• (GFD-2022-10276) [SALAH] PT Indocement Tigaroda Bagikan Hadiah Pembangunan Rumah

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 31/08/2022

    Berita

    “Hallo semuanya Saya Christian Kartawijaya, Direktur Utama Indocement. Dalam Rangka Memperingati HUT KEMERDEKAAN RI KE 77, Kami akan memberikan Hadiah Pembangunan rumah baru sampai selesai kepada seseorang secara acak di facebook yang berhasil mengetik (MERDEKA) hadiah rumah sesuai pada Gambar postingan ini. Berlaku sebelum tanggal 17 Agustus.”

    Hasil Cek Fakta

    Halaman Facebook “PT Indocement tigaroda FANS” membagikan hadiah pembangunan rumah baru sampai selesai yang dibagikan secara acak di Facebook bagi yang berhasil menuliskan kata merdeka pada kolom komentar. Dalam postingan tersebut terdapat foto Ditektur Utama Indocement Christian Kartawijaya disertai beberapa gambar rumah.

    Setelah ditelusuri, informasi yang beredar adalah palsu. Akun Instagram resmi PT Indocement Tigaroda @harmoni3roda menegaskan Halaman Facebook dan postingan yang dibagikan adalah palsu. Pihak PT Indocement Tigaroda mengimbau kepada masyarakat tetap waspada dan selalu mengecek informasi yang didapat.

    Dapat disimpulkan informasi PT Indocement Tigaroda bagikan hadiah pembangunan rumah adalah palsu dan masuk kategori konten tiruan.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah an.

    Informasi palsu. Faktanya, PT Indocement Tigaroda menjelaskan postingan yang beredar adalah palsu dan tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10275) [SALAH] Observatorium Bosscha Menjadi Tempat Syuting Pengabdi Setan 2

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 31/08/2022

    Berita

    “Fakta Tentang Bosscha Observatorium Bandung, Lokasi Iconic di Film Pengabdi Setan 2: Communion”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @infobdg menyebarkan informasi pada 19 Agustus lalu bahwa Observatorium Bosscha yang terletak di Bandung merupakan salah satu lokasi untuk film Pengabdi Setan 2: Communion.

    Sebelumnya, pihak Observatorium Bosscha sendiri telah memberikan protes secara langsung kepada sutradara film, Joko Anwar, yang menyatakan keberatan dengan adegan pemujaan iblis yang lokasinya diklaim berada di Observatorium Bosscha.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut keliru. Joko Anwar telah menjawab protes dari pihak Observatorium Bosscha sekaligus mengonfirmasi bahwa adegan pemujaan iblis di film Pengabdi Setan 2 tidak diambil di tempat tersebut.

    “Kita tidak pernah bilang itu Bosscha, enggak pernah kita bilang itu Bosscha atau bukan,” ujar Joko Anwar, yang dilansir oleh portal berita Kumparan.

    Setelah klarifikasi dari Joko Anwar tersebut, pihak Observatorium Bosscha kemudian mencabut prostesnya dan memberikan klarifikasi melalui Instagram resminya @bosschaobservatory. Klarifikasi dari pihak Observatorium berbunyi sebagai berikut:

    “Observatorium Bosscha sama sekali tidak terlibat dalam produksi film bernuansa horror yang tengah beredar”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @infobdg merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi yang salah. Joko Anwar, sutradara film Pengabdi Setan 2 telah mengonfirmasi bahwa tidak ada adegan di filmnya yang diambil di Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10274) [SALAH] Video Luhut Perintahkan Kabareskrim Untuk Mengusut Kasus Pembunuhan Brigadir J

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 31/08/2022

    Berita

    “Oppung Luhut turun tangan, perintahkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto jangan ragu”.. Ga ada urusan siapa dia FS ..
    (Jangan sampai dicabt gg* si FS satu”)”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Isaac Manullang mengunggah video dan menyebarkan informasi bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, turun tangan secara langsung untuk memerintahkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto untuk mengusut kasus pembunuhan Brigadir J.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut salah. Video yang terlampir merupakan video potongan Menko Luhut yang dipilah tanpa konteks. Pada potongan video tersebut, terlihat Menko Luhut memerintahan Komjen Agus supaya “jangan ragu-ragu” untuk “mencabut sampai akar-akarnya”.

    Juru Bicara Menko Marves, Jodi Mahardi, memberikan klarifikasi video tersebut dengan mengatakan bahwa video tersebut ditujukan untuk penanganan kasus COVID-19, karena Menko Luhut memiliki kapasitas sebagai Koordinator PPKM Darurat. Jodi Mahardi juga menambahkan bahwa video tersebut tidak ada hubungannya dengan kasus pembunuhan Brigadir J.

    Informasi serupa juga telah dibahas oleh medcom.id dengan judul “[Cek Fakta] Video Luhut Perintahkan Kabareskrim Usut Pembunuhan Brigadir J Hoaks, Begini Faktanya”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh Isaac Manullang merupakan konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi palsu. Pada video yang terlampir, Luhut memerintahkan Kabareskrim Komjen Agus untuk menangani kasus COVID-19, bukan mengusut kasus pembunuhan Brigadir J.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10273) [SALAH] Kaitan Kasus Penangkapan Ferdy Sambo dengan Artikel Berjudul “Pengakuan Bandar Narkoba: Saya Sudah “Setor” Rp450M, ke BNN Rp90M ke Pejabat Polisi, Tapi Masih Ditangkap”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 31/08/2022

    Berita

    “Pengakuan Bandar Narkoba: Saya Sudah “Setor” Rp450M, ke BNN Rp90M ke Pejabat Polisi, Tapi Masih Ditangkap”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang menampilkan berupa hasil tangkapan layar salah satu artikel dengan judul “Pengakuan Bandar Narkoba: Saya Sudah “Setor” Rp450M, ke BNN Rp90M ke Pejabat Polisi, Tapi Masih Ditangkap”. Hasil tangkapan layar ini kemudian dikaitkan dengan penangkapan Sambo oleh pihak berwajib.

    Namun setelah menelusuri lebih lanjut kaitan hasil tangkapan layar artikel dengan judul di atas dan kasus penangkapan Sambo, ternyata unggahan yang ditampilkan di akun Facebook tersebut mengandung kekeliruan. Artikel yang diterbitkan oleh media Democrazy News tidak ada hubungannya dengan kasus penangkapan Ferdy Sambo.

    Di dalam artikel tersebut membahas tentang percakapan antara terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman, dengan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar, beberapa tahun lalu. Dalam tulisan yang diunggah ke media sosial, Freddy diceritakan mengaku kepada Haris jika dirinya telah memberikan uang ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia. Uang yang digelontorkan ternyata tetap membuat dirinya ditangkap.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa unggahan Facebook yang membagikan hasil tangkapan layar artikel yang berjudul “Pengakuan Bandar Narkoba: Saya Sudah “Setor” Rp450M, ke BNN Rp90M ke Pejabat Polisi, Tapi Masih Ditangkap” dan dikaitkan dengan kasus penangkapan Ferdy Sambo termasuk hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, artikel tersebut membahas tentang percakapan antara terpidana mati kasus narkoba, Ferdy Budiman, dengan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar, beberapa tahun lalu.

    Rujukan