(GFD-2021-7179) [SALAH] “sekarang angkut mayat gak lg pake Ambulance”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 02/07/2021
Berita
Akun Facebook bernama Feny mengunggah postingan yang mengklaim bahwa pengangkatan jenazah saat ini menggunakan truk akibat kondisi yang mengkhawatirkan di Jakarta. Narasi dengan klaim tersebut diunggah pada tanggal 22 Juni 2021, dalam postingannya Ia juga menyematkan Foto truk yang bertuliskan “Mobil Angkutan Jenazah” dengan plat nomor merah B 9280 POR.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, informasi tersebut tidak benar. Dilansir dari CNN Indonesia, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, mengonfirmasi bahwa foto truk pengangkut jenazah yang beredar di sosial media itu hanyalah sebuah simulasi alias percobaan “Itu simulasi,” ujar Suzi kepada tim CNNIndonesia.com, Selasa (22/6).
Lebih lanjut, Suzi juga menjelaskan lebih detail perihal kelanjutan simulasi tersebut. Suzi mengaku belum mengetahui pasti rencana pengangkutan peti jenazah Covid-19 menggunakan truk akan direalisasikan atau tidak dalam waktu dekat.
Menanggapi beredarnya informasi tersebut, Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Murcahyo juga memastikan hingga saat ini pihaknya masih menggunakan ambulans untuk mengantar jenazah Covid-19 ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Dengan demikian, klaim bahwa pengangkatan jenazah saat ini menggunakan truk adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Lebih lanjut, Suzi juga menjelaskan lebih detail perihal kelanjutan simulasi tersebut. Suzi mengaku belum mengetahui pasti rencana pengangkutan peti jenazah Covid-19 menggunakan truk akan direalisasikan atau tidak dalam waktu dekat.
Menanggapi beredarnya informasi tersebut, Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Murcahyo juga memastikan hingga saat ini pihaknya masih menggunakan ambulans untuk mengantar jenazah Covid-19 ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Dengan demikian, klaim bahwa pengangkatan jenazah saat ini menggunakan truk adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Informasi tersebut salah. Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, mengonfirmasi bahwa foto truk pengangkut jenazah yang beredar di sosial media itu hanyalah sebuah simulasi.
Informasi tersebut salah. Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, mengonfirmasi bahwa foto truk pengangkut jenazah yang beredar di sosial media itu hanyalah sebuah simulasi.
Rujukan
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210622135544-20-657757/viral-jenazah-covid-diangkut-truk-hanya-simulasi
- https://www.medcom.id/nasional/metro/0kpor3Lb-viral-truk-pengangkut-jenazah-covid-19-ini-penjelasan-dinas-pertamanan-dki
- https://www.kompas.tv/article/186424/viral-foto-truk-pengangkut-jenazah-wagub-dki-sejauh-ini-ambulans-masih-memadai
- https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/aNr9JV2K-dinas-pertamanan-dki-pastikan-jenazah-covid-19-tetap-diangkut-dengan-ambulan
(GFD-2021-7178) [SALAH] Foto Daftar Obat Dari RS Yang Bisa Digunakan Sendiri oleh Pasien Covid-19
Sumber: Tangkapan LayarTanggal publish: 02/07/2021
Berita
Foto berisi daftar resep obat rujukan RS Wisma Atlet Jakarta yang bisa digunakan sendiri oleh pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri beredar di berbagai saluran media sosial.
Efri Pulmo, Pulmonologist di RSDC Wisma Atlet, pada tanggal 26/06/21, melalui cuitan akun Twitternya (@efriadzadr) mengunggah foto daftar resep tersebut dan memberikan keterangan bahwa informasi yang beredar tersebut salah dan tidak sesuai dengan anjuran yang seharusnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati jika menerima informasi serupa (https://archive.md/Jzw8P).
Obat Covid19
Efri Pulmo, Pulmonologist di RSDC Wisma Atlet, pada tanggal 26/06/21, melalui cuitan akun Twitternya (@efriadzadr) mengunggah foto daftar resep tersebut dan memberikan keterangan bahwa informasi yang beredar tersebut salah dan tidak sesuai dengan anjuran yang seharusnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati jika menerima informasi serupa (https://archive.md/Jzw8P).
Obat Covid19
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, informasi tersebut telah banyak beredar di sosial media, melalui kolom komentar cuitan Efri Pulmo, beberapa orang memberikan kesaksian telah menerima informasi tersebut di beberapa saluran media, salah satunya Whatsapp. Selain itu, di saluran lain seperti Facebook juga ditemukan informasi serupa. Akun Facebook Ummu Hana Hana menggunggah foto tersebut dengan narasi “Bismillah semoga bs bantu.. Hindari kerumah sakit klo memang rumah sakit penuuuh” (27/06/21) (https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2021/06/SALAH-Daftar-Resep-Obat-Covid-19-dari-RS.pdf.)
Informasi serupa banyak beredar baik berbentuk narasi maupun foto. Narasi serupa yang pernah beredar di tahun 2020 silam dan kembali muncul di akhir juni 2021 ini sempat diulas juga dalam artikel Turnbackhoax.id dengan judul “Resep Obat Untuk Pasien Covid-19” yang diunggah pada tanggal 25/06/21.
Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan bahwa dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.
Lebih lanjut, Dr. Andi menjelaskan satu-satunya obat yang bisa diperjualbelikan secara bebas adalah paracetamol, selebihnya harus dipantau penggunaanya oleh dokter “Dezamethason misalnya, tidak boleh digunakan untuk orang sehat atau pasien covid-19 gejala ringan, jika digunakan sembarangan bisa mengganggu imunitas kita”, jelas Dr. Andi kepada tim Liputan6.com, Senin (28/06/2021).
Dr. RA Adaninggar, SpPD juga ikut memberi tanggapan terkait informasi tersebut, ia menjelaskan bahwa Dexametahson, antivirus, antibiotik semuanya termasuk obat keras, tidak semua pasien bisa minum ada penilaian indikasi dan kontraindikasi dari dokter. Pasalnya kalau tidak maka bisa berpotensi ada bahaya efek samping obat, interaksi obat, dan reaksi obat yang terjadi pada kondisi tertentu.
Dengan demikian, foto daftar resep obat dari RS Wisma Atlet tersebut merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan
Informasi serupa banyak beredar baik berbentuk narasi maupun foto. Narasi serupa yang pernah beredar di tahun 2020 silam dan kembali muncul di akhir juni 2021 ini sempat diulas juga dalam artikel Turnbackhoax.id dengan judul “Resep Obat Untuk Pasien Covid-19” yang diunggah pada tanggal 25/06/21.
Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan bahwa dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.
Lebih lanjut, Dr. Andi menjelaskan satu-satunya obat yang bisa diperjualbelikan secara bebas adalah paracetamol, selebihnya harus dipantau penggunaanya oleh dokter “Dezamethason misalnya, tidak boleh digunakan untuk orang sehat atau pasien covid-19 gejala ringan, jika digunakan sembarangan bisa mengganggu imunitas kita”, jelas Dr. Andi kepada tim Liputan6.com, Senin (28/06/2021).
Dr. RA Adaninggar, SpPD juga ikut memberi tanggapan terkait informasi tersebut, ia menjelaskan bahwa Dexametahson, antivirus, antibiotik semuanya termasuk obat keras, tidak semua pasien bisa minum ada penilaian indikasi dan kontraindikasi dari dokter. Pasalnya kalau tidak maka bisa berpotensi ada bahaya efek samping obat, interaksi obat, dan reaksi obat yang terjadi pada kondisi tertentu.
Dengan demikian, foto daftar resep obat dari RS Wisma Atlet tersebut merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Informasi tersebut salah. Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan bahwa dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.
Informasi tersebut salah. Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan bahwa dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4592968/cek-fakta-tidak-benar-daftar-obat-dari-rs-yang-bisa-digunakan-sendiri-oleh-pasien-covid-19
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/28/170000665/beredar-resep-obat-untuk-isolasi-mandiri-pasien-covid-19-ini-penjelasan-idi?page=1 3.
- https://www.suara.com/news/2021/06/25/114535/cek-fakta-daftar-resep-obat-pasien-covid-19-tanpa-perlu-ke-rumah-sakit?page=all
- https://turnbackhoax.id/2021/06/25/salah-resep-obat-untuk-pasien-covid-19/
(GFD-2021-7177) Sebuah artikel online membagikan dokumen rahasia yang bocor dan disandingkan dengan sebuah informasi yang mengklaim bahwa Perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya Covid-19.
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 02/07/2021
Berita
Setelah ditelusuri, klaim tersebut SALAH. Faktanya dokumen tersebut merupakan surat persetujuan untuk pengembangan vaksin yang melawan virus MERS-CoV, bukan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.
Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.
Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.
Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.
“Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.
Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.
Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.
Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.
“Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.
Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, klaim tersebut SALAH. Faktanya dokumen tersebut merupakan surat persetujuan untuk pengembangan vaksin yang melawan virus MERS-CoV, bukan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.
Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.
Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.
Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.
“Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.
Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.
Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.
Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.
“Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.
Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut SALAH. Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) dari China muncul pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya pandemi.
Klaim tersebut SALAH. Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) dari China muncul pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya pandemi.
Rujukan
(GFD-2021-7176) [SALAH] Video “Tentara tidak tahu adat. Arogan sekali menyerang sopir truk”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/07/2021
Berita
Akun Facebook Sekar Kinanti (fb.com/100067731954772) pada 27 Juni 2021 mengunggah video yang memperlihatkan seorang pria menganiaya sopir truk kontainer di jalan hingga menimbulkan kemacetan dengan narasi sebagai berikut:
“OKNUM TENTARA KEPARAT
Tentara tidak tahu adat. Arogan sekali menyerang sopir truk, memukuli sopir tsb dijalan padat bahkan sampai memecahkan kaca depan truk. Memalukan TNI saja. Semoga segera ditangkap!!”
Di video tersebut, terdapat suara seseorang yang menyebutkan narasi sebagai berikut:
“buset, woi jangan mentang-mentang tentara, belagu banget, kasihan sopir kontainernya, belagu banget mentang-mentang pajero, pak sabar pak sabar, gila, tuh tuh orangnya”
“OKNUM TENTARA KEPARAT
Tentara tidak tahu adat. Arogan sekali menyerang sopir truk, memukuli sopir tsb dijalan padat bahkan sampai memecahkan kaca depan truk. Memalukan TNI saja. Semoga segera ditangkap!!”
Di video tersebut, terdapat suara seseorang yang menyebutkan narasi sebagai berikut:
“buset, woi jangan mentang-mentang tentara, belagu banget, kasihan sopir kontainernya, belagu banget mentang-mentang pajero, pak sabar pak sabar, gila, tuh tuh orangnya”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pengemudi mobil Pajero pelaku pemukulan terhadap sopir truk kontainer di Jakarta Utara merupakan tentara merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan tentara. Pelaku yang saat ini sudah ditangkap polisi itu berinisial O dan bekerja sebagai pelaut. Selain itu, pelaku juga menggunakan pelat nomor kendaraan palsu.
Sebelumnya, pengemudi Pajero yang aksinya viral usai mengamuk hingga menganiaya sopir truk kontainer akhirnya tertangkap. Ia ditangkap polisi di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (28/6/2021) pagi. Belakangan diketahui, pengemudi Mitsubishi Pajero itu berinisial O, umur 39 tahun. Menurut polisi, usai aksinya viral di media sosial, O mencoba kabur ke Trenggalek, Jawa Timur.
Dilansir dari Suara.com, Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan bahwa O bukan lah anggota TNI atau Polri, melainkan seorang pelaut.
“Bukan anggota TNI bukan anggota Polri. pekerjaannya pelaut. Tapi karna lagi covid gini dia kerja di tempat pencarian tenaga kerja,” bebernya.
Aksi tak terpuji itu sendiri terjadi di Jalan Yos Sudarso, Sunter, Jakarta Utara. Dia melarikan diri usai aksinya terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan pihaknya sempat mengejar O ke Trenggalek. Namun ternyata yang bersangkutan diketahui hendak kembali ke Jakarta hingga akhirnya tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
“Pas di Bandara Juanda itu kita cek manifes ternyata dia terbang ke Jakarta. Nah tim yang di Jakarta sudah stand by di sini (Bandara Soekarno-Hatta). Jadi kita tangkap dia pukul 08.00 WIB tadi,” kata Nasriadi saat dikonfirmasi, Senin (28/6/2021).
Selain itu, dilansir dari Detik.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri, menyebut pengemudi Pajero O diketahui membuat sendiri pelat nomor palsu tersebut karena pelat kendaraan miliknya itu sejatinya sudah mati sejak setahun yang lalu.
“Ini dia ketok sebenarnya kendaraannya itu mati. Kendaraan sudah mati masa berlakunya tanggal 12/5/2020. Ini salah satu motif kenapa dia ganti dengan nomor palsu karena kendaraannya ini sudah tidak berlaku lagi sejak bulan 5/12/2020 sehingga dia gunakan B-1861-QH ini,” terang Yusri.
O diketahui terinspirasi dari media sosial untuk menggunakan pelat nomor palsu. Karena pelat nomor QH kerap digunakan oleh aparat penegak hukum.
“Ya dia kepikiran untuk menggunakan pelat itu setelah melihat media sosial, melihat aplikasi TikTok. Ada yang mengatakan bahwa pelat itu biasa digunakan oleh aparat, sehingga kemudian dia menggunakan plat itu untuk mengelabui petugas,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Senin (28/6/2021).
Faktanya, bukan tentara. Pelaku yang saat ini sudah ditangkap polisi itu berinisial O dan bekerja sebagai pelaut. Selain itu, pelaku juga menggunakan pelat nomor kendaraan palsu.
Sebelumnya, pengemudi Pajero yang aksinya viral usai mengamuk hingga menganiaya sopir truk kontainer akhirnya tertangkap. Ia ditangkap polisi di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (28/6/2021) pagi. Belakangan diketahui, pengemudi Mitsubishi Pajero itu berinisial O, umur 39 tahun. Menurut polisi, usai aksinya viral di media sosial, O mencoba kabur ke Trenggalek, Jawa Timur.
Dilansir dari Suara.com, Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan bahwa O bukan lah anggota TNI atau Polri, melainkan seorang pelaut.
“Bukan anggota TNI bukan anggota Polri. pekerjaannya pelaut. Tapi karna lagi covid gini dia kerja di tempat pencarian tenaga kerja,” bebernya.
Aksi tak terpuji itu sendiri terjadi di Jalan Yos Sudarso, Sunter, Jakarta Utara. Dia melarikan diri usai aksinya terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan pihaknya sempat mengejar O ke Trenggalek. Namun ternyata yang bersangkutan diketahui hendak kembali ke Jakarta hingga akhirnya tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
“Pas di Bandara Juanda itu kita cek manifes ternyata dia terbang ke Jakarta. Nah tim yang di Jakarta sudah stand by di sini (Bandara Soekarno-Hatta). Jadi kita tangkap dia pukul 08.00 WIB tadi,” kata Nasriadi saat dikonfirmasi, Senin (28/6/2021).
Selain itu, dilansir dari Detik.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri, menyebut pengemudi Pajero O diketahui membuat sendiri pelat nomor palsu tersebut karena pelat kendaraan miliknya itu sejatinya sudah mati sejak setahun yang lalu.
“Ini dia ketok sebenarnya kendaraannya itu mati. Kendaraan sudah mati masa berlakunya tanggal 12/5/2020. Ini salah satu motif kenapa dia ganti dengan nomor palsu karena kendaraannya ini sudah tidak berlaku lagi sejak bulan 5/12/2020 sehingga dia gunakan B-1861-QH ini,” terang Yusri.
O diketahui terinspirasi dari media sosial untuk menggunakan pelat nomor palsu. Karena pelat nomor QH kerap digunakan oleh aparat penegak hukum.
“Ya dia kepikiran untuk menggunakan pelat itu setelah melihat media sosial, melihat aplikasi TikTok. Ada yang mengatakan bahwa pelat itu biasa digunakan oleh aparat, sehingga kemudian dia menggunakan plat itu untuk mengelabui petugas,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Senin (28/6/2021).
Kesimpulan
BUKAN tentara. Pelaku yang saat ini sudah ditangkap polisi itu berinisial O dan bekerja sebagai pelaut. Selain itu, pelaku juga menggunakan pelat nomor kendaraan palsu.
Rujukan
Halaman: 4896/6110