• (GFD-2020-3649) [SALAH] Kokain Membunuh Coronavirus

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 13/03/2020

    Berita

    Beredar postingan gambar yang memuat judul “BREAKING NEWS, COCAINE KILLS CORONAVIRUS, SCIENTISTS SHOCKED TO DISCOVER THAT THIS DRUG CAN FIGHT THE VIRUS.”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, postingan gambar itu bukan tangkapan layar sebuah pemberitaan. Diketahui bahwa konten tersebut hasil rekayasa gambar dengan menggunakan peranti digital di breakyourownnews.com.

    Hal itu terlihat dari persamaan templat yang sama pada gambar sumber dengan tampilan awal dari peranti digital. Selain itu, gambar “kokain” dalam gambar sumber berasal dari stok foto dari laman bigstockphoto.com.

    Perihal klaim kokain dapat membunuh virus Corona atau COVID-19 tidak ditemukan faktanya. Melansir dari Politifact, kokain merupakan zat adiktif yang dapat menyebabkan masalah pernapasan jangka panjang dan gangguan pergerakan pada tubuh manusia.

    Bahkan, isu mengenai kokain dapat membunuh virus Corona mendapat respon dari Kementerian Kesehatan Perancis. Melalui akun Twitternya (@MinSoliSante), Kemenkes Perancis menyatakan bahwa kabar kokain dapat membunuh COVID-19 tidak benar.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa konten mengenai kokain dapat membunuh virus Corona merupakan konten yang keliru dan tidak berdasarkan fakta. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3648) [SALAH] Area Kantor Nokia di Menara Mulia Dibersihkan Setelah Ada Karyawan Meninggal

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 12/03/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai yang menyebutkan bahwa kantor Nokia di Menara Mulia dibersihkan setelah ada karyawannya meninggal dunia. Dalam narasi disebutkan bahwa karyawan Nokia yang meninggal dunia memiliki tanda-tanda suspek virus Corona atau COVID-19. Berikut kutipan narasinya:

    “Area kantor Nokia di Menara Mulia besok dibersihkan setelah ada karyawan Nokia di lt.4 tiba-tiba meninggal Senin kemarin, masuk RS tgl 7 Maret dan meninggal tgl 9 Maret dengan kondisi demam dan muntah. Suspect awal typus seperti suspect awal kasus corona 1 & 2 di depok. Lucunya, teman-teman se-cubical almarhum tiba-tiba demam semua juga ????”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi dalam pesan berantai tersebut keliru. Sebab, karyawan Nokia yang meninggal dunia bukan karena COVID-19. Selain itu, proses disinfeksi atau sterilisasi kantor pusat Nokia Indonesia hanya sebagai protokol dari Nokia Global dalam upaya meningkatkan keamanan terkait penyebaran COVID-19. Pernyataan itu disampaikan Nokia Indonesia melalui siaran pers yang diterima sejumlah media.

    “Pada hari Selasa 10 Maret, Nokia diberi tahu bahwa salah satu karyawan subkontraktor kami telah meninggal dunia. Tim kesehatan dan keselamatan kami melakukan penyelidikan menyeluruh dan menerima konfirmasi dari otoritas kesehatan terkait bahwa karyawan tersebut menderita penyakit yang tidak terkait dengan COVID-19. Untuk menghormati almarhum dan keluarga mereka, kami tidak akan membagikan rincian lebih lanjut mengenai hal ini,” tulis pernyataan resmi Nokia.

    Selain itu, Nokia Indonesia juga mengupayakan karyawannya untuk bekerja jarak jauh sampai kantor selesai disterilkan.

    "Sampai saat ini, kami telah mengambil berbagai langkah di banyak negara, termasuk tindakan seperti membatasi perjalanan, bekerja dari rumah, mengkarantina dalam kasus-kasus tertentu, meningkatkan pembersihan atau disinfektan kantor, dan meminta instruksi yang jelas dari kesehatan dan keselamatan bagi wisatawan yang datang ke dan dari area tertentu dengan menyebutkan beberapa kegiatannya," tambahnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penjelasan dari pihak Nokia Indonesia tersebut, maka dapat dikatakan bahwa informasi dalam pesan berantai Whatsapp itu tidak benar. Dengan demikian, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3647) [SALAH] Video Angin Puting Beliung Menerjang Sukabumi

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 11/03/2020

    Berita

    Beredar postingan video yang diklaim sebagai bencana alam puting beliung di Sukabumi. Postingan tersebut beredar di Twitter dan dibagikan pada tanggal 3 Maret 2020. Berikut kutipan narasinya:

    “Innaa lilllaahi..... angin puting beliung menerjang Sukabumi.... semoga tidak ada korban jiwa...”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa video tersebut bukanlah video mengenai bencana puting beliung di Sukabumi. Peristiwa sebenarnya dalam video itu ialah bencana puting beliung pada tanggal 11 Januari 2019 di Rancaekek, Bandung.

    Hal itu diketahui dari postingan @ElshintaBandung pada tanggal 11 Januari 2019 yang mencuitkan kembali cuitan akun @abdiagoes91. “16.11: RT @abdiagoes91 Inilah angin puting beliung di daerah Rancaekek, yang sempat terekam. #VisiGenerasiKini,” cuit akun @ElshintaBandung.

    Selain itu, ditemukan pula sejumlah pemberitaan terkait bencana alam yang terjadi di bulan Januari 2019 tersebut. Berikut kutipan pemberitaannya:

    Dari liputan6.com:
    […] Puting Beliung Terjang Rancaekek, Ratusan Rumah Rusak dan Warga Terluka

    Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung merilis data sementara wilayah terdampak angin puting beliung di wilayah Rancaekek.

    Menurut keterangan BPBD, angin puting beliung paling berdampak di tiga titik, yakni di Kampung Papanggungan, Kampung Jati Sari dan Komplek Perum Rancaekek Permai 2, Desa Jelegong.

    Adapun kerusakan akibat bencana tersebut membuat ratusan rumah mengalami kerusakan. Di Kampung Jati Sari Rt 01 Rw 14, sebnyak 15 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Kampung Papanggungan RT 02 RW 06, sebanyak 50 unit rumah rusak ringan.

    Sebanyak 300 unit menimpa wilayah Komplek Rancaekek Permai 2. Masing-masing di blok D, C dan E. Adapun korban akibat puting beliung yang terjadi sore tadi yaitu sebanyak 15 orang mengalami luka ringan dan satu luka berat.

    BPBD telah berkoordinasi dengan pihak Desa Jelegong dan Satpol PP Kecamatan Rancaekek untuk penyesuaian data kerusakan awal.

    "Untuk kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda pengungsi sementara, terpal, alat penerangan, bahan makanan dan air bersih," ujar Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Johara, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/1/2019).

    Sementara itu, juru bicara Kantor SAR Bandung Joshua Banjarnahor menyampaikan, hasil penanganan sementara tim SAR yakni membantu penyelamatan warga yang mengalami luka-luka. Korban luka selanjutnya dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan penanganan medis.

    "Korban luka satu orang dibawa ke Puskesmas," katanya.

    Ia menyebutkan, kondisi terkini korban puting beliung sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. "Dibawa ke kantor desa dan ada yang mengungsi ke rumah keluarganya. Yang terluka sebagian besar pemulihan di tempat," kata Joshua. […]

    Dari tempo.co:

    […] BNPB: 640 Rumah di Rancaekek Rusak Diterjang Puting Beliung

    TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 640 unit rumah rusak akibat angin puting beliung yang melanda Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bencana tersebut terjadi pada Jumat sore, 11 Januari 2019, sekitar pukul 15.15 WIB.

    "Sebanyak 640 unit rumah rusak akibat puting beliung," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 12 Januari 2019.

    Sutopo mengatakan angin puting beliung ini juga menyebabkan korban luka berat sebanyak 1 orang, dan luka ringan 15 orang. Selain itu, 82 keluarga untuk sementara mengungsi akibat bencana itu. "Warga mengungsi di tenda pengungsian serta Masjid At-Taqwa," katanya.

    Sutopo menuturkan penanganan dampak bencana angin puting beliung ini masih terus dilakukan pemerintah daerah serta pihak terkait. Selain itu, kata dia, Bupati Bandung juga menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari terhitung dari 12-18 Januari 2019. "Status tanggap darurat ditetapkan agar ada kemudahan akses karena dampaknya cukup besar," ucapnya.

    Menurut Sutopo, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan sarana penanganan bencana seperti 1 unit tenda pengungsian. Tim ini juga menyalurkan 80 unit family kit serta menyediakan 4 tangki air bersih untuk kebutuhan warga terdampak. "Dinas Sosial Kabupaten Bandung juga telah mendirikan dapur umum dan 1 unit tenda pengungsi lain," tuturnya.

    Bencana angin puting beliung ini juga terjadi di beberapa daerah di Pulau Jawa seperti Wonogiri, Karanganyar, Cepu, Boyolali, serta Yogyakarta. Menurut Sutopo, meski dampak angin puting beliung di daerah-daerah tersebut tak banyak, penanganan darurat masih dilakukan oleh BPBD dan aparat terkait. "Khususnya penanganan pohon tumbang, perbaikan rumah, bantuan logistik, dan lainnya kepada masyarakat terdampak," katanya. […]

    Kesimpulan

    Dari penjelasan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa video yang diklaim sebagai bencana alam puting beliung di Sukabumi menyesatkan. Peristiwa sebenarnya dari video tersebut terjadi di Rancaekek, Bandung pada tanggal 11 Januari 2019. Oleh sebab itu, konten postingan sumber masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3646) [SALAH] Foto “Anak Durhaka berubah menjadi Buaya di Gunung Picung, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 10/03/2020

    Berita

    BUKAN anak durhaka dan BUKAN di Kabupaten Bogor. Makhluk tersebut lahir dari kerbau milik seorang petani wanita di Thailand yang lahir akibat faktor kombinasi spesies genetik unik antara buaya dan kerbau.

    Beredar artikel berjudul “Nauzubillahi Min Zalik, Anak Durhaka Berubah Menjadi Buaya..Semoga Yang Memb4gikan Ini Dijauhkan Dari Azab Allah Swt” yang dimuat di situs alquran-sun-nah[dot]blogspot.com. Artikel itu dilengkapi dengan tiga foto yang memperlihatkan seekor makhluk misterius yang mirip dengan buaya.

    Berikut sebagian isi artikelnya :

    “Warga Bogor belakangan dihebohkan dengan kasus anak yang dikutuk ibunya. Anak itu dikutuk jadi batu oleh sang ibu di Gunung Picung, Kabupaten Bogor. Banyak pihak yang bertanya-tanya tentang kebenaran berita tersebut. Sebab, berita anak berubah jadi batu berkembang cepat melalui media sosial Facebook”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo dan Cek Fakta Liputan6, klaim bahwa foto itu adalah “Anak Durhaka berubah menjadi Buaya di Gunung Picung, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor” adalah klaim yang salah.

    Makhluk yang mirip buaya dalam foto-foto itu bukanlah jelmaan dari seorang anak yang durhaka. Makhluk tersebut lahir dari kerbau milik seorang petani wanita di Thailand.

    Selain itu, klaim lokasi kejadian adalah Gunung Picung, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor juga keliru. Karena Gunung Picung, adalah sebuah desa di Kecamatan Pamijahan, bukan di Kecataman Tenjolaya.

    Foto-foto makhluk yang mirip buaya tersebut telah beredar di sejumlah situs dan media sosial sejak 2015. Menurut situs lokal Thailand, Thai Rath Online, dalam laporannya pada 24 September 2015, makhluk yang mirip buaya itu lahir dari kerbau milik seorang petani wanita di Ban Nong Don, Kecamatan Bu Sung, Distrik Wang Hin, Provinsi Sisaket, Thailand.

    Induk kerbau yang hamil itu awalnya berteriak dengan keras. Tak lama kemudian, kerbau tersebut melahirkan bayi yang mirip dengan seekor buaya jantan, dengan kulit hitam dan bersisik. Namun, bayi kerbau yang baru lahir itu langsung mati.

    Dilansir dari situs Science Times, keanehan yang dialami oleh hewan itu disebabkan oleh faktor kombinasi spesies genetik unik antara buaya dan kerbau. Spesies genetik adalah kelompok populasi yang secara genetik kompatibel untuk berkembang biak dengan ras lain yang secara genetik terisolasi dari kelompok lain. Proses ini lebih berfokus pada reproduksi genetik dari pada isolasi reproduksi. Biasanya, ini terjadi di laboratorium untuk tujuan penelitian.

    Berdasarkan catatan spesies genetik selama beberapa tahun terakhir, ditemukan banyak kasus hibrida aneh dan tidak biasa di dunia hewan. Ada penemuan seperti “zonkey”, persilangan antara zebra dan keledai, serta persilangan antara kuda betina dan keledai jantan.

    Hibrida, atau dikenal pula sebagai perkawinan silang, adalah hasil percampuran melalui reproduksi seksual, baik antara dua hewan ataupun tanaman, dari berbagai jenis, varietas, spesies, atau genera. Sebagian besar hibrida tidak lahir secara alami, tapi telah dibiakkan oleh manusia.

    Rujukan