(GFD-2020-5323) [SALAH] Nama Jalan di Abu Dhabi adalah Big Imam Rizieq Shihab Bukan Presiden Joko Widodo
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/10/2020
Berita
Beredar di grup Manusia Merdeka akun Fanos memposting 2 gambar yang di beri tulisan hoax dan asli. Gambar yang pertama yaitu nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi nama sebuah jalan di Abu Dhabi adalah hoax. Gambar yang kedua nama Big Imam Rizieq Shihab menjadi nama sebuah jalan di Abu Dhabi adalah asli. Postingan ini di unggah pada 20 Oktober 2020.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, pada @kbriabudhabi memposting video pada 20 Oktober 2020 bahwa nama Jokowi untuk nama jalan di Abu Dhabi bukan hoaks.
“Hubungan Bilateral Semakin Mesra, Pemerintah UEA Resmikan Nama Jalan Presiden Joko Widodo.
Yup, Anda tidak salah baca. Ini bukan hoaks. Bahwa benar ada nama jalan “Presiden Joko Widodo”.
Anda mungkin familiar dengan jalan Soekarno di Rabat, Maroko atau Jalan Raden Adjeng Kartini di Amsterdam, Belanda. Tokoh Indonesia yang dijadikan nama jalan di luar negeri kini bertambah satu. Catat, Jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab (UEA).”
Instagram Jokowi pula membahas hal ini, pada @jokowi pada hari yang sama 20 Oktober 2020.
“Seruan jalan di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab kemarin diresmikan sebagai Presiden Joko Widodo Street oleh Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Chariman Abu Dhabi Executive Office. Jalan yang membelah kawasan Abu Dhabi National Exhibition Center dengan Embassy Area yang ditempati sejumlah Kantor Perwakilan Diplomatik itu menggunakan nama saya.”
Dengan demikian, postingan gambar yang mengklaim nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi nama sebuah jalan di Abu Dhabi adalah hoax dan yang asli adalah Big Imam Rizieq Shihab itu tidak benar. Gambar yang menunjukan nama jalan Big Imam Rizieq Shihab adalah hasil editan dari gambar nama jalan Presiden Joko Widodo, sehingga hal ini masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
“Hubungan Bilateral Semakin Mesra, Pemerintah UEA Resmikan Nama Jalan Presiden Joko Widodo.
Yup, Anda tidak salah baca. Ini bukan hoaks. Bahwa benar ada nama jalan “Presiden Joko Widodo”.
Anda mungkin familiar dengan jalan Soekarno di Rabat, Maroko atau Jalan Raden Adjeng Kartini di Amsterdam, Belanda. Tokoh Indonesia yang dijadikan nama jalan di luar negeri kini bertambah satu. Catat, Jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab (UEA).”
Instagram Jokowi pula membahas hal ini, pada @jokowi pada hari yang sama 20 Oktober 2020.
“Seruan jalan di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab kemarin diresmikan sebagai Presiden Joko Widodo Street oleh Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Chariman Abu Dhabi Executive Office. Jalan yang membelah kawasan Abu Dhabi National Exhibition Center dengan Embassy Area yang ditempati sejumlah Kantor Perwakilan Diplomatik itu menggunakan nama saya.”
Dengan demikian, postingan gambar yang mengklaim nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi nama sebuah jalan di Abu Dhabi adalah hoax dan yang asli adalah Big Imam Rizieq Shihab itu tidak benar. Gambar yang menunjukan nama jalan Big Imam Rizieq Shihab adalah hasil editan dari gambar nama jalan Presiden Joko Widodo, sehingga hal ini masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Rujukan
(GFD-2020-5322) [SALAH] Video “Seorang perwira wercok nyamar jadi mahasiswa dengan memakai jaket almamater ditangkap wercok berseragam dan dipukuli”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/10/2020
Berita
Akun Indah Sarah New (fb.com/indahsarahnew.indahsarahnew) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“Seorang perwira wercok nyamar jadi mahasiswa dengan memakai jaket almamater. Karena dianggap provokator lalu ditangkap wercok berseragam dan dipukuli
Temennya teriak2″ .woyy…itu perwiraku…, brimop itu…!”
Akhirnya…mereka saling pukul. Jadi silahkan simpulkan sendiri.”
“Seorang perwira wercok nyamar jadi mahasiswa dengan memakai jaket almamater. Karena dianggap provokator lalu ditangkap wercok berseragam dan dipukuli
Temennya teriak2″ .woyy…itu perwiraku…, brimop itu…!”
Akhirnya…mereka saling pukul. Jadi silahkan simpulkan sendiri.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya perwira polisi yang menyamar menjadi mahasiswa yang mengenakan jaket almamater di aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Jambi adalah klaim yang keliru.
Faktanya, pria yang ditangkap menggunakan jaket almamater berwarna hijau itu benar adalah seorang mahasiswa dari Universitas Batanghari (Unbari), Jambi.
Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi membantah isu penyamaran itu. “Tidak ada [penyamaran polisi]. Yang diamankan memang mahasiswa, mana ada anggota kami menyamar. Kami telah konfirmasi ke Brimob,” ucap dia ketika dikonfirmasi Tirto, Rabu (21/10/2020).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono juga membantah kalau anggota Brimob itu menyamar sebagai mahasiswa kemudian dipukuli personel Sabhara.
Saat itu, memang sempat terjadi salah paham antara Satuan Sabhara dan intelijen Brimob sehingga terjadi pemukulan oleh anggota Sabhara terhadap perwira intelijen Brimob yang coba menghentikan anggota Brimob yang hendak memukuli mahasiswa.
Awi Setiyono mengatakan bahwa kesalahapahaman tersebut sudah selesai, usai tahu yang bawa mahasiswa adalah perwira intelijen Brimob.
Awi menyebut bahwa video rekaman insiden itu yang viral di media sosial, telah dinarasikan seolah-olah polisi sedang menyamar menjadi mahasiswa dan dibawa oleh aparat lain.
Awi menjelaskan, insiden baku hantam antara Intel Brimob dan personel Sabhara terjadi karena kesalahapahaman. Namun, pihaknya membantah jika yang mahasiswa yang diamankan dalam video adalah itu adalah Intel Brimob yang tengah menyamar menjadi mahasiswa.
“Yang ditangkap menggunakan baju almamater hijau (Kampus Unbari) saat kejadian adalah benar-benar mahasiswa,” kata Awi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (21/10/2020).
Awi menuturkan saat itu mahasiswa dari kampus Unbari sedang diamankan oleh aparat kepolisian berbaju preman dari Intel Brimob Jambi. Namun, salah seorang aparat lain dari Satuan Sabhara mencoba memukul mahasiswa itu.
“PA (aparat berbaju preman) tersebut yang amankan mahasiswa. Menghalang-halangi anggota Sabhara yang mau memukul, makanya ada salah paham sedikit. Tapi sudah ‘celar’ setelah tahu yang bawa mahasiswa itu adalah PA Intel Brimob,” tambahnya lagi.
Faktanya, pria yang ditangkap menggunakan jaket almamater berwarna hijau itu benar adalah seorang mahasiswa dari Universitas Batanghari (Unbari), Jambi.
Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi membantah isu penyamaran itu. “Tidak ada [penyamaran polisi]. Yang diamankan memang mahasiswa, mana ada anggota kami menyamar. Kami telah konfirmasi ke Brimob,” ucap dia ketika dikonfirmasi Tirto, Rabu (21/10/2020).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono juga membantah kalau anggota Brimob itu menyamar sebagai mahasiswa kemudian dipukuli personel Sabhara.
Saat itu, memang sempat terjadi salah paham antara Satuan Sabhara dan intelijen Brimob sehingga terjadi pemukulan oleh anggota Sabhara terhadap perwira intelijen Brimob yang coba menghentikan anggota Brimob yang hendak memukuli mahasiswa.
Awi Setiyono mengatakan bahwa kesalahapahaman tersebut sudah selesai, usai tahu yang bawa mahasiswa adalah perwira intelijen Brimob.
Awi menyebut bahwa video rekaman insiden itu yang viral di media sosial, telah dinarasikan seolah-olah polisi sedang menyamar menjadi mahasiswa dan dibawa oleh aparat lain.
Awi menjelaskan, insiden baku hantam antara Intel Brimob dan personel Sabhara terjadi karena kesalahapahaman. Namun, pihaknya membantah jika yang mahasiswa yang diamankan dalam video adalah itu adalah Intel Brimob yang tengah menyamar menjadi mahasiswa.
“Yang ditangkap menggunakan baju almamater hijau (Kampus Unbari) saat kejadian adalah benar-benar mahasiswa,” kata Awi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (21/10/2020).
Awi menuturkan saat itu mahasiswa dari kampus Unbari sedang diamankan oleh aparat kepolisian berbaju preman dari Intel Brimob Jambi. Namun, salah seorang aparat lain dari Satuan Sabhara mencoba memukul mahasiswa itu.
“PA (aparat berbaju preman) tersebut yang amankan mahasiswa. Menghalang-halangi anggota Sabhara yang mau memukul, makanya ada salah paham sedikit. Tapi sudah ‘celar’ setelah tahu yang bawa mahasiswa itu adalah PA Intel Brimob,” tambahnya lagi.
Rujukan
- https://www.antaranews.com/berita/1796069/perwira-polisi-nyamar-jadi-mahasiswa-buat-demo-rusuh-ini-penjelasannya
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201021092346-12-560898/polri-bantah-video-viral-polisi-menyamar-massa-aksi-mahasiswa
- https://tirto.id/video-brimob-menyamar-jadi-mahasiswa-di-jambi-polri-tidak-benar-f6bE
(GFD-2020-5321) [SALAH] Foto Anies Berendam di Sungai Penuh Sampah
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/10/2020
Berita
Beredar postingan dari akun Facebook Agus Giro Bertho berupa sebuah foto Anies Baswedan berendam di sebuah sungai yang penuh sampah. Postingan ini disukai sebanyak 514 kali dan dikomentari sebanyak 38 kali.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran terhadap foto tersebut mengarah ke sebuah artikel berita dari https://theconversation.com yang dipublikasi pada 17 November 2017, terlampir pada artikel tersebut berupa foto anak yang berendam di sungai penuh sampah yang diketahui berada di sungai Yamuna, New Delhi di India.
Menurut artikel dari observers.france24.com sungai tersebut tercemar oleh banyaknya pabrik dan industry kain pada daerah tersebut sehingga menyebabkan polusi dengan level yang membahayakan, sungai tersebut ternyata juga tempat warga lokal untuk melakukan tradisi untuk melempar bunga ke sungai sebagai bentuk persembahan, tetapi bunga-bunga tersebut mengandung pestisida dan bahan kimia sehingga turut memcemarkan sungai tersebut.
Melihat dari penjelasan tersebut, foto Anies Baswedan berendam di sebuah sungai yang penuh sampah adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang dimanipulasi/Manipulated Content.
Menurut artikel dari observers.france24.com sungai tersebut tercemar oleh banyaknya pabrik dan industry kain pada daerah tersebut sehingga menyebabkan polusi dengan level yang membahayakan, sungai tersebut ternyata juga tempat warga lokal untuk melakukan tradisi untuk melempar bunga ke sungai sebagai bentuk persembahan, tetapi bunga-bunga tersebut mengandung pestisida dan bahan kimia sehingga turut memcemarkan sungai tersebut.
Melihat dari penjelasan tersebut, foto Anies Baswedan berendam di sebuah sungai yang penuh sampah adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang dimanipulasi/Manipulated Content.
Rujukan
- https://www.suara.com/news/2020/02/27/171402/viral-foto-anies-berendam-di-air-penuh-sampah-pemprov-keterlaluan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/zNA3Opnk-cek-fakta-foto-anies-baswedan-berendam-di-air-penuh-sampah-ini-faktanya
- https://theconversation.com/lets-make-sure-that-cleaning-up-the-worlds-water-doesnt-send-our-climate-targets-down-the-gurgler-46817
- https://observers.france24.com/en/20171117-polluting-flowers-india-temples-organic-products
- https://educateinspirechange.org/nature/25-animal-photos-illustrate-how-painfully-obvious-it-is-we-should-recycle/attachment/you-will-want-to-recycle-everything-after-seeing-these-photos-boy-swimming-in-polluted-water-in-india/
(GFD-2020-5320) [SALAH] Jokowi Meninggal Akibat Tersambar Petir Saat Kabur ketika Demo
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/10/2020
Berita
Beredar postingan dari akun Facebook Ravi Hamdi berupa sebuah foto dan narasi berisikan klaim bahwa Jokowi meninggal akibat tersambar petir saat kabur ketika demo. Postingan ini disukai sebanyak 5 kali dan dikomentari sebanyak 2 kali.
NARASI:
“INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROOji’uun
presiden joko widodo disambar petir disaat kabur waktu didemo.
alhamdulillah, rakyat indonesia akan hidup bahagia dan damai selamanya.
NARASI:
“INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROOji’uun
presiden joko widodo disambar petir disaat kabur waktu didemo.
alhamdulillah, rakyat indonesia akan hidup bahagia dan damai selamanya.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran terhadap foto tersebut mengarah ke sebuah artikel berita dari metrojateng.com yang berjudul “Tiga Orang Di Jepara Tewas Tersambar Petir” yang dipublikasikan pada 16 Januari 2019. Pada artikel tersebut menjelaskan bahwa ada 6 petani dan penambang pasir di Desa Bandungharjo, Jepara tersambar petir dan 3 di antaranya meninggal dunia dan sudah dibawa ke rumah duka, sedangkan korban luka dibawa ke RS Rehatta Kecamatan Kelet untuk mendapatkan perawatanan. Arwin Noor Isdiyanto sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara menghimbau warga untuk waspada akan musim hujan ketika berada di lokasi yang rawan bencana seperi di jalan atau bekeja di tempat terbuka.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Jokowi meninggal akibat tersambar petir saat kabur ketika demo adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Salah/False Context.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Jokowi meninggal akibat tersambar petir saat kabur ketika demo adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Salah/False Context.
Rujukan
Halaman: 4851/5618