• (GFD-2020-4607) [SALAH] “Corona adalah hoaks”

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 12/08/2020

    Berita

    “CORONA IS A HOAX”

    “CORONA ADALAH HOAKS”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial Instagram, akun @Verstappen_johan membagikan unggahan yang berisi narasi “CORONA IS A HOAX” yang apabila diterjemahkan berarti corona adalah hoaks. Namun jika mengacu pada situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia dan beberapa situs lain yang berkaitan, unggahan @Verstappen_johan tentu menyesatkan dan tidak berdasar.

    Melansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia WHO who.int, dijelaskan bahwa virus corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan hingga berat. Virus corona diketahui menyebabkan infeksi saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

    Sementara pengertian Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019. Sementara itu, data global terkait Covid-19 per tanggal 10 Agustus 2020 menunjukkan adanya 253.409 kasus baru, 19.718.030 terkonfirmasi dan 728.013 meninggal dunia.

    Kesimpulan

    Klaim tersebut menyesatkan. Virus corona atau Covid-19 bukanlah hoaks. Hal itu dibuktikan melalui data yang dirilis oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Data global terupdate WHO per tanggal 10 Agustus 2020 menunjukkan adanya 253.409 kasus baru, 19.718.030 terkonfirmasi dan angka kematian sebanyak 728.013 akibat Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4606) [SALAH] Surat Edaran Penolakan Rapid Test Majelis Ulama Indonesia

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/08/2020

    Berita

    Akun Facebook bernama Hendar Dare mengunggah status pada tanggal 10/8/2020 berupa gambar yang menampilkan surat edaran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam surat tersebut disebutkan MUI melakukan seruan untuk waspada terhadap rapid test karena itu merupakan strategi dari PKI untuk menghabisi tokoh agama Islam.

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran, surat edaran tersebut palsu. Surat ‘seruan siaga 1’ dari MUI telah beredar sebelumnya pada bulan Mei lalu. Melalui artikel berjudul “[SALAH] Surat “Seruan Siaga 1” Majelis Ulama Indonesia” yang tayang pada di turnbackhoax.id pada tanggal 25/5/2020, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tak pernah mengeluarkan seruan yang meminta ulama, kiai, dan ustaz di Indonesia untuk menolak rapid test.

    Dilansir dari Kompas.com, wakil Sekretaris Jenderal Bidang Informasi dan Komunikasi, Amirsyah Tambunan mengatakan seruan itu adalah hoaks. “Itu berita hoaks yang sangat tidak masuk akal,” kata Amirsyah 24/5/2020.

    Dalam pemberitaan Tempo.co, Amirsyah juga mengatakan MUI tak menolak rapid test. "Secara medis kan orang harus di-rapid test untuk mengecek apakah dia terinfeksi atau tidak," kata Amirsyah. Menurut dia, sejumlah ulama MUI di Jawa Barat pun turut menjalani rapid test. Amirsyah meminta masyarakat untuk tak terpengaruh upaya adu domba tersebut. Dia mewanti-wanti agar semua pihak berpikir rasional dalam mengatasi pandemi Covid-19.

    Selain itu, kepala surat, nomor, lampiran, halaman, alamat, tujuan, isi, format margin, pembukaan, penutup, nama dan tanda tangan tidak sesuai dengan struktur surat yang telah ditetapkan dengan Pasal 4 PO MUI tentang Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018 sebagaimana yang di beritakan oleh mui.or.id.

    Kesimpulan

    Surat edaran tersebut palsu. MUI melalui Wasekjen Bidang Informasi dan Komunikasi MUI mengatakan surat tersebut hoaks dan tidak masuk akal. Selain itu, surat tersebut tidak memenuhi persyaratan surat resmi dari MUI.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4605) [SALAH] Video “BERITA PALING POPULER HARI INI NADIEM MAKARIM MENDIKBUD MNDUR-BERITA TERKINI-NEWS”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/08/2020

    Berita

    Akun Facebook Suara Milenial mengunggah video dengan judul “BERITA PALING POPULER HARI INI NADIEM MAKARIM MENDIKBUD MNDUR-BERITA TERKINI-NEWS.” Pada tampilan cuplikan video itu tertulis “GE.GER.KAN PUBLIK! NADIEM (MENDIKBUD) MU.ND.UR!!”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, diketahui bahwa konten tersebut merupakan pembacaan dari dua artikel. Artikel pertama yang dinarasikan oleh narator dalam video tersebut merupakan artikel opini berjudul “Nadiem Mundurlah!” yang ditulis oleh Djoko Edhi S Abdurrahman yang tayang di teropongsenayan.com pada 30 Oktober 2019. Artikel opini tersebut berisikan opini Djoko Edhi mengenai pengangkatan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

    Artikel kedua yang dinarasikan dalam video tersebut diketahui bersumber dari artikel berjudul “Siswa Miskin Jual Ayam Satu-satunya Demi Beli HP untuk Belajar Online” di suara.com yang tayang pada 10 Agustus 2020. Dalam artikel tersebut tidak ditemukan pernyataan mengenai mundurnya Mendikbud Nadiem. Adapun, artikel itu membahas mengenai siswa SMA bernama Deni Mulyadi yang harus menjual ayam miliknya untuk membeli ponsel agar dapat mengikuti proses belajar secara daring.

    Kesimpulan

    Di dalam video tidak ditemukan pernyataan mundurnya Mendikbud Nadiem Makarim. Isi video hanya pembacaan artikel opini Djoko Edhi S Abdurrahman berjudul “Nadiem Mundurlah!” pada 30 Oktober 2019 dan artikel dari suara.com berjudul “Siswa Miskin Jual Ayam Satu-satunya Demi Beli HP untuk Belajar Online” yang tayang pada 10 Agustus 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4604) [SALAH] Akun Facebook Gubernur Jatim “Khofifah Indar Parawansa”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/08/2020

    Berita

    Beredar sebuah akun Facebook dengan nama “@KhofifahIndarParawansa” yang tidak terverifikasi. Akun tersebut diketahui mengirimkan pesan ke salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Anton Suratto dan mengaku sebagai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah akun Facebook dengan nama “@KhofifahIndarParawansa” yang tidak terverifikasi. Akun tersebut diketahui mengirimkan pesan ke salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Anton Suratto dan mengaku sebagai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Hal tersebut disampaikan Anton melalui akun media sosial Instagram miliknya.

    Berikut kronologi sekaligus klarifikasi yang dituturkan Anton:

    “Sore ini ada Mengaku sebagai Gubernur Jatim Ibu Khofifah Indar Parawansa, namun ada kejanggalan dimana akun ini tidak tau domisili saya sedangkan saya sudah pernah berkomunikasi dengan Ibu Khofifah yang asli sebelumnya, ketika saya bilang bahwa saya sudah mengenal Ibu khofifah yang asli dan percakapan nya saya screenshoot dan kirimkan ke beliau untuk di follow up, akun ini pun langsung menghilang alias sudah di hapus, Hati-hati jika ada pejabat yang meminta untuk ditambahkan sebagai teman di sosial media apalagi kalau sampai minta sesuatu.”

    Mengetahui hal tersebut, Khofifah turut serta angkat bicara. Melalui media sosial resmi miliknya, Khofifah menegaskan bahwa seluruh akun media sosial miliknya baik Instagram, Facebook, dan juga Twitter sudah terverifikasi alias mempunyai centang biru. Di luar dari hal tersebut, Khofifah menyatakan bahwa akun-akun yang mengatasnamakan dirinya adalah palsu.

    “Semua akun medsos saya (FB, IG, dan Twitter) punya badge centang biru. Diluar itu, sudah pasti palsu. Maturnuwun.” Jelas Khofifah.

    Kesimpulan

    Akun yang tidak bercentang biru tersebut adalah palsu. Faktanya, seluruh akun media sosial Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sudah terverifikasi alias mempunyai centang biru.

    Rujukan