Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Suku Baduy tidak divaksin, klaim tersebut diunggah akun Facebook Margono, pada 6 Agustus 2021.
Unggahan klaim Suku Baduy tidak divaksin berupa tangkapan layar kicauan akun Twitter @FKardun sebagai berikut:
"Bila Vaksin Dianggap Satu-Satunya Solusi Bahkan Untuk Semua Penyakit, Tolong Lihat dan Teliti Suku Baduy dan Sejenisnya Yang Mereka Tidak Pernak Divaksin Apapun Ratusan Tahun. Apakah Mereka Sekarang Musnah Diterjang Penyakit?, Padpa Cacat Fisik Gegara Polio Giruh? Ngga kan"
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Ini contoh nyata looh...diujung kulon pulau Jawa."
(GFD-2021-7382) [SALAH] Suku Baduy Tidak Divaksin Covid-19
Sumber: FacebookTanggal publish: 09/08/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Suku Baduy tidak divaksin menggunakan Google Search dengan kata kunci 'vaksin suku baduy'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pemkab Lebak Wacanakan Vaksinasi Covid-19 bagi Suku Baduy" yang dimuat situs liputan6.com, pada 16 Maret 2021.
Dalam artikel situs liputan6.com, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mewacanakan vaksinasi Suku Baduy, sebagai salah satu cara melindungi suku asli Banten itu dari paparan Covid-19. Meski belum ada 'para petapa' yang dinyatakan positif terinfeksi Corona.
"Kita harus persuasif, sedang kita sosialisasikan," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, Selasa (16/3/2021).
Pemerintah tidak bisa serta merta memaksakan program vaksinasi Covid-19 bagi Suku Baduy, lantaran mereka merupakan perkampungan adat sehingga harus menghargai keputusan adat.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk melakukan vaksinasi harus terlebih dulu sowan ke kepala adat dan meminta keputusan adat yang berlaku di Suku Baduy.
"Baduy itu kan memang mengikuti kebijakan adat yah, yaitu kita tidak bisa kebijakan pemerintah begini," ujar Iti.
Jika sudah mendapatkan izin dari para tetua adat, nantinya vaksinasi Covid-19 digelar di perkampungan Baduy atau Ciboleger, tidak digelar di rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan (faskes).
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Puskesmas Cisimeut agendakan vaksin warga Badui 18 Juli" yang dimuat situs antaranews.com, pada 10 Juli 2021.
Artikel situs antaranews.com menyebutkan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciseumut Kabupaten Lebak, Banten mengagendakan vaksinasi warga di kawasan permukiman Baduy 18 sampai 20 Juli 2021
“Insya Allah jika tidak ada perubahan dipastikan warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes tanggal 18 sampai 29 Juli 2021 dilakukan vaksinasi, kata Kepala Puskesmes Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmeningsih di Lebak, Sabtu.
Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.800 jiwa tersebar di 65 perkampungan hingga kini nihil penularan COVID-19, terlebih Kabupaten Lebak mesuk zona merah.
Meski masyarakat Baduy nihil penyeberan COVID-19 tetap pelaksanaan program vaksin dilakukan, oleh petugas puskesmas setempat.
Kegiatan program vaksinasi direalisasikan 18 sampai 20 Juni 2021 berlokasi di Desa Kenekes Kecamaten Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Mereka petugas veksinator aken menargetkan sasaran vaksinasi begi warga Badui sebanyak 180 orang.
"Kami berharap vaksinasi di kawasan Baduy berjalan lancar dengan menggunakan protokol Kesehatan," katanya menjelaskan.
Dalam artikel situs liputan6.com, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mewacanakan vaksinasi Suku Baduy, sebagai salah satu cara melindungi suku asli Banten itu dari paparan Covid-19. Meski belum ada 'para petapa' yang dinyatakan positif terinfeksi Corona.
"Kita harus persuasif, sedang kita sosialisasikan," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, Selasa (16/3/2021).
Pemerintah tidak bisa serta merta memaksakan program vaksinasi Covid-19 bagi Suku Baduy, lantaran mereka merupakan perkampungan adat sehingga harus menghargai keputusan adat.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk melakukan vaksinasi harus terlebih dulu sowan ke kepala adat dan meminta keputusan adat yang berlaku di Suku Baduy.
"Baduy itu kan memang mengikuti kebijakan adat yah, yaitu kita tidak bisa kebijakan pemerintah begini," ujar Iti.
Jika sudah mendapatkan izin dari para tetua adat, nantinya vaksinasi Covid-19 digelar di perkampungan Baduy atau Ciboleger, tidak digelar di rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan (faskes).
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Puskesmas Cisimeut agendakan vaksin warga Badui 18 Juli" yang dimuat situs antaranews.com, pada 10 Juli 2021.
Artikel situs antaranews.com menyebutkan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciseumut Kabupaten Lebak, Banten mengagendakan vaksinasi warga di kawasan permukiman Baduy 18 sampai 20 Juli 2021
“Insya Allah jika tidak ada perubahan dipastikan warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes tanggal 18 sampai 29 Juli 2021 dilakukan vaksinasi, kata Kepala Puskesmes Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmeningsih di Lebak, Sabtu.
Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.800 jiwa tersebar di 65 perkampungan hingga kini nihil penularan COVID-19, terlebih Kabupaten Lebak mesuk zona merah.
Meski masyarakat Baduy nihil penyeberan COVID-19 tetap pelaksanaan program vaksin dilakukan, oleh petugas puskesmas setempat.
Kegiatan program vaksinasi direalisasikan 18 sampai 20 Juni 2021 berlokasi di Desa Kenekes Kecamaten Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Mereka petugas veksinator aken menargetkan sasaran vaksinasi begi warga Badui sebanyak 180 orang.
"Kami berharap vaksinasi di kawasan Baduy berjalan lancar dengan menggunakan protokol Kesehatan," katanya menjelaskan.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Suku Baduy tidak divaksin tidak benar. Pemerintah telah melaksanakan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat suku Baduy pada 18-20 Juli 2021.
Rujukan
(GFD-2021-7381) [SALAH] Video Wawancara CEO Pfizer yang Menolak Divaksin pada Agustus 2021
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 09/08/2021
Berita
“Kepada Satanic Factcheker silahkan Terus Mengumbar Hoax.
Tapi kami punya Bukti Video, CEO Pfizer Menolak untuk Divaksin.”
Tapi kami punya Bukti Video, CEO Pfizer Menolak untuk Divaksin.”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook dengan nama pengguna “I M SingaKebenaran” (https://www.facebook.com/profile.php?id=100068748047357) mengunggah sebuah video yang berisi wawancara CEO Pfizer, Albert Bourla, dengan stasiun televisi CNBC. Dalam video tersebut, Bourla mengaku bahwa dirinya masih belum divaksin. Unggahan video tersebut juga disertai narasi yang menegaskan bahwa Bourla menolak untuk divaksin.
Dalam potongan video wawancara yang disebarkan, Bourla dengan jelas menyatakan bahwa dirinya akan divaksin sesegera mungkin. Wawancara itu sendiri dilaksanakan pada Desember 2020 lalu, saat vaksin Pfizer baru saja disetujui dan didistribusikan dengan mengutamakan tenaga kesehatan dan pekerja di sektor esensial lainnya.
Video lengkap dari wawancara tersebut telah diunggah di kanal YouTube resmi CNBC, “CNBC Television”, dengan judul video “Pfizer CEO Albert Bourla on vaccine hesitancy: ‘Trust science’” pada 14 Desember 2020. Bagian video yang menunjukkan Bourla menyatakan bahwa dirinya belum divaksin dapat dilihat pada menit 1:44 hingga menit 2:13.
Lebih lanjut, Bourla sendiri melalui akun Twitter resminya, AlbertBourla, telah mengumumkan bahwa dirinya telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada 10 Maret 2021 waktu setempat.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “I M SingaKebenaran” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Dalam potongan video wawancara yang disebarkan, Bourla dengan jelas menyatakan bahwa dirinya akan divaksin sesegera mungkin. Wawancara itu sendiri dilaksanakan pada Desember 2020 lalu, saat vaksin Pfizer baru saja disetujui dan didistribusikan dengan mengutamakan tenaga kesehatan dan pekerja di sektor esensial lainnya.
Video lengkap dari wawancara tersebut telah diunggah di kanal YouTube resmi CNBC, “CNBC Television”, dengan judul video “Pfizer CEO Albert Bourla on vaccine hesitancy: ‘Trust science’” pada 14 Desember 2020. Bagian video yang menunjukkan Bourla menyatakan bahwa dirinya belum divaksin dapat dilihat pada menit 1:44 hingga menit 2:13.
Lebih lanjut, Bourla sendiri melalui akun Twitter resminya, AlbertBourla, telah mengumumkan bahwa dirinya telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada 10 Maret 2021 waktu setempat.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “I M SingaKebenaran” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, CEO Pfizer, Albert Bourla tidak menolak untuk divaksin. Bourla telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada Maret 2021.
Faktanya, CEO Pfizer, Albert Bourla tidak menolak untuk divaksin. Bourla telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada Maret 2021.
Rujukan
- https://twitter.com/AlbertBourla?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1369734954498818052%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=
- https%3A%2F%2Fturnbackhoax.id%2F2021%2F08%2F09%2Fsalah-video-wawancara-ceo-pfizer-yang-menolak-divaksin-pada-agustus-2021%2F
- https://www.youtube.com/watch?v=P6O6FqYYImk
(GFD-2021-7380) [SALAH] Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth kecuali Sinovac
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 09/08/2021
Berita
“VAKSIN DAN BLUETOOTH SUPPORT 5G !!
Vaksin yang berafiliasi dengan bluetooth adalah ASTRAZENECA, PFIZER, MODERNA kecuali SINOVAC
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615070650-213-654343/daftar-wilayah-yang-dapat-5g-telkomsel-dan-indosat …
https://twitter.com/burungbiru00/status/1416018653959446535?s=21 …
VIRALKAN!!!
#Pakdemudikaja Momota #Tenggelamkandemokrat2024 Rahmat Erwin Abdulllah Jonathan Christie”
Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth kecuali Sinovac
Pfizer chips mata mata
Vaksin yang berafiliasi dengan bluetooth adalah ASTRAZENECA, PFIZER, MODERNA kecuali SINOVAC
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615070650-213-654343/daftar-wilayah-yang-dapat-5g-telkomsel-dan-indosat …
https://twitter.com/burungbiru00/status/1416018653959446535?s=21 …
VIRALKAN!!!
#Pakdemudikaja Momota #Tenggelamkandemokrat2024 Rahmat Erwin Abdulllah Jonathan Christie”
Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth kecuali Sinovac
Pfizer chips mata mata
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi dari akun Twitter @laksmanaspy berupa narasi disertai sebuah video dengan klaim bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan Bluetooth dengan jaringan 5G kecuali Sinovac. Postingan ini disukai sebanyak 312 kali, retweet 187 kali, dan ditonton 55,3 ribu kali.
Berdasarkan artikel politifact.com, klaim tersebut tidak benar. Bahan yang digunakan pada vaksin Astrazeneca sendiri dapat dilihat pada website Vaccine Knowledge Project dari Oxford University dan tidak terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan sinyal Bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak pada vaksin bukanlah di dalam vaksin itu sendiri melainkan pada kotak pengiriman vaksin untuk mencegah pencurian.
Dr. Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania menjelaskan bahwa mikrochip pada vaksin tidak memungkinkan karena pada umumnya mikrochip berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa melewati jarum suntik. Perangkat dengan koneksi Bluetooth sendiri juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik perangkat sehingga video tersebut tidak memiliki bukti yang kuat dan klaim yang tidak berdasar.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan Bluetooth dengan jaringan 5G kecuali Sinovac adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan artikel politifact.com, klaim tersebut tidak benar. Bahan yang digunakan pada vaksin Astrazeneca sendiri dapat dilihat pada website Vaccine Knowledge Project dari Oxford University dan tidak terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan sinyal Bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak pada vaksin bukanlah di dalam vaksin itu sendiri melainkan pada kotak pengiriman vaksin untuk mencegah pencurian.
Dr. Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania menjelaskan bahwa mikrochip pada vaksin tidak memungkinkan karena pada umumnya mikrochip berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa melewati jarum suntik. Perangkat dengan koneksi Bluetooth sendiri juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik perangkat sehingga video tersebut tidak memiliki bukti yang kuat dan klaim yang tidak berdasar.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan Bluetooth dengan jaringan 5G kecuali Sinovac adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah. Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna tidak mengandung chip Bluetooth yang terkoneksi dengan jaringan 5G
Informasi yang salah. Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna tidak mengandung chip Bluetooth yang terkoneksi dengan jaringan 5G
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/false-magnetic-claims-circulate-online-about-astrazeneca-vaccine
- https://vk.ovg.ox.ac.uk/vk/covid-19-vaccines
- https://www.reuters.com/article/factcheck-covid19vaccines-5g-idUSL1N2OR2C1
- https://www.politifact.com/factchecks/2021/may/21/tiktok-posts/no-video-doesnt-prove-astrazeneca-covid-19-vaccine/
- https://arynews.tv/astrazeneca-bluetooth-vaccine-video/
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/170300765/-hoaks-orang-yang-sudah-divaksin-memiliki-gelombang-bluetooth
- https://turnbackhoax.id/2021/05/27/salah-setelah-divaksin-tubuh-punya-daya-magnetis-dan-dapat-dikoneksikan-ke-bluetooth/
(GFD-2021-7379) [SALAH] Covid-19 Bermutasi Menjadi Virus Baru yang Lebih Berbahaya dan Vaksinasi Timbulkan Virus Lain Dari Covid-19
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 08/08/2021
Berita
setiap orang harus terus bertahan hingga beberapa tahun kedepan karena pandemi akan terus berlangsung akibat Covid-19 yang sifatnya mutan atau melakukan mutasi menjadi varian baru yang semakin berbahaya. Selain itu juga di video disebutkan bahwa kedepan bukan hanya virus Covid-19 yang akan bermutasi, namun akan muncul virus-virus jenis baru yang bermunculan akibat vaksin.
Vaksin tidak aman
Mutasi covid
Vaksin tidak aman
Mutasi covid
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video di kanal Youtube Bossman Mardigu yang berisi laporan informasi terkait Covid-19. Video ini secara keseluruhan membahas mengenai dampak Covid-19 terhadap keadaan ekonomi masyarakat di Indonesia yang akhirnya harus berubah. Namun di menit 2:47, terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa setiap orang harus terus bertahan hingga beberapa tahun kedepan karena pandemi akan terus berlangsung akibat Covid-19 yang sifatnya mutan atau melakukan mutasi menjadi varian baru yang semakin berbahaya. Selain itu juga di video disebutkan bahwa kedepan bukan hanya virus Covid-19 yang akan bermutasi, namun akan muncul virus-virus jenis baru yang bermunculan akibat vaksin.
Setelah melakukan penelusuran terkait pernyataan ini, ditemukan sebuah fakta bahwa Covid-19 adalah virus yang dapat bermutasi menjadi varian baru, namun dengan sifatnya yang sama dan tidak semakin ganas. Melansir dari artikel Liputan6.com, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa walaupun sudah ada mutasi Covid-19 menjadi berbagai varian baru, namun sampai saat ini belum ada terjadi perubahan struktur virus sehingga pengobatan dan vaksin saat ini masih tetap efektif.
Selain itu pernyataan mengenai vaksin yang dapat menyebabkan munculnya berkembangnya Covid-19 menjadi varian baru adalah tidak benar. Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, membantah kabar soal vaksinasi dapat menyebabkan varian baru virus corona. Dia menyampaikan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan vaksinasi tidak dapat membuat virus corona bermutasi menjadi varian baru.
Dalam penjelasannya, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan COVID-19 bermutasi adalah karena karena virus Corona tersebut menyebar secara luas dalam populasi yang besar serta menginfeksi banyak orang. Ketika virus menyebar luas dalam suatu populasi dan menjangkiti banyak orang, kemungkinan besar akan bermutasi.
“Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi, dan semakin banyak peluang untuk mengalami perubahan,” sebut WHO.
Spesialis penyakit menular dari The Johns Hopkins University School of Medicine, Amerika Serikat, Dr. Robert Bollinger, juga menjelaskan bahwa orang yang sudah divaksin akan cenderung kebal terhadap infeksi virus Corona varian baru dan tidak berpotensi menyebarkan varian pula. Orang yang tidak mendapatkan vaksin justru akan lebih rentan terpapar virus COVID-19 varian baru ketimbang mereka yang sudah menerima vaksinasi. Dari orang terinfeksi tersebut akan menyebarkan lagi ke orang-orang yang tidak divaksin. Penyebaran dalam tingkat tinggi itulah yang kemudian menciptakan mutasi baru virus COVID-19 hingga menjadi varian baru. Lebih dari 99,9% dari semua varian virus Corona berasal dari dan menyebar ke orang yang tidak divaksin.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mutasi virus Covid-19 menjadi varian baru yang lebih berbahaya serta vaksinasi yang sebabkan munculnya berbagai varian Covid-19 adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Setelah melakukan penelusuran terkait pernyataan ini, ditemukan sebuah fakta bahwa Covid-19 adalah virus yang dapat bermutasi menjadi varian baru, namun dengan sifatnya yang sama dan tidak semakin ganas. Melansir dari artikel Liputan6.com, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa walaupun sudah ada mutasi Covid-19 menjadi berbagai varian baru, namun sampai saat ini belum ada terjadi perubahan struktur virus sehingga pengobatan dan vaksin saat ini masih tetap efektif.
Selain itu pernyataan mengenai vaksin yang dapat menyebabkan munculnya berkembangnya Covid-19 menjadi varian baru adalah tidak benar. Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, membantah kabar soal vaksinasi dapat menyebabkan varian baru virus corona. Dia menyampaikan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan vaksinasi tidak dapat membuat virus corona bermutasi menjadi varian baru.
Dalam penjelasannya, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan COVID-19 bermutasi adalah karena karena virus Corona tersebut menyebar secara luas dalam populasi yang besar serta menginfeksi banyak orang. Ketika virus menyebar luas dalam suatu populasi dan menjangkiti banyak orang, kemungkinan besar akan bermutasi.
“Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi, dan semakin banyak peluang untuk mengalami perubahan,” sebut WHO.
Spesialis penyakit menular dari The Johns Hopkins University School of Medicine, Amerika Serikat, Dr. Robert Bollinger, juga menjelaskan bahwa orang yang sudah divaksin akan cenderung kebal terhadap infeksi virus Corona varian baru dan tidak berpotensi menyebarkan varian pula. Orang yang tidak mendapatkan vaksin justru akan lebih rentan terpapar virus COVID-19 varian baru ketimbang mereka yang sudah menerima vaksinasi. Dari orang terinfeksi tersebut akan menyebarkan lagi ke orang-orang yang tidak divaksin. Penyebaran dalam tingkat tinggi itulah yang kemudian menciptakan mutasi baru virus COVID-19 hingga menjadi varian baru. Lebih dari 99,9% dari semua varian virus Corona berasal dari dan menyebar ke orang yang tidak divaksin.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mutasi virus Covid-19 menjadi varian baru yang lebih berbahaya serta vaksinasi yang sebabkan munculnya berbagai varian Covid-19 adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya virus Covid-19 tidak melakukan mutasi menjadi jenis baru yang berbahaya. Selain itu vaksinasi juga tidak menimbulkan varian virus corona baru.
Faktanya virus Covid-19 tidak melakukan mutasi menjadi jenis baru yang berbahaya. Selain itu vaksinasi juga tidak menimbulkan varian virus corona baru.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4577332/cek-fakta-tidak-benar-vaksin-covid-19-sebabkan-mutasi-ribuan-virus-baru-di-seluruh-dunia
- https://m.republika.co.id/berita/qakgy4335/covid19-yang-bermutasi-buat-sulit-temukan-vaksin
- https://www.liputan6.com/news/read/4623491/satgas-vaksinasi-tidak-dapat-sebabkan-covid-19-bermutasi-jadi-varian-baru
- https://tirto.id/benarkah-vaksinasi-covid-19-sebabkan-munculnya-varian-baru-corona-gg8q
Halaman: 4825/6089