• (GFD-2021-8662) Sesat, Klaim Ini Video saat BNN Bongkar Truk Kontainer dari Cina Berisi Narkoba

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/06/2021

    Berita


    Video yang diklaim menunjukkan momen saat Badan Narkotika Nasional atau BNN membongkar truk kontainer dari Cina yang berisi narkoba beredar di Facebook. Dalam video itu, terlihat sejumlah pria yang sedang membongkar lantai sebuah kontainer dengan linggis. Di akhir video, tampak bahwa di bawah lantai kontainer itu terdapat ratusan paket narkoba.
    Akun ini membagikan video beserta klaim tersebut pada 8 Juni 2021. Akun tersebut menulis, "BNN periksa truk kontainer yang sengaja diekspor oleh Cina Tiongkok, jelas kan siapa perusak negeri ini? Masih mau bela?" Akun lainnya juga menyebarkan video itu dengan klaim serupa, "BNN periksa truk containner yang sengaja diekspor oleh Cina Tiongkok."
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya. Narkoba yang ditemukan dalam truk kontainer, yang terlihat dalam video ini, bukan berasal dari Cina.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, penemuan narkoba yang disembunyikan di bawah lantai truk kontainer, yang terlihat dalam video di atas, adalah peristiwa pada 2019, bukan 2021. Narkoba yang terdapat dalam truk kontainer itu pun bukan berasal dari Cina, melainkan dikirim dari Aceh.
    Untuk mendapatkan fakta tersebut, Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Lalu, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool. Lewat cara ini, Tempo mendapatkan petunjuk bahwa video itu pernah diunggah pada Juli 2019 oleh akun Facebook Sahabat Tawa.
    Video tersebut berdurasi sekitar 9 menit, jauh lebih panjang daripada durasi video yang beredar saat ini, yang sepanjang hampir 3 menit. Dalam video ini, pada menit ke-3, terlihat truk kontainer yang sama serta beberapa pria yang sama yang sedang membongkar lantai kontainer tersebut. Dalam keterangannya, tercantum bahwa video itu menunjukkan penemuan narkoba seberat 1,5 ton.
    Berdasarkan petunjuk ini, Tempo pun menelusuri pemberitaan terkait dengan memasukkan kata kunci “penangkapan narkoba 1,5 ton di kontainer” di mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan sejumlah pemberitaan dari media kredibel terkait peristiwa tersebut, yang dipublikasikan pada Juli 2019. 
    Kanal YouTube milik stasiun televisi tvOne misalnya, memberitakan peristiwa itu dalam videonya yang berjudul "Hebat! BNN Gagalkan Pengiriman 1,5 Ton Ganja Dalam Dek Truk". Dalam keterangannya, tertulis bahwa BNN dan petugas Bea Cukai menggagalkan penyelundupan 1,5 ton ganja yang berasal dari Aceh. Penangkapan ini dilakukan pada 30 Januari 2019 sekitar pukul 22.00 WIB. Penggerebekan itu dilakukan di dua lokasi, yaitu Bogor dan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.Berita yang sama pernah dimuat oleh Tempo pada 31 Januari 2019 dalam artikelnya yang berjudul "Terbongkar: Pengiriman Ganja 1,5 Ton Lewat Bandara Soekarno-Hatta". Menurut Kepala Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Erwin Situmorang, ganja itu berasal dari Aceh dan dikirim ke Bogor. Pengiriman dilakukan melalui kargo domestik Bandara Soekarno-Hatta.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video saat BNN membongkar truk kontainer dari Cina yang berisi narkoba, menyesatkan. Video tersebut menunjukkan peristiwa lawas, yang terjadi pada 30 Januari 2019. Saat itu, BNN dan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta membongkar truk yang di bagian bawah lantai kontainernya disembunyikan 1,5 ton ganja. Namun, paket tersebut dikirim dari Aceh, bukan dari Cina.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8661) Keliru, Klaim Ini Video WNA Cina yang Berdatangan ke Indonesia dan Terkait dengan Dana Haji

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/06/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan rombongan orang dengan pakaian seragam olah raga yang memadati sebuah terminal bandara beredar di Twitter. Dalam video itu, terdengar suara wanita yang mengatakan Bandara Sultan Syarif Kasim, Riau, penuh dengan warga Cina. Video ini pun disebarkan dengan klaim bahwa warga negara asing atau WNA Cina berdatangan ke Indonesia dan terkait dengan dana haji.
    Akun ini membagikan video tersebut pada 6 Juni 2021. Akun itu menulis, "Cino lagi Cino lagi..kpnkah ini terjadi..? #TiongkokBikinJongkok #AdiliPerampokDanaHaji." Hingga artikel ini dimuat, video dalam cuitan tersebut telah ditonton lebih dari 49 ribu kali. Cuitan itu pun telah mendapatkan 203 like dan 65 retweet.
    Gambar tangkapan layar cuitan di Twitter yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Lalu, gambar-gambar hasil fragmentasi itu ditelusuri dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan video yang identik yang sempat viral pada 2019 lalu.
    Video tersebut diunggah oleh sebuah akun Facebook pada 29 Juni 2019. Ketika itu, video ini dibagikan dengan narasi yang mengaitkannya dengan Pemilihan Presiden (Pilpres 2019). Tim CekFakta Tempo pun telah memverifikasinya, dan menyatakan klaim tersebut menyesatkan.
    Berdasarkan penelusuran, bandara dalam video itu memang merupakan Bandara Sultan Syarif Kasim II yang berada di Pekanbaru, Riau. Namun, lokasinya di terminal keberangkatan, bukan terminal kedatangan. Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Riau dan otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II pun telah membantah klaim tentang adanya serbuan WNA Cina ke Riau tersebut.
    "Mereka akan berangkat dengan pesawat rute penerbangan domestik, setelah mengikuti acara Bakar Tongkang di Rokan Hilir," kata Kepala Divisi Imigrasi Kemenkumham Riau, Mas Agus Santosa. Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II, Jaya Tahoma Sirait, juga membantah isu tersebut. "Mereka itu wisatawan yang habis menghadiri Bakar Tongkang. Kita sebagai operator bandara, tentu harus melayani," kata Jaya.
    Tempo pun menemukan video yang berbeda yang memperlihatkan rombongan orang dengan seragam olah raga yang sama dengan yang tampak dalam video yang beredar. Pada menit ke-42 hingga ke-47, terlihat dua pria yang sedang berboncengan motor yang mengiringi kendaraan rombongan wisatawan dari arah Bandara Bandara Sultan Syarif Kasim II.
    Mereka mengenakan seragam olah raga dengan kombinasi warna merah dan putih. Pada bagian punggung, juga tertera nama mereka. Video berdurasi sekitar 8 menit itu diunggah oleh kanal Budak Bagan Asli di YouTube pada 16 Juni 2019. Video tersebut diberi judul "Wisatawan Padati Kota Bagansiapiapi-Even Ritual Bakar Tongkang 2019".
    Bakar Tongkang merupakan tradisi turun-temurun bagi warga Tionghoa Bagansiapiapi untuk menghormati nenek moyang mereka. Acara ini selalu menarik puluhan ribu perantau yang tinggal di berbagai kota, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk pulang kampung. Tradisi ini sekarang dikemas oleh pemerintah daerah menjadi sebuah festival dan masuk dalam agenda pariwisata nasional.
    Pada 2018, festival ini menarik sedikitnya 69 ribu wisatawan, baik domestik maupun asing. Dari total kunjungan tersebut, 29 ribu di antaranya merupakan wisatawan asing, sedangkan sisanya adalah wisatawan lokal dari berbagai daerah di Indonesia.
    Sementara pada 2019, seperti dilansir dari Riau Kontras, wisatawan yang datang untuk memeriahkan festival Bakar Tongkang itu meningkat menjadi sebanyak 76 ribu orang. Kemeriahan festival tersebut dapat dilihat dalam artikel foto Tempo di tautan ini.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu menunjukkan WNA Cina yang berdatangan ke Indonesia dan terkait dengan dana haji, keliru. Video ini merupakan video lawas yang sempat viral pada 2019. Bandara dalam video itu memang merupakan Bandara Sultan Syarif Kasim II yang berada di Riau. Namun, lokasinya di terminal keberangkatan, bukan terminal kedatangan. Divisi Imigrasi Kemenkumham Riau dan otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II pun memberikan keterangan serupa, bahwa mereka adalah wisatawan yang akan meninggalkan Riau setelah mengikuti Festival Bakar Tongkang.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8660) Keliru, Klaim Ini Foto Masjid Al-Aqsa yang Dibom Israel

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 10/06/2021

    Berita


    Foto yang memperlihatkan kepulan asap tebal yang disertai api di sebuah wilayah kota beredar di media sosial. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Masjid Al Aqsa di Palestina telah dibom. Foto itu menyebar di tengah memanasnya konflik antara Israel dan Palestina belakangan ini.
    Di Facebook, foto tersebut dibagikan salah satunya oleh akun ini pada 12 Mei 2021. Akun itu pun menulis narasi dalam Bahasa Hindi yang jika diterjemahkan berarti, "Al Aqsa dianggap sebagai masjid tersuci ketiga dalam Islam, setelah Mekah dan Madinah, yang didirikan oleh Israel. Telah rusak (dibom)."
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait Masjid Al Aqsa di Palestina.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto tersebut dengan reverse image tool Source, Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa foto ini telah beredar di internet sejak 2014 lalu. Foto itu pun tidak menunjukkan Masjid Al Aqsa yang dibom.
    Foto yang identik pernah dimuat oleh The Washington Post pada 28 Juli 2017 dalam artikelnya yang berjudul “Israeli government watchdog slams Netanyahu, army over failures in 2014 Gaza war”. Foto tersebut diberi keterangan bahwa wilayah Jabal al-Rayyes di Jalur Gaza, Palestina, terkena serangan udara Israel pada 29 Juli 2014.
    Foto yang identik juga pernah dimuat situs Avax.news. Foto ini disebut menunjukkan asap yang mengepul di wilayah al-Tuffah setelah adanya serangan udara Israel selama operasi militer di timur Jalur Gaza pada 29 Juli 2014. Kekerasan meningkat, saat Israel memulai serangan udara intens di Gaza untuk merespons rentetan roket Palestina setelah upaya gencatan senjata tak resmi untuk tiga hari libur Idul Fitri gagal.
    The Independent pun pernah memuat foto yang sama dalam artikelnya pada 30 Juli 2014. Foto ini diberi keterangan: "Asap mengepul di wilayah al-Tuffah setelah serangan udara Israel di timur Jalur Gaza. Pengeboman tanpa henti telah melumpuhkan infrastruktur kota."
    Adapun dalam laporannya, tertulis bahwa akibat serangan tanpa henti melalui udara, laut, dan darat itu, tidak banyak yang tersisa dari infrastruktur di Jalur Gaza. Terjadi pula penghancuran rumah para pejabat Hamas, termasuk rumah pimpinan kelompok militan Palestina ini, Ismail Haniyeh.
    Jaringan listrik yang seadanya mati setelah satu-satunya pembangkit listrik di sana terbakar. Para pejabat senior pun menjauh dari Shifa, rumah sakit utama, setelah klinik di sebelahnya terkena serangan rudal, yang menyebabkan sejumlah masalah serius.
    Masjid Al Aqsa sendiri berada di wilayah yang berbeda dengan al-Tuffah. Masjid itu terletak di Yerusalem, wilayah yang terpisah dengan Jalur Gaza. Dilansir dari Aljazeera, Masjid Al Aqsa adalah masjid berkubah perak di dalam kompleks seluas 35 hektare yang disebut al-Haram al-Sharif oleh umat Islam dan sebagai Temple Mount bagi orang Yahudi. Kompleks ini terletak di Kota Tua Yerusalem.
    Situs ini menjadi wilayah yang paling diperebutkan sejak Israel menduduki Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, pada 1967, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza. Namun, konflik itu sebenarnya telah terjadi jauh lebih lama, sebelum pembentukan Israel.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto tersebut menunjukkan Masjid Al Aqsa yang dibom oleh Israel, keliru. Foto itu telah beredar di internet sejak 2014 silam, yang memperlihatkan serangan udara Israel di wilayah al-Tuffah selama operasi militer di timur Jalur Gaza pada 29 Juli 2014. Masjid Al Aqsa sendiri berada di wilayah yang berbeda dengan al-Tuffah. Masjid itu terletak di Yerusalem, wilayah yang terpisah dengan Jalur Gaza.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8659) Keliru, Poster yang Sebut PBNU Gelar Konvensi Capres 2024

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/06/2021

    Berita


    Sebuah poster yang berisi klaim bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan mengadakan Konvensi Calon Presiden (Capres) 2024 beredar di Facebook. Poster ini berjudul "Sukseskan Konvensi Capres NU 2024". Adapun di bagian bawah, terdapat tim yang disebut sebagai penyelenggara konvensi capres tersebut, yakni Tim Sembilan PBNU.
    Dalam poster itu, terlihat beberapa gambar dan foto tokoh-tokoh NU, seperti Said Aqil Siraj, Khofifah Indar Parawansa, Yeni Wahid, Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, Ida Fauziyah, Nusron Wahid, dan Yahya Cholil Staquf. Salah satu yang membagikan poster itu adalah akun ini, yakni pada 31 Mei 2021, dengan narasi, “Keren keluarga besar NU dengan banyak kader pemimpin nasional.”
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi poster dengan klaim keliru terkait Nahdlatul Ulama (NU).

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait penyelenggaraan Konvensi Capres NU 2024 itu di situs resmi NU dan media-media kredibel. Dilansir dari situs resmi NU, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Andi Najmi Fuaidi telah memastikan bahwa informasi itu tidak benar. Menurut dia, agenda Konvensi Capres NU 2024 itu tidak akan pernah terjadi selama tidak ada perubahan putusan dari muktamar tentang posisi NU.
    Saat ini, posisi NU adalah sebagai jamiyah diniyah ijtimaiyah, atau organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Hingga kini, NU masih memegang teguh khittah, bukan lembaga politik dan tidak berpolitik praktis. "NU ini organisasi sosial keagamaan yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial. Demikian kalau kita mau mengacu pada putusan Muktamar terakhir yang tidak diubah. Itu ada di dalam anggaran dasarnya. Secara organisasi seperti itu," kata Andi pada 2 Juni 2021.
    Meski begitu, ujar Andi, NU tidak pernah melarang para anggota atau warganya berpolitik praktis. Bahkan, NU menganjurkan seluruh Nahdliyin untuk mempergunakan hak politiknya dalam persoalan politik praktis karena dilindungi oleh undang-undang. “Kalau larangan (berpolitik praktis) tidak ada karena itu hak pribadi masing-masing. NU tentu tidak bisa menilai seseorang melanggar atau tidak dalam penggunaan hak politiknya. Karena, sekali lagi, NU itu bukan institusi atau lembaga politik,” tuturnya.
    Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj pun telah menyatakan bahwa poster Konvensi Capres NU 2024 adalah kabar kibul alias hoaks. Dilansir dari situs resmi NU, Said juga mengaku tidak tertarik memberikan komentar apa pun terkait poster tersebut. "Itu jelas hoaks itu. Saya enggak tertarik sama itu (Konvensi Capres NU 2024. Kasih komentar juga enggak tertarik saya," ujarnya pada 3 Juni 2021.
    Dalam acara halal bihalal di Lembaga Perekonomian NU pada tanggal yang sama pun, Said Aqil menegaskan bahwa pihaknya tidak punya agenda politik praktis apa pun. Sejak didirikan, NU berperan sebagai pilar bangsa dan kekuatan masyarakat sipil. "Kita harus benar-benar paham jati diri NU yang sebenarnya, tidak ada agenda politik praktis,” ujar Said Aqil.
    Walaupun NU harus menjaga jarak dengan partai politik dan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh partai politik, bukan berarti Nahdliyin dilarang untuk berpolitik. “Kita harus jaga jarak. Jangan sampai NU digunakan untuk kepentingan politik praktis. Bukan berarti tidak boleh berpolitik, bukan. Tapi harus menjaga jarak dengan semua partai politik,” katanya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim bahwa PBNU akan mengadakan Konvensi Capres 2024, keliru. PBNU telah menyatakan bahwa poster yang berisi klaim tersebut adalah palsu. Hingga kini, NU masih memegang teguh khittah, bukan lembaga politik dan tidak berpolitik praktis. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj pun telah menyatakan bahwa klaim tersebut hoaks.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan