• (GFD-2019-1797) Benarkah pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) telah menjangkau 4,2 juta nasabah?

    Sumber: Debat Pilpres 2019
    Tanggal publish: 13/04/2019

    Berita

    Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, mengklaim bahwa program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) telah menjangkau 4,2 juta nasabah. Pernyataan ini dilontarkan Jokowi dalam debat capres putaran ke-5 di Hotel Sultan, Sabtu 13 April 2019.

    Hasil Cek Fakta

    PT Permodalan Nasional Madani (Persero) pada tahun 2018 berhasil mencapai target sebanyak empat juta nasabah Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) di 30 provinsi di Tanah Air.

    Direktur Utama PNM, Arief Mulayadi memaparkan bahwa pada 2017 aset PNM sebesar Rp 11.1 triliun meningkat menjadi Rp 18,3 triliun pada 2018. Aset bertambah sebesar 70 persen.

    Hal positif juga dapat dilihat dari peningkatan jumlah nasabah di tahun 2017 sebesar 2,3 juta nasabah. Sedangkan di tahun 2018, nasabah Mekaar mencapai 4.277.000.

    “Jumlah nasabah Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) tidak terlalu banyak karena PNM ingin menciptakan role-role model yang bisa dicontoh. Per Desember 2018 hampir 70 ribu, jadi kalau nasabah di total per Desember 2018 itu sekitar 4.127.000,” kata Arief.

    Sementara saluran kredit saat ini sebesar Rp 15,4 triliun, dengan dana berasal dari capital market sebesar Rp 10 triliun dan sisanya dari bank komersial, dengan 4-5% pinjaman pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1796) Sandiaga: Rahman Pengusaha Muda Asal Sidrap Mampu Ciptakan Lapangan Kerja

    Sumber: Debat Pilpres 2019
    Tanggal publish: 13/04/2019

    Berita

    Debat kandidat calon presiden dan wakil presiden ke-5 digelar di Hotel Sultan Jakarta malam ini, Sabtu (13/4). Debat terakhir kali ini mengambil tema Ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri yang dipandu oleh Balques Manisang dan Tomy Ristanto.

    Pada segmen ke-4, sesi tanya jawab dari pasangan nomor urut 01 ke nomor urut 02, dimana pertanyaan Jokowi soal peluang pengusaha muda di Indonesia, yang sangat berkembang pesat dengan adanya profesi gamers.

    Namun pertanyaan tersebut ditanggapi Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno dengan menceritakan kisah Rahman pemuda millenial asal Sidrap yang menjadi pengusaha beras yang mampu menciptakan lapangan kerja bukan pencari kerja.

    Hasil Cek Fakta

    Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno berkampanye dan mengunjungi pengusaha beras bernama Rahman di Kabupaten Sindereng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan.

    Rahman di mata Sandi adalah pengusaha muda yang memberikan inspirasi. Tidak mencari kerja tapi menciptakan lapangan kerja. Rahman bersama kakak dan adiknya mengelola perusahaan beras dengan produksi 250 ton per hari. Sawah yang dikelola mereka seluas 300 hektar. Sidrap memang salah satu daerah lumbung pangan, penghasil beras terbesar di Indonesia.

    Rahman merupakan pengusaha beras yang bekerjasama dengan food station DKI untuk memenuhi kebutuhan beras warga Jakarta.

    "Rahman adalah pengusaha muda, milenial, bersama Cahyadi adiknya dan abangnya, mengelola hasil pertanian. Dan sangat menghasilkan dengan memperkerjakan ratusan orang. Ini belum termasuk dengan banyak orang lainnya yang terlibat dalam rantai distribusinya," terang Sandi di Sidrap, Rabu (28/3).

    "Tidak mencari kerja tapi menciptakan lapangan kerja. Pak Rahman bersama abang dan adiknya mengelola perusahaan beras dengan produksi 250 ton per hari dengan luas sawah yang dikelola sebanyak 300 hektar," ujar Sandiaga, seperti dilansir Antara, Jumat (29/3/2019).

    Ia mengatakan Sidrap memang salah satu daerah lumbung pangan, penghasil beras terbesar di Indonesia.

    Dia menceritakan, Herman adalah salah satu pengusaha beras yang bekerja sama dengan Food Station DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan beras warga Ibukota.

    Menurut Sandiaga, hal tersebut merupakan salah program yang dijalankannya saat menjabat Wakil Gubernur DKI dan pemenuhan janjinya untuk harga-harga kebutuhan pokok stabil dan terjangkau.

    "Saudara Herman adalah pengusaha muda, milenials, bersama Cahyadi adiknya dan abangnya, mengelola hasil pertanian. Dan sangat menghasilkan dengan memperkerjakan ratusan orang. Ini belum termasuk dengan banyak orang lainnya yang terlibat dalam rantai distribusinya," papar dia.

    Menurut Sandiaga Uno, ini sebagai bukti bahwa masih banyak anak muda di Indonesia yang masih mau terjun dalam industri pangan, seperti Herman dan keluarganya.

    Kesimpulan

    Pernyataan Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno benar jika Rahman pengusaha muda asal Sidrap mampu menciptakan lapangan kerja bersama saudaranya. Tidak hanya itu pengusaha beras asal Sidrap ini juga bekerja sama dengan "Food Station DKI".

    Rujukan

  • (GFD-2019-1795) Sandiaga Uno: Soal Ekonomi Dikeluhkan oleh Ibu Nurjanah di Langkat

    Sumber: Debat Pilpres 2019
    Tanggal publish: 13/04/2019

    Berita

    Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno, menyebutkan bahwa ekonomi yang tumbuh sekarang belum dirasakan oleh masyarakat. Karena lapangan pekerjaan belum tercipta pertumbuhan 5 persen. Hal itu yang juga dikeluhkan oleh ibu Nur Janah di Langkat Sumatera Utara.
    Pernyataan tersebut disampaikannya Sandiaga S Uno, pada segmen visi misi dalam Debat Pilpres 2019 Jilid V bertema “Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan, Investasi, dan Industri”, yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

    PERNYATAAN:

    “Ekonomi yang tumbuh sekarang belum dirasakan oleh masyarakat. Karena lapangan pekerjaan belum tercipta pertumbuhan 5 persen yang sekarang kita sebut sebagai jebakan 5 persen yang juga dikeluhkan oleh ibu Nurjanah di Langkat Sumatera Utara. Ibu Nurjanah menyatakan bahwa toko di pasar sepi sekarang pembeli. Yang datang ke tokonya yang ada di pasar tradisional,” kata Sandiaga Salahudin Uno.

    Hasil Cek Fakta

    Pada Minggu 11 November 2018, dalam jadwal kampanye, Sandiaga Uno berkunjung ke Pasar Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Dalam kunjungannya itu, Sandiaga bertemu dengan Ibu Nurjanah, Sandi berjanji akan ada revitalisasi pasar di kawasan tersebut.

    "Kami akan melakukan revitalisasi pasar sebagaimana yang diinginkan ibu Nurjanah tadi yang mengaku dagangan agak sepi," kata Sandiaga di Pasar Tanjung Pura seperti ditulis Detikcom, Minggu (11/11/2018).

    Sementara, ibu Nurjanah curhat kepada Sandiaga Uno. "Perhatikan nasib pedagang pasar Pak. Kita jualan susah, dagang sepi. Kalau ada untung, habis buat makan pak," curhat seorang pedagang bernama Nur Janah.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1794) Benarkah Harta WNI Lebih Banyak di Luar daripada di Dalam Negeri?

    Sumber: Debat Pilpres 2019
    Tanggal publish: 13/04/2019

    Berita

    "Lebih banyak uang milik warga negara Indonesia di luar daripada di dalam negeri," kata Prabowo di segmen pertama debat kelima Pilpres 2019, Sabtu (13/4).

    Hasil Cek Fakta

    Klaim atau pernyataan ini bukanlah kali pertama disampaikan Prabowo. Secara umum, sudah berulang kali Prabowo menyinggung soal banyaknya harta kekayaan Indonesia yang ada di luar negeri, termasuk di dalam Debat Pilpres.

    Salah satu pernyataan Prabowo yang menyebut angka, disampaikan pada Sabtu (23/2) lalu, dalam Pidato Kebangsaan di acara "Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI/Polri" di Sleman. Saat itu, sebagaimana antara lain dikutip Antara, Prabowo menyebut bahwa harta atau uang WNI di luar negeri mencapai lebih dari Rp 11.000 triliun.

    "Uang Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri jumlahnya lebih dari Rp 11.000 triliun. Jumlah uang di bank-bank, di seluruh bank di dalam negeri, jumlahnya Rp 5.400 triliun, berarti dua kali [lebih banyak] kekayaan Indonesia ada di luar negeri," kata Prabowo saat itu.

    Sebagaimana kemudian diulas Tirto, dari pihak pemerintah sendiri juga sempat disampaikan hal senada. Salah satunya sebagaimana disampaikan Bambang Brodjonegoro saat masih menjabat Menteri Keuangan (Menkeu), pada April 2016 lalu. Waktu itu, Bambang menyebut bahwa uang orang-orang (warga negara) Indonesia yang terparkir di luar negeri jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar Rp 11.000 triliun.

    Lantas, sebagaimana bisa ditemukan pula di laman resmi Setkab, Presiden Jokowi sendiri pun sudah menyampaikan hal tersebut. Jokowi mengutarakan angka Rp 11.000 triliun itu dalam acara sosialisasi program pengampunan pajak (tax amnesty) di Makassar, November 2016.

    Hanya saja, ketika Sri Mulyani menjabat Menkeu, ia sempat mengutarakan angka yang berbeda. Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam salah satu rapat kerja dengan DPR RI, sebagaimana bisa ditemukan di laman Kemenkeu.

    "Dari studi yang dilakukan oleh McKinsey dan company pada Desember 2014 mengenai aset under management, diketahui bahwa terdapat 250 miliar USD atau sekitar Rp 3.250 triliun kekayaan dari high network level Indonesia yang berada di luar negeri," kata Sri Mulyani saat itu.

    Angka jumlah kekayaan WNI yang disimpan di dalam negeri sendiri kemudian perlu diperjelas, dan salah satu yang bisa dijadikan acuan adalah laporan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

    Berdasarkan salah satu publikasi LPS yang berjudul "Distribusi Simpanan Bank Umum Periode Januari 2019", diketahui kemudian bahwa hingga akhir Januari 2019, simpanan uang nasabah di bank-bank dalam negeri tercatat mencapai Rp 5.644 triliun.

    Kesimpulan

    Jika berdasarkan penelusuran tersebut, bisa dikatakan bahwa klaim Prabowo soal "lebih banyak uang milik warga negara Indonesia di luar daripada di dalam negeri" itu benar, meskipun kali ini Prabowo tidak menegaskan jumlahnya dan tidak memperjelas sumber pernyataannya.

    Prabowo bahkan juga benar bahwa hal itu pun sudah diungkapkan atau diakui oleh pemerintah sekarang, baik oleh Presiden Jokowi sendiri maupun oleh menterinya, kendati ada data yang berbeda.

    Rujukan