• (GFD-2019-1856) Gerakan Mirip '98'

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 18/04/2019

    Berita

    Postingan ini berisi penjelasan dari pihak Kepolisian guna menanggapi informasi yang tengah beredar di kalangan masyarakat melalui pesan berantai whatsapp, yakni sebuah pesan yang menyebut akan adanya gerakan yang mirip dengan gerakan '98' di beberapa daerah di Indonesia yang beberapa diantaranya adalah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Solo.

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah pesan berantai muncul di berbagai group whatsapp, yang didalamnya terdapat narasi atau pesan himbauan untuk meminta masyarakat berhati-hati dan jangan dulu bepergian kemanapun. Selain itu disebutkan pula oleh si pembuat pesan bahwa ada kabar akan ada demo yang disebabkan oleh tidak terimanya atas hasil pemilu.
    Bahkan si pembuat pesan mengklaim dirinya mendapat informasi tersebut dari teman yang merupakan bagian dari BIN atau Badan Intelejen Negara, Densus dan Intel di beberapa Kodam. Disebutkan pula bahwa pihak Kepolisian sudah melalukan formasi siaga sejak malam tadi.
    Menanggapi informasi tersebut, pihak Kepolisian langsung angkat bicara guna mencegah adanya rasa khawatir dari pihak masyarakat. Melansir dari detik.com, Polri melalui Karo Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memastikan informasi yang beredar melalui pesan berantai tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
    Saat ini pihak Polri mengaku tim dari Direktorat Siber Bareskrim sedang memprofilkan dan mengidentifikasi akun-akun yang berupaya menyebarkan konten yang dinilai provokatif dan agitatif pasca pencoblosan Pemilu 2019.
    "Itu hoax. Semua konten-konten provokatif dan agitatif yang disebarkan oleh akun-akun di medsos sedang diprofiling dan identifikasi oleh tim Cyber Bareskrim," pungkasnya.
    Brigjen Dedi menerangkan pihaknya juga bekerja sama dengan Kemenkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mentakedown dan memblokir akun-akun yang menyebarkan narasi negatif terkait dengan situasi negara. Brigjen Dedi juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya atau terpengaruh dengan konten-konten yang tidak mempunyai kejelasan sumber valid.
    "Untuk Kemenkominfo dan BSSN juga dilaksanakan takedown dan blokir akun-akun tersebut. Dimohon masyarakat untuk tidak mempercayai konten-konten tersebut," jelas Brigjen Dedi.

    Kesimpulan

    pihak Kepolisian langsung angkat bicara guna mencegah adanya rasa khawatir dari pihak masyarakat guna menanggapi informasi mengenai adanya gerakan yang mirip dengan gerakan '98'. Melansir dari detik.com, Polri melalui Karo Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memastikan informasi yang beredar melalui pesan berantai tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1854) [BENAR]: Metro TV Klarifikasi Tayangan Quick Count Unggulkan Prabowo

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 18/04/2019

    Berita

    "Metro TV kecolongan memberikan data yang salah, hasil survei di atas dengan yang di bawah berbeda.

    Allah gak tidur... ???????? Tetaplah berdo’a... ????????"

    "Di setiap daerah aja prabowo sandi menang, nahh ini survey juga sama tp hasil yg di bawah beda, jelas sudah kecurangan'y,,,,"

    Hasil Cek Fakta

    Metro TV menyatakan hal itu merupakan technical error atau kesalahan teknis.

    Kesalahan itu muncul tak lama setelah dimulainya penayangan hasil sementara quick count pada pukul 15.12 WIB. Saat itu, Metro TV menayangkan hasil sementara quick count sejumlah lembaga survei yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Indo Barometer, Charta Politika, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Poltracking Indonesia, dan Voxpol Center.

    "Terjadi technical error atau kesalahan teknis pada penayangan hasil sementara hitung cepat sehingga ada perbedaan data grafis dengan election ticker yang muncul di layar," demikian penjelasan dalam video klarifikasi yang ditayangkan Metro Tv

    Rujukan

  • (GFD-2019-1853) Benarkah Surat Suara di Musi Banyuasin Tercoblos untuk 01?

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Beredar video yang menampakkan surat suara untuk 01 sudah tercoblos di TPS 03 Soak Baru, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin.

    Hasil Cek Fakta

    Video berdurasi 40 detik itu dibagikan akun Emak Detektif di Twitter, 17 April 2019, dengan caption sebagai berikut:

    “No Komentar. No Narasi. Cukup Viralkan. Allah SWT maha Tahu #JagaTPSKawalHasilSuara,” tulis akun tersebut.

    Laman VIVA menyebutkan, di TPS 03 Soak Baru memang benar ditemukan empat surat suara calon presiden dan wakil presiden yang sudah tercoblos pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Surat suara yang tercoblos tersebut diketahui saat warga hendak memilih dan mendapatinya sudah tercoblos.

    Sementara dari penuturan anggota Linmas, Syaiful Utama, sebelum dilakukan proses pemungutan suara, surat suara ternyata sudah terlebih dahulu disimpan di dalam rumah lantaran hujan yang terjadi malam tadi. Meskipun begitu, dia memastikan surat suara dijaga dengan ketat oleh anggota Linmas dan kepolisian.

    Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Muba Maryadi Mustofa, mengatakan, temuan surat suara yang sudah dicoblos tersebut saat ini telah diamankan dan masuk dalam kategori rusak. Namun, Mustofa belum bisa menduga apakah ada unsur kesengajaan dari tercoblosnya surat suara tersebut.

    "Sudah dikoordinasikan dengan Bawaslu dan polisi. Surat suara yang sudah tercoblos itu dinyatakan rusak. Nanti akan dibuatkan berita acara untuk surat suara tersebut," ujarnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan pemberitaan tersebut, informasi tentang tercoblosnya surat suara untuk capres nomor urut 01 di Musi Banyuasin adalah benar.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1852) Jokowi Kerahkan Lembaga Survei untuk Menangkan Hitung Cepat Pilpres

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Di tengah munculnya hasil hitung cepat itu, beredar kabar bahwa lembaga survei tersebut sengaja dikerahkan untuk memenangkan Jokowi.

    Hal ini sebagaimana diunggah oleh akun twitter @IreneViena pada 17 April 2019.

    Akun ini mengungggah gambar tangkapan layar berita Liputan6.com dengan judul artikel 'Jokowi Kumpulkan Pengamat Politik dan Lembaga Survei di Istana'.

    "Darimana datangnya hasil Pilpres QC 2019?

    Dari sini !," tulis @IreneViena.

    Hasil Cek Fakta

    Dari penelusuran, kabar tersebut ternyata tidak benar. Dalam gambar tangkapan layar yang diunggah @IreneViena, memang benar Jokowi mengundang pengamat politik dan peneliti dari sejumlah lembaga survei.

    Namun bukan untuk memenangkan Jokowi dalam hitung cepat pilpres 2019, demikian seperti dikutip dari artikel Liputan6.com berjudul Jokowi Kumpulkan Pengamat Politik dan Lembaga Survei di Istana.

    Liputan6.com, Jakarta- Pengamat politik hingga pengelola lembaga survei bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan tersebut dalam rangka memberikan masukan dan saran kepada Kepala Negara.

    "(Pertemuan tadi) Lebih pada masukan pengamat politik junior dan senior (mengenai) apa aja kondisi terkini, problem yang harus diberesin yang sifatnya aktual atau sistem," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

    Menurut Yunarto, selama pertemuan Jokowi hanya menjawab pertanyaan pengamat politik dan pengurus lembaga. Sementara pengamat politik senior lebih banyak memberikan masukan terkait efektivitas hubungan lembaga parlemen dengan kepresidenan.

    "Termasuk masalah masalah hoax. Jadi malah tidak ada stressing issue apa-apa," sambung dia.

    Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi ( Perludem), Titi Anggraini menambahkan dia menyampaikan tiga hal kepada Jokowi. Pertama terkait dengan perlidungan hak pilih warga negara untuk pilkada dan pemilu. Kedua tentang hak dipilih mantan koruptor di kontestasi pemilihan anggota legislatif.

    "Berikutnya harus ada respons terkait penyimpanan KTP elektronik rusak dan cacat biar tidak menjadi spekulasi dan juga kontroversi yang melahirkan teori konspirasi menjelang pilkada dan pemilu," lanjut Titi.

    Direktur eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, dalam pertemuan pengelola lembaga survei memberikan pelbagai masukan kepada Jokowi. Ada yang memberikan masukan mengenai efektivitas pemerintahan daerah, ada juga persoalan partai politik.

    Qodari memastikan, tidak ada pembahasan mengenai elektabilitas Jokowi jelang Pilpres selama pertemuan.

    "Enggak ada. Enggak ada. Enggak ada," pungkasnya.

    Sementara, setidaknya ada enam lembaga survei yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf unggul dalam perolehan hitung cepat Pilpres 2019.

    Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel 'Hasil Quick Count 6 Lembaga Survei Menangkan Jokowi'.

    Liputan6.com, Jakarta - Hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2019 memasuki penghitungan akhir. Sejumlah lembaga survei mencatatkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno versi quick count.

    Berikut ini hasil quick count lembaga-lembaga survei pada Pilpres 2019:

    1. SMRC

    Berdasarkan suara masuk 85,24 persen pada pukul 18.00 WIB, SMRC mencatat perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 54,87 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 45,13 persen.

    Quick count SMRC menggunakan populasi seluruh pemilih yang datang ke TPS dan memilih secara sah (seluruh suara sah) yang tersebar di seluruh TPS nasional (809,497 TPS). Sampel dipilih dengan metode Stratified Systematic Cluster Random Sampling.

    Margin of Error (moe) quick count diperkirakan ± 0,47% pada tingkat kepercayaan 95%. Quick count SMRC ini dapat menyimpulkan hasil bila selisih antara dua calon lebih dari 0,94% (yakni lebih dari 2 kali moe).

    2. Hasil quick count Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada pukul 18.00 WIB, total suara sementara 90,81 persen, dengan rincian sebagai berikut:

    Nomor Urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin: 55,81 Persen

    Nomor Urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno: 44,19 Persen

    Quick Count ini adalah kerja sama antara Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Cyrus Network. Data Quick Count diterima pusat data dari 2.002 TPS di 34 provinsi.

    Data dari 2.002 TPS diacak dengan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan Quick Count ini 95 persen dengan margin of error +/- 1 persen. Quick Count ini melibatkan sekitar 1 juta pemilih.

    3. Charta Politika

    Hasil quick count Charta Politika pada pukul 18.00 WIB, total suara masuk 89,95 persen, dengan rincian sebagai berikut:

    Nomor Urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin: 54,40 persen

    Nomor Urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno: 45,60 persen

    4. Indo Barometer

    Lembaga survei Indo Barometer mencatat perolehan suara sementara Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 53,64 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 46,36 persen.

    Perolehan suara tersebut berdasarkan suara masuk sebesar 81,33 persen pada pukul 18.00 WIB.

    5. Poltracking

    Quick count lembaga survei Poltracking Indonesia pada pukul 18.00 WIB telah mengumpulkan suara sah sebagai sample sebesar 90,70 persen.

    Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 54,96 persen suara. Sementara, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 45,04 persen.

    6. LSI Denny JA

    Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2019 telah ditutup. Proses hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2019 masih berlangsung.

    Hasil quick count LSI Denny JA pada pukul 18.12 WIB, total suara sementara 89,05 persen, dengan rincian sebagai berikut:

    Nomor Urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin: 94,20 Persen

    Nomor Urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno: 44,66 Persen.

    Kesimpulan

    Kabar tentang dugaan pengerahan lembaga survei untuk memenangkan Jokowi dalam hasil hitung cepat tidak disertai bukti sahih.

    Rujukan