lubang kedalam tanah.
Tapi kesimpulan ini juga tidak menggugurkan teori kecelakaan industri.
Bisa jadi kecelakaan industri sengaja dilakukan dengan teknik sabotase untuk menyamarkan trigger ledakan kedua yang dari C4 itu terlepas dikirimnya dengan rudal jelajah atau pesawat tempur atau drone.
Ingat kejadian WTC 911 dulu polanya hampir sama dengan pesawat militer tanpa awak penuh peledak (yang disamarkan sebagai pesawat komersil) sebagai trigger jaringan peledak yang sudah dirangkai pada tiap lantai menara kembar tersebut.
Jadi memang benar ini adalah kecelakaan industri (amonium nitrate) yang dirancang mengkamuflase trigger ledakan berikutnya yang mengandung C4.
Cuma penulis skenario terlatih yang bisa membongkar skenario terlatih.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang disertai klaim bahwa ledakan di beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020 meninggalkan cekungan besar karena yang meledak adalah C4 merupakan klaim yang salah.
Foto yang digunakan sumber klaim bukan foto sisa ledakan di Beirut. Foto itu adalah foto sisa ledakan di kawasan industri Tianjin, Tiongkok terjadi pada 12 Agustus 2015.
Foto yang sama, diunggah oleh situs South China Morning Post di artikel berjudul “‘700 tonnes’ of sodium cyanide reportedly in warehouse during deadly Tianjin blasts” pada 16 Agustus 2015.
Dilansir dari Tirto, pada 2015, ledakan yang disebabkan oleh amonium nitrat mengguncang pelabuhan Beijing, Tianjin, dan menewaskan 173 orang.
Ledakan terjadi di sebuah gudang di pelabuhan yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar, termasuk kalsium karbida, natrium sianida, kalium nitrat, amonium nitrat, dan natrium nitrat. Para pejabat bersikeras belum jelas apa yang memicu ledakan itu dan mengatakan mereka masih menyelidiki.
Media Cina mengatakan, setidaknya satu anggota staf dari Tianjin Dongjiang Port Ruihai International Logistics, yang bertanggung jawab di gudang, telah ditangkap. Sebelum ledakan, beberapa petugas pemadam kebakaran sudah berada di lokasi berusaha mengendalikan api.
Namun, beberapa ahli meyakini, air yang disemprotkan ke bahan kimia justru memicu ledakan lain. Kalsium karbida, yang diketahui ada di lokasi, bereaksi dengan air untuk menghasilkan asetilena yang sangat mudah meledak. Pakar kimia menyatakan, ledakan asetilena bisa meledakkan bahan kimia lain untuk ledakan yang jauh lebih besar.
Selain itu, Pemerintah Lebanon meyakini penyebab ledakan di Beirut adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut.
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, saat diwawancarai BBC, menyatakan sumber ledakan kemungkinan gudang yang beroperasi di pelabuhan sejak 2014. “Ada laporan kalau pemicunya adalah bahan peledak yang pernah disita aparat hukum beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Abbas Ibrahim.
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Foto yang digunakan sumber klaim bukan foto sisa ledakan di Beirut. Foto itu adalah foto sisa ledakan di kawasan industri Tianjin, Tiongkok terjadi pada 12 Agustus 2015.
Foto yang sama, diunggah oleh situs South China Morning Post di artikel berjudul “‘700 tonnes’ of sodium cyanide reportedly in warehouse during deadly Tianjin blasts” pada 16 Agustus 2015.
Dilansir dari Tirto, pada 2015, ledakan yang disebabkan oleh amonium nitrat mengguncang pelabuhan Beijing, Tianjin, dan menewaskan 173 orang.
Ledakan terjadi di sebuah gudang di pelabuhan yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar, termasuk kalsium karbida, natrium sianida, kalium nitrat, amonium nitrat, dan natrium nitrat. Para pejabat bersikeras belum jelas apa yang memicu ledakan itu dan mengatakan mereka masih menyelidiki.
Media Cina mengatakan, setidaknya satu anggota staf dari Tianjin Dongjiang Port Ruihai International Logistics, yang bertanggung jawab di gudang, telah ditangkap. Sebelum ledakan, beberapa petugas pemadam kebakaran sudah berada di lokasi berusaha mengendalikan api.
Namun, beberapa ahli meyakini, air yang disemprotkan ke bahan kimia justru memicu ledakan lain. Kalsium karbida, yang diketahui ada di lokasi, bereaksi dengan air untuk menghasilkan asetilena yang sangat mudah meledak. Pakar kimia menyatakan, ledakan asetilena bisa meledakkan bahan kimia lain untuk ledakan yang jauh lebih besar.
Selain itu, Pemerintah Lebanon meyakini penyebab ledakan di Beirut adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut.
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, saat diwawancarai BBC, menyatakan sumber ledakan kemungkinan gudang yang beroperasi di pelabuhan sejak 2014. “Ada laporan kalau pemicunya adalah bahan peledak yang pernah disita aparat hukum beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Abbas Ibrahim.
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Kesimpulan
BUKAN foto ledakan di Beirut. Foto itu adalah foto sisa ledakan di kawasan industri Tianjin, Tiongkok terjadi pada 12 Agustus 2015. Selain itu, Pemerintah Lebanon meyakini penyebab ledakan di Beirut adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut.
Rujukan
- https://www.scmp.com/news/china/article/1849878/700-tonnes-sodium-cyanide-reportedly-warehouse-during-deadly-tianjin
- https://tirto.id/ledakan-amonium-nitrat-di-beirut-lebanon-pernah-terjadi-di-tianjin-fVQD
- https://turnbackhoax.id/2020/08/05/salah-4-agustus-2020-lebanon-saat-diserang-bom-nuklir/
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/GNG4Ovzb-cek-fakta-ledakan-di-beirut-sabotase-serangan-drone-ini-faktanya
Halaman: 4963/5553