Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto calon Panglima TNI pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi), klaim tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 November 2021.
Unggahan klaim foto calon Panglima TNI pilihan Jokowi tersebut berupa tangkapan layar artikel berjudul "Jokowi Pilih Andika Jadi Calon Panglima" yang ditulis oleh Delvira Huta Barat, pada 3 November 2021.
Pada artikel tersebut terdapat foto seorang dengan rambut sebahu.
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Makin kacau negeri ku"
(GFD-2021-7814) [SALAH] Foto Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi
Sumber: FacebookTanggal publish: 11/11/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto calon Panglima TNI pilihan Jokowi, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'calon panglima TNI pilihan Jokowi Delvira Huta Barat'.
Penelusuan mengarah pada artikel berjudul "Jokowi Pilih Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 3 November 2021.
Pada artikel Liputan6.com terdapat sejumlah kesamaan dengan tangkapan layar pada klaim, kesamaan tersebut terletak pada nama penulis artikel dan waktu pemuatan artikel. Namun, foto pada artikel tersebut berbeda dengan klaim.
Penelusuan mengarah pada artikel berjudul "Jokowi Pilih Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 3 November 2021.
Pada artikel Liputan6.com terdapat sejumlah kesamaan dengan tangkapan layar pada klaim, kesamaan tersebut terletak pada nama penulis artikel dan waktu pemuatan artikel. Namun, foto pada artikel tersebut berbeda dengan klaim.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto calon Panglima TNI pilihan Jokowi tidak benar.
Foto dalam tangkapan layar artikel telah mengalami editan, foto tersebut bukan calon Panglima TNI pilihan Jokowi.
Foto dalam tangkapan layar artikel telah mengalami editan, foto tersebut bukan calon Panglima TNI pilihan Jokowi.
Rujukan
(GFD-2021-7813) [SALAH] Video Tutup Botol Aqua Bisa Dibuka Padahal Masih Tersegel
Sumber: Tangkapan Layar WhatsappTanggal publish: 10/11/2021
Berita
“HATI-HATI AQUA REFILL”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video melalui Whatsapp yang menunjukkan bahwa tutup botol Aqua terbuka. Video tersebut juga menunjukkan bahwa botol Aqua tersebut masih tersegel, namun ada bagian dari tutupnya yang terbuka.
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Video tersebut merupakan video yang sudah pernah beredar pada tahun 2017 yang lalu. Corporate Communication Director Danone Indonesia pada 2017 lalu, Arif Mujahiddin, meminta masyarakat tidak khawatir dengan produk Aqua. Arif memastikan produk Aqua yang sesuai standar terjamin aman dan sehat. Pihak Aqua meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi air mineral dengan kemasan yang tidak wajar. Jika masyarakat menemukan kejadian yang tidak wajar pada kemasan botol minum Aqua, masyarakat diminta untuk tidak membuang, tidak meminum atau mengembalikan kepada penjual. Masyarakat harap segera menghubungi Aqua Menyapa untuk penelusuran lebih lanjut.
Dengan demikian, video yang beredar di Whatsapp yang menunjukkan bahwa tutup botol Aqua terbuka padahal masih tersegel tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Video tersebut merupakan video yang sudah pernah beredar pada tahun 2017 yang lalu. Corporate Communication Director Danone Indonesia pada 2017 lalu, Arif Mujahiddin, meminta masyarakat tidak khawatir dengan produk Aqua. Arif memastikan produk Aqua yang sesuai standar terjamin aman dan sehat. Pihak Aqua meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi air mineral dengan kemasan yang tidak wajar. Jika masyarakat menemukan kejadian yang tidak wajar pada kemasan botol minum Aqua, masyarakat diminta untuk tidak membuang, tidak meminum atau mengembalikan kepada penjual. Masyarakat harap segera menghubungi Aqua Menyapa untuk penelusuran lebih lanjut.
Dengan demikian, video yang beredar di Whatsapp yang menunjukkan bahwa tutup botol Aqua terbuka padahal masih tersegel tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)
Hal tersebut tidak benar. Corporate Communication Director Danone Indonesia, yakni Arif Mujahiddin meminta masyarakat agar tidak khawatir dengan produk Aqua. Arif memastikan produk Aqua yang sesuai standar terjamin aman dan sehat.
Hal tersebut tidak benar. Corporate Communication Director Danone Indonesia, yakni Arif Mujahiddin meminta masyarakat agar tidak khawatir dengan produk Aqua. Arif memastikan produk Aqua yang sesuai standar terjamin aman dan sehat.
Rujukan
- https://m.medcom.id/telusur/cek-fakta/yKXj2nEb-cek-fakta-beredar-video-tutup-botol-aqua-bisa-dibuka-padahal-masih-bersegel-ini-faktanya
- https://www.liputan6.com/health/read/3036147/tutup-botol-tidak-sesuai-standar-ini-respons-aqua
- https://kumparan.com/kumparannews/jangan-minum-aqua-yang-tutupnya-aneh-laporkan-ke-aqua-menyapa/4
(GFD-2021-7812) [SALAH] Tes Swab Dapat Menggores Amigdala dan Dilakukan di Zaman Mesir Kuno untuk Membuat Budak Menjadi Patuh
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 10/11/2021
Berita
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Pada zaman Mesir Kuno, mereka menggores amigdala para budak untuk membuat mereka lebih patuh dan tunduk pada majikannya.”
“Pada zaman Mesir Kuno, mereka menggores amigdala para budak untuk membuat mereka lebih patuh dan tunduk pada majikannya.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna ‘SweetThingMemes’ mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa pada zaman Mesir Kuno, orang-orang melukai bagian amigdala dari otak para budak untuk membuat mereka lebih patuh dan tunduk kepada majikannya. Dalam unggahan tersebut, juga disertakan beberapa foto yang menunjukkan proses tes swab dan sebuah ilustrasi tentang proses serupa yang dilakukan di zaman Mesir Kuno.
Melansir dari Reuters, seorang professor neuroteknologi dari Imperial College London, Simon Schultz menegaskan bahwa tes swab tidak dapat menyentuh maupun merusak bagian amigdala. Selain itu, seorang juru bicara dari Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris juga menjelaskan bahwa rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya. Ilustrasi yang disertakan dalam narasi bukan ilustrasi proses penggoresan amigdala kepada budak di Mesir Kuno, melainkan ilustrasi tentang metode pengobatan mata yang dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuno. Foto serupa dengan kualitas yang lebih jelas telah diunggah oleh seorang fotografer Getty Images, De Agostini, dengan judul foto “Ophthalmologist treating a patient, papyrus, reconstruction of a fresco from the Theban tomb of Ipi, originally dating back to the Dynasty XIX. Egyptian civilisation.”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ‘SweetThingMemes’ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Melansir dari Reuters, seorang professor neuroteknologi dari Imperial College London, Simon Schultz menegaskan bahwa tes swab tidak dapat menyentuh maupun merusak bagian amigdala. Selain itu, seorang juru bicara dari Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris juga menjelaskan bahwa rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya. Ilustrasi yang disertakan dalam narasi bukan ilustrasi proses penggoresan amigdala kepada budak di Mesir Kuno, melainkan ilustrasi tentang metode pengobatan mata yang dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuno. Foto serupa dengan kualitas yang lebih jelas telah diunggah oleh seorang fotografer Getty Images, De Agostini, dengan judul foto “Ophthalmologist treating a patient, papyrus, reconstruction of a fresco from the Theban tomb of Ipi, originally dating back to the Dynasty XIX. Egyptian civilisation.”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ‘SweetThingMemes’ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Faktanya, rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia. Lebih lanjut, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya.
Faktanya, rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia. Lebih lanjut, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya.
Rujukan
- https://www.gettyimages.co.uk/detail/news-photo/ophthalmologist-treating-a-patient-papyrus-reconstruction-news-photo/182131892
- https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-egypt/fact-check-covid-19-test-swabs-cannot-touch-the-brain-or-bruise-the-amygdala-to-make-people-submissive-idUSL1N2RZ2B6
(GFD-2021-7811) [SALAH] 13 Anak Sekolah di Afrika Meninggal Karena Vaksin Covid-19
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 09/11/2021
Berita
13 anak sekolah di Afrika Selatan meninggal setelah mendapatkan OBAT SURGA FUCKSHIT KOPET19!!!!!!!!!! Berita ini bbrpa X diunggah d iG namun dihapus pihak bi0 t3ch!!!!! Sadarlah skrg Smua ini adalah permainan #dajjallaknatullah dan anak buahnya!!!! Semua Owner #fuckhsit adalah Seorg Yahudi #Zionis laknatullah… Zionis adlh musuh yg nyata khususnya bagi #UmatMuslim, Ssuai ap yg #ALLAH firmankan dan #RASULULLAH sabdakan!!!
Meninggal akibat di vaksin
Meninggal paska vaksin
Berita hoax tentang pasien yg meninggal setelah di suntik vaksin covid 19
Meninggal akibat di vaksin
Meninggal paska vaksin
Berita hoax tentang pasien yg meninggal setelah di suntik vaksin covid 19
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Facebook yang menyebarkan sebuah video tewasnya anak-anak dari Afrika, dalam video tersebut para kerabat anak-anak tersebut menangis secara histeris. Akun bernama Haseki Hurrem Sul Tan mengklaim bahwa meninggalnya 13 anak sekolah di Afrika tersebut dikarenakan vaksin COVID-19.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, meninggalnya 13 anak sekolah tersebut bukan karena vaksin COVID-19. Namun karena kecelakaan di sekolah mereka.
Hoax dengan video yang sama telah beredar sejak awal tahun 2020, namun klaim yang dibuat di antaranya seperti kematian yang disebabkan keracunan biskuit, keracunan permen, dan diserang oleh “makhluk asing”. Kesemua klaim tersebut adalah HOAX.
Melansir dari media Afrika Piga Firimbi, diketahui bahwa 13 anak yang meninggal tersebut dikarenakan kecelakaan setelah pulang dari sekolah.
Lebih lanjut, dalam kanal YouTube media berita NTV Kenya, dengan judul berita “13 pupils killed, 40 injured in stampede at Kakamega Primary School”, diberitakan bahwa anak-anak umur 10-12 dari Sekolah Dasar Kakamega meninggal setelah mereka pulang dari sekolah.
Puluhan anak dari sekolah tersebut pulang pada pukul 17.00 secara berdesak-desakan dan kemudian mereka terjatuh, 13 anak tewas dalam insiden itu dan 40 lainnya terluka.
Diketahui, kejadian meninggalnya 13 anak sekolah dari Afrika terjadi pada awal tahun 2020, sedangkan vaksin COVID-19 baru disahkan untuk beredar pada bulan Desember 2020, sehingga kematian mereka tidak ada hubungannya dengan vaksin COVID-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Haseki adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, meninggalnya 13 anak sekolah tersebut bukan karena vaksin COVID-19. Namun karena kecelakaan di sekolah mereka.
Hoax dengan video yang sama telah beredar sejak awal tahun 2020, namun klaim yang dibuat di antaranya seperti kematian yang disebabkan keracunan biskuit, keracunan permen, dan diserang oleh “makhluk asing”. Kesemua klaim tersebut adalah HOAX.
Melansir dari media Afrika Piga Firimbi, diketahui bahwa 13 anak yang meninggal tersebut dikarenakan kecelakaan setelah pulang dari sekolah.
Lebih lanjut, dalam kanal YouTube media berita NTV Kenya, dengan judul berita “13 pupils killed, 40 injured in stampede at Kakamega Primary School”, diberitakan bahwa anak-anak umur 10-12 dari Sekolah Dasar Kakamega meninggal setelah mereka pulang dari sekolah.
Puluhan anak dari sekolah tersebut pulang pada pukul 17.00 secara berdesak-desakan dan kemudian mereka terjatuh, 13 anak tewas dalam insiden itu dan 40 lainnya terluka.
Diketahui, kejadian meninggalnya 13 anak sekolah dari Afrika terjadi pada awal tahun 2020, sedangkan vaksin COVID-19 baru disahkan untuk beredar pada bulan Desember 2020, sehingga kematian mereka tidak ada hubungannya dengan vaksin COVID-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Haseki adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani R
Bukan karena vaksin COVID-19. Hoax serupa beredar sejak awal tahun 2020 yang mengklaim bahwa tewasnya anak-anak dikarenakan keracunan makanan. Faktanya, mereka meninggal karena kecelakaan dan terjatuh di sekolah karena pulang secara berdesak-desakan. Insiden ini terjadi pada awal tahun 2020 sebelum vaksin COVID-19 sah untuk beredar.
Bukan karena vaksin COVID-19. Hoax serupa beredar sejak awal tahun 2020 yang mengklaim bahwa tewasnya anak-anak dikarenakan keracunan makanan. Faktanya, mereka meninggal karena kecelakaan dan terjatuh di sekolah karena pulang secara berdesak-desakan. Insiden ini terjadi pada awal tahun 2020 sebelum vaksin COVID-19 sah untuk beredar.
Rujukan
Halaman: 4719/6089